Anda di halaman 1dari 11

A.

Perkembangan Bahasa

Menurut Soetjiningsih (2012 : 168) bahasa mencakup setiap sarana


komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dengan perasaan untuk
menyampaikan makna kepada orang lain. Sedangkan menurut Jahja (2011 :
53) bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi baik itu lisan, tertulis, isyarat yang
berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-simbol. Bahasa terdiri dari kata-
kata yang digunakan oleh masyarakat beserta aturan-aturan untuk menyusun
berbagai variasi dan mengkombinasikannya. Bahasa sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, setiap orang perlu bahasa untuk berbicara dan
mendengarkan orang lain.

Bahasa memampukan seseorang mendeskripsikan kejadian-


kejadiandi masa lalu dan merencanakan masa depan. Bahasa juga dapat
mewariskan informasi dari satu generasi ke generasi. Pada masa sekolah
anak menyadari bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang penting
untuk menyampaikan maksud, keinginan, dan kebutuhan kepada orang lain.
Dengan begitu anak menyadari bahwa dengan berkomunikasi, ia akan
memahami orang lain di mana berbicara sebagai salah satu bentuk bahasa
yang merupakan bentuk sarana untuk memperoleh tempat dalam kelompok
dan bertambah banyak kosakatanya. Seiring dengan meningkat kosakatanya
pada tahap ini, penggunaan kata keija yang tepat juga semakin meningkat.

Selain itu, bahasa adalah kunci utama bagi manusia. Adanya bahasa
orang bisa berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan sumber
daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan untuk
saling memahami, saling menghargai, menghormati atau saling mengerti
erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki
dari berbagai daerah. Kita dapat

Memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa atau berbicara


apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan.

B. Tahap Perkembangan Bahasa Anak

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia No 137 tahun 2014. Menetapkan standar tingkat pencapaian
perkembangan anak, disusun berdasarkan kelompok usia anak.

1. Menerima bahasa,

a. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan

b. Mengulang kalimat yang lebih kompleks

1
c. Memahami aturan dalam suatu permainan

d. Senang dan menghargai bacaan

e. Mengungkapkan bahasa,

2. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks

a. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama

b. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta


mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan
berhitung

c. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok


kalimat- predikatketerangan)

d. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada


orang lain

e. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan

f. Menunjukkkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita

Aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak


menurut Jamaris (dalam Khumaira 2015 : 2) dapat dibagi kedaiam
tiga aspek, yaitu:

1. Kosakata

Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya


berinteraksi dengan lingkungan, kosakata anak berkembang dengan
pesat.

2. Sintaksis (tata bahasa) 

Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi


melalui contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak
dilingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan
dengan susunan kalimat yang baik.

3. Semantik

Semantik maksudnya penggunakan kata sesuai dengan


tujuannya. Anak ditaman kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan
keinginan, penolakan, dan pendapatnya dengan menggunakan kata-
kata dan juga kalimat yang tepat. Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

2
No 146 tahun 2014. Standar Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat
pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak
yaitu usia 5-6 tahun.

Indikator Pencapaian Perkembangan Anak

KD Indikator Pencapaian Perkembangan Anak

1. Memahami reseptif Menceritakan kembali apa yang didengar dan


kosakata(menyimak dan yang lebih membaca)

2. Menunjukan Melaksanakan perintah yang lebih kompleks sesuai


kemampuan bahasa dengan aturan yang disampaikan reseptif
(menyimak dan membaca)

3. Memahami bahasa Mengungkapkan keinginan, perasaan dan


pendapat ekspresif kalimat sederhana dalam berkomunikasi
dengan anak (mengungkapkan atau orang dewasa bahasa
verbal dan non verbal

4. Menunjukan ,Menunjukan perilaku senang membaca


bukukemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa
secara verbal dan non verval) terhadap buku-buku yang dikenali.
Selanjutnya mengungkapkan perasaan, ide dengan pilihan kata yang
sesuai ketika berkomunikasi. Dan yang terakhir Menceritakan
kembali isi cerita secara sederhana.

