Kelompok 4 :
Da l a m f o n o l o g i , t e r d a p a t d u a p a n d a n g a n d a l a m
mempelajari bunyi, yaitu fonetik dan fonemik. fonetik
adalah cabang fonologi yang membahas bunyi ujar tanpa
memperhatikan fungsi bunyi tersebut. contohnya : kata
“bebek” (unggas) dan kata “bebek” (rujak yang
ditumbuk).
sementara itu, f o n e m i k a d a l a h c a b a n g f o n o l o g i y a n g
membahas bunyi dengan memperhatikan fungsi bunyi
tersebut sebagai pembeda makna. contohnya :
penggunaan bunyi “s” pada kata “sari”, dan bunyi “d”
pada kata : “dari”. perbedaan 1 bunyi akan
membedakan arti.
B. Morfologi
Morfologi adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
pembentukan kata atau morfem-morfem dalam suatu bahasa. Cabang ilmu ini
tidak hanya membahas bagaimana kata itu terbntuk, tetapi juga membahas
seluk-beluk bentuk kata dan fungsi perubahan-perubahan bentuk kata.
Dalam pembentukan kata, terdapat unsur terkecil yang disebut dengan
morfem. Dalam bahasa Indonesia, morfem dapat ditemukan pada kata yang
menggunakan imbuhan, seperti membaca maka morfem dalam kata tersebut
adalah “meN”; pada kata mempelajari, maka morfem imbuhannya adalah
awalan “meN” dan akhiran “i”.
C. Semantik
Semantik adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
makna yang terkandung dalam bahasa, kode, atau jenis lain dari representasi.
Semantik akan memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan sintax dan
pragmatik yang akan dibahas selanjutnya.
D. Sintax
Sintax adalah aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu
dimengerti dengan benar. Contohnya : Ani berkata kepada ibunya,
“Aku sedang buah dan sayur makan”. Kalimat tersebut tidak
dituliskan/diucapkan dengan tata kata yang baik sehingga makna yang akan
disampaikan tidak ditangkap oleh orang lain. Maka dari itu, sintax berfungsi
dalam menata kata hingga membentuk kalimat yang utuh.
E. Pragmatik
Pragmatik adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang
mengkaji penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan konteks
pemakaiannya.
2. Teori
Perkembangan Bahasa
a. Teori empiris
Teori empiris atau yang dikenal dengan teori belajar menunjukkan
bahwa ketika bayi dilahirkan, mereka dikelilingi oleh bahasa. Kita
berbicara dengannya setiap waktu walaupun kita tahu kalau mereka
tidak dapat mengerti dan merespon apa yang kita sedang bicarakan.
Ada seseorang berbicara didengar oleh orang lain diingat oleh orang
2. Periode Holophrase
Tahap ini dikenal dengan one-world period atau tahap satu kata.
Pada tahap ini, anak belum memulai mengombinasikan kata-kata, tetapi
mereka sedang belajar untuk menangkap makna yang lebih sulit dari
pada tahap sebelumnya. Contohnya, pada tahap pralinguistik, anak akan
menangis jika ia haus. Namun, pada tahap ini anak akan mulai
membentuk makna dari satu kata, seperti susu. Maka kemungkinan anak
ingin minum susu walaupun ia tidak mengatakan dengan kalimat yang
lengkap, “Aku mau susu.”
3. Periode Telegrafis
Pada tahap telegrafis, anak mencoba membentuk makna dengan
mengombinasikan dua kata. Contohnya, anak mengatakan “mam nasi”
yang sebenarnya anak itu ingin sampaikan adalah ia sedang makan nasi
atau ia ingin makan nasi. Namun, kemampuannya masih terbatas
sehingga ia hanya mengatakan dua kata.
3 Kombinasi 18 s.d. 24 1. Penggunaan satu kata tunggal dengan arti kompleks untuk ungkapan
Kata bulan multikata. Contoh : “Susu” (artinya dapat minta susu atau meminta ASI)
2. Penggunaan kombinasi kata untuk kalimat, contoh : mama kue (maksudnya
mama minta kue)
0–1 Menerima suara Mengisyaratkan Menekankan pola asli Memperhatikan keadaan sekitar, seperti
Ucapan dan ucapan Bahasa objek di sekeliling
mulai bubbling orang lain
3–5 Peningkatan Kosakata Menyadari aturan tata Menyesuaikan saat berbicara dengan
dalam berkembang Bahasa orang yang berbeda
pengucapan