Anda di halaman 1dari 4

Nama : Iis Suciyati

Nim : 857484348

Kelas :B

Jawaban:

1. Pembelajaran kelas rangkap perlu dilakukan di era digital ini karena?


Banyak alasan yang melatarbelakangi dilakukannya pembelajaran kelas rangkap seperti
alasan geografis, alasan demografis, alasan kurangnya guru, terbatasnya ruang kelas, adanya
guru yang tidak hadir, dan lain lain. Berdasarkan pengalaman saya waktu sokolah dasar pun
pernah mengalami pembelajaran kelas rangkap karena kekurangan guru, sampai akhirnya
ada pendatang guru lagi. Namun pembelajaran yang dilakukan belum berjalan dengan baik
karena hanya menggabungkan tanpa mempersiapkan pembelajaran yang menarik, sehingga
tujuan pembelajaran justru kurang tercapai dengan baik. Namun di era digital ini menurut
saya cukup dibutuhkan dan akan berjalan dengan baik karena dengan kemajuan teknologi
dewasa ini akan membuka ruang yang luas untuk dilakukan pembelajaran kelas rangkap
yang berkualitas, seperti negara – negara maju yang melakukan pembelajaran kelas rangkap
walau tidak kekurangan guru atau kelas. , jadi di era digital ini, bukan hanya alasan
geografis,kekurangan guru,atau keterbatasan ruang kelas, tapi juga dibutuhkan karena jika
guru mempersipkan dengan baik, dengan strategi pembelajaran yang berkualitas, maka akan
mengahsilkan pembelajaran yang berkualitas pula. Maksudnya adalah, pembelajaran kelas
rangkap di era digital jika dilakukan oleh guru professional akan mendorong siswa lebih aktif,
mandiri dan dan dapat mendorong siwa untuk saling berkolaborasi antar siswa, apalagi
sekarang pembelajaran sudah lebih besar berpusat kepada siswa disbanding guru, terlebih
adanya arahan agar guru mengajar siswa dengan berfikir tingkat tinggi. Selain itu
pembelajaran kelas rangkap juga sangat berguna bagi guru yang ingin melakukan
pembelajaran berdiferensiasi untuk siswa dengan kompetensi beragam.
2. Prinsip pkr Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terbagi 2,
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
Secara umum, sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip
pembelajaran secara umum, sebagaimana halnya bentuk-bentuk pembelajaran yang
lain. Maka, guru sekolah dasar harus memahami dan mengusai dengan betul
pembelajaran Kelas Rangkap (PKR).
Prinsip Khusus:
1) Keserempakan Kegiatan Pembelajaran Dalam PKR, guru menghadapi dua kelas atau
lebih pada waktu yang sama. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan
pembelajaran terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi
secara serempak ini tentu harus bermutu dan bermakna, artinya, kegiatan tersebut
mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum/kebutuhan murid dan
dikelola secara benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan murid
hanya untuk mengisi "kekosongan", pembelajaran yang demikian itu, bukan PKR
yang diharapkan.
2) Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA) Selama berlangsungnya PKR, semua
murid harus secara aktif menghayati pengalaman belajar yang bermakna, baik yang
berkaitan dengan tuntutan kurikulum, maupun yang berkaitan dengan tujuan-
tujuan yang bersifat jangka panjang seperti kemampuan berpikir kritis, mandiri,
bertanggung jawab, dan bekerja sama. Oleh karena itu, PKR tidak memberi toleransi
pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola PKR.
Misalnya, waktu tunggu yang terlampau lama, pembentukan kelompok yang
berkepanjangan atau pindah kelas yang menyita waktu. Makin banyak waktu yang
terbuang untuk keperluan seperti itu, makin rendah kadar WKA. Namun, Anda
harus selalu ingat bahwa WKA yang tinggi, tidak selalu berkadar tinggi. Kualitas
pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan kadar WKA. Oleh
karena itu, kualitas dan lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi
rendahnya kadar WKA.
3) Kontak Psikologis Guru dan Murid yang Berkelanjutan Dalam PKR, guru harus selalu
berusaha dengan berbagai cara agar setiap dan semua murid merasa mendapat
perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru
harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang
sama, kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama
mereka, bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu melakukan tindakan
instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat. Tindakan instruksional adalah
tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti
menjelaskan, memberi tugas atau mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan
adalah tindakan yang berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas
yang optimal, Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat
duduk sehingga semua murid dapat memandang guru, memberi petunjuk yang jelas
atau menegur murid yang gaduh selama pelajaran berlangsung. Mengunjungi murid
yang sedang bekerja dalam kelompok atau bekerja sendiri, merupakan salah satu
contoh untuk memelihara kontak psikologis guru-murid secara berkelanjutan.
4) Dalam PKR, Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisien Dalam pembelajaran,
sumber dapat berupa peralatan/sarana, nara (orang), dan waktu. Agar terjadi WKA
yang tinggi, semua jenis sumber tersebut harus dimanfaatkan secara efisien.
Lingkungan, barang-barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat
dimanfaatkan oleh guru PKR sehingga ketiga prinsip terdahulu dapat dipenuhi.
Demikian juga dengan orang dan waktu. Murid yang mempunyai kemampuan lebih
tinggi (baik dari kelas yang sama maupun dari kelas yang lebih tinggi dapat
dimanfaatkan sebagai tutor. Selanjutnya, waktu harus dialokasikan secara cermat
sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi. Oleh karena itu, seorang guru
PKR harus mampu memanfaatkan waktu secara efisien sehingga waktu yang
terbuang dapat diperkecil, bahkan dihindari.
3. Model – model pembelajaran kelas rangkap
1) Model pembelajaran kelas rangkap 221
Model pembelajaran kelas rangkap 221 adalah model pembelajaran kelas rangkap yang
menggabungkan dua kelas dengan dua mata pelajaran yang berbeda namun dilakukan
dalam satu tempat atau ruangan yang sama, dalam satu waktu yang sama. Sebagai
contoh: kelas 1 dan kelas 2, untuk mengajar mata pelajaran IPA di kelas 2 dan IPS di kelas
1 topik yang di ajarkan tidak saling berkaitan, namun pembelajaran dilakukan di kelas atau
tempat yang sama.
Contoh penerapan:
a. Kegiatan pendahuluan kurang lebih 10 menit, satukan siswa kelas 1 dan kelas 2
dalam satu ruangan yang tempat duduknya cukup untuk du akelas tersebut,
kemudian berikan pengantar serta arahan umum sebagaimana model 221.
b. Kegiatan inti kurang lebih 60 menit, gunakan model atau metode pembelajaran
yang sesuai untuk masing-masing kelas beserta menjelaskan materi setiap kelas
secara bergiliran, namun harus tetap dikondisikan jika beralih ke kelas berikutnya.
c. Kegiatan penutup kurang lebih 10 menit guru membimbing siswa menyimpulkan
pelajaran kelas 1 dan kelas 2 secara bergiliran dan menutup pelajaran.
2) model pembelajaran kelas rangkap 222
Model pembelajaran kelas rangkap 222 adalah pembelajaran dimana guru menghadapai 2
kelas yang berbeda misalnya kelas 3 dan kelas 4, untuk mengajar mata pelajaran
matematika di kelas 3 dan ipa di kelas 4 dengan topik yang berbeda, dan pelajaran tidak
saling berkaitan serta pembelajaran dilakukan di dua ruangan yang berdekatan yang
berhubungan dengan pintu dalam satu waktu yang sama.
Contoh – contoh langkah-langkah pembelajaran kelas rangkap model 222:
a. Pada kegiatan pendahuluan kurang lebih 10 menit, satukan murid kelas 3 dan kelas 4
dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Kemudian berikan pengantar
serta arahan umum sebagaimana model PKR 221. Jika tidak memungkinkan untuk
menyatukan murid dalam satu ruangan yang sama, gunakan halaman atau teras, dan
jika masih tidak memungkinkan, murid tetap di ruang masing-masing namun guru
berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
b. Pada kegiatan inti kurang lebih 60 menit berikutnya, gunakan metode dan model
pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing kelas. Pada saat pembelajaran, yang
harus diperhatikan guru adalah jangan sampai saat sedang menghadapi kelas yang
satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga kelas tersebut gaduh, atur
kepindahan guru dari ruang ke ruang secara seimbang, maksudnya jangan ada
ketimpanagan di salah satu kelas, selain itu akan ada saat dimana guru harus berdiri di
pintu penghubung.
c. Pada kegiatan penutup kurang lebih 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung
untuk menghadapi kedua kelas serta lakukan reviu umum kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah
itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas dan tutup pelajaran.
d. Pada model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid sedemikian rupa sehingga
pandangan murid mengarah ke depan dan kearah pintu penghubung.

Anda mungkin juga menyukai