Anda di halaman 1dari 3

Nama : Faozatulo Waruwu

NIM 859890048
Mata Kuliah/kode : Pembelajaran Kelas Rangkap
PRODI : PGSD BI
UPBJJ/POKJAR : UT Medan/Idanogawo Nias

Soal TT-1

1. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan contohnya!
2. Jelakan Hakikat pembelajaran kelas rangkap
3. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di
era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita untuk menjelaskan
salah satu alasan tersebut
4. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013

Jawaban Tugas Tutorial 1

1. Berikut ini adalah prinsip-prinsip pembelajaran kelas rangkap berserta contohnya:

Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terbagi 2, yaitu prinsip umum
dan prinsip khusus.
1. Prinsip Umum
Ada 3 prinsip umum yang mendasari PKR, antara lain :
(a) Perbedaan kemampuan individual murid yang harus diperhatikan guru.
Dalam hal ini guru berperan untuk mengakomodasi kebutuhan individu murid sebagai seorang
yang unik dan membutuhkan perlakuan yang berbeda satu dengan yang lainnya untuk mampu
mencapai perkembangan yang maksimum.
(b) Membangkitkan motivasi belajar murid.
Sebagaimana kita ketahui bahwa motivasi sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam
belajar. Motivasi mampu menjadi energi dan penyemangat yang dapat menggerakkan murid
untuk belajar, yakni mengalami perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu. Oleh karana itu,
guru PKR harus senantiasa memotivasi murid – muridnya untuk mau belajar baik dengan
kehadiran gurunya maupun tanpa guru dengan belajar secara mandiri.
(c) Belajar hanya terjadi jika murid aktif sehingga guru harus berusaha mengaktifkan
murid.
Dalam proses belajar individulah yang aktif sehingga dalam PKR guru harus membiasakan
muridnya belajar mandiri. Guru dapat menumbuhkan proses belajar mandiri dengan cara
menciptakan iklim belajar yang baik, yaitu dengan suasana yang hangat, menyenangkan, dan
menarik.
2. Prinsip Khusus
Ada 4 prisip khusus dalam PKR, antara lain :
(a) Keserempakan kegiatan pembelajaran
Dalam PKR kegiatan belajar mengajar terjadi secara serempak atau bersamaan. Kegiatan
trsebut harus memiliki makna, artinya kegiatan itu harus sesuai dengan kebutuhan murid dan
mempunyai tujuan yang sesuai dengan kurikulim. pada prinsip ini guru menghadapi dua kelas
atau lebih di waktu yang sama. Contoh: Guru Sekolah Dasar mengajar dua kelas secara waktu
bersamaan.
(b) Kadar Tinggi waktu keaktifan akademik (WKA), pada sistem ini murid harus secara aktif
menghayati pembelajaran baik secara kurikulum maupun materi pembelajaran. Contoh:
pembentukan kelompok dalam belajar.
(c) Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Perlu kita ketahui bahwa kualitas dan lamanya kegiatan pembelajaran berlangsung menentukan
tinggi rendahnya kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA). PKR tidak member toleransi pada
banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola kelas. Oleh karena itu, guru
PKR harus pandai – pandai dalam mengelola kelas karena guru mengajar lebih dari satu tingkatan
kelas.
(d) Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Guru PKR haru selalu berusaha menciptakan berbagai teknik atau cara untuk membangkitkan
motivasi muridnya dalam belajar dan memberikan perhatian kepada muridnya. Kita ketahui
bahwa guru PKR menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan. Peran guru disini
adalah mampu meyakinkan muridnya bahwa guru selalu berada bersama mereka. Oleh karana itu,
guru PKR harus pandai melakukan tindakan pengelolaan, seperti menunjukkan sikap tanggap dan
peka, mengatur tempat duduk, member petunjuk dengan jelas.
(e) Pemanfaatan sumber secara efisien
Guru PKR harus pandai dalam memanfaatkan berbagai jenis sumber secara efisien. Seperti,
lingkungan belajar dan segala peralatan yang ada di sekolah. Guru juga dapat menunjuk murid
yang pandai sebagai tutor sebaya sehingga dapat menghasilkan Waktu Keaktifan Akademik yang
tinggi (WKA). dalam sistem ini dapat menghemat berupa peralatan, sarana, tenaga guru pendidik
dan waktu. Contoh: penggunaan satu ruangan kelas untuk dihuni dua kelas yang berbeda.
(f) Kadar Tinggi waktu keaktifan akademik (WKA), pada sistem ini murid harus secara aktif
menghayati pembelajaran baik secara kurikulum maupun materi pembelajaran. Contoh:
pembentukan kelompok dalam belajar.

2. Pembelajaran Kelas Rangkap adalah merupakan model pembelajaran dengan mencampur


beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran
diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat
menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat
pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua
tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda.
Namun murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri di ruangan yang sama, masing-
masing duduk di sisi ruang kelas yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu
guru. Pembelajaran Kelas Rangkap adalah suatu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan
seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda (IG.AK.Wardhani, 1998).
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) juga merupakan bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang
sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung makna,
seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan
kemampuan belajar yang berbeda-beda.

3. Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan kemajuan teknologi
dewasa ini dapat mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran PKR, seperti
keterbatasan sarpras, murid dan guru. Namun, guru perlu terlebih dahulu memiliki pengalaman
melakukan pendekatan pembalajaran aktif sebelum memperkenalkan dengan model pembelajaran
kelas rangkap. Sebagai contoh pemerintah Kabupaten Probolinggo, yang saat ini melaksanakan
program rintisan pembelajaran kelas rangkap di 8 sekolah-sekolah kecil yang berada di
Kecamatan Sukapura. Model pendekatan seperti ini sangat penting, terutama di daerah-daerah
terpencil dengan populasi penduduk yang sedikit, dan di sekolah-sekolah yang kekurangan guru
atau ruang kelas. Model seperti ini juga berguna bagi guru yang ingin melakukan pembelajaran
berdiferensiasi untuk siswa dengan kompetensi beragam.

4. Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas 5 dan
kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6. Topik yang
diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan
berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan
matrik berikut ini.
Penjelasan:
Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.
a. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V dan kelas VI
dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum
seperti dilakukan pada model PKR 221. Bila tidak mungkin bisa menyatukan murid dalam satu
ruangan, gunakan halaman/teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing
tetapi guru berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang sesuai untuk
masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai pada saat guru sedang
menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga murid ribut. Kepindahan
guru dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di sat
ruang. Ada saat dimana guru harus berdiri di pintu penghubung.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai materi dan kegiatan belajar
yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan
tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
d. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid sedemikian rupa
sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung.

Anda mungkin juga menyukai