Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DAINI GENGO SHUTOKU


Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak
Usia 0-2 Tahun Secara Tidak Sengaja

Dosen Pengampu :
Dr. Retnani, M.Pd.

Oleh:
1. Errita Septi Hartiti

14020104014 2014B

2. Nur Wulan Asri

14020104035 2014B

3. Mutia Chiquita V

14020104073 2014B

4. Uyun Suciwati

14020104076 2014B

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
JURUSAN BAHASA ASING
PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah Daini Gengo Shutoku yang berjudul Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia
0-2 Tahun Secara Tidak Sengaja. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Retnani selaku dosen pembimbing mata kuliah Daini Gengo Shutoku, yang
memberikan bimbingan, saran, dan ide,
2. Teman-teman anggota kelompok 3 yang telah bekerjasama demi terselesaikannya
makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 31 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................

B. Tujuan .......................................................................................................

C. Manfaat .....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

A. Proses Pemerolehan Bahasa Pertama .......................................................

B. Periode dan Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama ......................

C. Video Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia 0-2 Tahun


Secara Tidak Sengaja ................................................................................

D. Hasil Diskusi .............................................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................

10

A. Kesimpulan ...............................................................................................

10

B. Saran ..........................................................................................................

10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah Inggris aquisition, yakni, proses
penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar
bahasa ibunya. Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara
verbal disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa pertama terjadi bila
anak yang sejak semula tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa
pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi dari pada bentuk
bahasanya. Pemerolehan bahasa anak-anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana
menuju gabungan kata yang lebih rumit.
Pemerolehan bahasa pertama sangat erat hubungannya dengan perkembangan perkembangan kognitif yakni pertama, jika anak dapat menghasilkan ucapan-ucapan yang mendasar pada tata bahasa yang rapi, tidaklah secara otomatis mengimplikasikan bahwa anak
telah menguasai bahasa yang bersangkutan dengan baik. Kedua, pembicara harus memperoleh katagori-katagori kognitif yang mendasari berbagai makna ekspresif bahasabahasa alamiah, seperti kata, ruang, modalitas, kualitas, dan sebagainya. Persyaratanpersyaratan kognitif terhadap pengusaan bahasa lebih banyak dituntut pada pemerolehan
bahasa kedua dari pada dalam dalam pemerolehan bahasa pertama.

B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu:
1. Untuk mengetahui proses pemerolehan bahasa pertama secara tidak sengaja
2. Untuk mengetahui periode dan perkembangan bahasa pertama secara tidak sengaja

C. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Daini Gengo Shutoku
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat luas bahwa pemerolehan
bahasa pertama secara tidak sengaja melalui proses dan bertahap

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Proses Pemerolehan Bahasa Pertama


Proses anak mulai mengenal dengan lingkungannya secara verbal disebut dengan
pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak yang sejak
semula tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pemerolehan bahasa pertama
pada anak usia 0-2 tahun secara tidak sengaja adalah proses penguasaan bahasa yang
dilakukan oleh anak usia 0-2 tahun secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya.
Pemerolehan bahasa pertama erat sekali kaitannya dengan perkembangan sosial anak
dan karenanya juga erat hubungannya dengan pembentukan identitas sosial.
Mempelajari bahasa pertama merupakan salah satu perkembangan menyeluruh anak
menjadi anggota penuh suatu masyarakat. Sejak dari bayi telah berinteraksi di dalam
lingkungan sosialnya. Seorang ibu seringkali memberi kesempatan kepada bayi untuk
ikut dalam komunikasi sosial dengannya. Kala itulah bayi pertama kali mengenal
sosialisasi, bahwa dunia adalah tempat orang saling berbagi rasa. Mempelajari bahasa
pertama merupakan salah satu perkembangan menyeluruh anak menjadi anggota penuh
suatu masyarakat. Sejak dari bayi, anak telah berinteraksi di dalam lingkungan sosialnya.

B.

Periode dan Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama


1.

