Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena saya dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen Bahasa Indonesia dengan judul
“Pentingnya Bahasa Indonesia bagi Keperawatan dan Lingkungan”. Tugas ini
dibuat guna mencapai nilai pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen.
Pembuatan tugas ini berisi tentang pentingnya bahasa Indonesia bagi seorang
mahasiswa keperawatan. Saya sebagai seorang mahasiswa keperawatan perlu
mengetahui bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
menghadapai banyaknya orang atau pasien yang beraneka ragam, sehingga tugas ini
sangat bermanfaat bagi pembaca.
Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya dengan senang hati
menerima kritik ataupun saran dari pembaca terhadap isi tugas yang sudah saya
buat untuk perbaikan tugas saya di kemudian hari.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia memiliki makna dan peran penting bagi bangsa Indonesia.
Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, mutlak diperlukan oleh
setiap bangsa. Pernahkah kita membayangkan, bagaimana seandainya bangsa
Indonesia tidak mempunyai bahasa Indonesia? Dengan memiliki bahasa
nasional, bangsa Indonesia seharusnya bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi. Kita memang telah sering mendengar
ungkapan “bahasa menunjukkan bangsa”. Namun, banyak dari kita yang
tidak meresapi ungkapan tersebut. Kenyataan sehari-hari di masyarakat
tidaklah demikian. Rasa bangga terhadap bahasa Indonesia belum tertanam
pada setiap orang Indonesia. Bahasa Indonesia dianggap kurang ilmiah dan
kurang intelek dibanding dengan bahasa asing, bahasa Indonesia tidak perlu
dipelajari karena bahasa Indonesia adalah milik sendiri, dan sebagainya.
Bahkan, mereka pun akhirnya menjadi tidak mau tahu perkembangan bahasa
Indonesia.
Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil
menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari. Komunikasi
lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti
berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan
menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada
saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan
maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-
bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau
bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat Bahasa Indonesia secara umum?
2. Apa manfaat komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam
memberikan pelayanan kesehatan di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh bahasa Indonesia terhadap pemberian komunikasi
terapeutik kepada masyarakat di Indonesia
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan hakikat Bahasa Indonesia dan manfaat secara umum
2. Mahasiswa memaham manfaat komunikasi yang diberikan dari
pelayanan kesehatan seperti medis dan paramedic terhadap masyarakat
Indonesia
3. Mahasiswa penggunaan bahasa Indonesia dalam pelayanan kesehatan di
semua lingkup pelayanan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa
sains, bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau
dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa
sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial
seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-
orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan
informal (tidak baku).
7. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh
dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang
dilakukan.
8. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara
bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh.
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Indonesia, yang terdiri atas
berbagai suku dan etnis dengan latar belakang bahasa berbeda.Di Indonesia
kesepakatan Bahasa persatuan sebagai Bahasa Indonesia telah dibentuk sejak
Sumpah Pemuda (secara de Facto), yang menjadikan Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa yang sah sebagai Bahasa pemersatu. Jadi ketika kita
menggunakan Bahasa Indonesia jelas sudah kesepakatan kita untuk
menjadikan BahasaIndonesia sebagai Bahasa pemersatu yang terealisasi
hingga detik ini, dengan harapan setiap warga Indonesia di kedepannya dapat
5
berkomunikasi satu sama lain tanpa mengalami kesulitan dengan seluruh
manusia yang berada di wilayah Indonesia.
B. Fungsi Bahasa
1. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan
siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya.
Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini
berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-
kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang
mendorong ekspresi diri antara lain : agar menarik perhatian orang lain
terhadap kita, keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan
emosi. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang
sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).
2. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin
membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin
mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli
hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau
khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa
dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
6
3. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan
pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka,
mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu,
serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota
masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa.
Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang
untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya,
serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh
efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran)
yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf,
1997 : 5).
4. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai
penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa.
Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Contoh fungsi bahasa
sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai
alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat
efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan
marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah
kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara
lebih jelas dan tenang.
