Anda di halaman 1dari 5

Tutorial ke : 1

Sumber Materi
Kode dan Nama Mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap Modul 1 dan 2
: Hakekat Pembelajaran Kelas
P k k
Rangkap, Pengelolaan dan
Pembelajaran Kelas Rangkap.
Nama Fachrunnyssa. M.Pd
Masa 2023.2
Rentang Skor 10 – 100
:

No Uraian Skor Maksimum


1. Jelaskan hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap ! 10
2. Mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap diperlukan ? 10
3. Jelaskan prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas
Rangkap ! 15
4. Jelaskan pembelajaran Kelas Rangkap yang ideal ! 15
5. Jelaskan tahapan guru Pembelajaran Kelas Rangkap
yang harus menerapkan prinsip wittines, alertness dan 25
overlappingness!
6. Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan dalam membuka
pelajarandalam Pembelajaran Kelas Rangkap. 25
Jawab:

1. Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan


mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas
dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk
beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal
utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat
pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk
mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda.

Namun murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri di ruangan yang
sama, masing-masing duduk di sisi ruang kelas yang berlainan dan diajarkan
program yang berbeda oleh satu guru. Pembelajaran Kelas Rangkap adalah
suatu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar
dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda (IG.AK.Wardhani,
1998).

Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah ssatu bentuk pembelajaran yang


mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih,
dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang
berbeda. PKR juga mengandung makna, seorang guru mengajar dalam satu
ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan
belajar yang berbeda-beda.

2. Ada beberapa alasan penting yang menyebabkan perlunya pembelajaran


kelas rangkap dilaksanakan, yaitu:

Alasan Geografis
Lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi,
dan pemukiman penduduk yang jaraknya berjauhan, serta adanya ragam
mata pencaharian penduduk misalnya berladang, mencari ikan bahkan
menebang kayu atau mencari sesuatu dihutan, maka hal ini dapat
mendorong penggunaan PKR.

Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal di
pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan pendekatan
yang tepat dan praktis.

Kekurangan Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun pada
kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah-
daerah terpencil. Apalagi bila secara geografis daerah tersebut sulit
dijangkau, maka akan membuat guru takut ditugaskan didaerah itu.
Rendahnya minat guru untuk mengadu nasib didaerah terpencil, juga di
sebabkan beberapa faktor. Misalnya mahalnya harga keperluan sehari-hari,
sulitnya alat transportasi, gaji yang lambat, bahkan terbatas peluang untuk
mendapatkan pengembangan karirnya. Oleh karena itu untuk menjadi guru di
daerah seperti itu perlu adanya keikhlasan dan penuh sukacita, dan kesiapan
mental dari guru tersebut.

Keterbatasan Ruang Kelas


Di daerah yang muridnya sangat sedikit, tidak memerlukan ruang kelas lebih
banyak. Tetapi, di daerah lain meskipun sudah mempunyai ruang kelas
sesuai dengan jumlah tingkatan kelas, masih belum cukup karena jumlah
rombongan belajar lebih besar. Maka dari itu diperlukan PKR.

Kehadiran Guru
Ketidakhadiran guru, bukan saja di alami oleh sekolah di daerah terpencil, di
kota besar pun juga mengalaminya. Seperti di Jakarta, musibah banjir dapat
menghambat kehadiran guru untuk melaksanakan tugasnya. Guru yang tidak
kena musibah harus mengajar kelas yang tidak ada gurunya. Belum lagi
alasan lain misalnya sakit, cuti, atau ada kegiatan berkaitan meningkatkan
professional dan kualifikasi guru.
Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya
karena alasan-alasan letak gegorafis, kekurangan murid, atau kekurangan
tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana meningkatkan mutu
pendidikan melalui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi
siswa. Oleh karena itu dia mengembangkan tiga jenis kelas rangkap dalam
rangka pembelajaran; 1) Combined grades, 2) continuous progress, 3) mixed
age/multiage grouping.

3. Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip


pembelajaran secara umum. Pembelajaran mengandung makna bahwa
kegiatan belajar dapat terjadi dengan atau tanpa guru. Artinya, murid dapat
belajar dalam berbagai situasi tanpa tergantung pada guru. Misalnya, murid
dapat belajar dari buku, berdiskusi dengan teman atau mengamati sesuatu.
Tetapi perlu diingat bahwa dalam pembelajaran peran guru sangat penting,
misalnya pada awal, saat kegiatan, atau akhir kegiatan.
Disamping prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, PKR mempunyai
prinsip khusus sebagai berikut :
 Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang
bersamaan. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar
mengajar terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi
secara serempak itu harus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai
tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan
dikelola dengan benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan
murid hanya untuk mengisi kekosongan saja, maka bukan PKR yang
diharapkan.

 Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA)


Selama PKR berlangsung, murid aktif menghayati pengalaman belajar
yang bermakna. PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang
hilang karena guru tidak terampil menelola kelas. Misalnya, waktu tunggu
yang lama, pembentukan kelompok yang lamban, atau pindah kelas yang
memakan waktu.
Makin banyak waktu yang terbuang, maka makin rendah kadar WKA. Namun
perlu diingat, bahwa WKA tinggi tidak selalu berkadar tinggi. Kualitas
pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan WKA. Kualitas
dan lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA.

 Kontak Psikologis Guru dan Murid yag Berkelanjutan


Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dangan berbagai cara agar semua
murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus menerus. Agar
mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik.
Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat bersamaan dan kemudian
mampu meyakinkan murid bahwaguru selalu berada bersama mereka, bukan
pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu melakukan tindakan
instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat.
Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan
penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas, atau
mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang
berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal.
Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk,
member petunjuk yang jelas atau menegur murid.

 Pemanfaatan Sumber Secara Efisien


Sumber dapat berupa peralatan atau sarana, orang dan waktu. Agar terjadi
WKA yang tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan secara efisien.
Lingkungan, barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat
dimanfaatkan oleh guru PKR. Demikian dengan orang dan waktu. Murid
yang pandai dapat dimanfaatkan sebagai turor. Waktu harus dikelola dengan
cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi.

 Kebiasaan untuk Mandiri


Apabila guru mampu menerapkan keempat prinsip tersebut, maka murid
akan terbiasa mandiri. Kemampuan murid untuk belajar mandiri akan
memungkinkan guru PKR mengelola pembelajaran secara lebih baik
sehingga kadar WKA menjadi semakin tinggi.

4. Gambaran PKR yang ideal ( yang di inginkan ).

 Unsur-unsur penting dalam PKR adalah :


· Kelas tampak hidup, murid tampak ceria. Di awal pelajaran Pak dan Bu
guru bertanya, tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari itu.
Pertanyaan seperti itu dengan tujuan agar murid termotivasi dan secara
mental siap menerima pelajaran hari itu.
· Proses belajar berlangsung serempak, apalagi murid yang berbeda
tingkat kelas ada dalam satu ruang. Gangguan yang muncul tidak terlalu
serius, sebab ketika guru menerangkan murid dari kelas lain berada disudut
ruang yang lain. Tidak ada pembosanan waktu karena guru tidak mondar-
mandir pindah kelas.
· Guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut
sumber belajar. Sudut sumber belajar dapat memberi peluang bagi murid,
tanpa pengawasan guru murid dapat mempraktikan konsep belajar
menemukan sendiri dan pemecahan masalah.
· Murid aktif, konsep CBSA yang sebenarnya nampak. Murid tidak hanya
aktif secara individual tetapi juga kelompok dan berpasangan. Murid yang
lebih dahulu dimanfaatkan untuk membantu temannya ( tutor sebaya ) atau
membantu kelas dibawahnya (tutor kakak ).
· Adanya asas kooperatif-kompetitif, murid bersemangat mengerjakan
tugas, apalagi ketika guru menyanyakan siapa yang sudah selesai lebih dulu
akan mendapat nilai tambahan, gambar yang terbaik akan dipajang atau
siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan, dan
sebagainya.
· Belajar dengan pendekatan PKR yang benar, sangat menyenangkan .
Belajar sambil bermain, main sambil belajar dapat diperagakan khususnya
bila kita sedang mengajar kelas rendah. Hal itu nampak saat anak mengambil
gulungan kertas dan membaca apa yang menjadi tugas mereka masing-
masing.
· Ada perhatian khusus bagi murid yang lambat dan yang cepat. Pada
yang lambat guru membantu murid yang mengalami kesulitan, bahkan guru
menjelaskan lagi bagian-bagian yang tidak dipahami. Bagi murid yang cepat
guru memberikan tugas ekstra, misalnya murid diminta untuk mengambil
gulungan kertas yang berisi soal-soal baik mata pelajaran yang baru saja
dijelaskan maupun mata pelajaran lain.
· Sumber belajar murid bukan saja berasal dari Depdikbud atau Dinas,
guru PKR dapat melengkapi sumber belajar yang berasal dari lingkungan
sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut ruangan menjadi lengkap dengan
sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung jawab murid dan sara
memiliki terhadap kelas dan sekolah mereka.

 Peranaan Guru PKR adalah :


· Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang
dari kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi di
daerah terpencil yang serba sulit dan serba kurang, tidak semua butir yang
tercantum dalam kurikulum mungkin dilaksanakn dengan memadai.
Seringkali mengajarkannya dengan secara berurutan pun mengalami keulitan.
Oleh karena itu guru PKR harus memilih butir atau bagian kurikulum yang
memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir itu guru memutuskan konsep
dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan
instruksional uang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
· Sebagi sumber informasi yang kreatif, guru PKR harus kreatif, ia bukan
saja menjadi sumber informasi tetapi juga sebagai manusia sumber,
berperan untuk memecahkan masalah keadaan yang serba kurang. Ia harus
memberi arahan keoada muridnya agar mereka tidak membuang-buang
waktu dan tenaga, agar setiap murid terlibat dalam segala macam kegiatan.
· Sebagai administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, guru
PKR harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal pelajaran
dengan saksama.
Hasil maksimal dapat dicapai jika guru PKR dapat melibatkan muridnya
secara aktif, bukan saja untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru
mengajar teman-temannya yang tertinggal. Guru PKR juga harus mampu
memanfaatkan segenap sumber daya yang ada dilingkungan sekolah.
· Sebagai seorang porofesional. Guru PKR senantiasa berusaha untuk
meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya.
Walaupun kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjutan
bagi sebagian guru yang ada didaerah terpencil sulit diwujudkan, tepat niat
professional harus tetap dipelihara dan yang penting semangat itu selalu ada.
Salah satu ciri seorang guru professional adalah juga tidak cepat putus asa.
Manusia dapat mencapai apa saja bila tidak cepat putus asa.

5. Untuk menerapkan model Pembelajaran Kelas Rangkap ini Anda perlu


mengikuti petunjuk sebagai berikut.
 Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 15 menit pertama, satukan
warga belajar kelas VIII dan kelas IX dalam satu ruangan yang tempat
duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum. Bila
tidak mungkin bisa menyatukan warga belajar dalam satu ruangan,
gunakan halaman/teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang
masing-masing tetapi Tutor berada di pintu yang menghubungkan antara
dua kelas.
 Pada kegiatan inti lebih kurang 90 menit berikutnya, terapkan aneka
metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn
adalah jangan sampai pada saat Tutor sedang menghadapi kelas yang
satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga terjadi keributan. Tutor
harus mengatur kepindahan dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya
jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana Tutor
harus berdiri di pintu penghubung.
 Pada kegiatan penutup lebih kurang 15 menit terakhir berdirilah di pintu
penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review umum
mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan
komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan
tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas, kemudian
persiapan untuk jam pelajaran.
 Sebaiknya untuk menerapkan model PKR ini, aturlah tempat duduk warga
belajar sedemikian rupa sehingga pandangan warga belajar mengarah
kedepan dan kearah pintu penghubung.

6. Membuka Pelajaran yang Baik


 Menyapa Siswa dengan Semangat. Saat memulai pelajaran, guru harus
menyapa siswa dengan bersemangat supaya siswa juga bisa merasakan
semangat yang sama.
 Menarik Perhatian Siswa.
 Memberi Motivasi Kepada Siswa.
 Menerangkan Materi dan Hal-hal yang Terkait Sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai