Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
nonformal, dan informal.
Anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain,
beristirahat, berekreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan. Jadi, belajar adalah
hak anak bukan kewajiban. Orang tua dan pemerintah wajib menyediakan
sarana dan prasarana pendidikan untuk anak dalam rangka program belajar.
Karena belajar adalah hak anak, maka belajar harus menyenangkan, kondusif,
dan memungkinkan anak untuk termotivasi dan antusias. Memperoleh
rangsangan rangsangan kemampuan dasar terhadap perkembangan bahasa,
kognitif, fisik motorik dan seni, serta pengembangan pembiasaan yang terdiri
dari nilai – nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian., Kemampuan dasar
anak saling mendukung satu sama lainnya.
Salah satu kemampuan dasar yaitu kemampuan bahasa. Kemampuan
bahasa memegang peranan penting dalam perkembangan anak, namun
perkembangan yang lain juga tidak kalah pentingnya. perkembangan bahasa
anak usia 4 – 5 tahun sangatcepat. Kemampuan mereka menyerap dan
mengingat pembicaraan orang disekitarnya sangat tinggi. Para peneliti di
Amerika anak umur 4 – 5 tahun telah menguasai 2000 kata, dan penambahan
kata mereka tiap bulannya 50 kata. Orang tua dan guru yang sering
berkomunikasi membacakan cerita, dan memberikan kesempatan kepada anak
untuk berbicara tentang pengalaman, pemikiran dan perasaannya sangat besar
manfaatnya dalam mempercepat penguasaan bahasa anak. Pentingnya
pemberian kesempatan berbahasa yang disertai penghargaan atau penguatan

1
kepada anak – anak usia 4 -5 tahun. Hal ini disebabkan anak mau belajar
berbahasa kalau merasa senang. Ketika anak tumbuh dan berkembang, terjadi
peningkatan baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, produk bahasanya
secara bertahap kemampuan anak meningkat, bermula dari mengexpresikan
suara saja, hingga mengexpresikannya dengan komunikasi. Komunikasi anak
yang bermula dengan mennggunakan gerakan dan isyarat untuk menunjukkan
keinginannya secara bertahap berkembang menjadi komunkasi melalui ujaran
yang tepat dan jelas.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu perkembangan bahasa anak?
2. Apa itu pengembangan bahasa lisan anak?
3. Apa saja aspek-aspek perkembangan bahasa anak usia taman kanak-
kanak?
4. Bagaimana tahap perkembangan bahasa dan bicara anak secara umum?
5. Apa saja metode pembelajaran bahasa anak usia dini ?
6. Bagaimana metode pengembangan bahasa anak usia dini?

2.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui perkembangan bahasa anak
2. Untuk mengetahui pengembangan bahasa lisan anak
3. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan bahasa anak usia taman
kanak-kanak
4. Untuk mengetahui tahap perkembangan bahasa dan bicara anak secara
umum
5. Untuk mengetahui metode pembelajaran bahasa anak usia dini
6. Untuk mengetahui metode pengembangan bahasa anak usia dini

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Bahasa Anak


Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan daar yang
harus dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik
perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung
seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai factor yang saling berinteraksi
seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu system
symbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi
(unit arti), sintaksis (tata bahasa), semantic (variasi arti), dan pragmatic
(penggunaan) bahasa. Dengan bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud,
tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang lain.
Anak usia dini, khususnya usia 4-5 tahun dapat mengembangkan kosa
kata secara mengagumkan. Owens (dalam Rita Kurnia, 2009:37)
mengemukakan bahwa “anak usia tersebut memperkaya kosa katanya melalui
pengulangan”. Mereka sering mengulangi kosa kata yang baru dan unik
sekalipun belum memahami artinya. Dalam mengembangkan kosa kata
tersebut, anak menggunakan fast wrapping yaitu suatu proses dimana anak
menyerap arti kata baru setelah mendengarnya sekali atau dua kali dalam
dialog. Pada masa dini inilah anak mulai mengkombinasikan suku kata menjadi
kata, dan kata menjadi kalimat.
Anak usia 4-5 tahun rata-rata dapat menggunakan 900-1000 kosa kata
yang berbeda. Mereka menggunakan 4-5 kata dalam satu kalimat yang dapat
berbentuk kalimat pernyataan, negative, Tanya, dan perintah. Anak usia 4 tahun
sudah mulai menggunakan kalimat yang beralasan seperti “saya menangis
karena sakit”. Pada usia 5 tahun pembicaraan merka mulai berkembang dimana
kosa kata yang digunakan lebih banyak dan rumit.
Berpartisipasi dalam komunikasi bahasa seperti dalam penciptaan teks,
baik lisan maupun tulisan. Haliday dan Hasan (dalam Rita Kurnia, 2009:38)
mendefinisikan “teks sebagai wacana, lisan maupun tulisan, seberapapun
panjangnya, yang membentuk satu kesatuan yang utuh”. Hymess (dalam Rita