Dari beberapa tahap perkembangan bahasa anak di atas,


peneliti lebih mengfokuskan pada perkembangan bahasa anak yang
terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No 146 tahun 2014. Perkembangan yang diambil
peneliti yaitu pengungkapan bahasa dengan standar pencapaian
seperti, menceritakan kembali apa yang didengar dan kosakata yang
lebih, mengungkapkan keinginan, perasaan dan pendapat kalimat
sederhana dalam berkomunikasi dengan anak atau orang dewasa,
mengungkapkan perasaan, ide dengan pilihan kata yang sesuai
ketika berkomunikasi dan melaksanakan perintah yang lebih
kompleks sesuai dengan aturan yang disampaikan. Bahasa
merupakan alat untuk terciptanya sebuah komunikasi yang baik.

C. SPengertian Komunikasi

Secara umum komunikasi adalah proses penyampaian pesan


atau pertukaran kata-kata/ gagasan dan perasaan, di antara dua orang
atau lebih, berbicara adalah salah satu contoh dari bentuk

3
komunikasi. Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik,
mereka berpikir konkrit (nyata). Mereka percaya dengan apa yang
dilihat daripada yang didengar. Komunikasi yang berkualitas pada
anak usia dini akan membuat mereka mampu mengenal dan
membedakan benar atau salah, memudahkan dalam mengetahui akar
persoalan, serta memberikan kepentingan yang terbaik untuk anak
(Andrianto 2009 : 11) Sedangkan menurut Hurlock (1978 : 176-177)
komunikasi berarti suatu pertukaran pikiran dan perasaan. Untuk
memenuhi fungsi pertukaran dan perasaan, maka terdapat dua unsur
penting. Pertama, anak harus

menggunakan bentuk bahasa yaitu yang mengungkapkan


keinginan, perasaan dan pendapat kalimat sederhana dalam
komunikasi yang bermakna bagi orang yang mereka ajak
berkomunikasi. Kedua, dalam berkomunikasi anak harus memahami
bahasa yaitu menceritakan kembali apa yang didengar dengan
kosakata yang lebih.

Komunikasi adalah aktivitas utama manusia dalam


kehidupan sehari-hari, komunikasi dengan Tuhan, sesama manusia,
dan makhluk lainnya. Komunikasi merupakan modal dan kunci
sukses dalam pergaulan dan karir karena hanya dengan komunikasi
sebuah hubungan baik dapat dibangun dan dibina.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan


bahwa komunikasi adalah kecakapan atau kesanggupan
penyampaian pesan, gagasan, atau pikiran kepada orang lain dengan
tujuan orang lain tersebut memahami apa yang dimaksudkan dengan
baik, secara langsung atau tidak langsung. Komunikasi banyak
bentuknya, salah di antaranya adalah dengan komunikasi verbal.
Pada kenyataanya komunikasi verbal lebih sering digunakan dari
pada komunikasi non verbal.

D. Kemampuan Berkomunikasi

Kemampuan komunikasi dapat dilihat pada anak dari


kemampuan berfikirnya, kemampuan mengartikan perasaan orang
lain, kemampuan ikut menghayati keadaan yang sedang teijadi dan
kemampuan mengekspresikan perasaan pendapat dan perasaan lewat
bahasa. Kemampuan merupakan potensi yang ada berupa
kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
Menurut Suranto (2005 : 8) kemampuan berkomunikasi secara lisan
merupakan penyampaian yang melibatkan aspek berbahasa, bicara,
suara, dan irama dengan mengandalkan kemampuan berfikir,

4
mengartikan perasaan orang, menghayati keadaan, kemampuan
untuk mengekspresikan sehingga dapat menyampaikan perasaan,
pikiran, dan pesan dengan rangkaian kaidah bahasa yang sesuai
dengan aturan tata bahasa yang dituturkan oleh alat bicara.