7
C. Sikap-sikap Negatif Masyarakat Indonesia terhadap Bahasa Indonesia
1. Banyak orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah,
dan ungkapan-ungkapan asing. Padahal, kata-kata, istilah-istilah, dan
ungkapan-ungkapan tersebut sudah ada padanannya dalam Bahasa
Indonesia. Misalnya orang Indonesia lebih suka istilah “fitness centre”
daripada “pusat kebugaran”, “worksheet” daripada “kertas kerja”,
“option” daripada “pilihan”, dan masih banyak lagi.
2. Banyak orang Indonesia menghargai bahasa asing secara berlebihan.
Misalnya dalam pemberian nama diri orang Indonesia lebih suka dengan
nama yang kearab-araban atau kebarat-baratan. Juga panggilan kepada
orang tua, banyak yang tidak lagi menggunakan panggilan ”ibu – bapak”.
Hampir semua sudah berubah menjadi ”mama – papa”, ”mami – papi”,
atau ”umi – abi”. Juga pada pemberian nama bidang perniagaan. Padahal,
hal-hal kecil seperti ini lama kelamaan akan menghilangkan identitas kita
sebagai bangsa Indonesia karena kita semua tahu bahwa panggilan-
panggilan tersebut berasal dari bahasa asing. Kita menjadi tidak bisa
menunjukkan bahwa Indonesia memang memiliki ciri/karakteristik yang
berbeda dengan bangsa lain.
3. Banyak orang Indonesia yang berusaha sekuat tenaga untuk belajar dan
menguasai bahasa asing dengan baik, tetapi merasa secukupnya saja untuk
menguasai bahasa Indonesia. Hal ini bisa dilihat banyak orang Indonesia
yang mempunyai bermacam-macam kamus bahasa asing, tetapi TIDAK
MEMILIKI satu pun kamus bahasa Indonesia. Seolah-olah seluruh kosa
kata bahasa Indonesia telah dikuasainya dengan baik
8
4. Banyak orang Indonesia yang ’malas’ berpikir untuk berkomunikasi secara
baik. Mereka beranggapan bahwa dalam berkomunikasi yang penting
“asal orang mengerti” hal yang disampaikan. Dari sini akhirnya muncul
bahasa yang “nyeleneh”, “asal nyambung” yang tidak mendukung
perkembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, banyak
orang Indonesia yang malas untuk mencari padanan kata dan istilah asing.
Istilah yang ada diserap mentah-mentah. Rata-rata orang Indonesia buruk
dalam berbahasa Indonesia adalah sifat malas berpikir untuk mencari kata-
kata yang tepat dan benar sesuai kaidah dalam bahasa Indonesia. Keadaan
ini menyebabkan bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang tidak
menggembirakan. Bila sikap ini tidak segera diubah maka bukan tidak
mungkin bahasa Indonesia akan menjadi bahasa pasaran yang tidak
memiliki identitas.
11
e. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada
saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang
keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang
diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi
kadang- kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan
yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
12
F. Pengaruh Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan
Beragamnya bahasa yang ada di Indonesia dapat menyebabakan banyaknya
arti dari setiap kata. Tidak tersampianya pesan yang disampaikan oleh
pengirim pesan dapat mengindikasikan adanya hambatan dalam komuniksi
tersebut. Perbedaan bahasa antara pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini
perawat dengan klien dapat menjadi hambatan dalam komunikasi antar
keduanya. Oleh karena itu dibutuhkan bahasa yang dapat dimengerti oleh
hampir seluruh warga Indonesia dan dapat digunakan dimana saja perawat
dan klien itu berada, bahasa tersebut adalah Bahasa Indonesia karena bahasa
ini merupakan bahasa pemersatu semua penduduk yang ada di Indonesia.
Komunikasi yang jelas dan efektif adalah aspek penting ketika berhubungan
dengan klien, terutama jika perbedaan bahasa menciptakan rintangan kultural
antara perawat dan klien. Perbedaan bahasa yang terjadi antar aperawat dan
klien harus dijembatani oleh orang ketiga agar pesan yang disampaikan oleh
perawat dapat diterima klien tanpa adanya kesalahpahaman arti.
