Anda di halaman 1dari 28

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

1. Pengertian Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

Menurut Badudu (dalam Dhieni, 2009: 1.11) bahasa adalah alat

penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari

individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya.

Menurut Santrock (2007: 353) Bahasa merupakan bentuk suatu

bentuk komunikasi lisan, tertulis, atau isyarat yang berdasarkan pada

suatu sistem atau simbol-simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang

digunakan oleh masyarakat beserta aturan-aturan untuk menyusun

berbagai variasi dan mengkombinasikannya.

Bromley (dalam Dhieni, 2009: 1.11) mendefinisikan bahasa

sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide

maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal.

Simbol visual dapat dilihat, ditulis dan dibaca, sedangkan simbol verbal

dapat diucapkan dan didengar.

Bahasa adalah suatu sistem simbol dan urutan kata-kata yang

digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, yang bercirikan

infinite (tak terbatas), generativity (berlaku umum), displacement

(pemindahan), dan rule system (sistem aturan) (Dewi, 2005: 15).

Menurut Yusuf (2007: 118) Bahasa merupakan kemampuan

untuk berkomunikasi dengan orang lain. Disini mencakup semua cara

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


7

untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam

bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian,

bisa dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan,

ataupun dengan mimik muka.

Menurut Dhieni (2009: 1.19) kemampuan bahasa dipelajari dan

diperoleh anak secara alami untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Bahasa digunakan sebagai alat sosialisasi dan bahasa merupakan cara

merespons orang lain.

Dari berbagai pengertian menurut tokoh di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang

bisa dirangkai dan memiliki arti atau makna tertentu, baik dalam bentuk

tulisan maupun lisan yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan

lingkungan sekitarnya. Kemampuan bahasa anak usia dini apabila

dikembangkan dengan optimal maka akan membantu anak untuk bisa

hidup dilingkungannya dan bisa berkomunikasi dengan lancar tanpa

menimbulkan kesalahpahaman arti atau makna kata yang diucapkannya.

2. Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Santrock (2007 :353) perkembangan bahasa anak dibagi atas fase

prelinguistik dan fase linguistik. Fase prelinguistik adalah perkembangan

bahasa anak usia 0-1 tahun, yaitu mulai tangisan pertama sampai fase anak

mengoceh. Pada fase ini anak mengungkapkan keinginannya dengan

tangisan ataupun erangan. Bisa juga dengan jeritan untuk mengungkapkan

kesenangan atau kepuasannya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


8

Sedangkan fase linguistik yaitu anak mulai mengucap kata-kata

pertama sampai anak dapat berbicara lancar, fase ini dimulai sejak 1 tahun

sampai 5 tahun. Pada periode ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase satu

kata, disini anak menggunakan satu kata untuk mengungkapkan suatu

pikiran yang kompleks, baik berupa keinginan, perasaan, atau kemauannya

tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya “duduk” itu artinya bisa “saya mau

duduk” atau “kursi tempat duduk”. Yang kedua fase lebih dari satu kata,

yaitu anak mengungkapkan keinginannya dengan kalimat dua kata.

Komunikasi dengan orang dewasa mulai lancar, mulai tanya jawab

sederhana, anak bercerita dengan kalimat sederhana. Dan yang terakhir

adalah fase diferensiasi dimana kosa kata semakin bertambah, mampu

mengucap kata sesuai jenisnya, bisa menggunakan kata ganti “saya”.

Perkembangan bahasa anak usia 4 sampai 5 tahun adalah berbicara

lancar dengan kalimat sederhana, bercerita tentang kejadian sekitarnya,

mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri, bercerita tentang gambar

yang dibuat sendiri, mengikuti 1-2 perintah sederhana, membuat sebanyak-

banyaknya kata dari suku kata awal yang sama.

Perkembangan bahasa anak usia 5 sampai 6 tahun adalah

menirukan kembali 2-4 urutan angka, urutan kata, bicara lancar dengan

kalimat sederhana, menceritakan gambar yang telah disediakan,

menyebutkan sebanyak-banyaknya nama benda dengan ciri-ciri tertentu,

memberi keterangan atau informasi tentang suatu hal.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


9

Perkembangan bahasa anak usia dini secara umum adalah

menangis/menjerit, merambat/mendengkut, tersenyum, tertawa, bercakap-

cakap, memanggil dengan satu kata, obrolan tak terarah, mengulangi

perkataan saat dibujuk/dirayu, kalimat dengan satu kata, kalimat dengan

dua kata, pengucapan kata-kata umum, perputaran percakapan, kata-kata

kreatif, keingintahuan kata-kata verbal dan kata-kata dari huruf cetak

(Suyadi, 2010: 98).

