Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

SEJARAH KIMIA

“Gas Metana Sebagai Salah Satu Sumber Biogas Potensial ( Burning Ice )”

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. H. Asmadi M. Noer, M.Sc

DISUSUN OLEH KELOMPOK KIMIA ORGANIK :

ASTIANA ( 1605122671 )

DENNIS RAMADHAN ( 1605123041 )

PUTRI SUCI ANUGRAH ( 1605123119 )

NAVIDA ROFNI ( 1605112970 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bertema “Gas
Metana Sebagai Salah Satu Sumber Biogas Potensial ( Burning Ice )”. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sejarah Kimia di program studi Pendidikan
Kimia pada Universitas Riau. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 10 Juni 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengenalan Mengenai Biogas Metana
2.1. Pengertian Gas Metana .................................................................... 3
2.2. Karakteristik Gas Metana ................................................................ 3
2.3. Proses Pembakaran Gas Metana ..................................................... 4
2.4. Pengaruh Keberadaan Gas Metana Di Atmosfer Bumi................... 4
B. Sumber Potensial Gas Metana ( Burning Ice )…………………… 5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih, membuat manusia memiliki
kebutuhan dan tingkat konsumsi yang semakin tinggi. Tingginya tingkat konsumsi manusia jika
tidak diimbangi dengan sumber daya yang ada maka hal tersebut akan menimbulkan kerugian
bagi manusia itu sendiri. Begitu juga dengan kebutuhan manusia akan sumber energy yang
semakin lama jumlahnya semakin berkurang. Di indoensia sendiri, sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui seperti minyak tanah, gas alam dll jumlahnya semakin lama semakin sedikit.
Bahkan di beberapa tempat di tanah air, sumber energy itu sangat sulit untuk didapatkan. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu sumber energi alternative yang memiliki manfaat dan kegunaan yang
mumpuni untuk memenuhi kebutuhan manusia itu.

Melihat pentingnya sumber energy alternative bagi kesehjatraan manusia, kami tertarik
untuk mengangkat tema makalah kami mengenai “Gas metana sebagai salah satu sumber biogas
potensial ( Burning Ice )” yang mana di makalah ini kami menjelaskan beberapa substansi dari
alam yang selama ini keberadaanya belum banyak disadari oleh banyak orang namun memiliki
segudang manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia. Substansi tersebut ialah metana hidrat
atau yang lebih dikenal sebagai burning ice, yang mana penjelasan mengenai senyawa tersebut
akan dijelaskan lebih mendalam pada pembahasan makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa itu gas metana ? dan Bagaimana ciri dan Karakteristik dari gas metana tersebut ?
 Bagaiamana proses pembakaran yang terjadi pada gas metana ? dan bagaimana pengaruh
keberadaan gas metana di atmosfer ?
 Apa itu Metana Hidrat ? Mengapa Metana Hidrat dijadikan sebagai sumber energy
potensial ? Bagaimana potensi energy yang dimiliki oleh Metana Hidrat ?
1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui secara umum mengenai gas metana, serta untuk mengetahui ciri dan
karakteristik dari gas metana tersebut
 Untuk mengetahui bagaimana proses pembakaran dari gas metana secara kompleks dan
juga untuk mengetahui pengaruh dari keberadaaan gas metana di atmosfer bumi
 Untuk mengetahui secara detail mengenai metana hidrat, dan untuk mengetahui mengapa
metana hidrat dijadikan sebagai sumber energy potensial serta proses pemanfaatanya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Mengenai Biogas Metana

Sebelum kita membahas mengenai sumber energy potensial dari gas metana, terlebih
dahulu kita ketahui sifat, ciri-ciri dan karakteristik dari gas metana itu sendiri.

2.1 Pengertian Gas Metana

Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4.
Metana murni tidak berbau, tetapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya
ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.

Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan bakar utama. Pembakaran
satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida)
dan dua molekul H2O (air):

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

Metana memiliki sumber energy yang sangat potensial karena pembakaran 1 meter kubik
dari gas ini menghasilkan kalor yang setara dengan 0,48 kg LPG.