3
Kurnia, 2009:38) menyebut “kemampuan berkomunikasi, yang berarti
menciptakan wacana, sebagai communicative competence.” Dengan demikian,
kurikulum yang mengklaim sebagai berbasis kompetensi. Sejauh ini dapat
dikatakan bahwa kurikulum 2004 berbeda dengan kurikulum pendahulunya
dalam dua hal yang mendasar. Pertama, kurikulum ini didasarkan kepada
rumusan kompetensi komunikatif yang didefinisikan sebagai kompetensi
wacana tersebut digunakan pendekatan (pendidikan) literasi.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang
menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti.kajian tentang
perkembangan berbicara pada anak tidak terlepas dari kenyatan adanya
perbedaan kecepatan dalam berbicara, maupun kualitas dan kuantitas anak
dalam menghasilkan bahasa. Anak yang satu lebih cepat, lebih luwes, lebih
rumit, dalam mengungkapkan bahasanya, ataupun lebih lambat dari yang lain.
Kajian tentang perkembangan menulis pada anak berkaitan dengan suatu
proses yang dilakukan anak sehingga menghasilkan bentuk tulisan.
Perkembangan berbicara pada anak berawal dari anak menggumam
maupun membeo, sedangkan perkembangan menulis pada anak berawal dari
kegiatan mencoret-coret sebagai hasil ekspresi mereka. Dyson (dalam Rita
Kurnia, 2009:39) berpendapat bahwa “perkembangan berbicara memberikan
kontribusi yang besar terhadap perkembangan menuykis pada anak”. Anak
memiliki kemampuan menulis dipengaruhi oleh kemampuan sebelumnya
(dalam hal ini kemampuan berbicara) sehingga dapat dituangkan dalam bentuk
tulisan.
Dalam berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan
keinginannya sendiri. Hal ini tidak sama dengan menulis, dimana diperlukan
suatu aturan berbahasa yang baik, benar dan tertib. Dengan kata lain dalam
menulis diperlukan adanya keserasian antara pikiran dan tatanan dalam
berbahasa yang tepat dalam mengekspresikan gagasan yang tertuang dalam
lambang-lambang bahasa tulisan.

4
2.2. Pengembangan Bahasa Lisan Anak
Anak “mempelajari” bahasa dengan berbagai cara, yakni meniru,
menyimak, mengekspresikan, dan juga bermain. Melalui bermain, anak dapat
belajar menggunakan bahasa secara tepat dan belajar mengkomunikasikannya
secara efektif dengan orang lain. Melalui bermain anak juga belajar tentang daya
bahasa.
Banyak ungkapan yang di kemukakan untuk menggambarkan bagaiman
pentingnya bahasa bagi manusia. Bahasa memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia umumnya dan dalam kegiatan berkomunikasi khususnya.
Seperti di kemukakan oleh Laird bahwa tiada kemanusiaan tanpa bahasa dan
tidak ada peradaban tanpa bahasa lisan. Manusia tidak berfikir hanya dengan
otaknya, tetapi juga memerlukan bahasa sebagai mediunya. Orang lain tidak
akan dapat memahami hasil pemikiran kita kalau tidak di ungkapkan dengan
menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan.
Begitu juga halnya peranan bahasa bagi anak. Bahasa memberikan
sumbangan yang pesat dalam perkembangan anak menjdi manusia dewasa.
Dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari organism biologis menjadi pribadi
dalam kelompok. Pribadi itu berfikir, berperasaan, bersikap, berbuat serta
memandang dunia dan kehidupan seperti masyarakat di sekitarnya.
Sehubungan dengan peranan penting bahasa dalam kehidupan.
Haliday (dalam Rita Kurnia, 2009:68) mengemukakan beberapa fungsi
bahasa bagi anak, fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fungsi instrumental; bahasa di gunakan sebagai alat perpanjangan
tangan”tolong ambilkan pensil’’.
2. Fungsi regulative; bahasa di gunakan untuk mengatur orang lain” jangan
ambil buku ku!”
3. Fungsi interaksional; bahasa di gunakan untuk bersosialisasi “ apa
kabar?”
4. Fungsi personal; bahasa di gunakan untuk mengungkapkan perasaan,
pendapat, dan sebagainya. “saya senamg sekali!”
5. Fungsi heuristic/mencari informasi; bahasa di gunakan untuk
bertanya. “Apa itu?”

