Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Pendidikan , 6 (1); November 2016

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DAN


ANAK TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
Studi Ex Post Facto Anak Usia 4-5 Tahun Pada Kelompok A
Taman Kanak Kanak Islam Kelurahan Pondok Bambu Jakarta Timur

EVA RIZA,S.Pd., M.Pd1

1
Program studi PG- PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas MH. Thamrin
Alamat Korespondensi :
Program studi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas MH.Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23-25 Kramat Jati
Jakarta Timur 13550Telp : 8096411 ext 1208

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh komunikasi interpersonal terhadap
kemampuan berbicara anak usia 4-5 Tahun di Kelompok A Taman Kanak-kanak di Kelurahan Pondok
Bambu semeter kedua tahun akdemik 2009/2010, dengan menggunakan metode expost facto dengan sample
48 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif komunikasi interpersonal ibu
dan anak terhadap kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa jika komunikasi
interpersonal ibu dan anak ditingkatkan, maka kemampuan berbicara anak juga akan meningkat. Demikian
juga sebaliknya, apabila komunikasi interpersonal ibu dan anak berkurang, maka kemampuan berbicara anak
juga akan rendah.

Kata kunci: komunikasi interpesonal, kemampuan berbicara anak, Taman Kanak-kanak .

Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi mengemukakan bahwa bahasa
yang memegang peranan penting dalam mempengaruhi perkembangan berpikir dan
kehidupan manusia dalam berkomunikasi sebaliknya perkem-bangan berpikir kognitif
antara individu yang satu dengan individu juga me-ngembangkan bahasa.
yang lainnya. Bahasa merupakan sarana Keterkaitan penguasaan bahasa tidak
untuk menyampaikan pesan berupa pikiran hanya menstimulasi kegiatan anak dalam
dan perasaan yang ada di dalam diri individu berpikir tetapi juga ber-sosialisi dengan
tersebut. Selain itu, bahasa menunjukkan lingkungannya dan untuk pengambilan
perbedaan manusia dengan mahluk lainnya. keputusan. Sedangkan penguasaan bahasa
Manusia dapat menyampaikan pikirannya pada usia dini menurut Essa (2003: 328)
melalui bahasa yaitu melalui berbicara, merupakan evolusi perkem-bangan
sedangkan hewan tidak dapat keterampilan bahasa anak yang sangat
mengungkapkan ke-inginannya dalam bentuk penting bagi per-kembangan anak. Makin
kata-kata. mampu anak melakukan tugas-tugas bahasa
Pentingnya bahasa ini juga dikemukakan yang kompleks pada saat usia dini, maka
oleh Suriasumantri (2003: 171) bahwa makin mempermudah anak tersebut dalam
keunikan manusia sebenarnya terletak pada penguasaan makna dan tata bahasa
kemampuan berbahasanya, bukanlah terletak selanjutnya.
pada kemampuan berpikirnya sebagaimana Untuk itu, anak usia dini memerlukan
yang diyakini selama ini, tanpa mempunyai respons atau dukungan dalam
kemampuan berbahasa ini maka kegiatan menggunakan bahasa dalam konteks
ber-pikir secara sistematis dan teratur tidak kehidupan sehari-hari. Selain itu dalam
mungkin dapat dilakukan. Dengan kata lain berkomunikasi anak me-merlukan model
kegiatan berpikir anak diwujudkan dalam sehingga ke-mampuan berbicara anak akan
berbahasa, sehingga kemampuan anak dalam mangkin baik. Model yang dimaksud adalah
berbahasa juga akan mendorong anak dalam ibu karena mulai dari dalam kandungan
berpikir secara sistematis. Sejalan dengan itu antara ibu dan anak telah memiliki
Piaget dalam Feeney (2006:115-116) kedekatan. Berdasarkan hasil penelitian
Jurnal Ilmiah Pendidikan , 6 (1); November 2016

yang dilakukan oleh Tubbs dan Moss dalam Kajian Literatur


Tarigan (2005, 2.3) dikatakan bahwa sekitar
75 % waktu manusia setiap harinya Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5
dihabiskan untuk berkomunikasi. Untuk itu Tahun
keteram-pilan bahasa yang dapat dikem- Rentangan usia perkembangan
bangkan pada usia dini adalah berbicara merupakan batasan kemampuan berbahasa
maka stimulasi kegiatan berbicara melalui anak. Menurut Wortham (2005: 18)
komunikasi inter-personal ibu dan anak. kemampuan mengacu kepada pengetahuan
Komunikasi interpersonal ini merupakan dan kete-rampilan yang dimiliki anak pada
peluang yang sangat berharga dalam upaya saat itu. Kemampuan tersebut berupa
melatih anak berbicara secara in-formal. kemampuan motorik, kemampuan berbahasa,
Karena komunikasi inter-personal memiliki kemampuan sosial dan keterampilan kognitif.
aspek antara lain bertatap muka secara Sebagian ahli mengurutkan penguasaan
langsung, rasanya nyaman dalam berkomu- kemam-puan berbahasa ke dalam urutan
nikasi, saling memberi dukungan, rasa positif penguasaannya menyimak, berbi-cara,
terhadap lawan bicara, dan adanya kesetaraan membaca dan menulis. Semen-tara itu
dalam berkomunikasi. kemampuan berbahasa menurut Mc.Devitt
Namun kenyataan yang terjadi di dalam (2004: 286) adalah bahasa reseptif yaitu
masyarakat saat ini masih banyak orangtua kemampuan untuk memahami apa yang
khususnya ibu menjadikan anak sebagai didengar (menyimak), dan dibaca (membaca)
pendengar, jarang diberikan kesempatan ber- seseorang yang melibatkan pemahaman
tanya. Orangtua beranggapan bahwa anak bahasa. Sedangkan bahasa ekspresif adalah
yang baik adalah anak yang patuh mengikuti kemampuan untuk mengungkapkan bahasa
segala sesuatu yang diucapkan orang tuanya. secara efektif baik dalam bentuk lisan
Ukuran kepatuhan anak adalah seberapa (berbicara) ataupun tulisan (menulis).
banyak anak tersebut mendengarkan ucapan Dari sudut pandang isi pembicaraan
orangtua nya, tambahan lagi anak jarang Suhartono (2005:20) mengemukakan bahwa
diberikan kesempatan untuk bertanya, berbicara dapat diartikan sebagai suatu
menyampaikan ide atau gagasannya. Ini penyampaian maksud ide, pikiran, gagasan,
menunjukkan bahwa waktu komunikasi yang atau isi hati. Sementara itu Tarigan
sebagian besar terjadi dalam ke-hidupan (2008:16) tidak hanya mengemukakan isi
manusia tersebut belum mempunyai pembicaraan tetapi berbicara adalah
sumbangan yang berarti pada kemampuan kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi
berbicara anak, padahal kesempatan untuk atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyam-paikan ide dan gagasan merupakan menyatakan, atau menyampaikan pikiran,
bagian penting dalam upaya men- gagasan, dan perasaan. Secara lengkap
stimulasilasi anak untuk berbicara. Mayuni (2007: 33) mengemukakan bahwa
Berdasarkan latar belakang masalah kemampuan berbicara meliputi penguasaan
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan tata bahasa dan kosa kata, pelafalan,
penelitian tentang Pengaruh Komunikasi kelancaran, pemahaman tentang konteks, dan
Interpersonal Ibu dan Anak terhadap pelibatan komponen nonlinguistik, seperti
Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun bahasa tubuh, suara, dan se-bagainya.
di Taman Kanak-Kanak Islam pada Menurut Jalongo (2007: 64)
Kelompok A, di Kelurahan Pondok Bambu. mengemukakan bahwa anak usia 4-5 tahun
telah mampu menggunakan kalimat lengkap,
Perumusan Masalah pengucapan dan tata bahasa me-ngalami
Apakah terdapat pengaruh komu-nikasi peningkatan, kosa kata berkisar antara 1400
interpersonal ibu dan anak terhadap sampai dengan 1600 kata. Secara sosial anak
kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun? mencari cara untuk mengoreksi salah
pengertian, mulai menyesuaikan
pembicaraan sesuai dengan kebutuhan lawan
bicara, perselisihan dengan teman sebaya
Jurnal Ilmiah Pendidikan , 6 (1); November 2016

