Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan
komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu
yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan
suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada
usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya,
kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke
enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya.
Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal
seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi
terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang
terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan
kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.
Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang
efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan
teknik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak
anak masih bayi sering kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh
dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang
dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha
agar orang lain mengerti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar
berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling
efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak
sebelum pandai berbicara.
Sesaat setelah dilahirkan, bayi sudah mampu berkomunikasi dengan orang
lain melalui gerakan tubuh dan suara. Menangispun menjadi sarana komunikasi bagi
sikecil. Setiap tangisannya memiliki arti yang berbeda. Ketika merespon tangisan dan
berinteraksi dengannya membantu bayi belajar tentang cara berkomunikasi dengan
orang-orang disekitarnya.
b. Kata pertama
Terjadi pada umur 3-9 bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama milestone
adalah pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut
sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda
dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya
kontrol, dan interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada kata-kata
pertama anak. Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang, tempat,
dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal anak.
c. Kalimat pertama
Terjadi pada umur 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak dan
dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi kata-kata
berlangsung cepat pada sekitar umur 18 bulan. Anak mulai bisa menggabungkan kata
benda dengan kata kerja yang kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya
dengan orang dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan isi, bentuk, dan
pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan semakin berkembangnya kognisi
dan pengalaman afektif, anak mulai bisa berbicara memakai kata-kata yang tersimpan
dalam memorinya. Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi
bentuk kata benda dan kata kerja.
d. Kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat
Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat
memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi
semakin dalam. Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang, dan
peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik. Anak terus mengembangkan
pemakaian bentuk fonem dewasa
b. Umur 4 - 8 bulan
Pada perkembangan bahasa, dapat menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh
kearah suara atau menoleh kearah sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan
vokalisasi semakin banyak, menggunakan kata yang terdiri dari 2 suku kata dan dapat
membuat dua bunyi vocal yang bersamaan seperti ba..ba.
Perkembangan adaptasi sosial merasa terpakasa jika ada orang asing, mulai
bermain dengan mainan, takut akan kehadiran orang asing, mudah frustasi dan
memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal.
c. Umur 8 12 bulan
Pada perkembangan bahasa mulai mampu mengatakan papa, mama yang
belum spesifik, mengoceh hingga mengatakan dengan spesifik, dapat mengucapakan
1 2 kata, sedangkan perkembangan adaptasi sosial dimulai kemampuan untuk
betepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir,
menirukan kegiatan orang, main-main bola atau lainnya dengan orang.
C. Teknik komunikasi
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat di lakukan adalah dengan memberitahu
apa yang terjadi pada dirinya, memberikan kesempatan pada mereka untuk
menyentuh alat pemeriksaan yang akan di gunakan, menggunakan nada suara, bicara
lambat, jika tidak di jawab harus di ulang lebih jelas dengan pengarahan yang
sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk di jawab seperti kata-kata jawab dong,
mengalihkan aktifitas saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan
maksud anak mudah di ajak komunikasi, mengatur jarak interaksi dimana kita dalam
berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana
kita harus menggali konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan.
Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika di
perlukan, jangan sentuh anak tanpa di setujui dari anak, salaman dengan anak
merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau
bercerita dalam menggali perasaan dan pikiran anak di saat melakukan komunikasi.
Pada usia 12 bulan berbicaralah sambil diikuti gerakan, agar mereka lebih
mudah memahami arti kata dan korelasinya. Kenalkan pula mereka dengan berbagai
macam suara, suara binatang, pesawat, mobil, dan lain sebagainya.
Pada usia 12-18 bulan, berikanlah pilihan kepada mereka, tawarkan warna
baju yang ingin dipakai, pilihan makanan yang diinginkan. Jangan lupa untuk
mengajak mereka membaca, bacakan buku cerita sederhana yang mempunyai banyak
gambar dan warna-warna yang cerah, sambil mengajak mereka bermain peran.
Komunikasi verbal belum efektif, karena memang belum fasih dalam
berbicara. Gunakan kata-kata simple, singkat, yang dikenal oleh anak karena anak
hanya dapat menerima informasi secara harfiah. Beri pujian untuk hal-hal yang
dicapai sangat egosentris. Hanya melihat sesuatu berpusat pada dirinya (komunikasi
berpusat pada dirinya). Kenalkan alat-alat yang akan digunakan, termasuk juga
dengan cara kerjanya. Beri kesempatan untuk bertanya dan memegang alat khususnya
untuk anak prasekolah (dengan melihat keadaan anak, sampai bagaimana alat tersebut
akan digunakan).
