Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL 2 PPD

1. Uraikanlah tahapan perkembangan bahasa bayi A, B, dan C tersebut!


Jawab :
a. Kemampuan Bahasa Bayi 0-4 bulan ( pralinguistik )/ BAYI A

bayi baru lahir sampai usia 4 bulan hanya mengandalkan tangisan untuk berkomunikasi
dengan orangtuanya. Tangisan bisa menjadi pertanda bahwa ia sedang lapar, sakit atau
merasa tidak nyaman akibat popoknya penuh. Namun, tidak lama lagi, Si Kecil mulai bisa
memainkan lidah, bibir, dan langit-langit mulutnya untuk membuat suara kecapan.
b. BAYI B holofrastik
Bayi di usia ini mulai bisa membedakan antara suara berat sang ayah dengan suara lembut
milik ibu. Ketika usianya sudah genap 4 minggu, bayi mampu membedakan suara dengan
suku kata yang sama seperti “Ma” dan “Pa”. Setelah itu, Si Kecil mulai mampu mengoceh
serta menghubungkan beberapa suara dengan gerakan bibir ketika usianya menginjak 2
bulan.
Pada umunya bayi bisa mengucapkan kata-kata pada usia 3 sampai 6 bulan. Ocehan yang
sering diucapkan pada usia tersebut antara lain: kata baa, maa, paa. Selanjutnya akan
berkembang dengan dapat mengucapkan nama-nama orang yang diangggapnya penting
(mama, papa), binatang (pus, ayam), kendaraan (mobil) atau ucapan selamat (daa).
c. Bayi C tahap 2 (kalimat dua kata ) / telegraphic / dua suku kata
mengatakan “mam nasi” saat merasa lapar

2. Penanaman konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang biasa dilakukan
adalah menggunakan pendekatan garis bilangan dan pendekatan pola bilangan (model maju
mundur dan anak panah).
Contoh:
a. Penjumlahan 6 dan 2
6 dan 2 adalah bilangan bulat positif yang artinya kita akan maju sebanyak 6 + 2 langkah.

b. Penjumlahan 2 dan – 8

3. Uraikanlah faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya kasus ini jika ditinjau dari karakteristik
perkembangan emosi anak SD dan faktor-faktor yang memengaruhinya!
Jawab :
Anak-anak pada usia 6-7 tahun belum terlalu terampil dalam mengemukakan perasaan atau
pendapatnya secara verbal. Tidak heran apabila anak terlibat masalah dengan beberapa temannya,
malah berujung dengan perkelahian, khususnya bagi anak laki-laki. Biasanya perkelahian dimulai
dengan cekcok mulut dulu, lalu tak jarang anak jadi saling pukul dan akhirnya menangis.
Yang menjadi penyebab anak berkelahi dengan teman-temannya biasanya kalau tidak tersinggung
karena diejek temannya, ya ditertawakan teman setelah jatuh akibat di dorong. Tidak jarang anak-
anak berkelahi sampai cakar-cakaran dan pukul-pukulan dengan temannya karena masalah-
masalah seperti tadi. Anak-anak di usia ini memang masih perlu belajar bagaimana menyelesaikan
konflik dengan teman secara asertif.
Pada usia 6 tahun, anak-anak memahami konsep emosi yang lebih kompleks, seperti kecemburuan,
kebanggaan, kesedihan dan kehilangan. Tetapi, anak-anak masih memiliki kesulitan di dalam
menafsirkan emosi orang lain. Pada tahapan ini anak memerlukan pengalaman pengaturan emosi,
yang mencakup kapasitas untuk mengontrol dan mengarahkan ekspresi emosional serta menjaga
perilaku yang terorganisir ketika munculnya emosi-emosi yang kuat dan untuk dibimbing oleh
pengalaman emosional.
Faktor yang mempengaruh perkembangan emosi
1) Perkembangan emosi anak secara individu dapat terpengaruh oleh adanya
ketidaksempurnaan fisik atau kekurangan pada diri anak itu sendiri.
Jika terjadi hal seperti ini, bukan tidak mungkin anak akan merasa rendah diri, mudah
tersinggung, atau menarik diri dari lingkungannya. Anak akan merasa tidak nyaman dengan
ketidaksempurnaan yang dimilikinya. Mereka akan cenderung menutup diri dari pergaulan
teman sebaya yang juga akan mempengaruhi perkembangan sosial.
2) Faktor kedua yang mempengaruhi perkembangan emosi anak adalah pengalaman
belajar. pengalaman belajar anak akan menentukan reaksi potensial mana yang mereka
gunakan untuk marah. Pengalaman belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain
belajar dengan coba-coba.
3) Faktor ketiga adalah konflik-konflik dalam proses perkembangan. Setiap anak pasti pernah
mengalami konflik baik di rumah maupun di sekolah. Setiap anak melalui berbagai konflik
dalam menjalani fase-fase perkembangan yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses.
Namun jika anak tidak dapat melewati atau gagal menyelesaikan konflik, biasanya mengalami
gangguan-gangguan emosi. Pada usia aktif sekolah, bukan tidak mungkin mereka akan
meluapkan emosi dengan menggunakan fisik.
4) Faktor terakhir dan yang terpenting dalam mempengaruhi perkembangan emosi
adalah lingkungan keluarga. Keluarga adalah lembaga yang pertama kali mengajarkan
individu (melalui contoh yang diberikan orang tua) bagaimana individu mengeksplorasi
emosinya. Potensi individu pula ditentukan oleh faktor keturunan di keluarga. Artinya adalah
sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih kemampan yang dapat
dikembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan Lingkungan keluarga mempunyai fungsi
sosialisasi nilai keluarga mengenai bagaimana anak bersikap dan berperilaku

4. Bagaimana cara Anda mengembangkan motivasi belajar peserta didik SD dalam pembelajaran
tatap muka maupun daring agar hasil belajar mereka meningkat?
Jawab :

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, seperti menyanyi, bermain game, dan ice
breaking, Menggunakan metode belajar yang berbeda seperti membuat pembagian peran, studi
kasus, simulasi, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, presentasi dengan audio-visual
dan kerja kelompok kecil, metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa
simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar.

Menggunakan model pembelajaran inovatif, menggunakan media pembelajaran interaktif seperti


powerpoint yang menarik game di liveworksheet, wordwall,dll,

Anda mungkin juga menyukai