Menurut Bowler dan Linke (dalam Dhieni, 2009: 3.5)

kemampuan bahasa anak usia 3 tahun adalah anak sudah banyak

menggunakan kosa kata dan kata tanya apa dan siapa. Pada usia 4 tahun

anak mulai bercakap-cakap, memberi nama, alamat, usia, dan mulai

memahami waktu. Selanjutnya pada usia 5 tahun anak sudah bisa

berbicara lancar dengan banyak kosa kata baru.

Menurut Yusuf (2007: 120) Ada dua tipe perkembangan bahasa

anak, yakni: “Egosentric speech”, dimana anak berbicara kepada dirinya

sendiri dan “Socialized speech”, yaitu bentuk komunikasi ketika ada

kontak antara anak dengn temannya atau dengan lingkungannya.

Egosentric Speech berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir

anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak pada saat berusia 2-3

tahun. Sedangkan “Socialized speech” bisa mengembangkan kemampuan

penyesuaian sosial anak.

Bromley (dalam Dhieni, 2009: 1.19) menyebutkan ada empat

macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

Chomsky (dalam Dhieni, 2009: 2.3) mengatakan bahwa individu

dilahirkan dengan alat penguasaan bahasa dan menemukan sendiri cara

kerja bahasa tersebut. Dalam mempelajari bahasa, setiap individu memiliki

kemampuan tata bahasa bawaan.

Dari pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan

perkembangan anak pada masa bayi adalah dimulai dengan tangisan,

erangan ataupun ocehan. Setelah itu anak mulai mengucap kata-kata mulai

dari satu kata, dua kata, dan kemudian tiga kata. Semakin bertambah usia

anak kemampuan bahasanya juga semakin kompleks, anak bisa

mengucapkan kalimat sederhana, mampu mengikuti perintah sederhana,

dan kosa kata anak semakin meningkat.

3. Unsur-unsur dalam Bahasa

Menurut Gleason (dalam Santrock, 2007: 353) Bahasa memiliki

sistem aturan, bahasa ditata dan diorganisasikan dengan sangat baik.

Organisasi tersebut melibatkan lima sistem aturan: fonologi, morfologi,

sintaksis, semantik, dan pragmatik.

a. Fonologi

Setiap bahasa dibentuk dari suara-suara dasar. Fonologi adalah

sistem suara dari suatu bahasa, termasuk suara-suara yang digunakan

dan bagaimana suara-suara tersebut dikombinasikan. Bagian terkecil

dari sistem bunyi adalah fonem, yang dihasilkan sejak bayi lahir

hingga usia satu tahun. Fonem vokal diekspresikan lebih dahulu oleh

anak dari pada fonem konsonan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

b. Morfologi

Morfologi mengacu pada unit-unit makna yang membentuk

formasi kata. Sebuah morfem adalah unit terkecil yang masih

memiliki makna; yang berupa kata (atau bagian kata) yang tidak dapat

dipecah lagi menjadi bagian bermakna yang lebih kecil. Bagian

terkecil dari arti bahasa tersebut disebut morfem. Ketika anak dapat

mengucapkan kalimat satu kata seperti “duduk”, bisa berarti “saya

ingin duduk”.

c. Sintaksis

Sintaksis meliputi bagaimana kata-kata dikombinasikan

sehingga membentuk frasa-frasa dan kalimat-kalimat yang dapat

dimengerti. Misalnya “kakak makan?”, setelah itu anak mengetahui

tentang penggunaan kata tanya yang semestinya.

d. Semantik

Semantik mengacu pada makna kata dan kalimat. Setiap kata

memiliki sekumpulan makna semantik atau atribut-atribut penting

terkait makna kata. Semantik berkaitan dengan kemampuan anak

membedakan berbagai arti kata.

e. Pragmatik

Pragmatik adalah penggunaan bahasa yang tepat terkait

penggunaan bahasa yang tepat dalam konteks-konteks yang berbeda.

Sistem menggunakan percakapan dan pengetahuan yang tepat terkait

penggunaan bahasa secara efektif dalam konteks. Pragmatik berkaitan

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

dengan penggunaan bahasa dalam mengekspresikan minat dan

maksud seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Bromley (dalam Dhieni, 2009: 3.5) menyebutkan komponen-

komponen bahasa terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan

pragmatik, berikut penjelasannya :

a. Perkembangan fonologi berkenaan dengan adanya pertumbuhan dan

produksi sistem bunyi dalam bahasa.

b. Perkembangan morfologi berkenaan dengan pertumbuhan dan produksi

arti bahasa.

c. Sintaksis meliputi aturan bahasa yang terdiri dari keteraturan dan fungsi

kata.

d. Semantik berkaitan dengan kemampuan anak membedakan berbagai

arti kata.

e. Pragmatik berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam

mengekspresikan maksud dan minat seseorang untuk mencapai suatu

tujuan yang telah diharapkan.

