Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PSIKOLOGI

“ Sikap Dan Kepribadian Dalam Keperawatan “

Dosen pengampu :

N.S Gajali Rahman ,M,Kep

DISUSUN OLEH :

Andrian Samudra P07220220041


Aulia Putri Syahli P07220220046
Muhammad Indra Pramana P07220220059

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Psikologi
dengan materi “ Sikap Dan Kepribadian Dalam Keperawatan ” dengan tepat pada
waktunya. Shalawat dan taslim senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa bertasbih
sepnajngan masa.

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai sikap dan keperibadian dalam
keperawatan. Diharapkan makalah ini mampu memberikan informasi Konsep Seksualitas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami/saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Samarinda, 09 November 2021

Kelompok 13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................


DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................
A. Sikap .........................................................................................................
1. Pengertian ............................................................................................
2. Ciri-ciri Sikap ......................................................................................
3. Tingkatan Sikap ...................................................................................
4. Fungsi Sikap ........................................................................................
5. Komponen Sikap..................................................................................
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap............................................
7. Cara Pengkukuran Sikap ......................................................................
B. Kepribadian ...............................................................................................
1. Pengertian ............................................................................................
2. Tipe-Tipe Kepribadian .........................................................................
C. Kepribadian Dalam Keperawatan ...............................................................
BAB III
PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan menjaga mutu
pelayanan kesehatan adalah keperawatan. Pelayanan keperawatan adalah gabungan
dari ilmu kesehatan dan seni merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu
pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi, dan ilmu sosial.
Oleh karena itu penting sekali dikembangkan berbagai usaha untuk meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan diberbagai aspek. Salah satu aspek yang coba dikaji
disini adalah perilaku perawat terhadap pasien. Perawat sebagai ujung tombak
pelayanan di rumah sakit tentunya mempunyai kualitas kepribadian berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Perbedaan kualitas
kepribadian perawat akan mempengaruhi cara perawat dalam berinteraksi memberikan
pelayanan, dimana akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien.
Kepribadian perawat sebagai pelanggan internal (pelaku pelayanan) mempunyai
pengaruh terhadap pola perilakunya terutama dalam memberikan pelayanan kepada
pasien agar memuaskan. Karena perawat senantiasa dua puluh empat jam bersama
pasien maka sikap dan perilaku perawat berpengaruh terhadap kepuasan pasien
terhadap pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sikap dan kepribadian ?
2. Apa ciri-ciri sikap dan kepribadian ?
3. Apa itu sikap dan kerpibadian dalam keperawatan ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan bagaimana sikap dan kepribadian yang seharusnya.
2. Menjelaskan definisi atau pengertian dari sikap dan kepribadian
3. Menjelaskan sikap dan kepribadian dalam keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek sikap yang
diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif (emosi) dan perilaku. Dari
definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa secara garis besar sikap terdiri dari
komponen kognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan
dipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai) dan
emosi (menyebabkan respon-respon yang konsisten). (Notoatmodjo, 2010).

2. Ciri-ciri sikap
Ciri-ciri sikap adalah:
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya. (Notoatmodjo, 2010)
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu. (Notoatmodjo, 2010)
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang
membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki orang.
3. Tingkatan Sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban
apabila ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas
yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
tersebut menerima ide itu.
c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling
tinggi. (Notoatmodjo, 2010)

4. Fungsi Sikap
Sikap mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat. Fungsi ini
berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek
sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka mencapai tujuan.
Bila obyek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka
orang akan bersifat positif terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknya bila
obyek sikap menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif
terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
b. Fungsi pertahanan ego Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi
untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada
waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya.
c. Fungsi ekspresi nilai Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi
individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan
mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat
menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu akan
menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang
bersangkutan.
d. Fungsi pengetahuan Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti
dengan pengalamanpengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai
sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orang
terhadap obyek sikap yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2010)

5. Komponen Sikap
Komponen sikap yaitu:
a. Komponen kognitif
Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap,
komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu
mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila
menyangkut masalah isu atau yang kontroversial.
b. Komponen afektif
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional
inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh- pengaruh yang
mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan
dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang
dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk
bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. (Nursalam,
2011)
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu:
a. Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan
sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Individu pada umumnya cenderung
untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang
dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-
individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan
telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara
obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Konsep moral dan ajaran dari
lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan system
kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut
mempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. (Nursalam, 2011)

7. Cara Pengukuran Sikap


Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia
adalah masalah pengungkapan (assessment) dan pengukuran (measurement) sikap.
Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran sikap yaitu :
a. Thrustone
Metode penskalaan Thrustone sering disebut sebagai metode interval tampak
setara. metode penskalaan pernyataan sikap ini dengan pendekatan stimulus
yang artinya penskalaan dalam pendekatan ini ditujukan untuk meletakkan
stimulus atau pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang akan
menunjukkan derajat favourable atau tak favourable pernyataan yang
bersangkutan Likert.
Menurut likert, sikap dapat diukur dengan metode rating yang dijumlahkan
(Method of Summated Ratings). Metode ini merupakan metode penskalaan
pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar
penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh
derajat favourablenya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi.