diselesaikan melalui kata-kata dan mengajak yang terjadi antara dua orang yang telah
bermain merupakan ciri umum anak seusia lama berhubungan; orang-orang tersebut
ini. dalam ber-hubungan berkomunikasi antar
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat pribadi yaitu meliputi antara anak dengan
dideskripsikan bahwa kemampuan berbicara orang tua, pekerja dengan pemberi kerja,
anak usia 4-5 tahun adalah adalah diantara dua saudara, antara guru dan murid,
kemampuan atau kesanggupan anak dalam antara sepasang kekasih, diantara dua sahabat
menggunakan aspek-aspek dalam berbicara dan sebagainya. Sementara itu Senjaya
yang meliputi : (1) peng-ucapan, (2) tata (2007:2.1) adalah suatu proses pertukaran
bahasa, (3) kosa kata (4) ide atau gagasan makna antara orang-orang yang saling
yang terjadi dalam aktivitas sehari-hari berkomu-nikasi. Proses mengacu pada per-
secara alamiah sesuai dengan usia dan ubahan dan tindakan yang ber-langsung
karakteristik anak. terus menerus.
Sementara itu Mulyana (2007: 81)
mengemukakan bahwa komunikasi
Komunikasi Interpersonal Ibu dan Anak interpersonal adalah komunikasi antara
Komunikasi menurut Efendi (2001:10) orang-orang secara tatap muka, yang
ditinjau dari asal kata yaitu dalam bahasa memungkinkan setiap pesertanya menangkap
Inggris communication berasal dari kata reaksi orang lain secara langsung, baik
Latin communicatio dan ber-sumber dari kata secara verbal ataupun nonverbal. Dalam
communis yang berarti sama atau kesamaan kaitan itu pula maka menurut Harjana
makna. Komunikasi adalah proses (2003:88-90) komunikasi interper-sonal
mengubah perilaku orang lain karena mem-punyai ciri-ciri yang tetap sebagai
terjadinya kesamaan makna. Kesamaan berikut: (1) bersifat verbal dan non verbal;
makna terjadi sebagai akibat proses (2) meliputi prilaku tertentu, komunikasi
komunikasi ini merupakan fungsi dari yang berproses pengem-bangan; (3)
komunikasi. Menurut Verderber dalam mengandung umpan balik, interaksi dan
Mulyana (2007:5) komunikasi mempunyai koherensi; (5) berjalan menurut peraturan
dua fungsi yaitu fungsi sosial dan fungsi tertentu; (6) berupa kegiatan aktif; dan (7)
pengambilan keputusan. Pertama fungsi saling mengubah.
sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk Sehubungan komunikasi inter-personal
menunjukkan ikatan dengan orang lain, antara ibu dan anak, maka menurut
mem-bangun dan memelihara hubungan. Rakhmat (2007:129-133) faktor-faktor yang
Kedua fungsi pengambilan ke-putusan, yakni menumbuhkan hubungan interpersonal yang
memutuskan untuk melakukan atau tidak baik adalah: (1) percaya, (2) sikap suportif,
melakukan sesuatu pada saat tertentu. dan (3) sikap terbuka. Dalam kaitan
Menurut pendapat Taylor dan Altman komunikasi inter-personal Kumar dalam
yang dikutip De Vito dalam Wiryanto Wiryanto (2004: 3.6) mengemukakan lima
(2004:37-38) dengan berkembangnya ciri yaitu: (1) Keterbukaan (openess) yaitu
hubungan sosial, maka keluasan dan kemauan mananggapi dengan senang hati
kedalaman komunikasi antara pribadi akan informasi yang diterima di dalam
meningkat. Tingkat keluasan yang menghadapi hubungan antar pribadi; (2)
dibicarakan dalam proses komunikasi antar empati (emphaty) yaitu merasakan apa yang
pribadi dapat diilustrasikan dengan dirasakan orang lain; (3) dukungan
lingkaran. Lingkaran dalam memperlihatkan (supportiveness) yaitu situasi yang terbuka
hubungan yang sangat dekat, misalnya di untuk mendukung komuni-kasi berlangsung
antara saudara kandung, orang tua, dan efektif; (4) rasa positif (positiveness) yaitu
sahabat karib. seorang harus memiliki perasaan positif
Komunikasi interpersonal juga terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih
dikemukakan oleh John (2002:234) bahwa aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi
komunikasi interpersonal ialah komunikasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang
Jurnal Ilmiah Pendidikan , 6 (1); November 2016