5
6. Fungsi imajinatif; bahasa digunakan untuk memperoleh kesenangan,
misalnya, bermain-main dengan bunyi, irama.
7. Fungsi representative; bahasa di gunakan untuk memberikan informasi
atau fakta. “sekarang hujan”.
Bahasa merupakan sarana yang paling penting dalam komunikasi
manusia. Bahasa bersifat unik sekaligus bersifat universal bagi manusia. Dalam
kenyataan kegiatan sehari-hari kita amati bahwa hanya manusialah yang
mampu menggunakan komunikasi verbal dan kita amati pula bahwa manusia
mampu mempelajarinya. Inilah yang menyebabkan tingkah laku manusia secar
esensial berbeda dengan tingkah laku hewan. Tingkah laku bahasa adalah satu
diantara bentuk yang paling member pada tingkah laku insani. Tingkah insane
ini tergambar dengan suasana adanya pengiriman dan penerima. Penerima bias
dalam bentuk pendengar atau pembaca. Jadi, keterampilan yang harus di miliki
anank mencakup 4 keterampilan berbahasa yaitu menyimak atau
mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca.
Keterampilan berbahasa tidak di kuasai dengan sendirinya oleh anak.
Akan tetapi, keterampilan berbahasa akan di peroleh melalui proses
pembelajaran atau memerlukan upaya pengembangan.

2.3. Metode Pembelajaran Bahasa Anak Usia Dini


1. Metode Eksplorasi (percobaan)
Metode eksplorasi (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran,
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-
siswa diharapkan kepada suatu masalah yang bias berupa pernyataan
atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan
dipecahkan bersama.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran
dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,

6
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
4. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama
artinya, dan dalam pemakainya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada
dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah social.
5. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan
hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode
berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-
metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpilan.

2.4. Metode Pengembangan bahasa Anak Usia Dini


Metode yang digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa anak usia dini.
1. Metode bercerita
Pengertian Metode bercerita
Metoda bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar
bagi Anak Usia Dini dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.
Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian
anak.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran untuk
Anak Usia Dini, haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak, sehingga anak
memahami isi cerita tersebut
2. Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan
perasaan gembira.lucu dan mengasyikan sesuai dengan kehidupan anak
yang penuh suka cita.
3. Kegiatan bercerita diusahakan menjadi pengalaman yang bersifat unik
dan menarik bagi anak.

7
Untuk dapat bercerita dengan baik, pendidik harus memperhatikan hal-hal
berikut:
 Menguasai isi cerita secara tuntas
 Memiliki ketrampilan bercerita
 Berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terus-menerus
 Menggunakan perlengkapan yang menarik perhatian anak
 Menciptakan situasi emosional sesuai dengan tuntutan cerita.
Teknik-teknik yang bisa digunakan guru dalam membacakan cerita:
 Membaca langsung dari buku cerita
 Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku
 Menceritakan dongeng
 Bercerita dengan papan flannel
 Bercerita dengan menggunakan media boneka
 Dramatisasi suatu cerita
 Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan
Manfaat bercerita bagi anak:
 Bagi Anak Usia Dini mendengarkan cerita yang menarik yang dekat
dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengaksyikan.
 Guru dapat menanmkan kegiatan bercerita untuk menanamkan
kejujuran, keberanian,kesetiaan, keramahan,ketulusan,dan sikap-sikap
positif yang lain daalm kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan luar
sekolah.
 Memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan
keagamaan.
 Memberikan pengalaman untuk belajar dan berlatih mendengarkan
 Memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif,
efektif maupun psikomotorik.
 Memungkinkan dimensi perasaan anak.
 Memberika informasi tentang kehidupan sosial anak dengan orang-
orang yang ada di sekitarnya dengan bermacam pekerjaan.

