Anda di halaman 1dari 9

“Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Anak”

Dosen :Dina Rawan G. Rana.,S.Kep,Ners

DISUSUN OLEH :
Silvia Lestari NIM : 2019.B.20.0507

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Penulis Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang membahas
tentang “Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Anak” dapat selesai tepat pada
waktunya.
            Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di
dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sehingga dalam makalah berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.
            Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palangkaraya, 20 Maret 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 definisi Komunikasi
2.2 Tujuan Komunkasi
2.3 Elemen Komunikasi
2.4 Sikap Perawat dalam Berkomunikasi
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Anak

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Komunikasi sebagai alat utama perawat dalam menyampaikan empati, rasa
hormat dan regimen keperawatan pada anak dan keluarga. Komunikasi efektif juga
merupakan hal yang sangat penting dan kunci suksesnya pemberian asuhan
keperawatan/ ketaatan pada regimen keperawatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa
komunikasi efektif yang berpusat pada pasien dan keluarga, mampu meningkatkan
kepuasan pasien (Griffith et al., 2003; Little et al., 2015). Penelitian lain juga
melaporkan bahwa ketaatan pasien terhadap regimen keperawatan meningkat dengan
peningkatan komunikasi antara perawat - pasien – keluarga. Ketaatan pasien dan
keluarga terhadap terapi yang telah direncanakan meningkatkan pencapain hasil
perawatan (Arora, 2017) yang pada akhirnya mampu menurunkan biaya perawatan
pasien (Ahrens et al, 2017).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi dari Komunikasi?
2. Apa Tujuan dari Komunikasi?
3. Apa saja Elemen Komunikasi?
4. Bagaimana Sikap Perawat dalam Berkomunikasi?
5. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Anak?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari Komunikasi.
2. Tujuan dari Komunikasi.
3. Mengetahui Elemen Komunikasi.
4. Mengetahui Sikap Perawat dalam Berkomunikasi.
5. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Anak.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Komunikasi


Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare – communicatio dan
communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian
dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya.
Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada
komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan,
gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan
untuk memengaruhi orang lain.
Komunikasi di keperawatan anak merupakan proses komunikasi yang tidak hanya
melibatkan anak dengan perawat namun juga melibatkan orang tua. Dengan melibatkan
anak, perawat akan lebih mudah membina hubungan dengan anak, terutama untuk anak
usia infant sampai dengan usia sekolah. Saat perawat melakukan pengkajian pada anak,
data dapat digali dari anak itu sendiri (baik verbal maupun non verbal), dari informasi
orangtua, observasi langsung dan interpretasi dari hubungan antara anak dan orangtua.

2.2 Tujuan Komunkasi


a. Menyampaikan ide/informasi/berita
b. Memengaruhi orang lain
c. Mengubah perilaku orang lain
d. Memberikan pendidikan
e. Memahami (ide) orang lain

2.3 Elemen Komunikasi


a. Komunikator (sender)
b. Informasi/pesan/berita
c. Komunikan (reciever)
d. Umpan balik
e. Atmosfer/konteks
2.4 Sikap Perawat dalam Berkomunikasi
Sikap sebagai kehadiran perawat dalam berkomunikasi agar terapeutik klien
mempunyai peran yang penting untuk tercapainya tujuan komunikasi/interaksi
(hubungan). Sikap (kehadiran) yang harus ditunjukkan perawat dalam berkomunikasi
terapeutik ada dua, yaitu sikap (kehadiran) secara fisik dan secara psikologis. Dalam
kehadiran secara psikologis, ada dua dimensi, yaitu dimensi respons dan dimensi
tindakan (Stuart dan Laraia, 2018).

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Anak


Dalam proses komunikasi kemungkinan ada hambatan selama komunikasi, karena
selama proses komunikasi melibatkan beberapa komponen dalam komunikasi dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi mudah/tidaknya seseorang
menerima informasi. Makin tinggi pendidikan berkorelsi postif dengan tingkat
pemahaman orang tua. Perawat perlu menggunakan bahasa yang mudah diterima
sesuai dengan tingkat pendidikan klien.
2. Pengetahuan
Merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indera yang
dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan. Faktor pengetahuan tersebut dalam proses
komunikasi dapat mempengaruhi pemhaman klien tentang informasi yang
disampaikan. Informasi akan jelas dan mudah diterima oleh penerima apabila
pengetahuan baik demikian sebaliknya apabila pengetahuan kurang maka
informasi yang dapat diterima/dipahami kurang.
3. Sikap
Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses komunikasi berjalan
efektif atau tidak, hal tersebut dapat ditunjukkan bila perawat menunjukkan
sikap kurang baik akan menyebabkan klien kurang percaya terharap perawat,
demikian sebaliknya apabila dalam komunikasi menunjukkan sikap yang baik
maka dapat menunjukkan kepercayaan dari penerima pesan atau informasi.
Sikap yang diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti tebuka, percaya,
empati, dan menghargai.
4. Usia dan tahapan tumbuh kembang
Usia Tumbuh Kembang dapat mempengaruhi proses komunikasi.
Semakin tinggi usia perkembangan anak, kemampuan dalam komunikasi
semakin kompleks dan sempurna.
5. Status Kesehatan Anak
Status kesehatan sakit dapat menimbulkan gangguan psikologis maka
cenderung anak kurang komunikatif atau sangat pasif, dengan demikian dalam
komunikasi membutuhkan kesiapan secara fisik dan psikologis untuk mencapai
komunikasi yang efektif.
6. Budaya
Budaya dapat mempengaruhi proses komunikasi seperti orang batak
dengan orang Madura ketika berkomunikasi dengan bahasa komunikasi yang
berbeda dan sama – sama tidak memahami bahasa daerah maka akan merasa
kesulitan untuk mencapai tujuan dari komunikasi.
7. Saluran
Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses
komunikasi. Sebagai contoh: intonasi suara dan sikap tubuh. Apabila kita
berkomunikasi dengan orang yang memiliki suara atau intonasi jelas maka
sangat mudah kita menerima informasi atau pesan yang disampaikan. Demikian
sebaliknya apabila kita bekomunikasi dengan orang yang memiliki suara yang
tidak jelas kita akan kesulitan menerima pesan atau informasi yang disampaikan.
8. Lingkungan
Lingkungan dalam komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa situasi,
ataupun lokasi yang ada. Lingkungan yang tenang akan memberikan dampak
berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan lingkungan yang kurang baik akan
memberikan dampak yang kurang. Contoh: apabila kita berkomunikasi dengan
anak pada tempat yang bising, maka proses komunikasi tidak akan bisa berjalan
dengan baik karena suara tidak jelas, sehingga pesan yang akan disampaikan
sulit untuk diterima oleh anak ataupun orangtua.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran serta penyampaian dan penerimaan
berita, ide, atau informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks
komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran keseluruhan perilaku komunikator
kepada komunikan baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau
tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator
dengan tujuan untuk memengaruhi orang lain.
2. Tujuan komunikasi adalah menyampaikan ide, memengaruhi orang lain,
mengubah perilaku orang lain, memberikan pendidikan kesehatan, dan
memahami ide orang lain.
3. Elemen komunikasi ada lima, yaitu komunikator, informasi yang disampaikan,
komunikan, umpan balik, dan atmosfer. Faktor-faktor yang memengaruhi
komunikasi ditinjau dari prosesnya tergantung dari komunikator, pesan yang
disampaikan, komunikan, umpan balik, dan atmosfer.
4. Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi ditinjau dari prosesnya tergantung
dari komunikator, pesan yang disampaikan, komunikan, umpan balik, dan
atmosfer.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu
mendiagnosis secara dini mengenai penyakit Atresia ani pada anak, sehingga kita
mampu memberikan asuhan keperawatan yang maksimal terhadap anak tersebut.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Little, P., Everitt, H., Williamson, I., Warner, G., Moore, M., Gould, C., ... & Payne, S.
(2015). Observational study of effect of patient centredness and positive approach
on outcomes of general practice consultations. Bmj, 323(7318), 908-911.
MacLean, S., Kelly, M., Geddes, F., & Della, P. (2017). Use of simulated patients to
develop communication skills in nursing education: An integrative review. Nurse
education today, 48, 90-98.
Riley, J. B. (2015). Communication in nursing. Elsevier Health Sciences.
DeVito, J.A. 207. Komunikasi Antarmanusia, penj. Agus Maulana. Jakarta:
Professional Book.
Keliat, B.A. 2016. Hubungan Terapeutik Perawat Klien. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai