Anda di halaman 1dari 8

Nama : Iis Suciyati

Kelas : B
Nim : 857484348
Jawaban
1. Lakukanlah pengamatan pada anak usia 3-5 tahun, amatilah aspek-aspek
perkembangan berikut:
a. Identitas diri anak beserta ciri fisiknya
Nama : Muhammad saputra
Panggilan : Putra
Umur : 5, 5 tahun
Alamat : Nusaherang
Ciri - ciri fisik: wajah tidak menampakkan kelaianan apapun sebagaimana anak -
anak normal pada umumnya, tinggi dan berat badan normal sesuai dengan
usianya.

b. Perkembangan bahasa
Usia Fonologi Semantic Morfologi/syntax Pragmatic

3 -5 Berdasarkan cerita Pada usia 5 tahun Pada kasus ananda Penyesuain


tahun dari ibu kandung, seharusnya anak sudah Putra, Karena belum berbicara pada
ananda Putra mampu memiliki ribuan bisa mengucapkan orang yang
perkembangan dari kosakata dan mampu kalimat, iapun belum berbeda belum bisa
0 - 1 tahun sesuai mengucapkan kata - kata bisa memahami dilakukan. Selain
dengan anak - anak yang mudah dimengerti, ataupun menyadari mengalami
normal lainnya ada artinya kosaktanya aturan berbahasa. gangguan
bubbling dan lain - berkembang dan berbicara Meskipun ia berbahasa, ananda
lain. Namun ketika sudah terbentuk kalimat memahami bahasa Putra juga ada
memasuki 2 tahun walau masih kalimat reseptif, tapi bahasa gangguan perilaku
anak masih belum sederhana. Namun yang ekspresifnya masih enggan
bisa mengucapkan terjadi pada ananda putra jauh dari standar anak berkomunikasi
kata yang berarti tidak ada perkembangan usia 5 tahun. pada orang yang
kecuali mamah, kosakata yang berarti. Kata bukan anggota
bah (kakek) - kata yang diucapkan keluarga.
pak(bapak), dan hanya akhiran saja
teh(teteh). Hingga misalkan hp, jadi Pe, tivi
sekarang diusianya pi,minum jadi num. itupun
yang sudah 5, 5 belum bisa semua. Untuk
tahun peningkatan menyebutkan, kosakata -
dalam ucapannya kosakata yang tidak
belum cukup dipahami hanya di tunjuk -
signifikan bahkan tunjuk saja.
masih sangat jauh
dari standar
kemampuan
penngucapan usia 5
tahun.
Catatan Tambahan:
Anak tersebut merupakan anak dengan gangguan berbahasa speech delay, tanpa ada riwayat genetic dan
gannguan kelainan seperti tunagrahita, autism dan lain - lain. Berdasarkan pengematan saya, apa yang
dialami sang anak adalah karena kurang stimulasi dan kepedulian orang tua. Ketika kecil sang anak
dititipkan kepada nenek, setelah dua tahun lebih sering diajak ke tempat jualan sang ibu da bapak yang
berjualan bakso. Kesehariannya sang anak selalu diberikan HP agar tidak mengganggu jualan mereka
tanpa ada batasan waktu sama sekali. Bisa lepas HP hanya saat tidur dan HP mati. Karena jarang diajak
berkomunikasi dua arah anak menjadi speech delay. Selain itu, input - input dari hp yang tanpa ada
sensor sehingga bahasa yang terserap begitu banyak, seperti bahasa inggris, bahasa China, bahasa
Indonesia, dan bahasa - bahasa lain turut mempengaruhi tingkat keparahan speech delay sang anak.
Gangguan perilaku pun muncul karena pemakain gadget tanpa batas waktu, ketika HP diambil anak
akan tantrum dan susah sekali di tolong.
Dan akhirnya belum lama ini disekolahkan sehingga mengurangi intensitas bermain gadget. Meskipun
pada awalnya susah sekolah karena harus meninggalkan HP akhirnya lama kelamaan sang anak bisa
mengikuti kegiatan di taman kanak - kanak. Target sekolah pun lebih pada menstimulus komunikasi dan
sosialisasi sang anak. Belum begitu tampak perkembangan bahasa Ekspresifnya, tapi ada perkembangan
pada perbaikan tingkah laku dan perkembangan matematik.