2.2 Karakteristik Gas Metana

Metana merupakan gas yang tidak berbau dan tidak berwarna. Gas metana juga merupakan
senyawa alkana yang paling sederhana. Dalam bentuk struktur fisik, metana memiliki
struktur tetrahedral yang mana satu atom C mengikat 4 atom H. Metana memiliki titik didih
sebesar -161 C dan titik leleh sebesar -295 C. Seperti yang kita ketahui bahwa gas metana
juga merupakan gas yang mudah terbakar, gas ini secara spontan akan terbakar bila
konsentrasinya di udara berada di rentang 5 – 15 %.
2.3 Proses Pembakaran Gas Metana

Pada reaksi pembakaran metana, ada beberapa tahap yang dilewati. Hasil awal yang didapat
adalah formaldehida (HCHO atau H2CO). Oksidasi formaldehid akan menghasilkan radikal
formil (HCO), yang nantinya akan menghasilkan karbon monoksida (CO):

CH4 + O2 → CO + H2 + H2O

H2 akan teroksidasi menjadi H2O dan melepaskan panas. Reaksi ini berlangsung sangat
cepat, biasanya bahkan kurang dari satu milisekon.

2 H2 + O2 → 2 H2O

Akhirnya, CO akan teroksidasi dan membentuk CO2 samil melepaskan panas. Reaksi ini
berlangsung lebih lambat daripada tahapan yang lainnya, biasanya membutuhkan waktu
beberapa milisekon.

2 CO + O2 → 2 CO2

Hasil reaksi akhir dari persamaan diatas adalah:

CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O (ΔH = −891 kJ/mol (dalam kondisi temperatur dan tekanan
standar))

2.4 Pengaruh Gas Metana Di Atmosfer Bumi

Metana di atmosfer bumi merupakan salah satu gas rumah kaca yang utama, dengan potensi
pemanasan global 25 kali lebih besar daripada CO2 dalam periode 100 tahun. Hal ini berarti, emisi
metana lebih mempunyai efek 25 kali lipat daripada emisi karbon dioksida dengan jumlah yang sama
dalam periode 100 tahun. Metana mempunyai efek yang besar dalam jangka waktu pendek (waktu
"hidup" 8,4 tahun di atmosfer), sedangkan karbon dioksida mempunyai efek kecil dalam jangka
waktu lama (lebih dari 100 tahun). Konsentrasi metana di atmosfer sudah meningkat 150% dari tahun
1750 dan menyumbang 20% efek radiasi yang dihasilkan gas rumah kaca secara global. Biasanya,
metana yang dihasilkan dari tempat pembuangan akhir akan dibakar sehingga dihasilkan CO2
daripada metana, karena gas ini lebih berbahaya untuk ozon. Belakangan ini, metana yang dihasilkan
dari penambangan batu bara telah berhasil digunakan untuk membangkitkan listrik.

Sumber Literatur : Wikipedia Indonesia


B. Sumber Potensial Gas Metana

Terdapat banyak sumber potensial dari gas metana diantaranya yaitu burning ice. Apakah
itu Burning Ice ? Burning ice merupakan salah satu sumber potensial gas metana yang
terdapat di dalam es. Es yang dimaksud disini bukanlah es yang dihasilkan dari air yang
dibekukan, tetapi es yang berada diwilayah antartika dan di dalamnya terdapat gas metana
yang dihasilkan melalui suatu proses yang kompleks. Di awal kita mungkin memikirkan
bahwa musthail didalam es terdapat gas metana dan apalagi sampai es tersebut bisa terbakar.
Tetapi nyatanya kejadian tersebut bisa terjadi. Berikut ini kami jelaskan bagaimana proses
pembentukan gas metana di dalam es dan mengapa es tersebut bisa terbakar.

