0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan19 halaman
Komunikasi pada berbagai tingkat usia memiliki karakteristik tersendiri. Pada bayi, komunikasi dilakukan secara nonverbal melalui sentuhan dan gerakan. Pada usia prasekolah, komunikasi dilakukan dengan bahasa sederhana dan mengarahkan perhatian. Sedangkan pada remaja, komunikasi dilakukan dengan diskusi dan menghormati privasi.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Komunikasi Terapeutik Berdasarkan Tingkat Usia (2).ppt
Komunikasi pada berbagai tingkat usia memiliki karakteristik tersendiri. Pada bayi, komunikasi dilakukan secara nonverbal melalui sentuhan dan gerakan. Pada usia prasekolah, komunikasi dilakukan dengan bahasa sederhana dan mengarahkan perhatian. Sedangkan pada remaja, komunikasi dilakukan dengan diskusi dan menghormati privasi.
Komunikasi pada berbagai tingkat usia memiliki karakteristik tersendiri. Pada bayi, komunikasi dilakukan secara nonverbal melalui sentuhan dan gerakan. Pada usia prasekolah, komunikasi dilakukan dengan bahasa sederhana dan mengarahkan perhatian. Sedangkan pada remaja, komunikasi dilakukan dengan diskusi dan menghormati privasi.
Komunikasi Terapeutik Berdasarkan Tingkat Usia Nurhayati, M.Kes Komunikasi Pada Bayi (0-1 tahun)
Komunikasi pada bayi umumnya dilakukan dengan
melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi efektif , disamping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal Selain melakukan komunikasi pada bayi dengan cara non verbal dengan tekhnik sentuhan seperti mengusap menggendongmemangku mencium dan lain-lain Tingkat perkembangan indra pada bayi Penglihatan Pada waktu lahir, mata bayi belum berkembang sempurna sehingga penglihatannya masih kabur. Dalam usia satu minggu, anak telah mapuh merespon cahaya.Pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum dan ia mampuh melihat objek dengan jelas dalam jarak relatif jauh.pada usia enam bulan bayi telah mampu mengidentifikasi warna, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pendengaran Pada saat lahir, bayi dapat dikatakan masih tuli. Namun, mulai hari ketiga sampai ketuju bayi sudah mampu bereaksi terhadap suara dari lingkungannya. Dalambeberapa hari, bayi telah mampuh membedakan berbagai suara misalnya membedakan suara ibunya dari suara orang lain.
Pada usia ke enam belas minggu bayi sudah mulai menolehkan
kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata. Perabaan Kulit bayi cukup peka sehingga sangat sensitiv terhadap segala sentuhan, tekanan dan suhu.
Penciuman dan pengecapan
Hidung dan lidah merupakan indra yang cukup peka pada bayi, sehingga ada kalanya bayi menolak makanan, dan mereka dapat menentukan bau susu ibunya dan merespon terhadap bau susu tersebut dengan menoleh kearah ibunya. Seiring peningkatan usia, kemampuan penerimaan rangsang suara juga berkembang sehingga sejak usia tiga bulan, komunikasi dengan bayi mulai dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa. Wicara Kemampuan bicara pada tahun pertama muncul dalam tiga bentuk, yang lebih dikenal sebagai “bentuk prawicara” (prespeech forms), yaitu: menangis, merengek, dan gerak gerik. Komunikasi dengan bayi dilakukan dengan menggunakan suara, sentuhan dan belaian, ciuman (taktil) ataupun gerakan
Tujuan berkomunikasi dengan bayi, yaiti:
1. Memberi rasa aman pada bayi. 2. Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang, dan melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara , mendengar, dan menerima rangsangan. Komunikasi Pada Usia Pra Sekolah (2-6 tahun) Pada usia ini cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong” mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan Tugas perkembangan anak pada masa prasekolah: 1. Belajar membedakan jenis kelamin 2. Membentuk konsep diri dari kenyataan sosial dan fisik yang sederhana 3. Belajar menghubungkan dirinya dengan orang lain: teman bermain, orang tua, saudara 4. Belajar mengembangkan kata hati, membedakan antara benar dan salah 5. Belajar keterampilan fisik dalam bentuk permainan 6. Belajar bergaul dengan teman-temannya 7. Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan komunikasi pada masa prasekolah