c. Kemampuan matematis
Kemampuan matematis masih pada tingkat penalaran aditif dengan konsep
pengurangan dan penjumlahan sederhana yang bersifat konkret. Karena anak ini
tidak ada gangguan intelektual, dan memahami bahsa reseptif. Anak bisa
diajarkan konsep matematika sederhana. Misalnya cara memecahkan masalah
matematis tidak bisa ditanyakan secara langsung dan minta diimajinasikan, tapi
harus dibantu dengan benda konkret.
Contoh:
Dengan bantuan sang ibu, untuk diuji cobakan Ananda bisa diajarkan
penjumlahan dan pengurangan pada angka 1 - 10 dengan bantuan benda konkret
berupa jeruk. Dengan cara jika 10 - 2= 8 anak diminta mengambil 2 jeruk
kemudia menghitung sisanya. Meski mengucapnya hanya akhirannya saja tapi
anak paham. Namun saat dicoba membayangkan 10 jeruk dikurangi 4 anak masih
kesulitan.

d. Perkembangan emosi, temprament, dan attachment dengan orang


terdekatnya
a. Perkembangan emosi
Perkembangan emosi dengan orang terdekatnya terlihat baik basic emotion maupun complex
emotion.
Basic emosion yang sering nampak adalah :
a. Perasaan marah jika keinginan - keinginan nya tidak dipenuhi.
b. Persaan gembira saat keinginannya dipenuhi, diperhatikan, direspon dengan baik.
c. Bangga saat disekolah bisa mewarnai
d. Dan perasaan - perasaan lain seperti malu, iri kepada sang kakak.

Complex emotion yang dapat dilihat:

a. Adanya perasaan bangga jika bisa melakukan tugas yang diminta, dengan catatan perintah
sederhana.
b. Ada perasaan enggan kepada ayahnya, halite disebabkan kurangnya kedekatan secara
emosional antara anak dengan ayahnya. Ayahnya lebih sering memarahinya.
c. Ada perasaan menyesal setelah marah - marah dan lempar - lempar mainanannya. Dan
lain - lain.

2. Perkembangan Temprament
Berdasarkan klasifikasi Shaffer & Kipp,2014 ada:

a. tempramen anak yang mudah (easy child)


anak yang mudah bersosialisasi dengan orang lain, mudah diatur dalam aktifitasnya, dan
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. tempramen anak yang susah diatur (difficult child)
sulit melakukan aktifitasnya, susah diatur, saat tidur sering gelisah.
c. tempramen anak yang ditegah tengah (slow to warm up to child)
respon lambat, pasif terhadap hal baru, namun bila baru tersebut terus diulang akan
menyesuaikan.
Berdasarkan penjelasan diatas, ananda Putra masuk pada klasifikasi dengan anak yang
susah diatur (difficult child). Terbukti sering marah dan tantrum saat keinginan tidak
dituruti, saat HP diambil, dan saat diatur sangat susah. Penyesuaian dan adaptasi ketika
sekolah di TK pun sangat lama, hingga sekarang sang ibu harus menemani di kelas. Kata
sang ibu kalau marah dan menangis, akan terbawa saat tidur menjadi sering gelisah dan
rewel. Selain itu faktor dari dari sang ayah yang sering marah - marah berkemungkinan
menurun kepada sang anak. Faktor lingkunganpun sering mempengaruhi karena orang tua
sering bertengkar, yang kata sang ibu kalau marah seperta ayahnya.

3. Perkembangan attachment dengan orang terdekatnya


Pada usia 3 tahun keatas seorang anak seharusnya sudah berada pada fase goal corrected
(goal coordinated partnerships) yaitu anak - anak merasa lebih aman dalam berhubungan
dengan orang - orang terdekatnya. Apabila pada fase ini tercipta hubungan keterikatan
yang aman, anak tidak akan merasa sedih selama berpisah dengan sosok yang dekat
dengannya. Namun yang terjadi pada Putra, ia masih sering merasa sedih jika berpisah
dengan sang ibu. Sang anak merasa aman kepada sang ibu tapi tidak kepada sang ayah.
Tingkat kemandiriannya mulai lebih berkembang setelah sekolah. Jika sebelumnya tidak
mau makan sendiri, sekarang mulai mau makan dan ambil minum sendiri.

