1. Pembelajaran kelas rangkap perlu dilakukan di era digital ini karena?
Banyak alasan yang melatarbelakangi dilakukannya pembelajaran kelas rangkap seperti alasan geografis, alasan demografis, alasan kurangnya guru, terbatasnya ruang kelas, adanya guru yang tidak hadir, dan lain lain. Berdasarkan pengalaman saya waktu sokolah dasar pun pernah mengalami pembelajaran kelas rangkap karena kekurangan guru, sampai akhirnya ada pendatang guru lagi. Namun pembelajaran yang dilakukan belum berjalan dengan baik karena hanya menggabungkan tanpa mempersiapkan pembelajaran yang menarik, sehingga tujuan pembelajaran justru kurang tercapai dengan baik. Namun di era digital ini menurut saya cukup dibutuhkan dan akan berjalan dengan baik karena dengan kemajuan teknologi dewasa ini akan membuka ruang yang luas untuk dilakukan pembelajaran kelas rangkap yang berkualitas, seperti negara – negara maju yang melakukan pembelajaran kelas rangkap walau tidak kekurangan guru atau kelas. , jadi di era digital ini, bukan hanya alasan geografis,kekurangan guru,atau keterbatasan ruang kelas, tapi juga dibutuhkan karena jika guru mempersipkan dengan baik, dengan strategi pembelajaran yang berkualitas, maka akan mengahsilkan pembelajaran yang berkualitas pula. Maksudnya adalah, pembelajaran kelas rangkap di era digital jika dilakukan oleh guru professional akan mendorong siswa lebih aktif, mandiri dan dan dapat mendorong siwa untuk saling berkolaborasi antar siswa, apalagi sekarang pembelajaran sudah lebih besar berpusat kepada siswa disbanding guru, terlebih adanya arahan agar guru mengajar siswa dengan berfikir tingkat tinggi. Selain itu pembelajaran kelas rangkap juga sangat berguna bagi guru yang ingin melakukan pembelajaran berdiferensiasi untuk siswa dengan kompetensi beragam. 2. Prinsip pkr Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terbagi 2, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Secara umum, sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, sebagaimana halnya bentuk-bentuk pembelajaran yang lain. Maka, guru sekolah dasar harus memahami dan mengusai dengan betul pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Prinsip Khusus: 1) Keserempakan Kegiatan Pembelajaran Dalam PKR, guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang sama. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan pembelajaran terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi secara serempak ini tentu harus bermutu dan bermakna, artinya, kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum/kebutuhan murid dan dikelola secara benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan murid hanya untuk mengisi "kekosongan", pembelajaran yang demikian itu, bukan PKR yang diharapkan. 2) Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA) Selama berlangsungnya PKR, semua murid harus secara aktif menghayati pengalaman belajar yang bermakna, baik yang berkaitan dengan tuntutan kurikulum, maupun yang berkaitan dengan tujuan- tujuan yang bersifat jangka panjang seperti kemampuan berpikir kritis, mandiri, bertanggung jawab, dan bekerja sama. Oleh karena itu, PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola PKR. Misalnya, waktu tunggu yang terlampau lama, pembentukan kelompok yang berkepanjangan atau pindah kelas yang menyita waktu. Makin banyak waktu yang terbuang untuk keperluan seperti itu, makin rendah kadar WKA. Namun, Anda harus selalu ingat bahwa WKA yang tinggi, tidak selalu berkadar tinggi. Kualitas pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan kadar WKA. Oleh karena itu, kualitas dan lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA. 3) Kontak Psikologis Guru dan Murid yang Berkelanjutan Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar setiap dan semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang sama, kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat. Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas atau mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal, Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk sehingga semua murid dapat memandang guru, memberi petunjuk yang jelas atau menegur murid yang gaduh selama pelajaran berlangsung. Mengunjungi murid yang sedang bekerja dalam kelompok atau bekerja sendiri, merupakan salah satu contoh untuk memelihara kontak psikologis guru-murid secara berkelanjutan. 4) Dalam PKR, Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisien Dalam pembelajaran, sumber dapat berupa peralatan/sarana, nara (orang), dan waktu. Agar terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber tersebut harus dimanfaatkan secara efisien. Lingkungan, barang-barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat dimanfaatkan oleh guru PKR sehingga ketiga prinsip terdahulu dapat dipenuhi. Demikian juga dengan orang dan waktu. Murid yang mempunyai kemampuan lebih tinggi (baik dari kelas yang sama maupun dari kelas yang lebih tinggi dapat dimanfaatkan sebagai tutor. Selanjutnya, waktu harus dialokasikan secara cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi. Oleh karena itu, seorang guru PKR harus mampu memanfaatkan waktu secara efisien sehingga waktu yang terbuang dapat diperkecil, bahkan dihindari. 3. Model – model pembelajaran kelas rangkap 1) Model pembelajaran kelas rangkap 221 Model pembelajaran kelas rangkap 221 adalah model pembelajaran kelas rangkap yang menggabungkan dua kelas dengan dua mata pelajaran yang berbeda namun dilakukan dalam satu tempat atau ruangan yang sama, dalam satu waktu yang sama. Sebagai contoh: kelas 1 dan kelas 2, untuk mengajar mata pelajaran IPA di kelas 2 dan IPS di kelas 1 topik yang di ajarkan tidak saling berkaitan, namun pembelajaran dilakukan di kelas atau tempat yang sama. Contoh penerapan: a. Kegiatan pendahuluan kurang lebih 10 menit, satukan siswa kelas 1 dan kelas 2 dalam satu ruangan yang tempat duduknya cukup untuk du akelas tersebut, kemudian berikan pengantar serta arahan umum sebagaimana model 221. b. Kegiatan inti kurang lebih 60 menit, gunakan model atau metode pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing kelas beserta menjelaskan materi setiap kelas secara bergiliran, namun harus tetap dikondisikan jika beralih ke kelas berikutnya. c. Kegiatan penutup kurang lebih 10 menit guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran kelas 1 dan kelas 2 secara bergiliran dan menutup pelajaran. 2) model pembelajaran kelas rangkap 222 Model pembelajaran kelas rangkap 222 adalah pembelajaran dimana guru menghadapai 2 kelas yang berbeda misalnya kelas 3 dan kelas 4, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 3 dan ipa di kelas 4 dengan topik yang berbeda, dan pelajaran tidak saling berkaitan serta pembelajaran dilakukan di dua ruangan yang berdekatan yang berhubungan dengan pintu dalam satu waktu yang sama. Contoh – contoh langkah-langkah pembelajaran kelas rangkap model 222: a. Pada kegiatan pendahuluan kurang lebih 10 menit, satukan murid kelas 3 dan kelas 4 dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Kemudian berikan pengantar serta arahan umum sebagaimana model PKR 221. Jika tidak memungkinkan untuk menyatukan murid dalam satu ruangan yang sama, gunakan halaman atau teras, dan jika masih tidak memungkinkan, murid tetap di ruang masing-masing namun guru berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas. b. Pada kegiatan inti kurang lebih 60 menit berikutnya, gunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing kelas. Pada saat pembelajaran, yang harus diperhatikan guru adalah jangan sampai saat sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga kelas tersebut gaduh, atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara seimbang, maksudnya jangan ada ketimpanagan di salah satu kelas, selain itu akan ada saat dimana guru harus berdiri di pintu penghubung. c. Pada kegiatan penutup kurang lebih 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung untuk menghadapi kedua kelas serta lakukan reviu umum kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas dan tutup pelajaran. d. Pada model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah ke depan dan kearah pintu penghubung.