Anda di halaman 1dari 7

Hakekat Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Hakikat komunikasi adalah sebuah proses pernyataan antar manusia, di mana yang
dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam istilah komunikasi terdapat pesan atau (message),
orang yang memberi pesan (komunikator), dan orang yang menerima pernyataan
(komunikan).

Komunikasi juga berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan.
Selain itu pesan dalam komunikasi memiliki dua aspek, yakni yang pertama adalah isi pesan
(the content of message) dan kedua adalah lambang (symbol). Secara kongkrit, pesan adalah
pikiran atau perasaan, sementara lambang adalah bahasa (Effendy, 2007).
John R. Wenburg dan William W. Wilmot, serta Kenneth K. Sereno dan Edward M.
Bodaken (dalam Mulyana, 2010) menjelaskan tiga kerangka pemahaman mengenai
komunikasi, diantaranya: 1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah, yaitu komunikasi yang
mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari satu orang kepada orang lainnya, baik secara
langsung maupun melalui media. Pemahaman komunikasi ini berorientasi pada variabel-
variabel tertentu, seperti isi pesan (pembicaraan), cara penyampaian pesan, dan daya
bujuknya atau efek (pesan) komunikasi. 2. Komunikasi sebagai interaksi, yaitu penyampaian
pesan baik verbal maupun non verbal yang kemudian terdapat jawaban atas pesan yang
disampaikan atau disebut umpan balik (feedback). 3. Komunikasi sebagai transaksi, yaitu
komunikasi yang berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik
perilaku verbal ataupun perilaku non verbal. Kelebihan komunikasi ini adalah bahwa
komunikasi tersebut tidak membatasi pada komunikasi yang disengaja atau respon yang
dapat diamati.

2. Tahap-tahap perkembangan komunikasi


a. Perkembangan bahasa
Bahasa adalah alat berkomunikasi yang sangat dibutuhkan untuk berinteraksi antara satu
sama lain dengan menggunakan suara yang dikeluarkan oleh alat ujaran pada manusia.
Bahasa juga merupakan sarana berfikir, sarana untuk menghadirkan dunia kepada diri
sendiri.
Komponen-komponen dalam berbahasa yaitu :
1) Phonology menggambarkan sistem bunyi pada bahasa. Phonems merupakan unit bunyi
yang membentuk kata
2) Semantik mempelajari arti dari kata-kata dan kalimat
3) Grammar menggambarkan struktur bahasa, sintaks (serangkaian aturan grammar yang
mengarahkan bagaimana kata-kata dapat terbentuk menjadi kalimat), morfem (unit
bahasa terkecil yang mengandung arti)
4) Pragmatik yaitu terdiri dari aturan bagaimana berbahasa yang tepat dalam konteks
sosial (misal kita menggunakan bahasa yang simpel bila berbicara dengan anak-anak)
Seperti yang dijelaskan pada bab terdahulu,
Vygotsky juga memberikan pernyataan penting dalam perkembangan bahasa pada
manusia, yaitu bahasa dan fikiran berkembangan secara sendiri-sendiri, namun pada
akhirnya menyatu.
Proses berbahasa ditentukan oleh matangnya perkembangan bagian-bagian mulut, kontrol
dari saluran nafas bagian atas, lidah, pergerakan bibir dan pengaturan mekanisme
pernafasan. Satu hal yang memegang peranan penting adalah berkembangnya alat
pendengaran dan penglihatan yang normal. Adanya peningkatan perkembangan sistem
syaraf pada anak, maka akan meningkat pula kemampuan anak dalam mengekspresikan
bahasa.