efektif; dan (5) pengakuan secara diam-diam Interpersonal Ibu dan Anak (X) sebagai
bahwa kedua belah pihak meng-hargai, variabel bebas. Untuk masing-masing
berguna dan mempunyai sesuatu yang variabel, di bawah ini akan disajikan nilai
penting untuk disumbangkan. rata-rata, simpangan baku, median, modus,
Berdasarkan uraian di atas, dapat distribusi frekuensi, serta histogram dari
dideskripsikan bahwa komunikasi setiap variabel.
interpersonal ibu dan anak adalah
pertukaran informasi yang bersifat pribadi 1. Kemampuan berbicara anak
antara ibu dan anak dalam aktivitas sehari- Berdasarkan data penelitian untuk variabel
hari dalam suasana (1) bertatap muka, (2) kemampuan berbicara anak diperoleh rentang
keterbukaan, (3) dukungan, dan (4) skor empiris 11 dengan skor terendah 81,
kesetaraan. dan skor tertinggi 92. Dari analisis data
diketahui skor rata-rata sebesar 86,13,
Metode Penelitian
simpangan baku 2,52, median 86, modus 87,
banyaknya kelas 7 dan panjang kelas 2.
Penelitian ini dilaksanakan di Taman
Kanak-Kanak Islam Kelurahan Pondok Berdasarkan perhitungan dipe-roleh nilai
Bambu pada Kelompok A usia 4-5 tahun, frekuensi dilihat bahwa 31,25 % dari jumlah
Jakarta Timur pada bulan Januari sampai respon-den memperoleh skor kelompok rata-
dengan bulan Februari semester II Tahun rata dari skor kemampuan berbicara anak.
Pelajaran 2009/2010. Metode penelitian yang Sebagaimana diketahui skor rata-ratanya
digunakan adalah Ex Post Facto yaitu sebesar 86,13. Respon-den yang memperoleh
penelitian ini mencoba menentukan suatu skor di bawah harga kelompok rata-rata
sebab dari sesuatu yang sudah terjadi. adalah 39,58 %, dan responden yang
Populasi penelitian ini keseluruhan memperoleh skor di atas harga kelompok
berjumlah 57 siswa, terpilih sampel sebsar 48 rata-rata adalah 29,15 %.
siswa.
Pengumpulan data komunikasi
2. Komunikasi Interpersonal Ibu dan
interpersonal ibu dan anak dilakukan dengan
Anak
menggunakan kuesioner/ angket model skala
Berdasarkan data penelitian, untuk
Likert dan data kemampuan berbicara anak
variabel komunikasi interper-sonal ibu dan
meng-gunakan assesmen yaitu observasi
anak, diperoleh rentang skor empiris 21
dalam bentuk Ceklis. Selanjutnya data
dengan skor teren-dah 65 dan skor tertinggi
dianalisis dengan menggu-nakan statistik
86. Dari analisis data didapatkan harga rata-
deskriptif mencari rata-rata, median, modus,
rata sebesar 75,13, simpangan baku 4,97,
standar deviasi dan statistik inferensial terdiri
median 76,00, modus 72, ba-nyaknya kelas 7
dari uji normalitas menggunakan uji
dan panjang kelas 3.
Liliefors, uji homogenitas menggu nakan uji
Barlett. Hasil pengujian hipotesis
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
menunjukkan bahwa diperoleh thitung = 3,475
Setelah dilakukan uji persyaratan
> ttabel = 2,49 pada taraf signifikansi α analisis, ternyata semua skor setiap variabel
0,05. Artinya, H0 yang menyatakan tidak penelitian memenuhi persya-ratan untuk
terdapat pengaruh komunikasi interpersonal dilakukan pengujian statistik lebih lanjut
ibu dan anak terhadap kemampuan berbicara yaitu pengujian hipotesis. Dalam hipotesis
anak usia 4-5 tahun ditolak, konsekuensinya penelitian, yaitu: terdapat pengaruh positif
H1 diterima. antara kemampuan berbicara anak. Berikut
ini disajikan pembahasan hasil pengujian
Hasil Penelitian Dan Pembahasan hipotesis penelitian yang menggunakan uji-t
Data penelitian ini terdiri dari: terhadap pengaruh komunikasi interpersonal
kemampuan berbicara anak (Y) sebagai ibu dan anak terhadap kemampuan berbicara
variabel terikat, dan Komunikasi anak usia 4-5 tahun.
Jurnal Ilmiah Pendidikan , 6 (1); November 2016