Santrock (1995: 178) sistem aturan bahasa mencakup fonologi,

morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Fonologi (phonology) yaitu

studi tentang sistem bunyi-bunyian bahasa. Morfologi (morphology)

mengacu kepada ketentuan pengkombinasian morfem, moerfem itu sendiri

artinya rangkaian bunyi terkecil yang memberi makna pada apa yang kita

ucapkan dan dengar. Sintaksis (syntax) melibatkan bagaimana kata-kata

dikombinasikan untuk membentuk ungkapan dan kalimat yang dapat

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

diterima. Semantik (semantics) mengacu pada makna kata dan kalimat.

Pragmatik (pragmatics) merupakan kemampuan untuk melibatkan diri

dalam percakapan yang sesuai dengan maksud dan keinginan.

Dari pendapat para tokoh dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur

dalam bahasa terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan

pragmatik.

4. Langkah-Langkah Mengembangkan Bahasa

Kecerdasan Linguistik atau Word Smart adalah kecerdasan dalam

mengolah kata, atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik

secara lisan maupun tertulis. Sujiono (2012:186) Pengembangan bahasa

untuk mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak sejak usia dini,

antara lain dapat dilakukan dengan cara berikut ini:

Mengajak anak berbicara, sejak bayi anak memiliki pendengaran

yang baik, sehingga anak bisa diajak berkomunikasi dan distimulasi

kemampuan bahasanya dengan mengajaknya berbicara. Dengan terus

menerus mengajak anak berbicara merupakan langkah awal melatih anak

berbicara, yang merupakan unsur penting dalam berkomunikasi dan

ketrampilan sosial.

Membacakan cerita atau mendongeng dapat dilakukan sejak bayi,

sejak bayi anak dikenalkan pada buku. Bacakan buku cerita dengan

berulang-ulang agae membantu meningkatkan konsentrasi. Bila kebiasaan

membaca sudah dilakukan sejak kecil, maka kelak membaca akan menjadi

sebuah kebutuhan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

Bermain mengenalkan huruf-huruf abjad dapat dilakukan sejak

kecil, seperti bermain huruf-huruf sandpapper, anak belajar mengenali

huruf-huruf abjad dengan cara melihat dan menyentuhnya, disamping

mendengarkan setiap huruf yang diucapkan oleh orang tua ataupun guru.

Bisa juga dengan bermain tebak kata dengan huruf awal, misalnya kata

yang huruf awalnya “b” sesuai hasil pancingannya.

Merangkai cerita, sebelum dapat membaca tulisan, anak

umumnya gemar “membaca” gambar. Berikan potongan potongan gambar

dan biarkan anak mengungkapkan apa yang ia pikirkan tentang gambar itu,

ajak anak untun menyusun gambar itu menjadi sebuah cerita.

Dhieni (2009: 9.18-9.34) Permainan yang bisa digunakan untuk

melatih kemampuan bahasa anak dalam mendengarkan yaitu ada berapa

bunyi?, apa yang sedang saya lakukan sekarang ini?, bunyi kertas, bunyi

benda jatuh, perintah yang dibisikkan. Permainan bahasa untuk melatih

kemampuan bicara diantaranya adalah kotak raba, pemberian gambar,

permainan fantasi. Permainan bahasa untuk melatih kemampuan membaca

adalah kartu kata, mencari pasangan kata, kartu-kartu aksi, buku tempel

alfabet, mengail huruf. Sedangkan untuk melatih kemampuan menulis

dapat dilakukan dengan menghubungkan titik-titik huruf, permainan baki

garam atau pasir, membubuhkan huruf pertama.

Mutiah (2010: 161) terdapat berbagai ragam permainan bagi anak

usia dini, seperti permainan dengan angka, permainan dengan huruf,

bermain melalui gerak dan lagu/musik, dan permainan kreatif.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

Lerner (dalam Mutiah, 2010: 164), menyatakan bahwa dasar

utama perkembangan bahasa adalah melalui pengalaman-pengalaman

berkomunikasi yang kaya. Pengalaman-pengalaman yang kaya itu akan

menunjang faktor-faktor bahasa antara lain mendengarkan, berbicara,

membaca, menulis. Anak mulai diperkenalkan dengan huruf-huruf abjad

melalui bernyanyi, seperti lagu A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S

T U V W X Y Z.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara yang dapat

digunakan untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak adalah dengan

membacakan cerita, mengajak anak berbicara, bermain huruf-huruf abjad,

kartu kata, mencari pasangan kata, kartu-kartu aksi, buku tempel alfabet,

mengail huruf, dan yang lainnya. Penelitian ini menggunakan cara bermain

dengan huruf untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak yaitu

mengail huruf. Bermain huruf-huruf abjad dapat dilakukan sejak kecil,

yaitu dengan mengail/memancing huruf, anak belajar mengenali huruf

dengan cara melihat, memancing, mengucapkan dan belajar menambah

kosa kata baru dengan mengucapkan kata-kata baru.