Kemampuan berkomunikasi anak ketika mulai memasuki


usia TK adalah anak mampu menggunakan banyak kosa kata,
pengucapan kata-kata yang jelas, dan anak sudah mulai membentuk
suatu kalimat kurang lebih 6-8 kata yang terdiri dari kata keija, kata
depan, dan kata penghubung. Menurut Astuti (2013 : 4) kemampuan
berkomunikasi pada anak perlu dilatih dengan baik sebagai bekal
dalam menjalin hubungan sosial. Keterampilan berkomunikasi
bukan sekedar kemampuan berbicara, melainkan mampu
menyampaikan ide/gagasan dengan baik kepada orang lain sekaligus
mampu memahami dan memberikan respons atas komunikasi yang
dijalin oleh orang lain.

Komunikasi yang baik, sudah tentu harus ada keselarasan


antara dua pihak atau lebih dari orang yang senang menjalin
komunikasi. Anak-anak bisa dilatih untuk mendengarkan dengan
baik ketika orang lain yang menyampaikan sesuatu, dilatih juga
memahami ekspresi dan gerak nonverbal orang lain dalam
berkomunikasi, misalnya ketika jam istirahat berlangsung ada
seorang anak mengajak temannya untuk bermain bersama namun
teman tersebut menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa ia tidak
mau diajak untuk bermain bersama, hendaknya anak yang mengajak
bermain tadi tidak memaksakan kehendaknya. Setiap orang akan
berkomunikasi dengan sesamanya melalui bahasa. Dalam kegiatan
komunikasi orang menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang
lain. Orang yang mengirim/menyampaikan pikiran/ide/perasan biasa
disebut komunikator, dan orang yang menerima disebut komunikan
dalam proses komunikasi komunikator berbicara dan komunikan
sebagai penyimak.1

1
file:///C:/Users/ACER/Pictures/materi%20bahasa%20indonesia.pdf

5
E. Tahap perkembangan bahasa anak menurut ahli

Menurut pendapat Piaget (Sumantri, dkk. 2009:1-15)


mengemukakan bahwa proses perkembangan anak dari kecil hingga
dewasa melalui empat tahap perkembangan, yaitu:

a. Tahap Sensori Motor (0–2 Tahun)

Pada tahap ini, kegiatan intelektual anak hampir seluruhnya


merupakan gejala yang diterima secara langsung melalui indera.
Pada saat anak mencapai kematangan dan secara perlahan mulai
memperoleh keterampilan berbahasa, mereka menerapkannya pada
objek-objek yang nyata. Pada tahap ini anak mulai memahami
hubungan antara benda dengan nama benda tersebut.

b. Tahap Praoperasional (2–7 Tahun)

Perkembangan yang pesat dialami oleh anak pada tahap ini.


Anak semakin memahami lambang-lambang bahasa yang digunakan
untuk menunjukkan benda-benda. Keputusan yang diambil hanya
berdasarkan intuisi, bukan atas dasar analisis rasional. Kesimpulan
yang diambil merupakan kesimpulan dari sebagian kecil yang
diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar. Anak akan
berpendapat bahwa pesawat terbang berukuran kecil karena itulah
yang mereka lihat di langit ketika ada pesawat terbang yang lewat.

c. Tahap Operasional Konkret (7–11 Tahun)

Pada tahap ini anak mulai berpikir logis dan sistematis untuk
mencapai pemecahan masalah. Masalah yang dihadapi dalam tahap
ini bersifat konkret. Anak akan merasa kesulitan bila menghadapi
masalah yang bersifat abstrak. Pada tahap ini anak menyukai soal-
soal yang telah tersedia jawabannya.

d. Tahap Operasional Formal (11–15 Tahun)

Anak mencapai tahap perkembangan ini ditandai dengan pola


pikirnya yang seperti orang dewasa. Anak telah dapat menerapkan
cara berpikir terhadap permasalahan yang konkret maupun abstrak.
Pada tahap ini anak sudah dapat membentuk ide-ide dan berpikir
tentang masa depan secara realistis.2

2
Kartini Kartono. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV. Mandar Maju.
Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