Usia 0-2 bulan


Saat lahir, bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya. Pada
umur sekitar 6 minggu, bayi mulai mengeluarkan bunyi-bunyi dalam bentuk
tangisan,rengekan, dengkuran. Bunyi yang dikeluarkan oleh bayi mirip dengan
bunyi konsonan atau vokal. Akan tetapi, bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan
bentuknya karena memang belum terdengar dengan jelas. Pada usia 2 bulan, bayi
mulai dapat membuat suara-suara seperti aah atau uuh yang dikenal dengan
istilah cooing. Ia juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat
dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur. Bayi juga mulai bereaksi
terhadap orang lain dengan mengeluarkan suara.

2.

Usia 3-6 bulan


Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan
menyukai mainan yang mengeluarkan suara. Aitchison menyebut tahap yang
berlangsung ketika usia anak mendekati enam bulan sebagai tahap meraban. Tahap
5

meraban merupakan pelatihan bagi alat-alat ucap. Vokal dan konsonan dihasilkan
secara serentak. Ahli lain menyebutkan bahwa bayi dapat berespons terhadap
namanya sendiri dan mengenali emosi dalam nada bicara. Cooing berangsur
menjadi babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya
papapapapa, dadadadada, bababababa, mamamamama. Bayi juga mulai
dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi
wajah yang sesuai.
3.

Usia 6-12 bulan


Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta
konsep-konsep dasar seperti ya, tidak, habis. Saat babbling, ia menggunakan
intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya. Ia pun dapat mengucapkan katakata sederhana seperti mama dan papa tanpa arti.
Pada usia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengucapkan mama dan papa (atau
istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya)
dengan arti. Ia menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa
perintah sederhana (misal lihat itu, ayo sini). Ia menggunakan isyarat untuk
menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk
minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah). Ia suka membeo, menirukan
kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar
70 kata.

4.

Usia 12-18 bulan


Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti,
dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan,
menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti
perintah satu langkah (Tolong ambilkan mainan itu). Pada tahap ini pula, ujaranujaran yang mengandung kata-kata tunggal diucapkan anak untuk mengacu pada
benda-benda yang dijumpai sehari-hari. Anak juga sudah mengerti bahwa bunyi
ujar berkaitan dengan makna. Anak akan mulai menggunakan serangkaian bunyi
berulang-ulang untuk makna yang sama agar orang lain mengerti maksud yang
hendak dia sampaikan. Kosakata yang sudah dikuasai anak bertambah dengan
pesat; pada usia 15 bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti,
namun pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata. Pada akhir masa
ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.

5.

Usia 18-24 bulan


Dalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa. Hampir setiap hari
ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata
secara subjek + predikat dan dapat mengikuti perintah. Dalam pikiran anak,
subjek + predikat dapat terdiri atas kata benda + kata benda, atau kata sifat + kata
benda. Misalnya, Ani mainan yang berarti Ani sedang bermain dengan
mainan atau kata sifat + kata benda, seperti kotor patu yang artinya Sepatu ini
kotor dan sebagainya. Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada
usia dua tahun, sekitar 50 persen bicaranya dapat dimengerti orang lain.

C.

Video Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia 0-2 Tahun Secara Tidak
Sengaja
1. Bayi Usia 6 bulan 6 hari

https://www.youtube.com/watch?v=YP9bqVB-sVg
Pada video pertama yang berdurasi 2 menit 34 detik ini, bayi yang berusia 6 bulan
menunjukkan aktivitas kebahasaannya sesuai teori yang telah disebutkan di atas, yaitu
mengoceh (babbling). Bayi tersebut mengucapkan suku kata tunggal, da dan ba yang
diulang berkali-kali. Selain itu, dia juga mengocehkan kata-kata yang tidak jelas dan
belum dimengerti oleh orang dewasa. Di akhir video, bayi sudah mulai enggan dan
merasa kurang nyaman hingga dia menangis.

2. Video anak Jepang Usia 4 bulan

https://www.youtube.com/watch?v=YP9bqVB-sVg
Pada video ini, bayi mengeluarkan suara-suara yang tidak cukup jelas. Namun,
bunyi-bunyi yang dikeluarkan si bayi sebagian besar memang bunyi vokal e, a dan u,
juga konsonan yang sudah dapat diucapkan bayi pada bayi ini adalah konsonan
bilabial p, pada suku kata tunggal pu. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Aitchison yang menyebutkan bahwa meraban merupakan suatu tahapan yang
berlangsung ketika usia anak mendekati enam bulan, yang merupakan pelatihan bagi
alat-alat ucap. Vokal dan konsonan dihasilkan secara serentak.