Mohon maaf ibu foto tidak dilampirkan soalnya ibu dari anak nya tidak mau
fotonya diambil. Katanya malu, sudah dibujuk tapi tidak berkenan. Namun ini
adalah kondisi sang anak yang sungguh - sungguh terjadi, yaitu tetangga saya.
2. Berikan gambaran tentang attachment pada bayi hingga dewasa! Bagaimanakah
attachment dapat berkembang dari waktu kewaktu!
Gambaran tentang attachment pada bayi hingga dewasa dapat dilihat pada tabel
dibawah.
Fase Perkiraan Karakteristik anak
usia
Pre attachement 0 - 2 bulan Pada tahap ini bayi belum bisa membedakan orang -
(indiscriminate orang yang didekatnya. Bayi belum memilih - milih
sociability) figure lekat dan mengenali orang didekatnya.

Early attachement 2 - 7 bulan Pada fase ini, bayi mulai mampu mengenal orang -
(attachement is the orang disekitar. Apabila ia sudah kenal dengan
making) seseorang, ia akan merasa lebih aman dan nyaman.
Bisa mulai menciptakan kelekatan dengan cara
sering berada di dekatanya.

Separation Protest 7 - 9 bulan Pada tahap ini, bayi telah megembangkan


(specific, clear - cut, sampai 2 keterikatan dengan ibu atau figure lekat lainnya.
attachment) tahun Bayi akan terus berusaha dekat dengan figure
lekatnya. Apabila berpisah, ia kan menangis.

goal corrected (goal 2 - 3 tahun Pada tahap ini anak - anak merasa lebih aman dalam
coordinated dan 3 berhubungan dengan orang - orang terdekatnya.
partnerships) tahun Apabila pada fase ini tercipta hubungan keterikatan
keatas yang aman, anak tidak akan merasa sedih selama
berpisah dengan sosok yang dekat dengannya.

Dewasa Keterikatan pada masa dewasa mempunyai


kemiripan dengan hubungan yang terjadi pada masa
kanak - kanak. Perbedaannya adalah:
a. Orang tua bukan lgi satu - satunya tempat
berlindung dan berbagi mencurahkan kasih
sayang. Figure keterikatan orang dewasa lebih
ditujukan kepada sahabat, teman sebaya, atau
pasangannya. Sedangkan pada masa kanak -
kanak figure utama adalah ibu atau pengasuh
yang dekat dengannya.
b. Orang dewasa mampu menoleransi perpisahan
dengan figure dibandingkan masa kanak - kanak.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
hubungan orang dewasa dengan figure
keterikatan lebih luas, seperti pertemanan,
persahabatan, percintaa, pekerjaan dan lain
sebagainya.

Bagaimanakah attachment dapat berkembang dari waktu kewaktu?


Pada bayi dan anak - anak attachment dapat berkembang dari waktu kewaktu sebagai
hasil dari interaksi yang dilakukan secara berulang - ulang antara bayi dan ibunya atau
pengasuh pertamanya. Selain itu, keterikatan juga hubungan timbal balik yang amat kuat
antara ibu dan anak. Semakin besar respon ibunterhadap sinyal - sinyal anak, seperti
tangisan, senyuman, sentuhan dan kelakatan semakin kuat pula keterikatan diantara
keduanya. Kesimpulannya, perkembangan keterikatan brlangsung pada awal, masa
kelahiran dengan cenderung menetap sampai sepanjang rentang kehidupan seseorang.