5. Fungsi Bahasa Bagi Anak

Bahasa itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Manusia memerlukan bahasa untuk berbicara dengan orang lain,

mendengarkan orang lain, membaca dan menulis. Bahasa membuat kita

mampu mendeskripsikan kejadian di masa lalu dan merencanakan masa

depan. Bahasa membuat kita dapat mewariskan informasi dari satu

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

generasi ke generasi yang berikutnya dan menciptakan suatu warisan

budaya yang kaya (Santrock, 2007: 353).

Bahasa merupakan salah satu elemen yang terpenting dalam

perkembangan berpikir, tidak mungkin manusia berpikir tanpa bahasa,

melalui bahasa, pikiran manusia dapat ditampilkan, bahasa juga yang

membedakan manusia dari makhluk lainnya (Syaodih, 2005:47).

Lebih lanjut Syaodih (2005: 48) menjelaskan bahwa bahasa

merupakan sarana yang penting dalam kehidupan anak. Bahasa juga

merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain

yang sekaligus berfungsi untuk memahami pikiran dan perasaan orang

lain. Dengan berbahasa, anak dapat berkomunikasi dengan sesama.

Menurut Smilansky (dalam Rachmawati, 2010: 65) menemukan

tiga fungsi bahasa pada anak yaitu menirukan ucapan orang dewasa,

membayangkan situasi (dialog), dan mengatur permainan.

Bromley (dalam Dhieni, 2009: 1.21) menyebutkan 5 macam

fungsi bahasa yaitu bahasa menjelaskan keinginan serta kebutuhan

individu, bahasa dapat mengubah dan mengontrol perilaku, bahasa

mempengaruhi aspek perkembangan kognitif, mempererat interaksi anak

dengan orang lain, dan bahasa juga mengekspresikan keunikan individu.

Menurut Halliday (dalam Moeslichatoen, 1999: 95) fungsi bahasa

yaitu sebagai alat yang dapat memuaskan kebutuhan anak untuk

menginginkannya, bahasa berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan

tingkah laku orang lain, bahasa digunakan untuk hubungan antar pribadi,

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

bahasa berfungsi bagi diri sendiri dimana anak bisa membangun jati

dirinya, bahasa berfungsi heuristik atau anak dapat membedakan dirinya

dengan lingkungan sekitarnya, bahasa juga berfungsi imaginatif, dan

bahasa memiliki fungsi informatif yaitu anak dapat mengkomunikasikan

informasi baru kepada orang lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa adalah

sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain, mengungkapkan

keinginan dan memahami keinginan orang lain, serta membantu

mengembangkan kemampuan kognitif.

B. Bermain Memancing Huruf Sebagai Metode Pembelajaran di Taman

Kanak-Kanak

1. Metode Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak

Bredekamp (dalam Sujiono, 2012: 139) Strategi pembelajaran bagi

anak usia dini harus berorientasi pada tujuan yang mengarah pada tugas-

tugas perkembangan di setiap rentang usia anak, materi yang diberikan

harus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak, metode yang dipilih

harus bervariasi yang mampu melibatkan anak secara aktif sehingga

suasana menjadi menyenangkan, media dan lingkungan bermain harus

aman, nyaman, dan memunculkan ketertarikan untuk anak.

Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus menggunakan

metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik anak didik. Dengan

menggunakan metode, guru juga akan lebih mudah untuk mengkreasikan

kegiatan belajar mengajar.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

Menurut Yus (2005: 145) metode merupakan cara yang berfungsi

untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan tertentu. Dalam mengajar, guru

Taman Kanak-kanak hendaknya menggunakan suatu metode. Setiap

kegiatan dalam proses pembelajaran diharapkan guru mampu memilih

metode yang tepat untuk digunakan.

Menurut Moeslihatoen (1999: 7) metode merupakan bagian dari

strategi kegiatan, metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah

dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya

merupakan alat untuk mencapai tujuan suatu kegiatan.

Moeslihatoen (1999: 24-28) menjelaskan metode pengajaran yang

sesuai dengan karakteristik anak usia TK yaitu:

Pertama, Bermain yaitu merupakan kegiatan yang memberikan

kepuasan bagi diri sendiri, melaui bermain anak memperoleh pembatasan

dan memahami tentang kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang

memberikan kesenangan, lebih ditekankan pada cara daripada hasil.

Kedua Karyawisata, bagi anak TK karyawisata berarti memperoleh

kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi secara langsung.

Karyawisata juga berarti membawa anak TK ke objek-objek tertentu

sebagai suatu pengayaan, pengajaran, pengalaman belajar yang tidak

mungkin diperoleh anak apabila didalam kelas.

Ketiga Bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran

dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif

dan bahasa ekspresif. Bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


1

berkomunikasi dengan orang lain, menyatakan perasaan dan gagasan

secara verbal.

Keempat, bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan

budaya dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Juga bisa digunakan

sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai yang ada di masyarakat.

Kelima Demonstrasi yang berarti menunjukkan, mengerjakan dan

menjelaskan cara-cara dalam mengerjakan sesuatu.

