PENDAHULUAN
1
penghambat perkembangan bahasa peserta didik, serta bagaimana peran guru dalam
perkembangan bahasa peserta didik.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari perkembangan bahasa
2. Mengetahui apa saja tahap-tahap dalam perkembangan peserta didik
3. Mengatahui factor pendukung dan penghambat dalam perkemabngan peserta
didik
4. Mengetahui peran guru dalam perkembangan peserta didik
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ibunya tidur karena sakit, maka setiap dia melihat ibunya tidur dia menggap ibunya
sakit).
4
Usia 2 - 5 bulan. Pada usia 3-4 bulan bayi dapat membedakan suara laki – laki
dan perempuan. Anak mulai mendekat dan mengeluarkan bunyi – bunyi vokal yang
bercampur dengan bunyi – bunyi mirip konsonan. Bunyi ini biasanya muncul sebagai
respon terhadap senyum atau ucapan ibunya atau orang lain.
Pada usia 4 – 7 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi agak utuh dengan durasi
(rentang waktu) yang lama. Bunyi mirip konsonan atau mirip vokalnya lebih
bervariasi. Konsonan nasal/m/n sudah mulai muncul.
2) Tahap Linguistik
Tahap linguistik adalah tahap perkembangan bahasa anak usia 1-5 tahun. Pada
tahapan ini anak mulai bisa mengucapkan bahasa seperti bahasa orang dewasa. Tahap
linguistik terbagi lagi ke dalam 4 tahapan, yakni:
a) Tahapan Holofrasis (tahap satu kata)
Pada tahap ini anak sudah mulai mengucapkan suatu kata. Pada periode ini
disebut holofrase, karena anak – anak menyatakan makna keseluruhan frase atau
kalimat dalam suatu kata yang diucapkannya itu.
5
Contoh :
VERSI SATU KATA VERSI LENGKAP
Mimi!(sambil menunjuk cangkirnya) Minta (mau) minum
Akut! (sambil menunjuk laba - laba) Saya takut laba – laba
Takit!(sambil mengacungkan jarinya) Jariku sakit
6
menerapkan struktur tata bahasa yang rumit dan sudah mampu menyusun kalimat
yang lebih rumit.
Tahap – tahap perkembangan di atas, berkembang pula penguasaan mereka atas
system bahasa yang dipelajarinya. System bahasa itu, terdiri atas subsistem berikut:
a. Fonologi yaitu pengetahuan tentang pelafalan dan penggabungan bunyi – bunyi
tersebut sebagai sesuatu yang bermakna.
b. Gramatika (tata bahasa) yaitu pengetahuan tentang aturan pembentukan unsure
tuturan.
c. Semantik leksikal(kosa kata) yaitu pengetahuan tentang kata untuk mengacu
kepada sesuatu hal.
d. Pragmatik yaitu pengetahuan tentang penggunaan bahasa dalam berbagai cara
untuk berbagai keperluan.
7
mencapai tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat
intelektual, anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
2. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup
besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda
dengan dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai,
pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan. Pada dasarnya
bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan
pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan
kelompok sosial lainnya.
3. Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan
kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan
menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu
pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang
anak.
4. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi
yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus
sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan
tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga
terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh
terhadap perkembangan bahasa.
5. Kondisi fisik
8
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak
sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.
b. Faktor penghambat
Selain factor pendukung perkembangan bahasa peserta didik, tentu saja terdapat
faktor yang menghambat perkmebangan bahasa peserta didik, diantaranya adalah :
1. Pola asuh orangtua
Anak yang sering diabaikan dapat memengaruhi kemampuanya berbicara dan
memahami bahasa. Anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari
orangtua biasanya tidak mendapatkan banyak kemampuan bahasa sebab tidak
terbiasa diajak komunikasi oleh orangtua. Ketika Ibu mengabaikan si anak ataupun
menghindari apa yang ia butuhkan, anak juga tidak mendapatkan pemahaman
mengenai apa yang ada di sekitarnya. Pola asuh model ini akan membuat anak
memiliki masalah sosial di kemudian hari.
2. Masalah ekonomi keluarga
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of British Coloumbia pada
2009 menunjukkan bahwa kecerdasan dan prestasi akademik sangat ditentukan
dengan latar belakang sosial ekonomi. Ekonomi yang tidak mencukupi memunculkan
stres di dalam rumah. Stres dapat menghambat perkembangan anak dalam bahasanya.