Cara Meningkatkan Perkembangan Bahasa


a. Mengakui dan mempertahankan bahasa ibu dari anak-anak itu, apakah itu berupa dialek
atau bahasa lain selain bahasa Inggris Australia yang diajarkan.
b. Memberi kesempatan bagi anak untuk berbicara dengan bahasa ibu, dan mendengarkan
orang lain berbicara dengan bahasa itu.
c. Menganjurkan penggunaan bahasa ibu
d. Menyediakan media cetak, dalam bentuk buku-buku, poster dan kemasan makanan
dengan bahasa yang tepat.
e. Menyediakan lingkungan yang kaya bahasa dengan pemodelan bahasa untuk anak-anak,
terlibat dalam percakapan dengan anak-anak secara individu, dan memperluas bahasa
anak. f. Memfasilitasi penggunaan bahasa anak dalam konteks yang bermakna, misalnya
melalui pengalaman-pengalaman kelompok kecil.
g. Mendorong anak-anak dalam memperluas daftar fungsi-fungsi bahasa mereka,
khususnya fungsi-fungsi pada level yang lebih tinggi seperti penalaran dan peramalan.
h. Membantu anak-anak mengungkapkan pengertian mereka dengan kata-kata, misalnya
dengan menyampaikan pertanyaan yang akan mendorong jenis bahasa ini.
i. Memberikan contoh tipe bahasa yang anda ingin anak gunakan.
j. Memfokuskan pada pengertian yang anak-anak coba ungkapkan bukannya mengoreksi
bahasanya. k. Memberi anak dengan sedikit kesempatan untuk terlibat dalam pengalaman
bermain, khususnya pemainan drama, dimana mereka dapat mempraktekkan bahasa
dalam lingkungan yang tidak mengancam.
l. Mendorong anak bermain dengan media cetak dan membuat taksiran tertulis.
m. Membantu perkembangan pengertian anak dari alat tulis melalui keterlibatan orang
dewasa dalam permainan.
n. Menyediakan bagi anak-anak prasekolah dengan pusat-pusat yang mendorong
penulisan melalui alat pena, pena lakan yang halus, kertas bergaris, bloknot dan komputer.
o. Mengelilingi anak dengan hasil cetak, seperti bagan, label dan poster yang sesuai
dengan kehidupan sehari-hari mereka, dan baca instrumen tersebut bersama anakanak
untuk membantu pengertian mereka mengenai peran media cetak.
p. Memberikan contoh bagi anak dengan terlibat secara teratur dalam membaca dan
menulsi secara snegaja, seperti menulis daftar belanja atau memberitahukan dan menulis
catatan dari orang tua

1. Tugas-tugas perkembangan bahasa

Dalam berbahasa anak dituntut untuk menuntaskan atau

menguasai empat tugas pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan

(Yusuf, 2004). Keempat tugas pokok perkembangan bahasa adalah :


a. Pemahaman

Yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.

b. Pengembangan perbendaharaan kata

Perbendaharaan kata anak-anak berkembang dimulai secara

lambat pada usia dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo

yang

cepat pada usia pra sekolah dan terus meningkat setelah anak masuk

sekolah.

c. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat

Kemampuan menyusun kata-kata menjadi kalimat pada

umumnya berkembang sebelum usia 2 tahun. Bentuk kalimat

pertama kalimat tunggal (kalimat satu kata) dengan disertai gesture

(bahasa tubuh) untuk melengkapi cara berfikirnya.

Menurut Davis, Garrison & Mc Carthy (1973) dalam

Hurlock (1995) menyatakan bahwa anak yang cerdas, anak wanita

dan anak yang berasal dari keluarga berada, bentuk kalimat yang

diucapkannya lebih panjang dan kompleks dibandingkan dengan

anak yang kurang cerdas, anak pria dan anak yang berasal dari

keluarga miskin.

d. Ucapan

Kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui imitasi


(peniruan) terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain (terutama orang
tua).
2. Tipe perkembangan
bahasa

Ada dua tipe perkembangan bahasa anak yaitu sebagai berikut :

a. Egosentric speech

Yaitu berbicara pada dirinya sendiri (monolog).

b. Socialized speech
Terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan

temannya atau dengan lingkungannya. Perkembangan ini dapat

dibagi menjadi lima bentuk yaitu :

1) Adapted information

Terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang

dicari.

2) Criticism

Menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku

orang lain.

3) Command (perintah), requeat (permintaan), threat (ancaman).

4) Question (pertanyaan).

5) Answer (jawaban).

