Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia keperawatan saat ini yang semakin pesat tidak
jarang kita melihat perawat yang beretika tidak, sesuai salah satunya mengenai cara
berkomunikasi pada klien yang tidak memperhatikan faktor umur sehingga beberapa
klien sering menganggap perawat bekerja secara semberono . Maka sehubungan
dengan hal itu dan adanya tugas dari dosen mata kuliah, Memahami sikap pelayanan
perawat maka kami membuat makalah ini dengan judul Sikap perawat dalam
berkomunikasi sesuai pada tingkat usia.

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien Bayi ?
2.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien pra sekolah ?
3.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien sekolah ?
4.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien remaja ?
5.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien dewasa ?
6.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien lansia ?
C. Tujuan
Sebagai bahan belajar bagi para pembaca bagaimana cara
berkomunikasi menurut tingkatusia.
D. Manfaat
Menambah pengetahuan tentang cara berkomunikasi berdasarkan tingkat usia dan
dapatmemenuhi tugas yang diberikan kepada kami

BAB II
PEMBAHASAN

A. Komunikasi Pada Bayi (0-1 tahun)


Komunikasi pada bayi umumnya dilakukan dengan melalui gerakan-gerakan
bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi efektif , disamping itu komunikasi pada
bayi dapat dilakukan secara non verbal .
Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang
efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan
tekhnik sentuhan seperti mengusap , menggendong, memangku, mencium dan lain-
lain. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi
untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons
untuk mengeluarkan suara-suara bayi.
Tingkat perkembangan indra pada bayi :
a. Penglihatan
Pada waktu lahir, mata bayi belum berkembang sempurna sehingga penglihatannya
masih kabur. Dalam usia satuminggu, anak telah mapuh merespon cahaya. Pada usia
ini, kemampuan koordinasi otot mata bayi mulai tampak sehingga ia mampu
menangkap gerak benda yang digerakan di sekitar matanya dan mengedipkan matanya
terhadap sinar yang terang dan suara. Pada usia minggu ke delapan dimana bayi
sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas
sudah mulai melakukan tersenyum dan ia mampuh melihat objek dengan jelas dalam
jarak relatif jauh.pada usia enam bulan bayi telah mampu mengidentifikasi
warna, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku.

b. Pendengaran
Pada saat lahir, bayi dapat dikatakan masih tuli. Namun, mulai hari ketiga sampai
ketuju bayi sudah mampu bereaksi terhadap suara dari lingkungannya. Dalambeberapa
hari, bayi telah mampuh membedakan berbagai suara misalnya membedakan suara
ibunya dari suara orang lain.
Pada usia ke enam belas minggu bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara
yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai
mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh
bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya. Pada akhir tahun pertama
bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.

c. Perabaan
Kulit bayi cukup peka sehingga sangat sensitiv terhadap segala sentuhan, tekanan
dan suhu.

d. Penciuman dan pengecapan


Hidung dan lidah merupakan indra yang cukup peka pada bayi, sehingga ada
kalanya bayi menolak makanan, dan mereka dapat menentukan bau susu ibunya dan
merespon terhadap bau susu tersebut dengan menoleh kearah ibunya. Seiring
peningkatan usia, kemampuan penerimaan rangsang suara juga berkembang
sehingga sejak usia tiga bulan, komunikasi dengan bayi mulai dapat dilakukan dengan
menggunakan bahasa.

e. Wicara
Kemampuan bicara pada tahun pertama muncul dalam tiga bentuk, yang lebih
dikenal sebagai bentuk prawicara (prespeech forms), yaitu: menangis, merengek, dan
gerak gerik. Komunikasi dengan bayi dilakukan dengan menggunakan suara, sentuhan
dan belaian, ciuman (taktil) ataupun gerakan.

Tujuan berkomunikasi dengan bayi, yaiti:


1. Memberi rasa aman pada bayi.
2. Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang, dan melatih bayi mengembangkan
kemampuan bicara , mendengar, dan menerima rangsangan.