D.

Hasil Diskusi
Pertanyaan & Jawaban
1. Aditya Dharma Putra (14020104066)
Apa yang memicu anak balita mengoceh sendiri, tiba-tiba anak berhenti berceloteh?
Ketika anak tiba-tiba berhenti mengoceh pasti ada faktor biologi dan lingkungan
yang mempengaruhinya. Faktor resiko yang dipengaruhi oleh kondisi biologi dan
lingkungan ini meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan perkembangan
(Brooks-Gunn, 1990). Mengenali berbagai faktor resiko yang berkaitan dengan
disabilitas perkembangan menjadi perhatian utama, terutama faktor-faktor yang
diyakini dipengaruhi oleh kondisi biologis dan lingkungan pada fase awal dari
suatu proses perkembangan. Faktor biologis yang beresiko negatif pada
perkembangan adalah prematuritas, berat badan lahir rendah, komplikasi perinatal.
Sedangkan faktor resiko dari lingkungan meliputi status sosioekonomi yang
rendah, hubungan tetangga yang buruk, psikopatologi orang tua. Mengenali lebih
dini faktor resiko pada anak merupakan faktor penting untuk menjamin bahwa
mereka ditempatkan dalam bentuk program remedial yang tepat untuk
meminimalkan atau mengurangi dampak dari faktor resiko tersebut. Pada kasus
anak yang tiba-tiba berhenti mengoceh, lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
2. Retnani
Apakah sama pemerolehan bahasa pertama pada anak-anak di seluruh dunia?
Misalnya, anak Indonesia dan Jepang.
Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan dalam pembahasan, dapat kami
simpulkan bahwa pemerolehan bahasa pertama pada anak-anak di seluruh dunia
itu sama. Seperti 2 contoh video yang kami peroleh, yaitu bayi Indonesia dan bayi
Jepang yang masing-masing berusia 6 bulan dan 4 bulan. Kedua bayi tersebut
sedang berada pada tahapan yang sama, yaitu mengoceh (babbling). Bunyi-bunyi
yang dikeluarkan adalah vokal dan konsonan seperti pu, ma, ba, dan lain
sebagainya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemerolehan bahasa anak merupakan salah satu proses yang dilakukan, baik secara
sengaja maupun secara tidak disengaja, bahkan tidak disengaja sama sekali. Mengenai
pemerolehan bahasa ini terdapat beberapa pengertian. Pengertian yang satu mengatakan
bahwa pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba atau mendadak.
Pemerolehan bahasa pertama adalah apabila seseorang memperoleh bahasa yang semula
tanpa bahasa. Proses pemerolehan ini disebut acquisition, yang berarti pemerolehan
bahasa tersebut terjadi secara tidak sadar dan alami. Ketika anak belajar mengekpresikan kemauannya dalam bentuk bahasa kepada ibunya atau lingkungannnya, disitulah
secara alami bahasa pertama anak diperoleh

B. Saran
1. Perlu dibuat makalah lain dengan teori yang lebih lengkap dan contoh yang
dikemukakan harus sesuai teori yang disebutkan dalam bagian pembahasan
2. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah di kemudian hari.

10

DAFTAR PUSTAKA

https://www.youtube.com/watch?v=YP9bqVB-sVg
diakses tanggal 31 Maret 2016 pukul 20.15
http://youtube.com/watch?v=BDJjHn0nzOo
diakses tanggal 28 Maret 2016 pukul 09.58
http://bundakreatifyuk.blogspot.co.id/2015/04/keterlambatan-bicara.html
diakses tanggal 28 Maret 2016 pukul 10.42
https://nahulinguistik.wordpress.com/2009/04/14/pemerolehan-bahasa-pertama/
diakses tanggal 31 Maret 2016 pukul 20.30
https://rambyong17.wordpress.com/2012/08/01/6/
diakses tanggal 31 Maret 2016 pukul 19.27

11

Anda mungkin juga menyukai