b. Likert
Sikap dapat diukur dengan metode rating yang dijumlahkan (Method of
Summated Ratings). Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan
sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai
skalanya. Nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable
nya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons setuju dan
tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji
coba (pilot study). Prosedur penskalaan dengan metode rating yang
dijumlahkan idasari oleh 2 asumsi, yaitu:
1) Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai
pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favourable.
2) Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus
diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan
oleh responden yang mempunyai pernyataan negatif.
B. KEPRIBADIAN
1. Pengertian Kepribadian

Istilah “kepribadian” (personality) sesungguhnya memiliki banyak arti. Hal ini


disebabkan oleh adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian, dan
pengukurannya. Kiranya patut diakui bahwa di antara para ahli psikologi belum ada
kesepakatan tentang arti dan definisi kepribadian itu. Boleh dikatakan, jumlah arti dan
definisi adalah sebanyak ahli yang mencoba menafsirkannya.

a. Kepribadian menurut pengertian sehari-hari

Kepribaian (personality) yaitu merujuk kepada bagaimana individu tampil dan


menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pengertian kepribadian seperti
ini mudah dimengerti dan karenanya juga mudah dipergunakan. Tetapi sayangnya
pengertian kepribadian yang mudah dan luas dipergunakan ini lemah dan tidak bisa
menerangkan arti kepribadian yang sesungguhnya, sebab pengertian kepribadian
tersebut hanya menunjuk terbatas kepada ciri-ciri yang diamati saja, dan
mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung kepada
situasi keliling. Tambah pula, pengertian kepribadian semacam itu lemah
disebabkan oleh sifatnya yang evaluative (menilai). Bagaimanapun, kepribadian itu
pada dasarnya tidak bisa dinilai ‘baik’ atau ‘buruk’ (netral). Dan para ahli psikologi
selalu berusaha menghindarkan penilaian atas kepribadian.

b. Kepribadian menurut Psikologi

Pengertian kepribadian menurut disiplin ilmu psikologi bisa diambil dari rumusan
masalah beberapa teoritis kepribadian yang terkemuka, diantaranya sbb :

1) Browner menyatakan bahwa tingkah laku manusia adalah gerak-gerik suatu


badan sehingga kepribadian dapat dikatakan corak gerak-gerik suatu badan
manusia. Tingkah laku yang disebut kepribadian bersifat sadar dan tidak sadar.
Hal itu dapat dilihat dari sudut diri manusia dan dari sudut lingkungannya.
2) George Kelly bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
3) Gordon Allpornt merumuskan kepribadian adalah suatu organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan
pemikiran individu secara khas.
4) Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari
tiga sistem , yakni id, ego, dan superego. Dan tingkah laku tidak lain merupakan
hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.

2. Tipe-tipe Kepribadian
a. Sanguinis
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain : memiliki
banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat
lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini pun memiliki
kelemahan, antara lain : cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau
keinginannya.
Orang bertipe ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan
rangsangan dari luar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau penguasaan diri
lemah, cenderung mudah jatuh ke dalam percobaan karena godaan dari luar
dapat dengan mudah memikatnya dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.
Jadi, orang dengan kepribadian Sanguin sangat mudah dipengaruhi oleh
lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya dan dia kurang bisa menguasai
diri atau penguasaan diri lemah.
Oleh karena itu, kelompok ini perlu ditingkatkan secara terus-menerus
perkembangan moral kognitifnya melalui tingkat pertimbangan moralnya
sehingga dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain menjadi
lebih menggunakan pikirannya daripada menggunakan perasaan/emosinya.
Peningkatan moral kognitif akan menjadikan pikiran mereka lebih tajam dan
lebih kritis dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan orang lain.
b. Melancholic

Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain : terobsesi
dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika
keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan angat sensitif.
Orang yang memiliki tipe ini juga memiliki kelemahan antara lain : sangat
mudah dikuasi oleh perasaan dan cenderung perasaan yang mendasari hidupnya
sehari-hari adalah perasaan yang murung. Oleh karena itu, orang yang bertipe
ini tidak mudah untuk terangkat, senang, dan tertawa terbahak-bahak.

Pembentukan kepribadian melalui peningkatan pertimbangan moral,


kiranya dapat membantu kelompok ini dalam mengatasi perasaanya yang kuat
dan sensitivitas yang mereka miliki melalui peningkatan moral kognitifnya.
Dengan demikian, kekuatan emosionalnya dapat berkembang secara seimbang
dengan perkembangan moral kognitifnya.

c. Choleric
Seseorang yang memiliki tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain : cenderung
berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai disiplin kerja yang sangat
tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab atas
tugas yang diembannya.

Orang yang bertipe ini memiliki kelemahan antara lain : kurang mampu
merasakan perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan
kepada orang yang sedang menderita, dan perasaanya kurang bermain.

