Kelompok 11 :
1. Dian Kurnia Sari 230411601150
2. Elsafani Silfia Nur Rahmah 230111601448
3. Geren Davi Fernando 230412608591
4. Izzumi El Minh 230411603966
5. Razita Afza 230411604884
5. SATU KATA
a. Usia 1-2 tahun merupakan masa penting dalam perkembangan bahasa anak. Pada usia
ini, anak mulai mengucapkan kata-kata pertamanya. Kata-kata ini memiliki makna
yang penting dan menunjukkan keinginan atau kebutuhan anak.
b. Pada usia 1 tahun, anak biasanya sudah bisa mengucapkan sekitar 50 kata. Kata-kata
ini umumnya meliputi nama orang terdekat, hewan, benda, makanan, dan salam.
c. Pada usia 2 tahun, anak sudah bisa mengucapkan sekitar 200 kata. Peningkatan kosa
kata ini terjadi secara pesat dan disebut sebagai vocabulary spurt (lonjakan kosa kata).
d. Usia munculnya kata pertama dan vocabulary spurt pada setiap anak berbeda-beda.
Biasanya, kata pertama muncul antara usia 10 hingga 17 bulan, dan vocabulary spurt
terjadi antara usia 13 hingga 25 bulan.
6. DUA KATA
Pada usia 18 hingga 24 bulan, anak mulai menggunakan ungkapan dua kata yang
disebut kata pivot dan kata terbuka. Kata pivot adalah kata-kata yang sering digunakan anak,
sedangkan kata terbuka selalu menggunakan kata-kata baru.
Contoh penggunaan kalimat dua kata antara lain "gi (pergi) susu" yang artinya "anak
tidak mau minum susu lagi". Ungkapan dua kata ini memiliki beragam makna, seperti
identifikasi, lokasi, pengulangan, negasi/sangkalan, kepemilikan, sifat, orang lain-tindakan,
tindakan-objek langsung dan tidak langsung, tindakan-alat, serta pertanyaan. Meskipun
singkat, ungkapan dua kata ini mampu menyampaikan pesan dengan ringkas.
7. KALIMAT KOMPLEKS
Pada usia 2 hingga 3 tahun, perkembangan bahasa anak mulai meningkat dari kalimat
sederhana menjadi kalimat-kalimat kompleks. Mereka menjadi sensitif terhadap bunyi dan
kata-kata di sekitar mereka, mulai menirukan suara dan bunyi, serta mengucapkan semua bunyi
vocal dan sebagian konsonan. Anak-anak juga mulai mengurutkan kata-kata dengan lebih baik,
belajar kata baru setiap jam, dan pada usia 6 tahun, kemampuan berbicara mereka mengalami
peningkatan signifikan.
Antara usia 3 hingga 7 tahun, anak-anak mengalami transisi dari berbicara secara
eksternal menjadi berbicara pada diri sendiri (self-talk), yang kemudian berkembang menjadi
percakapan egosentris yang diinternalisasi menjadi pemikiran mereka. Anak-anak yang
mampu mengembangkan bahasa secara baik cenderung lebih memperhatikan dan
meningkatkan prestasi mereka. Mereka juga mulai belajar mengubah gaya bicara sesuai situasi
dan menyesuaikan diri dengan lawan bicara, serta memulai pembicaraan yang lebih bersifat
sosial.
Selama usia 4 hingga 5 tahun, anak-anak sering berbicara dalam bentuk bualan,
membicarakan pengalaman pribadi, rumah, permainan, acara televisi, dan aktivitas kelompok.
Mereka juga mulai mengkritik dalam bentuk memaki, menggoda, atau memberikan komentar
yang merendahkan dan menertawakan orang lain.
8. PADA MASA AWAL KANAK KANAK MERUPAKAN TAHAP MENGOBROL
Perkembangan bahasa anak usia 7-11 tahun:
Peningkatan kosakata:
a. 7 tahun: 14.000 kata
b. 11 tahun: 40.000 kata
Fungsi bahasa:
a. Berkomunikasi sosial
b. Menyelesaikan tugas
c. Meregulasi diri (bahasa khusus)
Tata bahasa:
a. Mempelajari tata bahasa kompleks (SPOK)
b. Mengkaitkan kalimat
c. Menyusun deskripsi, definisi, dan narasi
Kesadaran metalinguistik:
a. Memahami bunyi bahasa
b. Memahami kosa kata
c. Mendefinisikan kata
Kemampuan menulis:
a. Membuat kalimat
b. Menyusun paragraf
c. Menulis karangan
9. BAHASA PERGAULAN
Remaja telah mampu menggunakan bahasa dalam berbagai konteks dan memahami
fungsinya. Mereka mampu membedakan bahasa yang sesuai dan tidak sesuai, serta
menggunakan bahasa untuk menceritakan kisah dan menulis puisi.
Pergaulan dengan teman sebaya sangat memengaruhi perkembangan bahasa remaja.
Bahasa gaul terus berkembang antar generasi, dengan istilah-istilah baru seperti "mager" dan
"santuy". Bahasa sandi dan bahasa kelompok juga digunakan oleh remaja untuk berkomunikasi
dalam kelompok. Contohnya bahasa "walikan" yang digunakan oleh AREMA (Arek Malang).
Guru perlu memahami bahasa sandi yang digunakan siswa untuk mengetahui pergaulan
dan potensi bahaya yang mungkin terjadi. Contohnya bahasa sandi yang digunakan oleh
pengedar narkoba.
10. PROBLEMATIK PERKEMBANGAN BAHASA
Problematik perkembangan bahasa meliputi:
a. Terlambat bicara: disebabkan oleh kurangnya stimulasi, gangguan pendengaran,
kelainan organ bicara, retardasi mental, autis, mutism selektif, keterlambatan
fungsional, afasia reseptif, dan deprivasi lingkungan.
b. Gagap: disebabkan oleh stres, pengasuhan yang keras, kerusakan otak, faktor neurotik
famial, dan gaya hidup keluarga yang serba cepat.
c. Aphasia: kehilangan atau kerusakan kemampuan berbahasa akibat kerusakan di daerah
Broca atau Wernicke di otak.
Dampak:
a. Kesulitan belajar bahasa tulisan dan mata pelajaran akademik.
b. Kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi.
Solusi:
a. Stimulasi bahasa yang memadai sejak dini.
b. Pemeriksaan dan terapi oleh profesional untuk kasus terlambat bicara, gagap, dan
aphasia.
Dukungan dan pemahaman dari orang tua dan lingkungan sekitar.