Anda di halaman 1dari 19

REFLEKSI KASUS Juni 2017

PERKEMBANGAN BAHASA (BICARA)


PADA ANAK

Nama : Ade Triansyah


No. Stambuk : N 111 15 039
Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Sejak dahulu, masalah perkembangan anak telah mendapat banyak


perhatian. Gangguan bicara merupakan salah satu masalah yang sering
terdapat pada anak-anak. Perkembangan ucapan serta bahasa yang dapat
diperlihatkan oleh seorang anak, merupakan petunjuk yang kelak penting
untuk menetukan kemampuan anak tersebut untuk belajar. Anak yang
berkembang dengan normal, dalam 4 tahun yang pertama dalam kehidupannya
telah dapat mempelajari serta menguasai bagian terbesar dasar-dasar tata
bahasa yang mengatur bahasa ibunya.1
Periode yang amat penting bagi perkembangan kemampuan berbicara dan
bahasa telah sejak lama diterima orang sebagai periode yang terdapat sekitar
usia 9-24 bulan. Kemampuan berbahasa merupakan suatu indikator untuk
perkembangan pada anak. Secara khas, seorang anak yang secara dini telah
dapat berbicara serta berbicara dengan baik, kelak juga memperlihatkan
prestasi yang baik dalam kemampuan kegiatan belajarnya dan seorang anak
yang lambat dalam perkembangan ucapan serta bahasanya kelak mungkin
memperlihatkan permasalahan di sekolah. 1,2
Menurut NCHS, berdasarkan atas laporan orang tua (diluar gangguan
pendengaran dan celah pada palatum) angka kejadiannya 0,9 % pada anak
dibawah umur 5 tahun dan 1,94% pada anak usia 5-14 tahun. Dari hasil
evaluasi langsung terhadap anak usia sekolah, angka kejadiannya 3,8 kali
lebih tinggi dari yang berdasarkan hasil wawancara. Berdasarkan hal ini
diperkirakan gangguan bicara dan bahasa pada anak adalah sekitar 4-5%
Kemudian berdasarkan data kunjungan pasien di Ruang Poli Tumbuh
Kembang RSDK Semarang 6 bulan terakhir (Juni-November 2004) dimana
100 dari 250 jumlah kunjungan melakukan pemeriksaan DDST dan dari 100
ditemukan gangguan bahasa sebanyak 75% dari kasus yang lain seperti
malnutrisi, retardasi mental dan ADHD (hiperaktif dan autisme). 3
Deteksi dini perlu ditegakkan agar penyebabnya dapat segera dicari,
sehingga pengobatan serta pemulihannya dapat dilakukan seawal mungkin.
Contohnya pada seorang anak yang tuli konduktif tetapi cerdas yang terlambat
mendapat alat bantu dengar dan terapi wicara serta tidak diberikan kesempatan
mengembangkan sistem komunikasi non verbal oleh dirinya sendiri sebelum
usia 3 tahun maka kesempatan untuk mengajarinya agar mampu berbicara
yang dapat dimengerti. jelas dan terang telah hilang. 1
Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil topik perkembangan bicara
dan bahasa pada anak dengan harapan bahwa dengan dilakukannya skrining
melalui DDST dapat diketahui secara lebih dini mengenai keterlambatan
perkembangan bicara dan bahasa. Sehingga dapat segera ditanggulangi dengan
berbagai macam alternatif baik terapi bicara maupun pengobatan. 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. 5
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perlembangan anak.
Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan
pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor,
psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak. 5

B. Perkembangan Berbicara dan Bahasa Normal

I.Tahap perkembangan bahasa berbicara anak secara umum


Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode
Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode
linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama,
yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik
terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase satu kata atau Holofrase

Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran
yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya
tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti
saya mau duduk, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti mama
sedang duduk. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang
dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa
kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak
serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan
oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul
dengan kata kerja.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini
anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata.
Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat,
kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang
tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti
oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan
oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah
mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua
mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun
mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.

3. Fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua
setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai
lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja
menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai
mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama
dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu
mempergunakan kata ganti orang saya untuk menyebut dirinya,
mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan
berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat
mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-
bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan gaya dewasa.

Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak


yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :

1. Tahap eksternal. Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana
sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan,
informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.

2. Tahap egosentris. Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan


pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.

3. Tahap Internal.Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu
penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Menurut Towne perkembangan berbicara dan berbahasa pada anak normal usia
toddler adalah sebagai berikut 6 :
Umur Bahasa Reseptif (Pasif) Bahasa Ekspresif
(Aktif)
12 bulan Reaksi dengan melakukan Mengungkapkan
gerakan terhadap berbagai kesadaran tentang obyek
pertanyaan verbal yang telah akrab dan
menyebut namanya
15 bulan Mengetahui dan mengenali Kata-kata yang benar
nama-nama bagian tubuh terdengar diantara kata-
kata yang kacau, sering
dengan disertai gerakan
tubuhnya.
18 bulan Dapat mengetahui dan Lebih banyak
mengenali gambar-gambar menggunakan kata-kata
obyek yang sudah akrab daripada gerakan, untuk
dengannya, jika obyek disebut mengungkapkan
namanya keinginannya.
21 bulan Akan mengikuti petunjuk Mulai
yang berurutan (ambil topimu mengkombinasikan
dan letakkan diatas meja) kata-kata (mobil papa,
mama berdiri)
24 bulan Mengetahui lebih banyak Menyebut nama sendiri
kalimat yang lebih rumit.

Sedangkan Fusco mengatakan bahwa perkembangan bahasa pada usia antara


lain 1:
a. 12 bulan
Anak berkata 3-5 buruf
Anak mengenal namanya sendiri
Memahami perintah sederhana
Anak memahami beberapa obyek dan aktivitas
b. 18 bulan
Anak menggunakan 10-20 kata termasuk nama dirinya.
Mengenali obyek berupa foto keluarga atau orang yang dikenalnya.
Dapat mengkombinasikan 2 suku kata
Anak senang meniru kegiatan dirumah
c. 24 bulan
Anak memahami perintah sederhana
Mengidentifikasi kegiatan/aktivitas di dalam buku
Dapat berbicara rata-rata 3 kata
Bicara diakhiri dengan s
Anak bertahan dengan satu aktivitas selama 6-7 menit
Kosakata meningkat menjadi 300 kata, antara usia 2-4 tahun kosakata anak
meningkat 2 kata perhari.
d. 30 bulan
Kosakat meningkat menjadi 450 kata
Anak dapat menyebutkan nama anggota keluarga atau orang yang
dikenalnya.
Dapat mengidentifikasi obyek secara terperinci
Konsep awal dapat membedakan besar dan kecil
4. 3 tahun
Anak dapat menyebutkan nama warna
Anak cenderung senang bercerita
Dapat bercerita tentang cerita sederhana.
Kosakata bertambah menjadi 1000 kata-kata.
Anak sering menyebut namanya dan jalan. 1

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak


Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh- kembang anak,
yaitu 6:
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti
sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2. Faktor Lingkungan
Sosial Ekonomi Kurang
Anak dengan keluarga sosial ekonomi kurang akan mengalami
keterlambatan dalam berbahasa karena fasilitas berbahasa dan
pendidikan yang rendah pulan dari orang tua.
Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman
yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang,
kualitas interaksi anak-orang tua.
Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan
keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam
keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat,
norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat
yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll.6