1. Melatih keterampilan penggunaan pancaindra 2. Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor 3. Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan dalam melakukan hubungan dengan orang lain 4. Mengembangkan konsep diri Komunikasi Usia Sekolah (7-13 tahun) Komunikasi yang dapat dilakukan pada anak usia sekolah adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak-anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik menjelaskan sesuatu yang menjadi ketidak jelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui pada usia ini keingin tahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi, dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari suatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :
Melalui orang lain atau pihak ketiga
Bercerita Memfasilitasi Biblioterapi Meminta untuk menyebutkan keinginan Tugas perkembangan anak usia sekolah
Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari Mengembangkan kata hati, nilai, dan kesusilaan Mengembangkan kemampuan hidup berkelompok Belajar bergaul dengan teman sebaya Mengembangkan keterampilan dasarmembaca, menulis, berhitung Belajar menjalankan peran sebagai pria atau wanita Komunikasi Pada Usia Remaja
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia
ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya , hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa Tugas perkembangan pada masa remaja menurut Garison Menerima keadaan diri sendiri. Mendapatkan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin Menerima keberadaan sebagai pria atau wanita dan belajar hidup sesuai dengan keadaan ibu Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain Mendapatkan kemampuan untuk bertanggung jawab dalam masalah ekonomi dan keuangan Mendapatkan nilai hidup dan falsafah hidup. Komunikasi pada masa dewasa Tekhnik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa dengan mengembangkan komunikasi sebagai media transfer informasi komunikasi pada dewasa mengalami puncaknya karena kematangan fisik, mental, dan kemampuan sosial mencapai optimal peran dan tanggung jawab serta tuntutan sosial telah membentuk orang dewasa melakukan komunikasi dengan orang lain. Tekhnik komunikasi yang di kembangkan pada masa dewasa telah mencapai tahap optimal, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Materi komunikasi pada masa dewasa adalah 1. Pekerjaan dan tugas : pembagian tugas, deskripsi kerja, dan transaksi kerja. 2. Kegiatan kerumahtanggaan : pembagian tugas dalam keluarga, pendidikan terhadap anak, pemenuhan/pengaturan terhadap kegiatan sosial ekonomi. 3. Kegiatan professional : pembagian kerja, transakai. 4. Kegiatan sosial : hubungan sosial, peran dan tugas sosial. Komunikasi Pada Lansia Kemampuan komunikasi pada lansia (lanjut usia) dapat mengalami penurunan akibat penurunan fungsi berbagai sistem organ, seperti penglihatan, pendengaran, wicara, dan persepsi. Semua ini menyebabkan penurunan kemampuan lansia menangkap pesan atau infomasi dan melakukan transfer informasi. Penurunan kemampuan melakukan komunikasi berlangsung bertahap dan bergantung pada seberapa jauh gangguan indra dan gangguan otak yang dialami lansia. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain:
Perubahan fisik lansia seperti pendengaran.
Gangguan pendengaran menyebabkan lansia hanya dapat mendengar suara yang relatif keras dan pada tempo suara yang lebih lambat. Normal Agging Process Perubahan sosial Pengalaman hidup dan latar belakang budaya. Tips Berkomunikasi Dengan Lansia adalah : 1. Menyedikan waktu ekstra 2. Mengurangi kebisingan 3. Duduk berhadapan 4. Menjaga kontak mata 5. Mendengar aktif 6. Berbicara pelan, jelas, dan keras 7. Gunakan kata- kata atau kalimat yang sederhana dan pendek 8. Menetapkan satu topic dalam satu waktu 9. Awali percakapan dengan topic sederhana 10.Bicarakan tentang topic yang familiar dan menarik bagi lansia 11.Beri kesempatan pada lansia untuk menegenang masa lalu 12.Menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.