B. Komunikasi Pada Usia Pra Sekolah (2-6 tahun)

Masa prasekolah atau masa anak-anak awal adalah periode pada saat anak
berusia 2-6 tahun. Pada masa ini, anak mulai mandiri,dan mengembangkan
keterampilan dirinya untuk berinteraksi dengan orang lain.
Pada usia ini cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang
terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh
alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara , bicara lambat jika
tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan sederhana, hindarkan sikap
mendesak untuk dijawab seperti kata-kata jawab dong mengalihkan aktivitas saat
komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak
komunikasi dimana kita berkomunikasi dengan anaksebaiknya mengatur jarak, adanya
kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu
dekat dan berhadapan.
Anda dapat membicarkan aktifitas bermainya, kemampuan makan mereka dan
sebagainya.pada masa ini anak ingin di tanyai tentang hal-hal yang telah mereka
lakukan. Salahsatu karir komunikasi pada anak ini adalah bahwa sebagian anak
mengalami stranger anxiety yaitu bahwa anak menjadi cemas dan takut bila
berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya. Pada situasi ini anak akan sangat
sensitip terhadap berbagai bentuk perilaku orang yang tidak dikenalnya baik secara
perbal maupun non perbal.
Adakalanya, perilaku dan gerak gerik yang dilakukan orang lain sangat
diperhatikannya untuk mengambil kesimpulan, apakah orang tersebut mengancam
integritas dirinya atau tidak. selain itu, anak juga mengalami peningkatan kecemasan
bila ia mendengar informasi yang membingungkan atau tidak diketahuinya.
Anak menjadi terancam dengan komunikasi yang dilakukan mankalah ia merasa
gagal mendeskripsikan pesan yang diterimanya untuk itu dalam penerapan komunikasi
hendaknya gunakan kata-kata yang sederhana, kalimat yang pendek, pengurangan
kata yang familier dan memberi keterangan dengan penjelasan yang konkrit.
Dalam pengembangan komunikasi pada anak, perlu diperhtikan tidak hanaya
diperhatikan pesan yang diucapkan saja, tetapi juga memperhatikan situasi nonverbal
yang disampaikan.
Tugas perkembangan anak pada masa prasekolah:
Belajar membedakan jenis kelamin
Membentuk konsep diri dari kenyataan sosial dan fisik yang sederhana
Belajar menghubungkan dirinya dengan orang lain: teman bermain, orang tua, saudara
Belajar mengembangkan kata hati, membedakan antara benar dan salah
Belajar keterampilan fisik dalam bentuk permainan
Belajar bergaul dengan teman-temannya
Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan komunikasi pada masa prasekolah


Melatih keterampilan penggunaan pancaindra
Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor
Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan dalam melakukan hubungan dengan
orang lain
Mengembangkan konsep diri

C. Komunikasi Usia Sekolah (7-13 tahun)


Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan
kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan
apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak
membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca
dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada anak usia sekolah adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak-anak yaitu menggunakan kata-kata
sederhana yang spesifik menjelaskan sesuatu yang menjadi ketidak jelasan pada anak
atau sesuatu yang tidak diketahui pada usia ini keingin tahuan pada aspek fungsional
dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi.
Maka jelaskan arti, fungsi, dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari suatu yang
ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan
membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif . Komunikasi dengan anak
merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak,melalui
komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang
terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah
keperawatan atau tindakan keperawatan.
Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara
lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menum-buhkan
kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan
melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping anak.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat
diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.
3. Memfasilitasi
Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak
atau respon anak terhadap pesan dapat diterima.
4. Biblioterapi
Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk
mengekspresikanperasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai
dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.
5. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak
dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.
Tugas perkembangan anak usia sekolah:
Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Mengembangkan kata hati, nilai, dan kesusilaan
Mengembangkan kemampuan hidup berkelompok
Belajar bergaul dengan teman sebaya
Mengembangkan keterampilan dasarmembaca, menulis, berhitung
Belajar menjalankan peran sebagai pria atau wanita.
D. Komunikasi Pada Usia Remaja
Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif,
terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi
dewasa. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah
pendapat pada teman sebaya , hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan
rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya
kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.
Batas usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga
21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15
tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun
= masa remaja akhir.
Tugas perkembangan pada masa remaja menurut Garison:
Menerima keadaan diri sendiri.
Mendapatkan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua
jenis kelamin
Menerima keberadaan sebagai pria atau wanita dan belajar hidup sesuai dengan
keadaan ibu
Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain
Mendapatkan kemampuan untuk bertanggung jawab dalam masalah ekonomi dan
keuangan
Mendapatkan nilai hidup dan falsafah hidup.