Keenam Proyek merupakan metode untuk melatih kemampuan

anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-

hari. Ketujuh, Pemberian Tugas merupakan pekerjaan tertentu yang

dengan sengaja harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Di

Taman Kanak-kanak tugas diberikan dalam bentuk kesempatan

melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk langsung guru.

Guru mengembangkan kemampuan bahasa anak dengan

menggunakan metode yang dapat merangsang perkembangan kemampuan

berbicara, mendengar, membaca dan menulis. Metode bermain merupakan

metode yang tepat digunakan untuk anak usia Taman Kanak-kanak, karena

sesuai dengan hakikat anak yang cenderung lebih suka bermain.

Peneliti menggunakan metode bermain untuk mengembangkan

kemampuan bahasa anak usia dini. Belajar pada anak usia dini adalah

bermain. Melalui bermain dapat memberi kesempatan bagi anak untuk

bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan

belajar secara menyenangkan. Bermain merupakan suatu kegiatan yang

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

sangat disenangi anak (Yus, 2005: 146). Dengan permainan yang asyik

dan menyenangkan namun mengandung unsur edukasi yang cukup tinggi

dalam mengenal huruf, sehingga perkembangan bahasa anak akan

terangsang lebih optimal.

2. Bermain Untuk Anak Usia Dini

Menurut Hurlock (1978: 320) bermain (play) sebagai setiap

kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa

mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan dengan sukarela dan

tidak ada paksaan atau tekanan dari luar.

Bermain adalah suatu kegiatan yang sangat penting untuk

pertumbuhan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif dan keputusan

anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang sehingga

bisa menghasilkan proses belajar pada anak (Mutiah, 2010: 91).

Piaget (dalam Hurlock, 1978: 320) menjelaskan bahwa bermain

terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk kesenangan fungsional.

Sedangkan menurut Bettelheim (dalam Hurlock, 1978: 321), bermain

adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang

ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir.

Bermain dibedakan menjadi dua, yaitu bermain aktif dan bermain

pasif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan

oleh anak itu sendiri. Sedangkan bermain pasif atau “hiburan” kesenangan

itu diperoleh dari kegiatan oran lain, tidak menghabiskan banyak energi

karena disini anak hanya menikmati temannya bermain, memandang orang

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

atau hewan di televisi, tetapi kesenangannya seimbang dengan anak yang

menghabiskan tenaganya untuk bermain (Hurlock, 1978: 321).

Musfiroh (2005: 35) menjelaskan bahwa bermain sambil belajar

merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menandai bahwa anak

belajar melalui bermain, anak belajar di dalam bermain. Bermain dan

belajar adalah satu kesatuan proses yang terjadi dalam satu kesatuan

waktu, karena di dalam bermain itulah terjadi proses belajar, dan proses

belajar itu terjadi dalam kegiatan bermain.

James Sully (dalam Suyadi, 2010: 284) menyatakan bahwa

bermain sebagai suatu aktivitas menyenangkan yang ditandai gelak tawa

oleh anak yang melakukannya. Suasana hati anak yang sedang melakukan

aktivitas menjadi penentu apakah anak tersebut sedang bermain atau tidak.

Gordon & Browne (dalam Moeslichatoen, 1999: 24-25)

mengatakan bahwa menurut pendidik dan ahli psikologi, bermain

merupakan pekerjaan pada masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan

anak. Kegiatan bermain dilakukan tidak serius dan bersifat fleksibel. Salah

satu nilai dari bermain yaitu meletakkan dasar pengembangan bahasa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bermain sambil

belajar adalah cara yang efektif untuk mengembangkan setiap kemampuan

yang dimiliki oleh anak karena disini anak tidak dituntut untuk

mempertimbangkan hasil akhir dari permainan yang dilakukannya. Anak

melakukan permainan dengan senang dan tetap mendapat pembelajaran

dari permainan itu. Kegiatan bermain juga mempengaruhi aspek

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

perkembangan kemampuan bahasa anak, anak belajar mengungkapkan

pikiran dan perasaanya dengan bahasa.

3. Bermain Memancing Huruf

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan

dapat menimbulkan kesenangan ataupun kepuasan bagi diri seseorang

(Piaget dalam Sujiono, 2012: 144). Selanjutnya Docket dan Fleer (dalam

Sujiono, 2012: 144) berpendapat bahwa bermain merupakan suatu

kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh suatu

pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 831)

memancing itu berarti menangkap ikan dengan pancing ; mengail.

Sedangkan pancing atau kail digunakan sebagai alat yang dipakai untuk

menangkap ikan.

Permainan kata dan huruf melibatkan pengenalan huruf-huruf alfabet

dan kata-kata akan menyenangkan bagi anak apabila dilakukan dengan

cara yang menyenangkan. Setelah anak-anak terbiasa melihat buku, tulisan-

tulisan, dan memperhatikan kata dilingkungannya, anak akan mampu

mengenali huruf-huruf dan kata-kata (Dhieni, 2009: 9.23-9.24).