Seperti yang kita ketahui bahwa mikroorganisme di dalam tanah bertahan hidup dengan
cara mengkonsumsi makanan yang ada di dalam tanah tersebut. Kebanyakan
mikroorganisme ini memakan makanan organic seperti plankton, ataupun bakteri-bakteri
kecil anaerob yang ada di dalam tanah. Setelah memakan makanan organic tersebut,
mikroorganisme itu biasanya mencerna dan memetabolisme makanan yang di makanya
menjadi suatu substansi atau senyawa kimia ( Yayan Sunarya,2011 ). Salah satunya ialah
senyawa gas metana. Gas metana ini dapat dihasilkan dari proses metabolisme dari makanan
organic yang dikonsumsi oleh si microorganisme itu. Apa tidak ada gas lain yang dihasilkan
oleh mikroorganisme itu selain gas metana ? Ada, selain gas metana mikroorganisme
tersebut juga memproduksi gas H2S, CO2 dan gas lainya. Gas tersebut dihasilkan dari proses
metabolisme yang meliputi proses berikut. Pertama bakteri metanogen ( salah satu
mikroorganisme ) terjadi secara alami di dalam sedimen di daratan ataupun di lautan.
Kemudian kelompok bakteri ini dapat berupa kelompok bakteri metanogen hidrogenotoprik
ataupun bakteri metanogen asetotoprik. Menurut ( Fienstein,2010 ) bakteri tersebut memiliki
waktu tumbuh 3 hari pada suhu 35 C dan 50 hari pada suhu -10 C. Bakteri metanogen
hidrogenotoprik merupakan bakteri yang dapat merubah hidrogen dan karbon dioksida
menjadi gas metana. Sedangkan bakteri metanogen asetopoprik merupakan bakteri yang
dapat mengubah asetat menjadi gas metana dan CO2. Dan masih menurut ( Fienstien,2010 )
bakteri metanogen asetopoprik memiliki pertumbuhan yang lebih cepat daripada bakteri
metana hidrogenotoprik.

Kurang lebih 2/3 gas metana yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut dihasilkan
dari bakteri metanogen asetopoprik. Bakteri metanogen asetopoprik ini hidup di dalam
sedimen baik di daratan maupun di lautan. Jadi bakteri tersebutlah yang menjadi fokus utama
kita bagaimana gas metana tersebut dihasilkan secara alamiah di alam. Sekarang mari kita
lanjut ke pembahasan utama kita bagaimana gas metana tersebut bisa ada di dalam es. Jadi
bakteri metanogen asetopoprik yang terdapat di dalam sedimen lautan ini juga tumbuh di
lautan dingin seperti di antartika yang suhunya dapat mencapai – derajat, bakteri ini tentunya
terdapat di dalam sedimen jauh dibawah air laut tersebut. Berikut ini ilustrasi gambarnya :

Sumber Gambar : www.chemistrytrick.com

Jadi bakteri metano asetopoprik yang terdapat jauh dibawah air laut tersebut dapat
mengkonsumsi berbagai jenis makanan organic yang sudah tersedia di dalam lautan tersebut.
Sebut saja plankton, dan makanan organic lainya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, proses
metabolisme dari bakteri tersebut akan menghasilkan gas metana dan gas CO2. Gas metana
yang dihasilkan segera bergerak menuju ke bagian lapisan atas dan sampai di dasar lautan.
Karena rendahnya suhu dan tingginya tekanan yang ada di dasar lautan tersebut
menyebabkan gas metana tidak dapat langsung keluar dari dalam lautan. Menurut teori
Boyle, kelarutan gas di dalam suatu pelarut akan cenderung tinggi pada suhu yang rendah
dan bila suhunya dinaikkan maka kelarutan suatu gas akan berkurang. Jadi dengan adanya
tekanan yang tinggi ditambah lagi dengan suhu yang rendah menyebabkan gas metana tetap
larut dan tidak dapat keluar dari air laut tersebut.

Seiiring berkurangnya suhu menyebabkan terjadinya pembentukan es pada air laut


tersebut. Karena di dalamnya masih terlarut gas metana, maka gas metana inipun juga ikut
terjebak di dalam molekul es ini. Perlu diingat bahwa gas Metana yang terjebak tersebut
tidak ikut membeku melainkan molekulnya hanya terjebak dalam molekul-molekul air yang
membeku, sebab menurut ( Suparno,2006 ) metana membeku pada suhu -182 C sehingga
tidak mungkin metana ikut membeku bersama dengan air. Maka molekul metana yang
terjebak di dalam molekul es yang membeku ini disebut dengan metana hidrat yang berarti
metana yang terhidrasi oleh air.
Es Metana Hidrat Yang Dibakar dan Struktur Molekul Metana Hidrat Oleh Energy
Outlook, Archer and Buffet, 2007