E. Komunikasi pada masa dewasa


Tekhnik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa dengan
mengembangkan komunikasi sebagai media transfer informasi komunikasi pada
dewasa mengalami puncaknya karena kematangan fisik, mental, dan kemampuan
sosial mencapai optimal peran dan tanggung jawab serta tuntutan sosial telah
membentuk orang dewasa melakukan komunikasi dengan orang lain.
Tekhnik komunikasi yang di kembangkan pada masa dewasa telah mencapai
tahap optimal, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
Materi komunikasi pada masa ini adalah :
1. Pekerjaan dan tugas : pembagian tugas, deskripsi kerja, dan transaksi kerja.
2. Kegiatan kerumahtanggaan : pembagian tugas dalam keluarga, pendidikan terhadap
anak, pemenuhan/pengaturan terhadap kegiatan sosial ekonomi.
3. Kegiatan professional : pembagian kerja, transakai.
4. Kegiatan social : hubungan sosial, peran dan tugas sosial.

F. Komunikasi Pada Lansia


Komunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain karena
lansia itu pada dasarnya unik .
Kemampuan komunikasi pada lansia (lanjut usia) dapat mengalami penurunan
akibat penurunan fungsi berbagai sistem organ, seperti penglihatan, pendengaran,
wicara, dan persepsi. Semua ini menyebabkan penurunan kemampuan lansia
menangkap pesan atau infomasi dan melakukan transfer informasi. Penurunan
kemampuan melakukan komunikasi berlangsung bertahap dan bergantung pada
seberapa jauh gangguan indra dan gangguan otak yang dialami lansia.
Gangguan ingatan (demensia) berdampak pada penerimaan dan pengiriman
pesan. Dampak pada penerimaan pesan,antara lain : lanjut usia mudah lupa terhadap
pesan yang baru saja diterimanya,kurang mampu membuat kordinasi dan mengaitkan
pesan dengan konteks yang menyertai,dan bahkan salah menangkap pesan.
Sedangkan dampak dimensia terhadap pengiriman pesan,antara lain: lansia
kurang mampu membuat pesan yang bersifat kompleks,bingung pada saat mengirim
pesan,dan pesan yang disampaikan salah.
Gangguan ingatan (demensia) berdampak pada penerimaan dan pengiriman
pesan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain:
a. Perubahan fisisk lansia seperti pendengaran.
Gangguan pendengaran menyebabkan lansia hanya dapat mendengar suara
yang relatif keras dan pada tempo suara yang lebih lambat.
b. Normal Agging Process
c. Perubahan sosial
d. Pengalaman hidup dan latar belakang budaya.
Tips Berkomunikasi Dengan Lansia adalah :
1. Menyedikan waktu ekstra
2. Mengurangi kebisingan
3. Duduk berhadapan
4. Menjaga kontak mata
5. Mendengar aktif
6. Berbicara pelan, jelas, dan keras
7. Gunakan kata- kata atau kalimat yang sederhana dan pendek
8. Menetapkan satu topic dalam satu waktu
9. Awali percakapan dengan topic sederhana
10. Bicarakan tentang topic yang familiar dan menarik bagi lansia
11. Beri kesempatan pada lansia untuk menegenang masa lalu
12. Menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi pada dasarnya harus memperhatikan kematangan orang atau klien
yang diajak berbicara berdasarkan tingkatan usia, dalam hal ini yaitu kesempurnaan
indra, kesempurnaan dan kematangan otak , kematangan psikologi sehingga pada
akhirnya kita dapat menyesuaikan gaya bahasa, tekanan suara, dan jenis bahasa yang
kita gunakan.

B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan komunikasi, kita harus bersikap ramah, sopan, dan
mampuh menempatkan diri terhadap orang yang diajak berkomunikasi, dengan melihat
tingkatan usia, sosial, latar belakang,dan budayanya.

Anda mungkin juga menyukai