Menurut para peneliti, orangtua harus tetap menimbulkan suara yang nyaman bagi
anak. Sebab, masalah ekonomi bisa diatasi dengan dukungan dari keluarga.
3. Gangguan psikologis
Beberapa masalah psikologis memang akan membatasi kemampuan anak untuk
berbicara dan memahami bahasa. Tidak hanya anak yang menderita autisme saja,
anak yang terlalu pemalu juga berpotensi memiliki masalah dalam berbahasa. Mereka
akan sulit menangkap ekspresi dan berbahasa. Orang tua perlu memeriksakan anak ke
dokter jika ia sulit menangkap apa yang orang tua katakan saat berkomunikasi.
9
4. Tidak pandai dalam bersosialisasi
Pengalaman sosial sangat penting dalam kemampuan seseorang anak dalam
memahami bahasa. Interaksi akan membuat anak memahami bahasa lebih cepat.
Untuk itu, cobalah untuk melatih anak bersosialisasi di lingkungan sosialnya.
Banyak-banyak berlatih di rumah agar anak lebih siap saat bertemu orang baru juga
sangat penting. Interaksi yang tidak lancar dapat menjadi faktor penghambat
perkembangan bahasa anak.
10
d. Mediator
Guru berfungsi sebagai mediator antara peserta didik/ kelas dan masalah masalah
yang timbul. Seorang pengajar/guru berperan sebagai mediator yang membantu agar
proses belajar anak berjalan dengan baik.
e. Inisiator
Peranan guru dalam hal ini adalah sebagai pencetus ide-ide dalam proses
belajar, sehingga merangsang anak agar menjadi kreatif.
f. Demonstrator
Peranan guru sebagai demonstrator berarti guru harus dapat menjadi peraga
bagi anak didiknya. Apalagi jika muridnya adalah anak pra sekolah (masa estetika).
Pada masa ini anak lebih suka meniru apa yang dilakukan oleh gurunya. Karena
guru dianggap sebagai figur yang dibanggakan oleh murid. Pengaruh yang baik dari
figur guru akan menjadikan anak menjadi baik pula, dapat berinteraksi dengan baik.
Karena pada dasarnya ia meniru apa yang dilakukan oleh gurunya.
g. Fasilitator
Peranan guru sebagai fasilitator berarti memberikan kemudahan bagi anak
didiknya dalam proses belajar mengajar, misalnya menciptakan suasana belajar yang
sedemikian rupa sehingga tercipta proses belajar-mengajar secara efektif. Sebagai
fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan kegiatan belajar anak didik, seperti menciptakan lingkungan belajar yang
sehat dan menyenangkan.
h. Evaluator
Peranan guru sebagai Evaluator berarti menuntutnya untuk menilai sejauhmana
keberhasilan anak sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator
yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik
dan intrinsik. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran)
akan tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran).
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa peserta
didik memiliki dua tahap, yaitu tahap pralinguistik dan tahap linguisti. Dimana,
dalam tahap prangulistik terbagi lagi menjadi dua bagian lagi, yaitu tahap meraba
pertama dan tahap meraba kedua. Tahap lingustik juga terbagi menjadi empat
tahapan, yaitu tahapan holofrasis (tahap satu kata), ucapan dua kata, pengembangan
tata bahasa, tata bahasa menjelang dewasa.
Perkembangan bahasa peserta didik juga sangat dipengaruhi oleh factor
pendukung dan penghambat baik dari luar maupun dari dalam, salah satunya ialah
pengaruh ekonomi keluarga.
Untuk meminimalisir pengaruh dari factor penghambat dalam perkembangan
bahasa peserta didik, maka dilakukan berbagai upaya di sekolah peserta didik.
Disinilah peran seorang guru atau pendidik sangat diperlukan sebagai motivator,
fasilitator, evaluator, dan masih banyak lagi.
3.2. Saran
Untuk mengembangkan perkembangan dalam berbahasa, maka perlu kita
ketahui lebih dahulu tentang apa itu perkembangan bahasa dan supaya kemampuan
berbahasa remaja dapat berkembang secara optimal, sejak dini anak perlu
diperkenalkan dengan lingkungan yang memiliki kemampuan berbahasa yang
variatif. Situasi yang menunjang perkembangan bahasa juga perlu diciptakan dan
dikembangkan oleh para guru di sekolah. Di sisi lain, masyarakat perlu memberikan
dukungan yang bersifat kondisi psikologi dan sosiokultural bagi perkembangan
bahasa remaja
12