Di lautan antartika terdapat banyak sekali molekul-molekul air yang di dalamnya terjebak
molekul-molekul gas metana. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh American
Research Society, menunjukan bahwa tiap 1 m2 es di antartika mengandung 160 liter gas
metana. Jumlah dari gas metana yang dihasilkan dari 1 m2 es ini dinilai sangat banyak dan
sangat potensial sebagai sumber energy terbarukan. Masih dari ARS, komposisi dari molekul
gas metana dan air ialah 13,4 % dari jumlah sebanyak 5,75 mol air. Dengan adanya molekul
gas metana di dalamnya menyebabkan Es metana hidrat memiliki densitas 0,9 g/cm3 (
Wikipedia English ). Karena massa jenisnya lebih kecil dari air, maka biasanya es metana
hidrat terapung di lautan. Lalu pertanyaanya, mengapa Es metana hidrat dapat terbakar ? Jika
dipandang sekilas, rasanya mustahil bila es dapat terbakar di udara dengan bebas, tetapi
begitulah sains, dalam sains tidak ada yang mustahil , Seperti yang sudah kami jelaskan
sebelumnya bahwa adanya kandungan molekul gas metana di dalam es tersebutlah yang
menyebabkan es metana hidrat dapat terbakar, perlu diketahui bahwa molekul gas metana ini
tidak ikut membeku melainkan hanya terjebak di dalam molekul es sehingga sewaktu-waktu
bila es tersebut mencair ( dalam kasus pemanasan ) maka molekul gas metana akan keluar
dari es dan dapat terbakar di udara.
Peta penyebaran Es metana hidrat di dunia oleh Energy Outlook 2007, Archer and
Buffer

Melihat potensi tersebut, para ilmuan berspekulasi bahwa metana hidrat dapat diijadikan
sebagai sumber energy potensial masa depan yang sangat bermanfaat. Belum lagi jumlahnya
sekitar 1013 ton dari total metana hidrat di lautan dunia sehingga mengalahkan jumlah gas
metana lain yang terdapat di minyak ,arang, dan gas alam di daratan. Tetapi sayangnya,
metana hidrat ini belum dapat dieksplorasi dan diberdayakan dengan baik oleh manusia. Hal
ini terjadi karena terbatasnya sumber daya dan juga resiko yang akan ditimbulkan bila kita
mengeksplorasi metana hidrat ini. Salah satu hal yang paling menjadi fokus utama ialah
bahaya yang akan ditimbulkan dari eksplorasi dari gas metana, Menurut American Research
Society gas metana ini bertanggung jawab terhadap kenaikan suhu sebesar 15 C yang terjadi
dalam 1000 tahun belakangan ini. Dan gas metana memiliki potensi terbesar sebagai
penyebab terjadinya pemanasan global di dunia ini bersama dengan gas CO2 dan gas lainya.
Jadi sekali lagi pemamnfaatan gas metana hidrat sebagai sumber energy masih terbatas tetapi
kita tetap memandangnya sebagai sumber energy masa depan yang kelak dapat kita
manfaatkan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Jadi gas metana merupakan salah satu biogas yang memiliki banyak menfaat dan kegunaan.
Salah satunya ialah sebagai sumber energy panas yang banyak digunakan untuk memasak, untuk
industry pengelasan ataupun industry pembuatan logam. Salah satu sumber potensial yang
jumlahnya sangat melimpah ialah metana hidrat yang mana penjelasan mengenai senyawa ini
sudah dijelaskan sebelumnya. Metana hidrat mengandung banyak sekali molekul gas metana dan
juga jumlah gas yang terdapat di dalamnya mencapai 1013 ton gas metana yang mana jumlah ini
lebih banyak dari gas metana yang terdapat di daratan. Jadi berdasarkan fakta inilah yang
menyebabkan dijadikanya metana hidrat sebagai sumber energy potensial bagi manusia di masa
depan. Hanya saja, proses eksplorasi dan pemberdayaannya masih sangat sulit dilakukan
mengingat resiko yang akan ditimbulkan.

3.2 Saran

Sebaiknya senyawa metana hidrat ini dapat segera dimanfatkan dan diberdayakan fungsinya
sebagai sumber energy terbarukan di masa depan dan tentunya proses pengolahan dan
pemanfaatan ini juga harus mempertimbangkan keselamatan lingkungan dan bumi.
Daftar Pustaka

Sunarya, Yayan.2011. Kimia Dasar I. Bandung : CV Yrama Widya

Fienstien, Harold.2010. Chemistry With Organic Qualitative Analysis. San Diego : Harcourt
Brace Jovanovich Publisher ( Diambil Dari Jurnal )

Suparno.2006. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Medan : USU

www.wikipedia.org/metanaklarat. Diakses pada tanggal 10 juni 2017/ 09.10

www.en.wikipedia.org/methanechlarate. Diakses pada tanggal 10 juni 2017/09.15

Anda mungkin juga menyukai