BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Simbol visual dapat dilihat, ditulis dan dibaca, sedangkan simbol verbal
bisa dirangkai dan memiliki arti atau makna tertentu, baik dalam bentuk
bahasa anak usia 0-1 tahun, yaitu mulai tangisan pertama sampai fase anak
pertama sampai anak dapat berbicara lancar, fase ini dimulai sejak 1 tahun
sampai 5 tahun. Pada periode ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase satu
tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya “duduk” itu artinya bisa “saya mau
duduk” atau “kursi tempat duduk”. Yang kedua fase lebih dari satu kata,
menirukan kembali 2-4 urutan angka, urutan kata, bicara lancar dengan
menggunakan kosa kata dan kata tanya apa dan siapa. Pada usia 4 tahun
anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak pada saat berusia 2-3
erangan ataupun ocehan. Setelah itu anak mulai mengucap kata-kata mulai
dari satu kata, dua kata, dan kemudian tiga kata. Semakin bertambah usia
a. Fonologi
dari sistem bunyi adalah fonem, yang dihasilkan sejak bayi lahir
hingga usia satu tahun. Fonem vokal diekspresikan lebih dahulu oleh
b. Morfologi
memiliki makna; yang berupa kata (atau bagian kata) yang tidak dapat
terkecil dari arti bahasa tersebut disebut morfem. Ketika anak dapat
ingin duduk”.
c. Sintaksis
d. Semantik
e. Pragmatik
arti bahasa.
c. Sintaksis meliputi aturan bahasa yang terdiri dari keteraturan dan fungsi
kata.
arti kata.
artinya rangkaian bunyi terkecil yang memberi makna pada apa yang kita
pragmatik.
ketrampilan sosial.
sejak bayi anak dikenalkan pada buku. Bacakan buku cerita dengan
membaca sudah dilakukan sejak kecil, maka kelak membaca akan menjadi
sebuah kebutuhan.
mendengarkan setiap huruf yang diucapkan oleh orang tua ataupun guru.
Bisa juga dengan bermain tebak kata dengan huruf awal, misalnya kata
dan biarkan anak mengungkapkan apa yang ia pikirkan tentang gambar itu,
bunyi?, apa yang sedang saya lakukan sekarang ini?, bunyi kertas, bunyi
adalah kartu kata, mencari pasangan kata, kartu-kartu aksi, buku tempel
T U V W X Y Z.
kartu kata, mencari pasangan kata, kartu-kartu aksi, buku tempel alfabet,
mengail huruf, dan yang lainnya. Penelitian ini menggunakan cara bermain
merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain
tiga fungsi bahasa pada anak yaitu menirukan ucapan orang dewasa,
tingkah laku orang lain, bahasa digunakan untuk hubungan antar pribadi,
bahasa berfungsi bagi diri sendiri dimana anak bisa membangun jati
Kanak-Kanak
anak usia dini harus berorientasi pada tujuan yang mengarah pada tugas-
harus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak, metode yang dipilih
metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik anak didik. Dengan
untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan tertentu. Dalam mengajar, guru
secara verbal.
metode yang tepat digunakan untuk anak usia Taman Kanak-kanak, karena
kemampuan bahasa anak usia dini. Belajar pada anak usia dini adalah
sangat disenangi anak (Yus, 2005: 146). Dengan permainan yang asyik
anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang sehingga
pasif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan
oleh anak itu sendiri. Sedangkan bermain pasif atau “hiburan” kesenangan
itu diperoleh dari kegiatan oran lain, tidak menghabiskan banyak energi
belajar adalah satu kesatuan proses yang terjadi dalam satu kesatuan
waktu, karena di dalam bermain itulah terjadi proses belajar, dan proses
oleh anak yang melakukannya. Suasana hati anak yang sedang melakukan
aktivitas menjadi penentu apakah anak tersebut sedang bermain atau tidak.
anak. Kegiatan bermain dilakukan tidak serius dan bersifat fleksibel. Salah
yang dimiliki oleh anak karena disini anak tidak dituntut untuk
(Piaget dalam Sujiono, 2012: 144). Selanjutnya Docket dan Fleer (dalam
kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh suatu
Sedangkan pancing atau kail digunakan sebagai alat yang dipakai untuk
menangkap ikan.
dalam lingkungan anak didik yang memotivasi anak didik untuk belajar.
anak usia dini merupakan alat permainan yang dirancang untuk tujuan
Menurut Bina Keluarga dan Balita (dalam Aqib, 2009: 46) yang
dimaksud dengan alat permainan edukatif adalah alat bermain yang dapat
digunakan adalah kotak huruf yang terbuat dari kardus sebagai kolamnya,
bentuk dari huruf-huruf dan lafal bunyi dari huruf itu sendiri, sehingga
beraneka bunyi, mengucapkan suku kata atau kata, memperluas kosa kata,
dengan temannya atau untuk menyatakan pikirannya, dan pada saat itu
dapat mengenal huruf-huruf sejak kecil, kosa kata anak akan bertambah,
diberi kesempatan untuk mengambil satu kartu dengan alat pancingan. Jika
anak tahu huruf apa yang didapat maka kartu tersebut sebagai hasil
tangkapan (ikan). Namun jika anak tidak tahu maka kartu yang didapat
Tiap kartu diberi jepitan kertas/klip yang terbuat dari besi, dan kailnya
menggunakan magnet.
dijelaskan kepada anak yaitu kotak dari kardus sebagai tempat huruf-huruf,
kepada anak huruf apa yang ia dapat. Misalnya anak mendapat huruf “a”,
maka anak diajak untuk mencari huruf “a” pada poster huruf. Setelah itu
guru bersama anak belajar mengulang kalimat sederhana yang terdiri dari 3-
4 kata.
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
sebagai berikut :
kosong ().
b. Anak yang sudah melebihi indikator yang ada dalam SKH atau
yang tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian ditulis nama
sebagai berikut:
Tanda = berhasil/tuntas
TK (2010) :
bahasa adalah menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau bahasa
sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb). Untuk lingkup
perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani,
D. Kerangka Berfikir
kata. Mereka juga menikmati permainan yang berkaitan dengan huruf, seperti
Menurut Joan dan Utami (dalam Yus, 2005: 147) bermain merupakan
suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik
adalah sesuatu yang perlu bagi perkembangan anak dan dapat digunakan
Anak akan belajar bahasa apabila anak berinteraksi dengan orang lain.
temannya dan belajar mengenal huruf abjad sesuai dengan hasil pencingannya
bahasanya.
semangat dalam pembelajaran. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
akan aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
bantuan kepada guru. Metode dan media yang digunakan oleh guru juga
belum bisa menarik anak untuk belajar. Minat anak dalam mengenal huruf
abjad masih kurang, penggunaan bahasa yang benar juga masih kurang.
Dari proses pembelajaran yang peneliti berikan dari siklus I dan II,
dinyatakan berhasil.