Berdasarkan uji keberartian korelasi Berdasarkan hal-hal yang dike-mukakan


antara pasangan skor komunikasi di atas, maka sebagai implikasi dari hasil
interpersonal ibu dan anak (X) terhadap penelitian ini sebaiknya ibu mengupayakan
kemampuan berbicara anak (Y) sebagaimana aktivitas berbahasa melalui komu-nikasi
terlihat pada Tabel diperoleh thitung = 2,411 > interpersonal antara lain:
ttabel = 1,68 pada taraf signifikansi α =
0,051, maka dapat disimpulkan bahwa Pertama, menciptakan kegiatan keluarga
koefisien korelasi ry1 = 0,335 signifikan. dalam suasana penuh kebersamaan antara
Dengan demikian, H0 yang mengatakan orang tua dan anak khususnya ibu seperti
berbelanja, masak, makan bersama, shalat
tidak terdapat pengaruh komunikasi berjamaah, rekreasi keluarga, dan menonton
interpersonal ibu dan anak terhadap
bersama. Melalui kegiatan tersebut akan
kemampuan berbicara anak ditolak, menimbulkan kedekatan dan keterbukaan
konsekuensinya H1 diterima. Berdasarkan
antara ibu dan anak. Ibu dapat memberikan
hasil penelitian menyimpulkan bahwa saran yang berguna bagi anak dan
terdapat pengaruh positif komunikasi menanyakan anak tentang pengalaman dari
interpersonal ibu dan anak terhadap kegiatan tersebut. Terjadinya komunikasi
kemampuan berbicara anak. Hal ini berarti yang baik akan mempererat hubungan antara
bahwa semakin tinggi komunikasi ibu dan anak, sehingga diharapkan
interpersonal ibu dan anak, maka semakin komunikasi interpersonal antara ibu dan anak
tinggi kemam-puan berbicara anak. akan semakin meningkat dan berkualitas.
Hasil analisis juga me-nunjukkan Kedua, saat anak berbicara berikan
koefisien determinasinya sebesar 0,112. Ini jawaban yang sesuai dengan kemampuan dan
berarti 11,20 % varians kemampuan tahap perkem--bangan anak, dengan kata lain
berbicara anak dijelaskan oleh variabel jawaban yang diberikan oleh ibu harus
komunikasi interpersonal ibu dan anak . memenuhi rasa keingintahuan anak, yang
diwujudkan oleh anak melalui bertanya.
kesimpulan Ketiga, berikan reward atau penguatan
Dengan demikian dapat disimpulkan jika anak dapat me-nyampaikan sesuatu
bahwa komunikasi interpersonal ibu dan dengan peng-ucapan dan bahasa yang benar.
anak mempunyai pengaruh yang positif Sebaliknya berikan stimulasi dan perbaikan
terhadap kemampuan berbicara anak. Hal ini jika anak kurang tepat dalam pengucapannya,
menunjukkan bahwa jika komunikasi misalnya ibu mengulangi kembali kata-kata
interpersonal ibu dan anak ditingkatkan, ter-sebut dengan pengucapan yang benar.
maka kemampuan berbicara anak juga akan Keempat, sebaiknya ibu mem-
meningkat. Demikian juga sebaliknya, budayakan kegiatan bercerita kepada anak,
apabila komunikasi interpersonal ibu dan misalnya kisah tentang nabi dan para
anak berkurang, maka kemampuan berbicara sahabatnya atau men-ceritakan tentang
anak juga akan rendah. pengalaman ibu diwaktu kecil. Selain itu
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini berikan kesempatan kepada anak untuk
memberikan suatu gambaran mengenai bercerita tentang pengalamannya di sekolah,
pengaruh komunikasi interpersonal ibu dan cerita tentang rekreasi, dan lain-lain.
anak terhadap kemampuan berbicara anak Kegiatan ini dapat dilakukan sebelum anak
usia 4-5 tahun. Berdasarkan hasil penelitian tidur, setelah anak pulang dari sekolah,
ini diketahui bahwa dengan komunikasi rekreasi atau bepergian. Tanpa disadari
interpersonal antara ibu dan anak dapat melalui kegiatan tersebut akan memper-
mening-katkan kemampuan berbicara anak. lancar kemampuan berbicara anak serta
Hal ini berarti bahwa semakin sering ibu menambah kosa kata anak. Oleh sebab itu
melakukan komunikasi interper-sonal dengan budaya bercerita bersama anak perlu
anak maka kemam-puan berbicara anak akan ditingkatkan.
meningkat pula. Kelima, melibatkan anak dalam diskusi
keluarga, misalnya dalam penataan rumah,
Jurnal Ilmiah Pendidikan , 6 (1); November 2016