D. Stimulasi Dasar Perkembangan Bahasa


1. Usia 12 15 bulan
a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan
Bicaralah banyak-banyak kepada anak dan dorong agar ia mau
bicara
Dengarkan dan jawab bila anak bicara pada kita
Perlihatkan dan bacakan buku-buku bergambar pada anak, beri
kesempatan untuk menunjuk gambar yang kita sebut namanya
b. Membuat suara, misal dari kaleng atau kerincingan
c. Bicara, dengan menyebut benda yang diinginkan dan dilihat
d. Menyebut nama bagian tubuh yang telah diajarkan sebelumnya
e. Pembicaraan, dengan mengajarkan merangkaikan kalimat.7
2. Usia 15 18 bulan
a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan :
Tunjukkan dan bacakan buku kepada anak setiap hari
Nyanyikan lagu atau sajak untuk anak
Bicara banyak-banyak pada anak dan jelaskan apa yang dilihat
Ajari anak untuk menggunakan kata dalam menyatakan keinginan
b. Bahasa, dengan meminta anak menceritakan kembali cerita atau
gambar yang sudah dilihat
c. Main telpon, dengan permainan menelpon ayah atau nenek.
Menyebutkan nama, meminta anak menyebut barang yang akan dibeli
bersama.7
3. Usia 18 24 tahun
a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan
Bernyanyilah dan ceritakan sajak untuk anak
Berbicaralah banyak-banyak pada anak dengan membacakan buku
Dorong anak mau menceritakan hal yang sudah dikerjakan dan
dilihatnya
b. Televisi, lihat TV bersama anak dan ceritakan tentang apa yang dilihat
c. Mengikuti petunjuk, dimulai dengan memberikan petunjuk atau
perintah pada anak
d. Buku bergambar, minta anak menceritakan gambar-gamabr yang
dilihat.7
4. Usia 2 3 tahun
a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan :
Teruslah membaca untuk anak dan buat anak melihat bahwa kita
membaca buku.
Dorong anak mau menceritakan kembali gamabr yang dilihat.
Bantu anak memilih TV dan menemaninya
a. Nama, ajari anak menyebut namanya
b. Cerita mengenai diri anak anada
c. Menyebut nama benda-benda
d. Menyatakan keadaan suatu benda.7

A Pengertian Gangguan Bicara dan Bahasa


Gangguan bicara dan bahasa merupakan suatu keterlambatan dalam
berbahasa ataupun bicara dimana jika dilakukan penanganan dini akan sangat
menolong anak dalam masalah bahasa. 5
Gangguan bahasa merupakan keterlambatan dalam sektor bahasa yang
dialami oleh seorang anak. 5
Bahasa dapat dirumuskan sebagai pengetahuan tentang sistem lambang
yang dipergunakan dalam komunikasi yang dilakukan secara lisan; sedangkan
ucapan atau berbicara adalah memperlihatkan pengetahuan tersebut dalam
suatu tingkah laku yang dapat didengar. Bahasa dapat dipandang sebagai dasar
di atas mana kemudian dibangun kemampuan berbicara tersebut, keduanya
akan berkembang dalam progresi yang beraturan. Kemampuan berbahasa
diperlihatkan dengan cara bagaimana anak merespon petunjuk lisan yang
diberikan; gerakan yang diperlihatkan anak untuk mengkomunikasikan
kebutuhan, keinginan serta penetahuan tenatng lingkungan serta melalui
permainan kreatif dan imajinatif. 5,6
D. Etiologi Gangguan berbicara dan Bahasa
Penyebab kelainan berbahasa bermacam-macam yang melibatkan
berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kemampuan
lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf, emosi, psikologis dan lain
sebagainya. Menurut Blager B.F membagi penyebab gangguan bicara dan
bahasa adalah sebagai berikut 7 :
Penyebab Efek pada perkembangan bicara
Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang a. Terlambat
b. Tekanan keluarga b. Gagap
c. Keluarga bisu c. Terlambat pemerolehan bahasa
d. Dirumah menggunakan bahasa d. Terlambat pemerolehan struktur
bilingual bahasa
Emosi
a. Ibu yang tertekan a. Terlambat pemerolehan bahasa
b. Gangguan serius pada orang tua b. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa
c. Gangguan serius pada anak c. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa

Masalah Pendengaran
a. Kongenital a. Terlambat/gangguan bicara yang
permanen
b. Didapat b. Terlambat/gangguan bicara yang
permanen

Perkembangan terlambat
a. Perkembangan lambat a. Terlambat bicara
b. Perkembangan lambat, tetapi b. Terlambat bicara
masih dalam batas rata-rata
c. Retardasi mental c. Pasti terlambat bicara

Cacat bawaan
a. Palatoshciziz a. Terlambat dan terganggu
b. Sindrom Down kemampuan bicaranya
b. Kemampuan bicaranya lebih rendah
Kerusakan otak
a. Kelainan neuromuskular a. Mempengaruhi kemmapuan
mengisap, menelan, mengunyah dan
akhirnya timbul gangguan bicara
dan artikulasi seperti disartia
b. Kelainan sensorimotor b. Mempengaruhi kemampuan
mengisap dan menelan, akhirnya
menimbulkan gangguan artikulasi
c. Palsi serebral seperti dispraksia
c. Berpengaruh pada pernafasan,
makan dan timbul juga masalah
artikulasi yang dapat
d. Kelainan Persepsi mengakibatkan disartia dan
dispraksia
d. Kesulitan membedakan suara,
mengenal bahasa, simbolisasi,
mengenal konsep, akhirnya
menimbulkan kesulitan belajar
disekolah.7

Sedangkan Aram D.M, mengatakan bahwa gangguan bicara pada anak


dapat disebabkan oleh kelainan dibawah ini 8 :
1. Lingkungan sosial anak
Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan
perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan
menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak. 8
2. Sistem masukan/input
Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik
dari anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan
bicara. Anak deng otitis media kronik dengan penurunan daya
pendengaran akan mengalami keterlambatan kemampuan menerima
ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan bicara juga terdapat pada tuli
oleh karena kelainan genetik dan metabolik (tuli primer), tuli
neurosensorial, (infeksi intra uterin ; sifilis, rubella, tolsoplasmosis,
sitomegalovirus), tuli konduktif seperti akibat malformasi telinga luar, tuli
sentral (sama sekali tidak mendengar), tuli perseptif/afasia sensorik
(terjadi kegagalan , integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu
pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada schizoprenia,
autisme infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya. Pola bahsa
juga akan berpengaruh pada anak dengan gangguan penglihatan yang
berat, demikian juga dengan anak dengan defisit taktil kinestetik akan
tejadi gangguan artikulasi.8
3. Sistem pusat bicara dan bahasa
Kelainan susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman,
inteprestasi, formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktifitas dan
kemampuan intelektual dari anak. Gangguan komunikasi biasanya
merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya pada Sindrom Down. 8.9
4. Sistem Produksi
Sistem produksi suara seperti laring, hidung, struktur mulut dan
mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas
untuk berbicara, bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara
melalui aliran udara lewat laring, faring dan rongga mulut. 8,9
Menurut Jeniffer Fusco etiologi dari gangguan bahasa karena kehilangan
pendengaran, infeksi kronik telinga, stroke atau trauma otak, syndroms,
retardasi mental, riwayat injuri otak selama prenatal, intranatal dan postnatal,
ketidakmampuan untuk memahami dan berbahasa, gangguan proses auditory,
keterlambatan perkembangan pada bayi prematur, kelemahan atau gangguan
motorik, gangguan proses sensory, dan gangguan otot. Dalam penelitiannya,
Jeniffer Fusco menemukan bahwa keterlambatan lebih banyak dialami pada
laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Fusco berpendapat bahwa secara
umum laki-laki mempunyai kemampuan nonverbal yang lebih bagus
dibandingkan dengan kemampuan verbal.7