1. Teknik berkomunikasi pada balita
a. Ketika memberikan pesan ke anak, tatap matanya dan sejajarkan dengan tinggi anak.
Usahakan anak juga menatap mata ayah dan bunda dan berikan wajah yang enak
dipandang. (kecuali jika menghukum tunjukkan wajah yang serius)
b. Gunakan kalimat positif dan hindari kalimat negatif seperti "jangan malas", "jangan
lari-lari", dan lain-lain. Gunakanlah kalimat yang memberikan ide yang baik dan
memotivasi. Terkadang ketika memberikan pesan dengan kalimat negatif justru
memberi ide buruk, contohnya, ketika memberikan spidol pada anak berkata
demikian, Ini spidolnya nak, jangan mencoret-coret sprei ya,!. Sekilas pesan ini
terkesan baik-baik saja, tetapi disini secara tidak langsung memberikan informasi
pada anak bahwa spidol itu dapat digunakan untuk coret-coret sprei yang awalnya
anak tidak terpikirkan untuk coret-coret sprei.
c. Ketika terpaksa berkata negatif (jangan, tidak boleh,dsb) sertakan alasannya. Karena
pada dasarnya anak balita sangat polos. Ketika dilarang, dia tidak paham apalagi
ketika melarang menggunakan kalimat yang tidak jelas tujuannya, contohnya,
ehh,jangan kesana ! (tanpa menjelaskan dengan pasti arah mana yang dilarang,
kemudian apa yang akan terjadi jika si anak menuju ke arah yang dilarang tersebut)
dan ketika anak tidak paham dan terus melakukannya malah di jewer, aduh, kasian
sekali, tidak tahu yang dimaksudkan oleh orang tua si anak malah mendapat sanksi
(telinga dijewer).
d. Gunakan kalimat yang sederhana, jelas dan berilah pengertian, anak balita pada
dasarnya hanya meniru semua yang dia lihat. Banyak orang tua menggunakan bahasa
yang terkadang tidak dimengerti oleh anak. Contohnya, "anak ku,kalau di rumah
yang rukun dengan adik ya,!" pada kata yang digaris miring, terkadang anak belum
mengerti apa yang dimaksud rukun dan tidak bertanya, berikan penjelasan rukun pada
anak dan bagaimana contohnya. Perhatikan kalimat yang kira-kira dia sudah pahami
atau belum.
e. Berikan pujian disaat anak melakukan hal baik, baik itu setelah diperintah atau
inisiatif sendiri. Orang tua harus peka terhadap setiap perilaku anak. Karena banyak
sekali orang tua yang peka hanya terhadap kesalahan yang dibuat anak, dan jarang
memperhatikan ketika anaknya berbuat hal baik.
f. Biasakan mengucapkan kalimat sayang pada anak, seringlah untuk berkata bunda
sayang sama adik, ayah sayang sama adik, dan sebagainya.
g. Ketika orangtua berbuat salah, jangan pernah ragu untuk meminta maaf. Ini memberi
contoh pada anak untuk dapat instropeksi diri.
h. Ketika anak sulit untuk di ingatkan, coba alihkan perhatiannya pada aktifitas lainnya.
Contoh, ketika anak sedang asik mencoret-coret sprei alihkan perhatiannya dengan
membuat dia penasaran. "eh nakk... coba lihat bapak punya kertas yang bagus.. sini-
sini bagus sekali kertasnya, sekarang coba kalo adik tulis-tulis disini biar bapak bisa
tahu apa yang adik tulis.
2. Teknik komunikasi pada balita autis
Pemilihan materi yang hendak dipelajari secara bebas, misalnya pada hari pertama
pengenalan warna yang akan dipelajari, esok hari mungkin pengenalan huruf, atau
kombinasi keduanya dalam satu hari, tergantung dari minat anak tersebut, dan ini
semua dikemas dalam sebuah CD-ROM. Dengan menggunakan printer, kartu
bergambar obyek dapat dicetak sehingga dapat digunakan tiap waktu, anak autis
dalam metoda tatalaksana membutuhkan suasana belajar yang kontinyu, sehingga ia
menjadi terlatih.