Jika terjadi kesalahpahaman maka komunikasi yang terjadi antara keduanya
dapat dikatakan tidak lancar. Ketidakberhasilan untuk berkomunikasi secara
efektif dengan klien tidak hanya menyebabkan penundaan dalam diagnosis
dan tindakan tetapi juga dapat mengarah pada hasil yang tragis. Oleh karena
itu kesamaan bahasa dalam hal ini sangat diperlukan. Bahasa Indonesia
memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap pelayanan kesehatan. Hampir
seluruh penduduk di Indonesia mengeti dan memahami arti dari penggunaan
bahasa Indonesia yang baik. Oleh karena itu dalam memberikan pelayanan
kesehatan seorang perawat harus menggunakan bahasa Indonesia yang benar
agar tidak terjadi kesalahpahaman. Beberapa pengaruh penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dalam berkomunikasi dalam pelayanan kesehatan adalah:
13
1. Memberikan kemudahan bagi penerima pelayanan kesehatan untuk
memahami maksud dari pemberi pelayanan kesehatan
2. Bahasa Indonesia mudah digunakan oleh penduduk Indonesia sehingga
perawat dapat menerapkan komunikasi teraupetik dalam memberikan
pelayanan kesehatan
3. Bahasa Indonesia dapat mengurangi hambatan yang ada. Dalam hal ini
adalah hambatan dalam proses komunikasi dan hambatan smantik.
4. Penggunaan bahasa Indonesia dapat memberikan kemudahan dalam
berkomunikasi sehingga perawat dapat memberikan asuhan yang tepat dan
klien juga dapat mengikuti perintah yang diberikan. Apabila komunikasi
yang terjadi baik maka seorang perawat tidak akan menemukan hambatan
dalam memberikan intervensi keperawatan
5. Bahasa Indonesia dapat digunakan dimana saja diwilayah Indonesia. Hal
ini dikarenakan pemberian pelayanan kesehatan dapat diberikan disemua
lingkup bermasyarakat, baik itu di puskesmas, rumah sakit maupun di
komunitas yang ada di masyarakat
6. Memudahkan terjadinya umpan balik antara penerima dan pemberi
pelayanan kesehatan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan
perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Selain itu dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting
untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat agar terjadi
keserasian dan mencegah konflik dalam lingkungan masyarakat.Dalam
hubungan bilateral antar negara diperlukan juga komunikasi yang baik agar
hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Contoh Manfaat komunikasi adalah dalam hubungan bilateral antar negara,
seperti yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia. Dengan adanya
komunikasi yang terjalin dengan baik maka timbul kerjasama dalam berbagai
bidang yang mana berdampak positif bagi kedua negara tersebut.
Sebaliknya, Miss Communication (terjadinya kesalahan dalam salah satu
proses komunikasi) akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau misi
yang hendak di capai. Seperti yang terjadi dalam hubungan Indonesia dengan
Australia, dimana pihak Australia menganggap pernyataan Indonesia
mengenai “Negara Bebas Teroris” di terjemahkan oleh Australia sebagai
“Indonesia Gudang Teroris”. Hal ini menyebabkan dampak yang kurang baik
dalam hubungan kedua negara tersebut.
15
Dari kedua contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi sangat
penting dalam berbagai aspek kehidupan. Contoh lain dalam pendidikan
seperti hubungan dosen dengan mahasiswa,dengan adanya komunikasi,maka
kegiatan belajar- mengajar akan berlangsung dengan baik dan lancar.
B. SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.organisasi.org/pentingnya-komunikasi-dalam-kehidupan-sehari-
hari-pengertian-arti-definisi-manfaat-dan-masalah
http://adhiecenter.blogspot.com/2009/10/fungsi-bahasa.html
http://bektipatria.wordpress.com/category/kebahasaan/
http://bektipatria.wordpress.com/2011/10/25/bahasaku-sayang-bahasa-
indonesia/#more-1522
17
18