G. Klasifikasi dan Tanda Gejala Gangguan Bicara dan Bahasa


Menurut Rutter (dikutip dari Toback C), berdasarkan atas berat ringannya
kelainan bahasa dapat dikelompokkan sebagai berikut 5 :
Ringan Keterlambatan akuisi dari bunyi Dislalia
kata-kata, bahasa normal.
Sedang Keterlambatan lebih berat dari Disfasia ekspresif
akuisi bunyi kata-kata dan
perkembangan bahasa terlambat
Berat Keterlambatan lebih berat dari Disfasia reseptif dan tuli
akuisisi dan bahasa, gangguan perseptif
pemahaman bahasa
Sangat berat Gangguan pada seluruh Tuli perseptif dan tuli
kemampuan bahasa sentral

Sedangkan Rapinda Allen berdasar patofisologi membagi kelainan bahasa pada


anak menjadi 6 sub tipe 1,3,4 :
) 2 Primer ekspresif
disfraksia verbal
anak mengerti sefala sesuatu yang dikatakan
kepadanya, mereka lebih sering menunjuk daripada bicara
gangguan defisit produksi fonologi
anak bicara dengan kata-kata dan frase yang
susah dimengerti bahkan pada orang-orang yang sering kontak
dengannya sehingga menimbulkan rasa marah dan frustasi bagi si anak.
1,3,4

) 2 Defisit represif dan ekspresif


gangguan campuran ekspresif represif
anak berbicara sulit dipahami dengan kalimat yang pendek dan banyak
dari mereka yang autistik.
disfrasia verbal auditori agnosia
anak mengerti sedikit pada apa yang dikatakan kepadanya walaupun
kadang-kadang mereka mengikuti suatu pembicaraan dengan cara lain
dan miskin dalam artikulasi kata-kata. 1,3,4
) 2 Defisit bahasa yang lebih berat
gangguan leksikal sintaksis
anak kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat khususnya saat
bercakap-cakap. Mereka tidak gagap dan tidak menghindar untuk
berbicara.
gangguan semantik pragmantik
Anak dapat berbicara lancar tetapi mereka bicara tanpa henti mengenai
satu topik. 1,3,4

Aram D.M dan Towne gejala-gejala anak dengan gangguan bahasa adalah
sebagai berikut 5 :
1. Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya
terhadap suara yang datang dari belakang atau samping.
2. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya
sendiri.
3. Pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata
jangan, da-da, dan sebagainya.
4. Pada usia 18 bulan tidak dapa menyebut sepuluh kata tunggal
5. Pada usia 2 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (misalnya duduk,
kemari, berdiri)
6. Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh
7. Pada usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata-kata yang sangat
sedikit/tidak mempunyai kata-kata huruf z pada frase
8. Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri
ari 2 buah kata.
9. Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota
keluarganya
10. Pada usia 36 bulan belum dapat menggunakan kalimat-kalimat sederhana
11. Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya
yang sederhana.
12. Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat,
ba untuk ban dan lain-lain)
A Penatalaksanaan Gangguan Bicara dan bahasa
Deteksi dan penanganan dini pada problem bicara dan bahasa pada anak,
akan membantu anak-anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil
kemungkinan kelainan pada masa sekolah antara lain yang dengan
menggunakan pemeriksaan DDST. 4,6
Parameter penilaian perkembangan dengan DDST
Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan DDST adalah :
a. Alat yang Digunakan
Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna
merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel
kecil, kertas, dan pensil.
Lembar formulir DDST
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan
tes dan cara menilainya. 4,6
b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia 3 6 bulan, 9 12 bulan, 18 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5
tahun.
Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap. 4,6
c. Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak
mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian
ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal
tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-
masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan
pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan
(Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable). 4,6
Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau
lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan
pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak
yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 4,6
Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia. 4,6
Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
atau meragukan. 4,6
Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas. 4,6
Setelah terdeteksi terdapat masalah dalam perkembangan bahasa maka
dapat dicari penyebabnya. Dengan perbaikan masalah medis seperti tuli
konduksi dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada anak
yang tidak retardasi mental. Sedangkan perkembangan bahasa dan kognitif pada
anak dengan gangguan pendengaran sensoris bervariasi. Dikatakan bahwa anak
dengan gangguan fonologi biasanya prognosisnya lebih baik. Sedangkan
gangguan bicara pada anak yang itelegensinya normal perkembangan bahasanya
lebih baik dari pada anak yang retardasi mental. Tetapi pada anak dengan
gangguan yang multipel terutama dengan gangguan pemahaman, gangguan
bicara ekspresif atau kemampuan naratif yang tidak berkembang pada usia 4
tahu, mempunyai gangguan bahasa yang menetap pada usia 5,5 tahun. 8
Berikut ini penatalaksanaan kelainan bicara dan bahasa menurut Blager :
Masalah Penatalaksanaan Rujukan
Lingkungan
a. Sosek rendah Meningkatkan stimulasi Kelompok BKB (Bina
Keluarga dan Balita)
atau kelompok bermain.
b. Tekanan Mengurangi tekanan Konseling keluarga
Keluarga
c. Keluarga bisu Meningkatkan stimulasi Kelompok BKB
d. Bahasa Menyederhanakan Ahli, terapi wicara
Bilingual masukan bahasa
Emosi
a. Ibu yang Meningkatkan stimulasi Konseling, kelompok
tertekan BKB/bermain
b. Gangguan Meningkatkan status Psikoterapi
serius pada emosi anak
keluarga
c. Gangguan Meningkatkan status Psikoterapi
serius emosi anak
Masalah
Pendengaran Monitor dan obati kalau Audiologist/ahli THT
a. Kongenital memungkinkan
b. Didapat Monitor dan obati kalu Audiologist/ahli THT
memungkinkan
Perkembangan
lambat
a. Dibawah rata- Meningkatkan stimulasi Ahli terapi wicara
rata
b. Perkembangan Meningkatkan stimulasi Ahli terapi wicara
terlambat
c. Retardasi Maksimalkan potensi Program khusus
mental