3. Berikan gambaran hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar!


Sebelum menggambarkan hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar, perlu
dipahami apa itu konsep diri.
Konsep diri adalah pandangan diri sendiri terhadap diri mengenai siapa diri ini, apa dan
bagaimana diri ini. konsep ini berkaitan dengan fisik, mental, emosi dan kebiasaan.
Pandangan tersebut dimulai dari identitas diri, cita - cita, harga diri, peran diri, dan
idealnya diri yang diperoleh melalui pengalaman - pengalamanhidup sendiri dan
lingkungn sekitar. Dapat pula digambarkan sebagai berikut :

Citra
tubuh

Identit Ideal
as diri diri
KONSEP DIRI

Peran Harga
diri diri
Sedangkan motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul pada diri seorang secra
sadar atau tidak sadar dalam melakukan sudatu tindakan dengan tujuan tertentu atau
energy penggerak, pengarah, dan memperkuat tingkah laku seseorang untuk mencapai
tujuan yang dikehendakinya. Motivasi ini terbagi menjadi motivasi intrinsic yang
bersumber dari dalam diri sendiri, dan motivasi ekstrinsik yang bersumber dari luar.
Lalu apa hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar?
Berdasarkan penjelasan diatas, konsep diri dan hasil belajar memiliki hubungan yang erat.
Konsep diri memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan seseorang
karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai compute rmental yang memiliki hubungan
dengan kemampuan berpikir sesorang, didalamnya termasuk dorongan serta motivasi
dalam hal belajar(Slameto 2010).
Atau bisa digambarkan sebagai berikut

 Sikap pesimis terhadap kompetisi


Konsep diri negative  Enggan bersaing demi prestasi
Menyebabkan
 Motivasi rendah

 Optimis dalam melakukan sesuatu


Konsep diri Positif  Berusaha untuk berprestasi
Menyebabkan  Motivasi tinggi
 Percaya diri

4. Gambarkan proses terbentuknya identitas diri! Adakah hubungan identitas diri


dengan perkembangan moral?
Identitas diri merupakan kesadaran seorang individu untuk menempatkan diri dan
memberikan arti pada dirinya sendiri sebagai seorang pribadi yang memiliki ciri - ciri
tertentu yang berbeda dengan probadi lain. Selain itu juga berkaitan dengan fisik,
keyakinan, tujuan hidup, harapan hidup, dan prinsip moral atau gaya social.
Lalu bagamana identitas diri terbentuk?
Identitas diri terbentuk melalui penilaian seorang individu terhadap dirinya yang
berlandaskan pada pertimbangan budaya, ideology dan harapan masyarakat serta adanya
penilaian diri yang didasarkan persepsi orang lain. Yang mana pebentukan ini
memerlukan dua elemen penting, yaitu eksplorasi dan komitmen.
 Mencari keseimbangan antara kebutuhan untuk
Identitas diri pada masa mandiri dan orang lain.
remaja awal  Pada fase krisis identitas
 Fase ketidakpastian dan ketidaknyamanan
 Bingung peran sekarang dan masa depan

Identitas diri pada masa


remaja tengah  Mulai terjadi pemebentukankembali
 Pengaturan baru pada keahlian - keahlian lama
dan baru dimiliki.

 Terjadi penggabungna yaitu ketika usia susunan


Identitas diri pada masa
identitas diri dapat dibedakan dan terjadi
remaja akhir pengujian identitas diri pada lingkungan.
 Kebanyakan berhasil mengungkapkan identitas
dirinya dan sudah benar - benar terbentuk.

Lalu pertanyaan selanjutnya, Adakah hubungan identitas diri dengan perkembangan


moral?

Tentu saja ada, hal ini dikarenakan jka seseorang sudah menemukan identitas diri secara utuh
maka akan memiliki nilai yang baik, bisa membedakan yang benar dan yang salah. Karena
moral sendiri merupakan seperangkat prinsip atau cita - cita yang membantu individu untuk
membedakan yang benar dan yang salah, bangga berbuat baik, dan merasa bersalah jika
berbuat salah atau melanggar standar seseorang.

Sedangkan jika seseorang masih belum menemukan identitas diri secara utuh atau pada fase
kritis identitas maka berbanding lurus dengan moralnya yang bisa jadi rendah, sulit
membedakan benar salah, tidak merasa bersalah jka berbuat salah atau melanggar standar
seseorang.

Anda mungkin juga menyukai