6
Sedangkan Johan Amos Comenius dalam Kartini Kartono
(2007: 34-35) berpendapat bahwa perkembangan bahasa seseorang
terdiri dari empat periode perkembangan, yaitu:

a. Periode Sekolah-Ibu (0-6 Tahun)

Pada periode ini hampir semua usaha bimbingan-pendidikan


berlangsung di lingkungan keluarga, terutama aktivitas ibu sangat
mempengaruhi proses perkembangan anak.

b. Periode Sekolah-Bahasa-Ibu (6-12 Tahun)

Pada periode ini anak baru mampu menghayati setiap


pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri (bahasa ibu). Bahasa
ibu ini digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, yaitu
untuk mendapatkan impresi dari luar berupa pengaruh, sugesti serta
transmisi kultural dari orang dewasa, dan untuk mengekspresikan
kehidupan batinnya kepada orang lain.

c. Periode Sekolah-Latin (12-18 Tahun)

Pada periode ini anak mulai diajarkan bahasa latin sebagai


bahasa kebudayaan. Bahasa ini perlu diajarkan kepada anak agar
anak mencapai taraf beradab dan berbudaya.

d. Periode Sekolah-Universitas (18-24 Tahun)

Pada periode yang terakhir ini anak muda mengalami proses


pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah, di samping
mempelajari macam-macam ilmu pengetahuan.3

Khusus mengenai perkembangan bahasa anak, Conny R.


Semiawan (2000: 128-136) berpendapat bahwa tahap perkembangan
bahasa anak terdiri dari empat tahap, yaitu:

a. Perkembangan Bahasa Usia Bayi

Secara umum bayi mulai mengeluarkan ucapan pada saat


usianya 10-16 bulan, walaupun pada kenyataannya ada juga yang
memerlukan waktu lebih lama dari itu. Sebelum anak-anak
mengucapkan kata-kata, terlebih dahulu membuat ocehan misalnya
dengan ucapan baa, maa atau paa. Mengoceh ini mulai terjadi saat
usia sekitar 3-6 bulan. Tujuan komunikasi yang dilakukan oleh bayi

3
https://www.kajianpustaka.com/2013/06/tahapan-perkembangan-bahasa-anak.html

7
pada usia dini ialah untuk menarik perhatian orang tua dan orang
lain yang ada di sekitarnya. Pada umumnya, bayi menarik perhatian
orang lain dengan membuat kontak mata, membunyikan ucapan,
serta menggerak-gerakkan tangan. Biasanya kata-kata anak yang
pertama kali muncul adalah nama-nama orang penting yang ada
disekitarnya, nama-nama binatang, dan benda-benda lain yang ada di
sekitarnya. Anak-anak yang telah memasuki usia 18-24 bulan mulai
mengucapkan pernyataan dengan dua kata.

b. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Beberapa anak usia pra sekolah memiliki kesulitan dalam


mengucapkan kelompok konsonan, misalnya untuk mengucapkan
kata setrika, mangga, dan lain-lain. Pada usia ini, anak-anak sudah
dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap
4
kalimatnya. Anak-anak mulai berbicara dengan urutan kata yang
menunjukkan suatu pendalaman yang meningkat terhadap aturan
yang komplek tentang urutan kata-kata yang diucapkan. Pada usia
ini anak-anak juga sudah mulai mampu mengembangkan
pengetahuan tentang makna dengan cepat.

c. Perkembangan Bahasa Usia Sekolah

Pada tahap ini penekanan perkembangan berubah dari bentuk


bahasa ke isi dan penggunaan bahasa. Anak-anak telah mencapai
tahap kreatif dalam perkembangan bahasa. Bahasa kreatif anak dapat
didengar dalam bentuk nyanyian atau sajak.