Kelompok ini perlu ditingkatkan kepekaan sosialnya melalui


pengembangan emosional yang seimbang dengan moral kognitifnya sehingga
menjadi lebih peka terhadap penderitaan orang lain.

d. Phlegmatis
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain : cenderung
tenang, gejolak emosinya tidak tampak, misalnya dalam kondisi sedih atau
senang, sehingga turun naik emosinya tidak terlihat secara jelas. Orang bertipe
ini cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik dan lebih
introspektif, memikirkan ke dalam, dan mampu melihat, menatap, dan
memikirkan masalah –masalah yang terjadi di sekitarnya. Mereka seorang
pengamat yang kuat, penonton yang tajam, dan pengkritik yang berbobot.
Akan tetapi orang bertipe seperti ini juga memiliki kelemahan antara lain :
ada kecenderungan untuk mengambil mudahnya dan tidak mau susah. Dengan
kelemahan ini, mereka kurang mau berkorban demi orang lain dan cenderung
egois.

Oleh karena itu, mereka perlu mendapatkan bimbingan yang mengarahkan


pada meningkatnya pertimbangan moralnya guna peningkatan rasa kasih
sayang sehingga menjadi orang yang lebih bermurah hati.

C. Kepribadian dalam Keperawatan

Seorang perawat profesional harus memiliki kepribadian yang baik. berikut


beberapa kepribadian yang seharusnya dimiliki oleh seorang perawat
1. Keadaan fisik.

Sabagai seorang perawat, kita harus bisa menjaga dan merawat kesehatan Tubuh kita
sendiri sebelum merawat orang lain.

2. Penampilan yang menarik.

Didepan pasien kita harus berpenampilan yang rapi,tidak mungkin kan, kalau kita
berpenampilan di depan pasien berantakan, yang ada pasien malah tidak mau di rawat
oleh kita. Pasien pasti akan berpersepsi, bagaimana perawat itu merawat kita,
sedangkan perawat itu saja tidak bisa merawat diri dia sendiri.

3. Kejujuran.

Perawat harus mengatakan apa adanya tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan pasien. tidak boleh ada yang di tutup-tutupi.

4. Keriangan

Perawat harus menunjukkan sikap riang,bahagia.jangan tunjukkan sikap jutek di depan


pasien, pasien pasti akan takut melihat muka kita yang seperti itu.

5. Berjiwa sportif.
Perawat harus menjalankan tugasnya dengan benar, apabila mengalami kesalahan,
perawat harus mengevaluasinya lagi dan introspeksi diri.

6. Rendah hati dan Murah hati.

Apabila perawat bertemu dengan pasien,perawat harus menunjukkan sikap ramah dan
bantu pasien apabila ada yang memerlukan bantuan.

7. Dapat dipercaya.

Perawat harus bisa menjaga privasi pasien. jangan suka mengumbar kekurangan pasien
sekalipun dengan teman sejawat.

8. Loyalitas.

Sesama perawat harus bisa bekerja sama dan saling membantu.

9. Pandai menimbang perasaan.

Perawat dalam menyampaikan suatu pernyataannya terhadap pasien harus memiliki


sikap ini supaya tidak menambah beban pikiran pasien.

10. Pandai bergaul.

Salah satu contohnya : perawat menyapa pasien apabila bertemu.

11. Keramahan,simpati,dan kerja sama.

Perawat harus bisa menunjukkan sikap ramah dan simpatinya terhadap Pasien, hal ini
di harapkan supaya pasien merasa nyaman dengan kita dan akhirnya si pasien mudah
di ajak kerja sama dengan kita.

12. Rasa humor.

Selain itu, kita juga harus memiliki rasa humor, setidaknya dengan memberikan sedikit
humor kepada pasien mampu mengurangi beban pikirannya.
13. Sopan santun.

Sebagai seorang perawat, kita harus menghormati yang lebih tua dari kita sekalipun itu
pasien. tidak hanya dengan yang lebih tua dengan teman sejawat atau yang umurnya di
bawah kitapun,kita juga harus tunjukkan sikap ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau
berbuatdalam kegiatan s!sial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi !byek situasi
atau k!ndisidi lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk
merespon yang sikapnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Kepribadian
adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Selain itu beberapa aspek kepribadian juga turut andil seperti bentuk tubuh kesehatan dan
nilai-nilai. Namun dalam kehidupan sehari-hari tak semua bentuk kepribadian itu sama ada
yang kepribadian sehat dan tidak sehat.

Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus
dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat
memahami masalah yang dihadapi oleh pasien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku peduli atau kasih sayang.

B. Saran
Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh
pasien, dan mempunyai perilaku yang peduli terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B A (2001) Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksana Tindakan Keperawatan,


Makalah disampaikan pada Pelatihan Nasional Keperawatan Profesional Jiwa.
Company Tawsend, MC (1996) Psichiatric Mental Health Nursing
Consept to Care, Daris Company, Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai