Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KOMUNIKASI DAN KONSELING


“WANITA PADA MASA MENOPAUSE”

OLEH:

OLEH :

NAMA : DESI BACHRUM


NIM : 2016005
DOSEN : YUSRIANTI S,ST

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKADEMI KEBIDANAN MASAMBA

TAHUN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami ucapkan atas berkah dan rahmat dariAllah
SWT yang telah memberikat berkat kesehatan dan nikmat berfikir bagi kami untuk dapat
menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “ komunikasi & konseling pada wanita masa
menopause”
Makalah ini disusun untuk memberikan atau menambah pengetahuan dan pemahaman
bagi pembacanya khususnya dalam hal untuk mengetahui tentang bagaimana cara
berkomunikasi dengan wanita yang mengalami masa menopause.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih memiliki banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan untuk memperbaikinan menambah penulisan dan kelengkapan isi makalah
ini.
Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam penulisan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat
bagi kelompok kami sendiri khususnya, teman-teman sependidikan kebidanan dan bagi
siapapun yang membacanya.

Masamba,24 februari 2018

penulis

--DESI BACHRUM--

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan penulisan................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A.Pengertian Komunikasi dan Konseling......................................................2
B. Komunikasi pada wanita menopause........................................................3

BAB III PENUTUP..................................................................................8


A. Kesimpulan...........................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kadang-kadang apa yang kita inginkan orang lain tahu maksud kita, tetapi pada
kenyataannya tidak semua atau orang yang kita harapkan mengerti. Contohnya:
seorang ibu hamil 5 bulan dan kehamilannya merupakan yang pertama, ia mencoba
meminta sesuatu dengan mengatakan pada suaminya “saya mau mangga”.
Dibayangan sang ibu adalah suaminya akan membelikan mangga muda dan ia akan
memakan dengan nikmatnya.
Sang ibu berpikir bahwa suaminya akan mengerti dengan mangga yang
diinginkannya dan tidak perlu diberitahu mangga yang bagaimana yang harus dibeli
sang suami. Kemudian sang suami membelikan mangga dan menyerahkannya. Ibu
marah karena suaminya tidak membelikan mangga yang diinginkannya dan
mengatakan suami tidak perhatian. Kemudian Suami berpikir apakah saya salah
membelikan mangga ya!! Melihat kejadian di atas, bahwa dalam kehidupan sehari-
hari kita sering mempersepsikan apa yang kita inginkan pasti orang lain juga sama
persepsinya.Begitu juga jika kita berhadapan dengan pasien maka yang perlu kita
tanyakan apakah yang dimaksud pasien sama dengan yang kita pikirkan. Karena
persepsi yang salah dapat menyebabkan seseorang menjadi tegang, tidak suka,
tidak nyaman dan tidak puas. Untuk itu perlunya kita memahami persepsi agar orang
menjadi senang, bahagia dan puas. Dengan demikian, maka menjadi keharusan
adanya media yang menjebatani hal tersebut, yaitu komunikasi. Dalam dunia
kebidanan dikenal dengan Komunikasi dan Konseling Kebidanan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemahaman para ibu terhadap menopause?
2. Apa saja permasalahan psikologis yang dialami oleh ibu-ibu yang mengalami
menopause?
3. Bagaimana hasil konseling Individual dalam meningkatkan kepercayaan ibu-ibu
yang mengalami menopause?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan konseling individual terhadap ibu-ibu
yang sudah menopause.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi dan Konseling


Komunikasi sebagai kata benda (noun), communnication, berarti : (1) pertukaran
simbol, pesan-pesan yang sama dan informasi; (2) proses pertukaran antara individu
melalui sistem simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan;
dan (4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart, 1983).
Beberapa pengertian komunikasi menurut beberapa pakar :
1. William Albig : komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang
berarti antara individu. (Communication is the prosses of transmitting meoninfull
symbols between individuals – buku public opinion).
2. Wilbur Schram : dalam uraiannya “How Communication Work” mengatakan
komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu kata communio atau common. Bilamana
kita mengadakan komunikasi itu berarti membagikan informasi …. agar si penerima
maupun si pengirim sepaham atas suatu pesan tertentu. (communication comes
from latin, communio = common when we communication are the sender tuned
together for a particular message). Jadi esensi komunikan adalah menemukan dan
memadukan si penerima dan si pengirim.
3. Onong Uchyana Effendy : dalam bukunya komunikasi : teori dan praktik
mengatakan, komunikasi hakekatnya adalah proses penyimpanan pikiran atau
perasaan oleh komunikator kepada komunikan.
4. Bennard Berelson dan Gary A. Steinner (1964:527) mendefinisikan komunikasi
: ”communication: the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc. by the
uses of symbol…” (komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya
disebut komunikasi).
Dari beberapa pengertian diatas ada dua nilai : (1) informasi, berupa lambang,
gambaran –> jadi stimulans; (2) persuasy, proses pemindahan, hendak mencapai
satu sasaran sedangkan : pesan atau message adalah wujud dan proses
pengoperannya.

5
Secara ontologis kebenaran yang hakiki, komunikasi adalah perhubungan atau
proses pemindahan dan pengoperan arti, nilai, pesan melalui media atau lambang-
lambang apakah itu bahasa lisan, tulisan ataupun isyarat.
Secara aksiologis, komunikasi adalah proses pemindahan pesan dari komunikator
kepada komunikan.
Komunikator (stimulus) —— memberikan rangsangan kepada komunikan.
- Sikap, ide, pemahaman, suatu pesan dapat dimengerti baik komunikator dan
komunikan. Secara epictomologis, komunikasi bertujuan merubah tingkah laku,
merubah pola pikir, atau sikap orang lain. Untuk dapat membangun kebersamaan :
mencapai ide yang sama demi satu tujuan yang sama.
Paradigma Lasswell (Haroid D. Laswell) Untuk memahami komunikasi dengan
menjawab pertanyaan :
Who says what in which channel yo whom with what effect ?
 Siapa (mengatakan? komunikator, pengirim atau sumber)
 Apa message : pesan, ide, gagasan)
 Dengan saluran mana? (media channel dan sarana)
 Kepada siapa (komunikan, penerima, alamat)
 Dengan hasil/dampak apa? (effect hasil komunikasi)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Komunikasi adalah : seni penyampaian
informasi (peran, message, ide,sikap atau gagasan) dari komunikator untuk
merubah serta permohonan yang dikehendaki komunikator. Jadi proses
penyampaian informasi berdaya guna bagi komunikator maupun komunikan.
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang
mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan
jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).

Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-
fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.

Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi

6
saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat
konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu
sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif
sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.(
SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).

Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha
bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan
konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun
perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.

B. Komunikasi pada wanita menopause

1. Pengertian Menopause

Menopause adalah berhentinya menstruasi, perubahan dan keluhan psikologis dan


fisik makin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun
(Manuaba, 1999:190). Menopause adalah waktu dari kehidupan seorang wanita saat
masa haidnya berakhir. Menopause adalah saat terjadinya haid terakhir pada
seorang wanita, dimana sekurang-kurangnya telah satu tahun tidak mendapat haid
(Suparto,2000:45).

2. Fase-fase menopause

Menurut Hartono (2001:96) fase-fase menopause dibagi empat, yaitu 1 Fase


Permulaan (pramenopause) Fase ini sering kali bermula ketika seorang wanita pada
usia awal 50-an dan berlangsung selama empat atau lima tahun. 2 Fase Kedua
(perimenopause) Fase ini ditandai dengan ketidakteraturan siklus menstruasi dan
juga didapati perubahan beberapa fungsi. 3 Fase Ketiga (menopause) Fase ini
ditandai dengan berhentinya haid wanita atau wanita mendapatkan haid yang
terakhir yang dikendalikan kerja indung telur normal. 4 Fase Keempat (pasca
menopause) Masa tidak haid wanita selama 12 bulan setelah menopause.
3. Penyebab dan proses terjadinya menopause
7
Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang
kehidupan seksual seorang wanita kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi
folikel vesikuler dan berovulasi, sementara beratus-ratus dari ribuan ovum
bergenerasi. Pada usia 45 tahun hanya tinggal beberapa folikel primordial yang akan
dirangsang oleh Folikel Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH) dan
produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial
mencapai nol. Ketika produk estrogen turun dibawah nilai kritis, estrogen tidak lagi
menghambat produksi akut FSH dan LH, juga tidak dapat menahan lonjakan LH dan
FSH ovulasi untuk menimbulkan siklus ovulasi. Sebaiknya FSH dan LH (terutama
FSH) di produksi dalam jumlah dibawah nilai kritis untuk jangka waktu yang singkat
sesudah menopause tetapi setelah beberapa tahun ketika folikel primordial yang
tersisa menjadi atretik, produksi oleh ovarium turun menjadi hampir nol.
Proses menopause terjadi penurunan fungsi indung telur yang mengakibatkan
hormon estrogen dan progesteron berkurang dalam tubuh wanita. Kekurangan
hormon estrogen ini menyebabkan keluhan-keluhan yang disebut sebagai sindrom
defisiensi estrogen (sindrom menopause).

4. Keluhan-keluhan menjelang masa menjelang masa menopause

Menurut Nurdin (2005) bahwa keluhan masa menopause meliputi: 1 Keluhan


vasomotorik (penyempitan/pelebaran pembuluh darah) a. Gejala panas (Hot
Flushes)
Yaitu timbulnya rasa panas dimuka, leher, dahi, atau kadang-kadang menjalar ke
seluruh tubuh, biasanya terjadi pada malam hari. Timbul beberapa saat kira-kira 15
detik-1 menit. b. Vertigo (pusing hebat) Sakit kepala timbul karena terjadi
penimbunan air didalam tubuh seperti ketika haid akibatnya ada cairan yang
tertahan di otak. c. Keringat banyak pada malam hari d. Rasa edinginan e. Cemas f.
Mudah tersinggung g. Libido menurun 2 Keluhan Atrofi Urogenital Perubahan pada
epitel vagina terjadi karena perubahan penurunan kadar estrogen.
Gangguan tersebut menyebabkan vagina kering, iritasi, timbulnya keputihan diikuti
infeksi, dispareunia dan perdarahan pasca senggama. Keluhan psikiatrik dan
neurotic Merasa tertekan, lelah psikis, lelah somatik, susah tidur, merasa ketakutan,
konflik keluarga.
8
5.Perubahan-perubahan tubuh/fisik menjelang masa menopause
Disamping perubahan fisik, menopause juga menimbulkan perubahan secara
psikologis. Hal ini terjadi karena produksi hormon estrogen di indung telur tiba-tiba
berhenti. Biasanya hal ini ditandai dengan terjadinya rasa panas dalam tubuh (hot
flushes), perasaan mudah cemas dan mudah berkeringat. Dalam masa ini wanita
menopause sering mengalami depresi (menopausal depression) yang ditandai
dengan the emptyness syndrom. Sindrom ini muncul dalam bentuk perilaku yang
seringkali berada di luar kontrol dan susah dimengerti oleh lawan interaksinya.
Secara psikis sindrom ini terjadi karena wanita kehilangan peran reproduksinya
disamping dipengaruhi oleh terjadinya berbagai perubahan yang menimbulkan
keluhan-keluhan fisik dan psikologis, seperti terjadi sakit pada punggung dan kepala,
badan panas, keringat malam, pikiran kacau, vagina mengering dan menciut dan
kulit mulai mengeriput. Keadaan-keadaan tersebut secara psikologis sangat
menekan meskipun ada juga wanita yang tidak merasakan apa-apa atau tidak ada
keluhan-keluhan fisik saat datangnya menopause.
Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri berarti datangnya masa tua.
Menopause yang dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, sering
dianggap momok dalam kehidupan wanita. Masa ini umumnya terjadi pada usia 50-
an tahun. Masa ini mengingatkan wanita terhadap proses menjadi tua yang
disebabkan oleh organ reproduksinya yang tidak berfungsi lagi. Pada masa
menopause ini sel telur tidak diproduksi lagi oleh indung telur yang menyebabkan
wanita tidak subur lagi, sehingga tidak dapat hamil. Menopause terjadi dalam masa
klimakterium, sebuah masa dimana terjadi peralihan dari fase reproduktif ke fase
non-reproduktif. Datangnya menopause sendiri sangat individual (variatif) sifatnya,
mamun umumnya berkisar pada umur 48-55 tahun.
Bahwa perubahan tubuh/fisik menjelang menopause meliputi : 1 Perubahan-
perubahan organ reproduksi yaitu: Uterus, Uterus mengecil karena atrofi
endometrium serta hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan antar sel. Tuba
FallopiiLipatan-lipatan tuba menjadi pendek, menipis, mengkerut dan endosalping
menipis dan mendatar serta silia menghilang.
Ovarium Ovarium menciut, terjadi penurunan fungsi ovarium untuk menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron, berhenti menghasilkan sel. Servik (leher rahim)
9
Mengerut Vagina Terjadi penipisan dinding vagina, kurang elastis, serret/lender
vagina mulai menghilang. Vulva Jaringan vulva menipis karena berkurangnya
jaringan lemak, kulit menipis. Pembuluh darah berkurang, sering terjadi dispareunia
karena mengkerutnya introitus vulva. 2 Perubahan tubuh karena kurang hormon
estrogen a. Dasar panggul Kekuatan dan elastisitasnya menghilang sehingga alat
kelamin bagian dalam menurun. (Prolapsus uteri). b. Anus Tonus sfingter melemah
dan menghilang sering terjadi inkontinensia alvi. c. Vesika urinaria Sfingter melemah
dan menghilang d. Kelenjar payudara
Puting susu mengecil, kurang erektil, mamae kendor dan mendatar.3 Perubahan
pada elektro genetal a. Adipositas Penyebaran lemak di tungkai, pinggul, perut
bagian bawah dan lengan atas. b. Hipertensi Banyak terjadi pada usia 45-70 tahun.
c. Hiperkolesterolemi Merupakan faktor utama penyebab arteriosklerosis. d.
Arteriosklerosis Yaitu pengapuran dinding pembuluh darah. e. Osteoporosis Proses
pematangan sel tulang terhambat, kadar mineral tulang rendah sehingga tulang
mudah patah. F. Faktor-faktor yang mempengaruhi gejala menopause Menurut
Hartono (2001:101) terdapat empat faktor yang mempengaruhi gejala pada
menopause yaitu:
1 Faktor psikis Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan
dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan
berkurangnya gairah, berkurangnya konsentrasi, kecemasan serta timbulnya
perubahan emosi.
2 Faktor sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan.
Apabila sosial ekonomi baik akan mengurangi beban fisiologis dan psikologis.
3 Faktor budaya dan lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita
untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimaterium atau
menopause.
4 Faktor lain
Wanita yang belum menikah, wanita karir baik yang sudah maupun yang belum
berumah tangga akan mempengaruhi keluhan-keluhan yang ringan.

6. Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium


Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium ini adalah
10
(a) pemberian penjelasan tentang pengertian, tanda menopause;
(b) deteksi dini terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini;
(c) pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi;
(d) membantu klien dalam pengambilan keputusan;
(e) pemakaian alat bantu dalam emberian KIE;
(f) melakukan komunikasi dengan pendekatan biologis, psikologis dan sosial
budaya.

Prinsip komunikasi pada masa menopause adalah:


(1) fungsi kognitif terdiri dari:
a. kemampuan belajar (learning),
b. kemampuan pemahaman (comprehension),
c. kinerja (performance),
d. pemecahan masalah (problem solving),
e. daya ingat (memory),
f. motivasi,
g. pengambilan keputusan,
h. kebijaksanaan.
(2) fungsi afektif, fenomena kejiwaan yang dihayati secara subyektif sebagai sesuatu
yang menimbulkan kesenangan atau kesedihan.
(3) fungsi konatif (psikomotor), fungsi psikis yang melaksanakan tindakan dari apa
yang diolah melalui proses berpikir dan perasaan ataupun keduanya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (peran, message, ide,sikap atau
gagasan) dari komunikator untuk merubah serta permohonan yang dikehendaki
komunikator. Jadi proses penyampaian informasi berdaya guna bagi komunikator
maupun komunikan.
2. konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara
yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama
antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang
dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan
tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
3. Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium ini adalah
(a) pemberian penjelasan tentang pengertian, tanda menopause;
(b) deteksi dini terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini;
(c) pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi;
(d) membantu klien dalam pengambilan keputusan;
(e) pemakaian alat bantu dalam emberian KIE;
(f) melakukan komunikasi dengan pendekatan biologis, psikologis dan sosial
budaya.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
a. Kepada para suami diharapkan dapat memberikan perhatian yang besar terhadap
gajala-gejala menopause yang akan dihadapi seorang istri, karena perhatian yang
diberikan itu merupakan penghargaan yang tinggi bagi seorang istri. Disamping itu
akan menciptakan kepercayaan diri seorang istri.
b. Kepada para para istri diharapkan berusaha terus meningkatkan pemahaman dan
selalu bertanya mengenai permasalahan secara psikologis khususnya yang
berhubungan dengan menopause.

12
DAFTAR PUSTAKA

Saraswati. 2002.Komunikasi Efektif. Penulis Modul: Jakarta.

Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Pada Bayi dan Anak.

.2008. Handout Komunikasi Terapeutik.

Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik Teori Dan Praktik. Jakarta : EGC.

Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta:
Fitramaya.

Uripni, L. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta : EGC.

Vardiyansah, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia.

Wiryanto, DR., 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cetakan Ketiga, Jakarta: PT


Grasindo

13

Anda mungkin juga menyukai