Gagne (dalam Dhieni, 2009) media yaitu berbagai jenis komponen

dalam lingkungan anak didik yang memotivasi anak didik untuk belajar.

Eliyawati (2005: 62) berpendapat bahwa alat permainan edukatif untuk

anak usia dini merupakan alat permainan yang dirancang untuk tujuan

meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

Menurut Bina Keluarga dan Balita (dalam Aqib, 2009: 46) yang

dimaksud dengan alat permainan edukatif adalah alat bermain yang dapat

melakukan kegiatan rangsangan dan dorongan untuk memperlancar

perkembangan kemampuan anak.

Permainan memancing huruf merupakan salah satu permainan

edukatif yang bisa mengembangkan kemampuan bahasa anak. Media yang

digunakan adalah kotak huruf yang terbuat dari kardus sebagai kolamnya,

huruf-huruf abjad sebagai ikannya, dan pancingan yang menggunkan

magnet untuk memancing huruf-huruf abjad.

Kegiatan pembelajaran yang hanya menggunakan lembar kerja

anak akan terasa sangat membosankan. Potensi seorang anak akan

berkembang optimal dengan rangsangan yang diterimanya. Melalui

permainan memancing huruf, anak akan diajak secara langsung

mengambil huruf dengan pancingan. Dengan ini anak akan memahami

bentuk dari huruf-huruf dan lafal bunyi dari huruf itu sendiri, sehingga

kemampuan bahasanya dapat ditingkatkan.

4. Manfaat Bermain Memancing Huruf

Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak Taman

Kanak-kanak. Melalui bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan

kebutuhan setiap aspek perkembangan. Melalui kegiatan bermain, anak

juga dapat melatih kemampuan bahasanya dengan cara mendengarkan

beraneka bunyi, mengucapkan suku kata atau kata, memperluas kosa kata,

berbicara sesuai dengan tata bahasa Indonesia (Moeslichatoen, 1999: 32).

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

Menurut Catron dan Allen (dalam Musfiroh 2005:38) melalui

bermain, anak dapat belajar untuk mengembangkan keterampilan

berbahasa serta mengembangkan kosakata. Anak juga belajar untuk

mengungkapkan ide dan perasaannya secara verbal (dengan media

bahasa), menyimak perkataan orang lain.

Sujiono (2012: 145) fungsi bermain antara lain dapat memperkuat

dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui gerak, dapat

mengembangkan kemampuan emosinya, rasa percaya diri, kemandirian

dan kemandirian untuk berinisiatif. Bermain dapat mengembangkan

kemampuan intelektualnya, dengan bermain dapat mengembangkan

kemandiriannya dan menjadi diri sendiri.

Santoso (2011: 4.7) bermain mengembangkan kemampuan bahasa,

karena pada saat bermain anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi

dengan temannya atau untuk menyatakan pikirannya, dan pada saat itu

secara tidak langsung anak belajar bahasa.

Bermain membantu anak untuk meningkatkan kemampuan

berkomunikasi yakni bermain menyediakan ruang dan waktu bagi anak

untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka saling berbicara,

mengeluarkan pendapat, bernegosiasi, dan menemukan jalan tengah bagi

setiap persoalan yang muncul (Bredekamp, dalam Musfiroh, 2005: 19).

Kemampuan bahasa yang dikembangkan melalui bermain

bertujuan untuk menguasai bahasa reseptif dimana anak diharapkan

mampu mendengar dan memahami apa yang didengar misalnya

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

memahami perintah, menjawab pertanyaan, dan mengikuti urutan suatu

peristiwa. Menguasai bahasa ekspresif yang meliputi menguasai kata-kata

baru dan menggunakan pola bicara orang dewasa. Selanjutnya adalah

untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain, dan keasyikan

menggunakan bahasa yang bisa dilakukan dengan berdiskusi, mengajukan

pertanyaan, dan mendengarkan cerita dan puisi (Moeslichatoen, 1999: 55).

Permainan ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya anak

dapat mengenal huruf-huruf sejak kecil, kosa kata anak akan bertambah,

anak mampu melaksanakan 2-3 perintah sederhana, sehingga kemampuan

bahasa anak akan terstimulasi dengan baik. Anak diharapkan mampu

memahami huruf apa yang didapatnya.

5. Langkah-Langkah Bermain Memancing Huruf

Dhieni (2009: 9.32) permainan mengail huruf dilakukan dengan

meletakkan sekumpulan huruf dalam sebuah kotak (kardus). Setiap anak

diberi kesempatan untuk mengambil satu kartu dengan alat pancingan. Jika

anak tahu huruf apa yang didapat maka kartu tersebut sebagai hasil

tangkapan (ikan). Namun jika anak tidak tahu maka kartu yang didapat

dikumpulkan sebagai ikan yang lolos, kemudian hasil tangkapan dihitung.

