Kelas : B
Nim : 857484348
Jawaban
1. Lakukanlah pengamatan pada anak usia 3-5 tahun, amatilah aspek-aspek
perkembangan berikut:
a. Identitas diri anak beserta ciri fisiknya
Nama : Muhammad saputra
Panggilan : Putra
Umur : 5, 5 tahun
Alamat : Nusaherang
Ciri - ciri fisik: wajah tidak menampakkan kelaianan apapun sebagaimana anak -
anak normal pada umumnya, tinggi dan berat badan normal sesuai dengan
usianya.
b. Perkembangan bahasa
Usia Fonologi Semantic Morfologi/syntax Pragmatic
c. Kemampuan matematis
Kemampuan matematis masih pada tingkat penalaran aditif dengan konsep
pengurangan dan penjumlahan sederhana yang bersifat konkret. Karena anak ini
tidak ada gangguan intelektual, dan memahami bahsa reseptif. Anak bisa
diajarkan konsep matematika sederhana. Misalnya cara memecahkan masalah
matematis tidak bisa ditanyakan secara langsung dan minta diimajinasikan, tapi
harus dibantu dengan benda konkret.
Contoh:
Dengan bantuan sang ibu, untuk diuji cobakan Ananda bisa diajarkan
penjumlahan dan pengurangan pada angka 1 - 10 dengan bantuan benda konkret
berupa jeruk. Dengan cara jika 10 - 2= 8 anak diminta mengambil 2 jeruk
kemudia menghitung sisanya. Meski mengucapnya hanya akhirannya saja tapi
anak paham. Namun saat dicoba membayangkan 10 jeruk dikurangi 4 anak masih
kesulitan.
a. Adanya perasaan bangga jika bisa melakukan tugas yang diminta, dengan catatan perintah
sederhana.
b. Ada perasaan enggan kepada ayahnya, halite disebabkan kurangnya kedekatan secara
emosional antara anak dengan ayahnya. Ayahnya lebih sering memarahinya.
c. Ada perasaan menyesal setelah marah - marah dan lempar - lempar mainanannya. Dan
lain - lain.
2. Perkembangan Temprament
Berdasarkan klasifikasi Shaffer & Kipp,2014 ada:
Mohon maaf ibu foto tidak dilampirkan soalnya ibu dari anak nya tidak mau
fotonya diambil. Katanya malu, sudah dibujuk tapi tidak berkenan. Namun ini
adalah kondisi sang anak yang sungguh - sungguh terjadi, yaitu tetangga saya.
2. Berikan gambaran tentang attachment pada bayi hingga dewasa! Bagaimanakah
attachment dapat berkembang dari waktu kewaktu!
Gambaran tentang attachment pada bayi hingga dewasa dapat dilihat pada tabel
dibawah.
Fase Perkiraan Karakteristik anak
usia
Pre attachement 0 - 2 bulan Pada tahap ini bayi belum bisa membedakan orang -
(indiscriminate orang yang didekatnya. Bayi belum memilih - milih
sociability) figure lekat dan mengenali orang didekatnya.
Early attachement 2 - 7 bulan Pada fase ini, bayi mulai mampu mengenal orang -
(attachement is the orang disekitar. Apabila ia sudah kenal dengan
making) seseorang, ia akan merasa lebih aman dan nyaman.
Bisa mulai menciptakan kelekatan dengan cara
sering berada di dekatanya.
goal corrected (goal 2 - 3 tahun Pada tahap ini anak - anak merasa lebih aman dalam
coordinated dan 3 berhubungan dengan orang - orang terdekatnya.
partnerships) tahun Apabila pada fase ini tercipta hubungan keterikatan
keatas yang aman, anak tidak akan merasa sedih selama
berpisah dengan sosok yang dekat dengannya.
Citra
tubuh
Identit Ideal
as diri diri
KONSEP DIRI
Peran Harga
diri diri
Sedangkan motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul pada diri seorang secra
sadar atau tidak sadar dalam melakukan sudatu tindakan dengan tujuan tertentu atau
energy penggerak, pengarah, dan memperkuat tingkah laku seseorang untuk mencapai
tujuan yang dikehendakinya. Motivasi ini terbagi menjadi motivasi intrinsic yang
bersumber dari dalam diri sendiri, dan motivasi ekstrinsik yang bersumber dari luar.
Lalu apa hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar?
Berdasarkan penjelasan diatas, konsep diri dan hasil belajar memiliki hubungan yang erat.
Konsep diri memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan seseorang
karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai compute rmental yang memiliki hubungan
dengan kemampuan berpikir sesorang, didalamnya termasuk dorongan serta motivasi
dalam hal belajar(Slameto 2010).
Atau bisa digambarkan sebagai berikut
Tentu saja ada, hal ini dikarenakan jka seseorang sudah menemukan identitas diri secara utuh
maka akan memiliki nilai yang baik, bisa membedakan yang benar dan yang salah. Karena
moral sendiri merupakan seperangkat prinsip atau cita - cita yang membantu individu untuk
membedakan yang benar dan yang salah, bangga berbuat baik, dan merasa bersalah jika
berbuat salah atau melanggar standar seseorang.
Sedangkan jika seseorang masih belum menemukan identitas diri secara utuh atau pada fase
kritis identitas maka berbanding lurus dengan moralnya yang bisa jadi rendah, sulit
membedakan benar salah, tidak merasa bersalah jka berbuat salah atau melanggar standar
seseorang.