Tetapi dengan dengan begitu banyak fitur aplikasi multimedia interaktif ini tidak
ditujukan untuk menjadi one stop solution, karena dalam pelatihan anak autis tetap
diperlukan media lain, aplikasi multimedia interaktif ini membatasi diri hanya untuk
menjadi pelengkap.
3. Status kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini dapat diperlihatkan
ketika seseorang sakit atau mengalami gangguan psikologis maka ia cenderung
kurang komunikatif atau pasif, dengan demikian dalam komunikasi membutuhkan
kesiapan secara fisik dan psikologis untuk mecapai komunikasi yang efektif
4. System sosial
System sosial yang dimaksud adalah budaya yang ada dimasyarakat, dimana setiap
daerah memiliki budaya atau cara yang berbeda. Hal tersebut dapat mempengaruhi
proses komunikasi seperti orang batak dengan orang Madura ketika berkomunikasi
dengan bahasa komunikasi yang berbeda dan sama-sama tidak memahami bahasa
daerah maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dari komunikasi.
5. lingkungan
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar area, lingkungan dalam
komunikasi yang dimaksud ini dapat berupa situasi atau lokasi yang ada. Lingkungan
baik atau tenang akan memberikan dampak berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan
lingkungan yang kurang baik akan memberikan dampak yang kurang.
6. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya dan bertambah
pengalaman serta meningkatkan kebutuhan bahasa. Pada masa remaja perkembangan
biologis yang menunjang kemampuan bahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan
dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu
menunjukan cara berkomunikasi dengan baik.
7. Status sosial ekonomi
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situsai yang
baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Rangsangan
untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi
beda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak dari
perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang yang hidup dalam keluarga terdidik
dan tidak terdidik, dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa.
8. Kondisi fisik
Kondisi fisik yang dimaksud adalah kesehatan seorang anak. Seseorang yang cacat
yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap dan
organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan alam bahasanya.
C. Teknik komunikasi
1. Secara umum teknik komunikasi yang dilakukan adalah :
a. Mendengarkan
Adalah proses aktif dari penerimaan informasi dan pengolahan reaksi seseorang
terhadap pesan yang diterima. Contoh sikap yang dibutuhkan untuk menjadi
pendengar yang baik adalah : pandang klien saat sedang berbicara, tidak
menyilangkan kaki dan tangan, anggukkan kepala jika klien membicarakan hal yang
penting atau memerlukan umpan balik.
b. Klarifikasi
Adalah berupaya untuk menjelaskan ide atau pikiran klien yang tidak jelas atau
meminta klien untuk menjelaskan artinya. Contohnya orang tua mengatakan saya
belum paham dengan apa yang kamu katakan, dapatkah kamu menjelaskan kembali.
c. Pemusatan
Adalah pertanyaan atau pernyataan yang membantu klien meluaskan topik
pembicaraan yang penting, contohnya orang tua menanyakan kepada anaknya
mengenai pelajaran disekolahnya, apakah mengalami kesulitan, atau ada pelajaran
yang kurang disukai dan tidak menanyakan hal-hal yang lain mengenai uang jajan.
2. Teknik komunikasi yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap remaja yang mulai
beranjak dewasa adalah :
a. Mendengar supaya remaja mau berbicara.
Hal yang perlu dilakukan oleh orang tua ketika berkomunikasi dengan anaknya
adalah memberikan kesempatan kepada remaja untuk berbicara mengenani apa yang
ingin disampaikannya dan orang tua berusaha untuk mendengarkan apa yang
disampaikan oleh remaja, hal ini dapat membuat remaja merasa nyaman dan mau
melanjutkan pembicaraan dengan orang tua.
b. Mengenal diri remaja dengan cara memahami perasaannya.
Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya
dan mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara ketika dia sedang
mengalami masalah, karena banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan
remaja, yang disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya
yang diajak bicara.
D. Hambatan dalam komunikasi
1. Secara umum hambatan yang terjadi dalam komunikasi adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya pengetahuan
b. Perbedan persepsi
c. Pesan yang kurang jelas
d. Perbedaan status, pengetahuan dan bahasa.
2. Hambatan komunikasi yang sering terjadi antara orang tua dan remaja adalah :
a. Orang tua merasa tau lebih banyak dari pada remaja
b. Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat.
c. Orang tua cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan.
d. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya.
e. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami
remaja.
f. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan
terhadap remaja.