b.Perkembangan bicara
Pengertian bicara secara khusus dikemukakan Tarigan, (1981:15) bahwa “keterampilan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyibunyi artikulasi dari kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Dalam
bentuk dan wujudnya, berbicara dinyatakan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
sang pendengar atau penyimak”.
Menurut Hurlock (dalam Siwi, 2012) berbicara dapat diperoleh anak dengan cara: (a)
meniru, yaitu mengamati sesuatu model baik dari teman sebaya maupun dari orang yang
lebih tua; dan (b) pelatihan, yaitu dengan bimbingan dari orang dewasa.
Usia 6 minggu hingga 4 bulan Dari bahasa pasif ini ia akan berusaha berbahasa aktif
dengan mencoba mengeluarkan vokalisasi dari berbagai suara. Bagi kita kedengarannya
belum ada artinya, tetapi baginya sudah ada artinya.
Usia 4-7 bulan Pada usia ini anak semakin mampu menunjukkan gerak yang semakin aktif,
ia melihat-lihat ke sekitarnya, ke kri dan ke kanan. Pada usia ini perkembangan
pendengaran sudah cukup baik, dan kesadaran warna warni bunyian akan dimulai,
perkembangan ini disebut sebagai kesadaran fonologis.
Usia 7-12 bulan Pada usia ini, perkembangan bicara anak bisebut babbling, atau mengoceh
dengan satu suku kata, misalnya da-da-da... pa-pa-pa... ma-mama... namun belum punya
arti. Ia melakukan duplikasi dari artikulasi bunyian.
Periode linguale dini atau awal verbal (usia 1-2,6 tahun) Usia satu tahun adalah usia
transisi dari periode bayi ke periode batita (bawah tiga tahun). Dari luar, tampaknya seolah
secara nyata ia baru mulai menerima apa yang disebut bahasa
c. Perkembangan Artikulasi
1.      Tahap Perkembangan Artikulasi
Tahap ini dilalui bayi antara sejak lahir kira-kira berusia 14 bulan. Usaha kea rah
“menghasilakan” bunyi-bunyi itu sudah mulai pada minggu-minggu sejak kelahiran bayi
tersebut. Perkembangan menghasilkan bunyi ini disebut perkembangan artikulasi, dilalui
seorang bayi melalui rangkaian tapap sebagai berikut.

a.       Bunyi Resonansi

Penghasilan bunyi, yang terjadi dalam rongga mulut, tidak terlepas dari kegiatan dan
perkembangan montorik bayi pada bagian rongga mulut. Baunyi yang paling umum yang
dapat dibuat bayi adalah bunyi tangis karena merasa tidak enak atau merasa lapar dan
bunyi-bunyi sebagai batuk, bersin, dan sedawa.  Disamping itu, ada pula bunyi bukan
tangis yang disebut bunyi “kuasi resonansi, bunyi ini belum ada konsonannya dan
vokalnya belum sepenuhnya mengandung resonansi.

b.       Bunyi berdekut


Mendekati usia dua bulan bayi telah mengembangan kendali otot mulut untuk memulai dan
mengentikan gerakan secara mantap. Pada tahap ini suara tawa dan suara berdekut
(cooking) telah terdengar. Bunyi berdekut ini agak mirip dengan bunyi [ooo] pada burung
merpati. Bunyi yang dihasilkan adalah bunyi konsonan belakang dan tengah dengan vocal
belakang, tetapi dengan resonansi penuh. Bunyi konsonannya mirip dengan bunyi [s] dan
bunyi hampat velar yang mirip dengan bunyi [k] dan [g].
c.        Bunyi Berleter
Berleter adalah mengelurkan bunyi yang terus menerus tanpa tujuan. Berleter ini biasanya
dilakukan oleh bayi yang berusia antara empat sampai enam bulan.
d.       Bunyi Berleter Ulang
Tahap ini dilalui si anak berusia antara enam sampai sepuluh bulan. Konsonan yang mula-
mula dapat diucapkan adalah bunyi labial [p] dan [b], bunyi letup alveolarm [t] dan [d],
bunyi nasal [j]. Yang paling umum terdengar adalah bunyi suku kata yang merupakan
rangkaian konsonan dan vocal seperti “ba-ba-ba” atau “ma-ma-ma”.
e.        Bunyi vakabel
Vakabel adalah bunyi yang hamper menyerupai kata, tetapi tidak mempunyai arti dan
bukan merupkan tiruan orang dewasa.  Vokabel ini dapat dihasilkan oleh sang anak antara
usia 11 sampai 14 bulan.

d.Perkembangan Fonasi
Fonasi atau proses bersuara adalah suatu proses di mana pita suara di tenggorokan menghasilkan
bunyian dengan atau tanpa suara. Misalnya, konsonan ‘h’ dan ‘k’ dihasilkan tanpa getaran pita suara,
karena itu disebut bunyian tanpa suara. Bunyian vocal (a, i, u, e, o) dihasilkan dengan getaran pita
suara, maka disebut bunyian bersuara.
3. Tahap-tahap perkembangan komunikasi anak hambatan pendengaran
4. Proses pemerolehan bahasa anak dengan hambatan pendengaran

Anda mungkin juga menyukai