Tiap kartu diberi jepitan kertas/klip yang terbuat dari besi, dan kailnya

menggunakan magnet.

Peneliti mengadaptasi permainan tersebut dengan peraturan

permainan yang sedikit berbeda. Sebelum permainan dilakukan, guru

sebelumnya telah mempersiapkan semua media yang akan digunakan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

Pengenalan permainan kepada anak dilakukan dengan cara guru

menjelaskan tentang tata tertib dan peraturan permainan yang akan

dilakukan yaitu permainan memancing huruf. Media yang digunakan juga

dijelaskan kepada anak yaitu kotak dari kardus sebagai tempat huruf-huruf,

huruf-huruf sebagai ikan, dan pancing atau kail yang menggunakan

magnet untuk mengambil huruf-huruf, dan poster huruf.

Permainan ini dilakukan dengan cara guru menunjuk anak agar

maju ke depan untuk bermain memancing huruf, apabila pancingan sudah

mendapatkan hasil, maka anak diminta untuk mengangkat huruf hasil

pancingannya. Setelah anak mengangkat huruf tersebut, guru menanyakan

kepada anak huruf apa yang ia dapat. Misalnya anak mendapat huruf “a”,

maka anak diajak untuk mencari huruf “a” pada poster huruf. Setelah itu

guru bersama anak belajar mengulang kalimat sederhana yang terdiri dari 3-

4 kata.

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Penilaian

Depdiknas (2006: 3) penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan

dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala,

berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan

yang telah dicapai oleh anak melalui kegiatan pembelajaran.

Pedoman penelitian menggunakan buku pedoman penilaian dari

Depdiknas (2006: 6-7) pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan

sebagai berikut :

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

a. Anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan dalam

SKH atau dalam melaksanakan tugas dibantu guru, maka pada

kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan

kosong ().

b. Anak yang sudah melebihi indikator yang ada dalam SKH atau

mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat, cepat,

lengkap, benar, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak

dan tanda bulatan penuh ().

c. Jika semua anak menunjukan kemampuan sesuai dengan indikator

yang tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian ditulis nama

semua anak dengan tanda chek list ().

Berdasarkan buku pedoman penilaian dari Kemendiknas Dirjen

Mandas (2010: 1-2) pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan

sebagai berikut:

a. Anak yang belum berkembang (BB) pada lembar penilaian

dituliskan nama anak dan diberi tanda satu bintang ()

b. Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator RKH

mendapatkan tanda dua bintang ()

c. Anak yang berkembang sesuai dengan harapan (BSH) mendapatkan

tanda tiga bintang ()

d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) mendapatkan tanda

empat bintang ()

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

Menurut Dimyati (2013: 95) pedoman penilaian dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

Tanda    = berhasil/tuntas

Tanda   = berhasil dengan bantuan guru

Tanda  = belum berhasil

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedomaan penilaian

dari Kemendiknas Dirjen Mandas dan menengah Direktorat Pembinaan

TK (2010) :

a. Anak yang belum berkembang (BB) pada lembar penilaian

dituliskan nama anak dan diberi tanda satu bintang ()

b. Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator RKH

mendapatkan tanda dua bintang ()

c. Anak yang berkembang sesuai dengan harapan (BSH) mendapatkan

tanda tiga bintang ()

d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) mendapatkan tanda

empat bintang ()

2. Indikator Hasil Belajar

Dalam Matrik tahun 2010 yang menjadi acuan tingkat pencapaian

perkembangan diantaranya adalah mengerti beberapa perintah secara

bersamaan, mengulang kalimat yang lebih kompleks, memahami aturan

dalam permainan, menjawab pertanyaan yang lebih kompleks,

menyebutkan symbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf

awal, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


2

Dalam Permendiknas (2009: 10-11) yang termasuk tingkat

pencapaian perkembangan bahasa anak usia 4-5 tahun dalam menerima

bahasa adalah menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau bahasa

lainnya), mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan, memahami

cerita yang dibacakan, mengenal perbendaharaan kata mengenai kata

sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb). Untuk lingkup

perkembangan dalam mengungkapkan bahasa diantaranya mengulang

kalimat sederhana, menjawab pertanyaan sederhana, mengungkapkan

perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani,

baik, jelek, dsb), menyebutkan kata-kata yang dikenal, mengutarakan

pendapat kepada orang lain, menyatakan alasan terhadap sesuatu yang

diinginkan atau ketidaksetujuan, menceritakan kembali cerita/dongeng

yang pernah didengar. Sedangkan untuk lingkup keaksaraan yaitu

mengenal simbol-simbol, mengenal suara-suara hewan/benda yang ada

disekitarnya, membuat coretan yang bermakna, meniru huruf.