8
 Membantu anak membangun bermacam peran yang mungkin dipilih
anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada
masyarakat.
Tujuan Kegiatan Bercerita bagi Anak Usia Dini :
 Menanamkan pesan-pesan atau nila-nilai sosial, moral dan agama yang
terkandung dalam sebuah cerita.
 Guru memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan
sosial yang perlu diketahui oleh anak.
Tema Kegiatan bercerita bagi Anak Usia Dini
Tema yang dipilih sebagai materi sangatlah banyak dan beragam,
diantaranya adalah tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan anak sehari-
hari.
Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Bercerita:
 Menetapkan tujuan dan tema cerita
 Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih
 Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita
 Menetapkan langkah-langkah kegiatan bercerita
Metode Bercakap-cakap
Pengertian Metode
Metode bercakap-cakap merupakan suatu penyampaian pengembangan
yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap antara guru dengan anak.
Tujuan metode bercakap-cakap menurut Moeslihatun (1999) adalah:
 Mengmbangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan
pendapat kepada siapapun.
 memberi kesempatan pada anak untuk berekspresi secara lisan
 Memperbaiki lafal dan ucapan anak
 Mengembangka intelegensi anak
 Menambah perbendaharaan kosa kata
 Melatih daya tangkap
 Melatih daya fikir dan fantasi anak
 Menambah pengetahuan dan pengalaman anak

9
 Memberikan kesenangan pada anak
 Merangsang anak untuk belajar membaca dan menulis
Bentuk metode bercakap-cakap
 Bercakap-cakap bebas
 Bercakap-cakap menurut pokok bahasan
 Bercakap-cakap dengan menggunakan gambar seri
Metode tanya jawab
Metode tanya jawab biasanya dapat digunakan dengan metoda lain yang
disebut metode bantu. Menurut Depdikbud (1998) adalah suatu metode dalam
pengembangan bahasa yang dapat memberi rangsangan agar anak aktif untuk
berfikir, melalui pertanyaan-pertanyan guru, anak akan berusaha
memahaminya dan menenukan jawabannya.
Metode bermain Peran
Metode bermain peran merupakan salah satu metoda yang dapat
digunakan dalam mengmbangkan kemampuan bahasa dimana diupayakan
untuk membantu anak dalam menemukan makna dari lingkungan yang
bermanfaat dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan kelompok
sebayanya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, dapat digunakan untuk
berfikir, mengekspresikan perasaan dan melalui bahasa dapat menerima
pikiran dan perasaan orang lain. Perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan
mengandalkan perannya pada pengalaman, penguasaan dan pertumbuhan
bahasa.
Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan
agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya.
Konteks pengembangan bahasa meliputi: mendengarkan , berbicara,
membaca, dan menulis dini. Dalam mengembangkan kemampuan bahas anak,
guru/tutor dapat memilih strategi dan metoda secara bervariasi. Kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa
adalah kegiatan yang dapat menstimulasi kemampuan mendengarkan,
berbicara dam menulis. Metoda bercerita merupakan salah satu metoda yang
banyak dipergunakan untuk Anak Usia Dini.Cerita yang dibawakan guru harus
menarik dan mengundang perhatian anak dan tidaj lepas dari tujuan
pendidikan bagi Anak Usia Dini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bahan Ajar, Diklat Tenaga Pendidik PAUD Nonformal tingkat dasar (2008)

Rita kurnia. 2009. Metodologi pengembangan bahasa anak usia dini.


Cendikia insani. Pekanbaru.

Martini Jamaris. 2006. Perkembangan dan pengembangan anak usia taman


kanak-kanak. Grasindo. Jakarta.

Wilson. 2009. Konsep dasar pendidikan anak usia dini. FKIP UNRI.
Pekanbaru.

12

Anda mungkin juga menyukai