d. Perkembangan Membaca dan Menulis

Salah satu faktor yang berpengaruh pada perkembangan


membaca anak usia dini ialah kesediaan orang tua untuk
menyediakan bahan bacaan dan menciptakan suasana yang kondusif
bagi perkembangan kemampuan membaca anak. Kegiatan membaca
yang dilakukan secara alamiah dalam suasana kehidupan sosial
memiliki efektifitas yang tinggi untuk peningkatan kemampuan
membaca pada anak. Anak usia tujuh atau delapan tahun telah
memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata dan kata. Siswa
kelas tiga dan empat sudah mampu menganalisis kata-kata baru
dengan menggunakan pola orthograpik dan inferensi kontekstual.
Siswa kelas lima dan enam sudah mulai membaca dari keterampilan
decoding menuju ke pemahaman.

4
Conny R. Semiawan. 1999/2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

8
Kesimpulan

Menurut Soetjiningsih (2012 : 168) bahasa mencakup setiap


sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dengan perasaan
untuk menyampaikan makna kepada orang lain.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia No 137 tahun 2014. Menetapkan standar tingkat
pencapaian perkembangan anak, disusun berdasarkan kelompok usia
anak.

Secara umum komunikasi adalah proses penyampaian pesan


atau pertukaran kata-kata/ gagasan dan perasaan, di antara dua orang
atau lebih, berbicara adalah salah satu contoh dari bentuk
komunikasi. Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik,
mereka berpikir konkrit (nyata).

Kemampuan komunikasi dapat dilihat pada anak dari


kemampuan berfikirnya, kemampuan mengartikan perasaan orang
lain, kemampuan ikut menghayati keadaan yang sedang teijadi dan
kemampuan mengekspresikan perasaan pendapat dan perasaan lewat
bahasa. Kemampuan merupakan potensi yang ada berupa
kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
Menurut Suranto (2005 : 8) kemampuan berkomunikasi secara lisan
merupakan penyampaian yang melibatkan aspek berbahasa, bicara,
suara, dan irama dengan mengandalkan kemampuan berfikir,
mengartikan perasaan orang, menghayati keadaan, kemampuan
untuk mengekspresikan sehingga dapat menyampaikan perasaan,
pikiran, dan pesan dengan rangkaian kaidah bahasa yang sesuai
dengan aturan tata bahasa yang dituturkan oleh alat bicara.

Menurut pendapat Piaget (Sumantri, dkk. 2009:1-15)


mengemukakan bahwa proses perkembangan anak dari kecil hingga
dewasa melalui empat tahap perkembangan, yaitu:

1. Tahap Sensori Motor (0–2 Tahun)


2. Tahap Praoperasional (2–7 Tahun)
3. Tahap Operasional Konkret (7–11 Tahun)
4. Tahap Operasional Formal (11–15 Tahun)

Sedangkan Johan Amos Comenius dalam Kartini Kartono


(2007: 34-35) berpendapat bahwa perkembangan bahasa seseorang
terdiri dari empat periode perkembangan, yaitu:

9
1. Periode Sekolah-Ibu (0-6 Tahun)
2. Periode Sekolah-Bahasa-Ibu (6-12 Tahun)
3. Periode Sekolah-Latin (12-18 Tahun)
4. Periode Sekolah-Universitas (18-24 Tahun)

Khusus mengenai perkembangan bahasa anak, Conny R.


Semiawan (2000: 128-136) berpendapat bahwa tahap perkembangan
bahasa anak terdiri dari empat tahap, yaitu:

1. Perkembangan Bahasa Usia Bayi


2. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
3. Perkembangan Bahasa Usia Sekolah
4. Perkembangan Membaca dan Menulis.

10
DAFTAR PUSTAKA

Conny R. Semiawan. 1999/2000. Perkembangan dan Belajar


Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kartini Kartono. 2007. Psikologi Anak (Psikologi


Perkembangan). Bandung: CV. Mandar Maju.

Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih. 2006. Perkembangan


Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

file:///C:/Users/ACER/Pictures/materi%20bahasa
%20indonesia.pdf

https://www.kajianpustaka.com/2013/06/tahapan-
perkembangan-bahasa-anak.html

11

Anda mungkin juga menyukai