Cacat bawaan
a.Palatum Monitor dan dioperasi Ahli terapi setelah
sumbing operasi
b. Sindrom Down Monitor dan stimulasi
Rujuk ke ahli terapi
wicara, SLB C, monitor
pendengarannya
Kerusakan otak
a.Kerusakan Atasi masalah makan dan Rujuk ke ahli terapi
neuromuskular meningkatkan kemampuan kerja, ahli gizi, ahli
bicara anak patologi wicara
b. Sensorimotor Mengatasi masalah Rujuk ke ahli terapi
makan dan meningkatkan kerja, ahli gizi, ahli
kemampuan bicara anak terapi wicara
c.Palsi Serebralis Mengoptimalkan
kemampuan fisik kogntitif Rujuk ke ahli
d. Masalah dan bicara anak rehabilitasi, ahli terapi
persepsi Mengatasi masalah wicara
keterlambatan bicara
Rujuk ke ahli patologi
wicara , kelompok BKB
8
BAB III
PENUTUP

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perlembangan anak.


Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan
pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor,
psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengawasi perkembangan
bahasa anak yaitu mampu mengetahui perkembangan bicara dan bahasa yang
normal pada anak usia, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
, stimulasi dasar perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa, penyebab
terjadinya gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak, tanda dan
gejala terjadinya gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak,
penatalaksanaan anak dengan gangguan perkembangan bicara dan bahasa serta
pengelolaan dan deteksi dini pada anak yang mengalami gangguan
perkembangan bicara dan bahasa.
DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, Richard E. (2013). Ilmu Kesehatan Anak : Nelson. Ed. 12.


Jakarta : EGC
2. Engel, joyce. (2012). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta :
EGC
3. Beth cecily L, sowden Linda A. (2008). Buku Saku Keperawatan
Pediatrik, Jakarta : EGC.
4. Markum, A.H. (2011). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
5. Soetjingsih. (2009). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC
6. Suherman ( 2010 ). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC
7. Modul NCHS WHO. Unpublished
8. DEPKES RI. (2009). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Ed.
10. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Keluarga
9. www.speechdelayed.com, Jeniffer Fusco , 2013, Fruequently Asked
Question, Colombus, OH 43311.

Anda mungkin juga menyukai