Sedangkan menurut promes yang termasuk indikator dalam

pengembangan bahasa diantaranya ada menirukan kembali 3-4 urutan

kata, melakukan 2-3 perintah sederhana, menjawab pertanyaan tentang

keterangan/informasi secara sederhana, membuat coretan yang

bermakna, menuliskan huruf-huruf abjad. Sehingga berikut adalah

indikator yang digunakan dalam penelitian.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


3

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Bahasa Anak

No Aspek yang dikembangkan

1 Melakukan 2-3 perintah sederhana


2 Mampu menjawab pertanyaan sederhana
3 Mengenali huruf yang ditunjukkan
4 Mampu memahami bentuk huruf
5 Menirukan kembali 3-4 urutan kata

D. Kerangka Berfikir

Musfiroh (2005: 59) menyatakan bahwa anak yang cerdas dalam

bahasa menyukai kegiatan bermain yang memfasilitasi kebutuhan mereka

untuk berbicara, bernegosiasi, dan mengekspresikan perasaan melalui kata-

kata. Mereka juga menikmati permainan yang berkaitan dengan huruf, seperti

mencocok huruf, menukarkan huruf, menebak kata, menebalkan huruf.

Menurut Joan dan Utami (dalam Yus, 2005: 147) bermain merupakan

suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik

fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional. Dengan demikian bermain

adalah sesuatu yang perlu bagi perkembangan anak dan dapat digunakan

sebagai suatu cara untuk memacu perkembangan anak. Bermain merupakan

cara yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar TK sekaligus ditetapkan

sebagai suatu metode pengajaran.

Anak akan belajar bahasa apabila anak berinteraksi dengan orang lain.

Bermain memancing huruf akan mengajak anak untuk berinteraksi dengan

temannya dan belajar mengenal huruf abjad sesuai dengan hasil pencingannya

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


3

itu. Sehingga secara tidak langsung akan mengembangkan kemampuan

bahasanya.

Menurut Catron dan Allen (dalam Musfiroh 2005: 38) melalui

bermain, anak belajar mengembangkan keterampilan berbahasa serta

mengembangkan kosakata. Melalui bermain, anak akan lebih tertarik dan

semangat dalam pembelajaran. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk

mengembangkan kemampuan bahasa anak, apabila anak aktif, maka akan

muncul percakapan yang menstimulasi kemampuan bahasanya, anak juga

akan aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan observasi terlebih

dahulu, dari hasil observasi ditemukan bahwa kegiatan pembelajaran di TK

masih monoton dan terkesan membosankan. Apabila anak tidak bisa

mengerjakan, anak akan lebih suka bermain sendiri daripada meminta

bantuan kepada guru. Metode dan media yang digunakan oleh guru juga

belum bisa menarik anak untuk belajar. Minat anak dalam mengenal huruf

abjad masih kurang, penggunaan bahasa yang benar juga masih kurang.

Dari hasil observasi, peneliti akan melakukan penelitian yang

dimulai dari siklus I dengan permainan memancing huruf. Dari pembelajaran

pada siklus I, sudah ada ketertarikan anak untuk mengikuti pembelajaran,

perkembangan kemampuan bahasa anak sudah meningkat namun belum

maksimal, anak terlihat senang mengikuti permainan memancing huruf.

Berdasarkan hasil dari siklus I yang dilakukan dalam tiga kali

pertemuan ditemukan bahwa hasilnya masih belum maksimal, sehingga

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


3

peneliti mengulang kembali penelitian tersebut dengan siklus II. Dengan

permainan yang sama, anak terlihat lebih banyak peningkatan dalam

kemampuan bahasanya, sehingga ketuntasan hasil belajar anak meningkat.

Dari proses pembelajaran yang peneliti berikan dari siklus I dan II,

kemampuan bahasa anak meningkat dengan optimal sehingga penelitian

dinyatakan berhasil.

Untuk mempermudah pemahaman dalam kegiatan penelitian ini,

maka dibuat kerangka berpikir sebagai berikut :

Kemampuan bahasa anak masih rendah


Dilakukan upaya perbaikan
Gurudengan
belumPTK
menggunakan metode yang menarik
Kondisi Awal Minat anak dalam mengenal huruf abjad masih kurang

Kondisi sudah meningkatKemampuan


ada perbaikan tapi belum
bahasa maksimal tapi belum maksimal
anak meningkat,
Guru sudah menggunakan metode yang
Siklus menarikmemancing huruf
I bermain
Minat anak mulai berkembang

Siklus II bermain memancing huruf

Kemampuan bahasa Penelitian berhasil


Gambar anak
2.1 Bagan kerangka berpikir
meningkat
dengan optimal
E. Hipotesis Tindakan

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013


3

Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan permainan memancing

huruf dapat meningkatkan kemampuan bahasa pada anak Taman Kanak-

Kanak Belimbing Mulya Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten

Purbalingga Tahun Ajaran 2012/2013.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Restu Kunjung Pratama, FKIP UMP, 2013

Anda mungkin juga menyukai