menentukan makanan kesukaan, tempat Akbar–Hawadi, Reni Psikologi


rekreasi, binatang peliharaan, dan lain Perkembangan Anak, Mengenal Sifat,
sebagainya. Seorang anak yang sudah Bakat, dan Kemampuan Anak Jakarta:
memiliki kemampuan untuk berbicara dapat Grasindo, 2001.
menyampikan ide, atau pendapat sesuai
dengan tahap perkembangannya. Selain itu Effendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi
setiap anak juga berhak untuk menge- Teori dan Praktek Bandung: PT
mukakan pendapatnya. Dengan adanya Remaja Rosdakarya, 2001.
keterbukaan antara ibu dan anak akan
meningkatkan kemam-puan berbicara anak. Essa, Eva L. Introduction to Early Childhood
Education Annoted Student’s Edition
Saran Canada:Thomson Delmar Learning,
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi 2003.
penelitian yang telah dikemukakan di atas,
maka untuk mengantisipasi hal-hal tersebut Feeney, Stephanie Doris Christensen & Eva
dan mencapai maksud dan tujuan pengaruh Moravcik, Who Am I in the Lives of
komunikasi interpersonal ibu dan anak Children? Seventh Edition New Jersey:
terhadap kemampuan berbicara anak, peneliti Pearson Merrill Prentice Hall, 2006.
mengajukan saran kepada ibu-ibu yang
memiliki anak usia 4-5 tahun, antara lain: Hardjana, Agus M. Komunikasi
1. Perlu peningkatan kegiatan-kegiatan Intrapersonal & Interpersonal Jakarta:
yang dapat mening-katkan frekuensi Kanisius, 2003.
interaksi antara ibu dan anak.
2. Diharapkan kepada ibu agar bisa Jalongo, Mary Renck Early Chilhood
menjadi model yang baik dalam proses Language Arts Fourth Edition Boston:
meningkatkan kemam-puan berbicara Pearson, 2007.
anak.
3. Diharapkan kepada ibu-ibu agar selalu John, Stephen Little Theories of
meningkatkan kemam-puannya dalam Communication Seventh Edition
memahami bahasa anak, sehingga dapat Stamford: Wadsworth Thomas learning,
menjawab rasa keingintahuan anak 2002.
sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Marat, Samsunuwiyati”Perkembangan
4. Perlu meningkatkan budaya demokrasi Bahasa Seorang Anak: Suatu Tinjauan
berpendapat di dalam keluarga tanpa Psikolinguistik” Bunga Rampai
memandang usia anggota dalam Psikologi Perkembangan Pribadi dari
keluarga. Bayi Sampai Lanjut Usia, (Jakarta:
5. Diharapkan kepada kedua orang tua Universitas Indonesia Press, 2001.
khususnya ibu, agar memberikan
kesempatan kepada anak untuk Mayuni, Ilza Peningkatan Mutu Guru
berinteraksi dengan lingkungan yang Bahasa Inggris Melalui Pendidikan
lebih luas, misalnya memberikan kesem- Dalam Jabatan Bandung: Lubuk
patan bagi anak untuk bermain dengan Agung, 2007.
teman sebayanya. Melalui interaksi
dengan teman sebayanya, secara tidak Mulyana, Dedy. Ilmu Komunikasi:Suatu
langsung akan menambah kosa kata Pengantar (Bandung: Penerbit PT
anak, dan belajar memberi dan Remaja Rosdakarya, 2007.
menerima pendapat dengan orang lain.
Senjaya, Sasa Djuarsa Teori Komunikasi
Daftar Pustaka Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
Jurnal Ilmiah Pendidikan , 6 (1); November 2016

Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu: Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi


Sebuah Pengantar Populer Jakarta:
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Pustaka Sinar Harapan, 2003.
Indonesia), 2004.
Tarigan, Djargo dkk, Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Rendah Edisi
Kesatu (Jakarta: Universitas Terbuka,
2005.

Tarigan, Guntur Berbicara sebagai


Keterampilan Berbahasa Bandung:
Angkasa, 2008.

Suhartono, Pengembangan Keterampilan


Berbicara Anak Usia Dini Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Dikti, Dirjen Pembinanan Tenaga
Kependidikan dan Tenaga Perguruan
Tinggi, 2005.

Anda mungkin juga menyukai