PERSEPSI UJARAN
PROSES MEMAHAMI BAHASA
KEMAHIRAN BAHASA
LENI MARLINA
NUR ALI
LASIDANIATI
PUTRI AGUSTIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI
SIFAT BAHASA
Sejak hari pertama kita memperoleh pendidikan, membaca atau
mendengar sebuah kalimat dan memahami maknanya adalah
tindakan yang tidak memerlukan usaha dan bersifat spontan.
(Memahami konsep yang mendasarinya tentu saja akan
memunculkan kesulitan). Produksi dan pemahaman bahasa
merupakan aktivitas yang sangat kompleks.
Bahasa menurut para psikolog kognitif, adalah suatu sistem
komunikasi yang didalamnya pikiran-pikiran dikirimkan
(transmitted) dengan perantaraan suara (sebagaimana dalam
percakapan) atau simbol (sebagaimana dalam kata-kata
tertulis atau isyarat-isyarat fisik).
2.
Tokoh-tokohnya yaitu
1.
Ide-ide berikut seringkali dianggap mewakili aspekaspek yang paling penting dari teori Chomsky:
REVIEW JURNAL
JUDUL JURNAL
: PEMEROLEHAN BAHASA
PENGARANG
Pengajian Melayu)
SINTAKSIS
SEMANTIK
PRAGMATIK
DEFINISI
PERSEPSI
sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris
mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Persepsi terhadap ujaran
bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan oleh manusia karena ujaran merupakan
suatu aktivitas verbal yang meluncur tanpa ada batas waktu yang jelas antara satu kata
dengan kata yang lain
CONTOH
Ketika seseorang berbicara atau bernyanyi, indera pendengaran kita mampu membedakan ciri bunyi yang satu
dengan yang lainnya. Indera pendengaran mampu menangkap dan memahami rangkaian bunyi vokal dan
konsonan yang membentuk sebuah tuturan, cepat-lambat tuturan, dan nada tuturan yang dihasilkan oleh
seorang penutur.
PENJELASAN
Berdasarkan uraian diatas, persepsi
terhadap bunyi bahasa yang dihasilkan
oleh alat bicara dikelompokan menjadi
dua
Buka nangka
Bukan nangka
PENJELASAN
TAHAP
AUDITORY
TAHAP
FONOLOGIS
TAHAP
PEMPROSESAN
PERSEPSI BUNYI
TAHAP
FONETIK
PENJELASAN
Model Teori Motor untuk Persepsi
Ujaran
MODEL-MODEL
PERSEPSI UJARAN
Fuzzy Logical Model
Model Cohort
Persepsi terhadap suatu bunyi dalam deretan bunyi bisa pula dipengaruhi oleh kecepatan
ujaran. Suatu bunyi yang diucapkan dengan bunyi-bunyi yang lain secara cepat akan
sedikit banyak berubah lafalnya. Akan tetapi, sebagai pendengar kita tetap saja dapat
memilah-milihnya dan akhirnya menentukannya. Pengetahuan kita sebagai penutur
bahasa membantu kita dalam proses persepsi
Faktor lain yang membantu kita dalam mempersepsi suatu ujaran adalah pengetahuan
kita tentang sintaksis maupun semantik bahasa kita. Suatu bunyi yang terucap dengan
tidak jelas dapat diterka dari wujud kalimat di mana bunyi itu terdapat.
REVIEW JURNAL
Judul Jurnal
BROCA PASCASTROKE
Peneliti
Jurnal ini membahas tentang suatu kekeliruan tentang berbahasa pada seorang yang mengidap penyakit Afasia
Broca dalam pasca stroke (Afasia Broca adalah hilangnya kemampuan untuk memproduksi atau memahami
bahasa).
Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa gangguan dalam berbahasa dari segi linguistik dan persepsi
dari ujaran si penderita tersebut, dan gangguan tersebut adalah gangguan fonologi, sintaksis, semantik, dan
pragmatik.
Analisi yang didapat dari penelitian ini adalah kekeliruan dalam berbahasa pada informan dan hal ini dapat
mengakibatkan akan adanya kesalahan dalam persepsi si pendengar. Contoh dalam hasil data yang didapat dalam
penelitian, para peneliti memaparkan beberapa dialog yang akan membuat si pendengar salah tanggap atau
kekeliruan dalam persepsi,
Informan
: itu ucing ku lauk!
Informan
: ihh... tangkal dina hileud meni banyak kitu
Data tersebut menggunakan bahasa sunda karena informan adalah orang sunda. Pada data tersebut bila diartikan
kedalam bahasa sunda akan nampak kekeliruan dalam percakapannya, seperti kalimat (1) artinya itu kucing
(dimakan) ikan, pada kalimat tersebut informan melepaskan verb pasif sehingga menimbulkan kekeliruan dalam
ujaran informan tersebut.
Reading
Perception Of
speech
Spelling
(orthography)
cat
Sound
(phonology)
[Kt]
Writing
Speaking
3. Persepsi Tuturan
Contoh kata-kata tuturan :
kitasaatinisedangbelajarmatakuliahpsikologkognitif
Memisahkan kata-kata ketika ditulis akan memberikan efek pemahaman
kita saat ini sedang belajar mata kuliah psikologi kognitif
3. Persepsi Tuturan
Contoh kata-kata tuturan
yang direkan menggunakan Spektogram
Kalimat ini dipresentasikan dalam (a) sebuah spectogram dengan (b) lokasi
kata yang diindikasikan di bawah. Dalam Spektogram, kesenyapan (jeda)
dalam sinyal tuturan terbentuk vertical kosong. Perhatikan bahwa kalimat
ini tidak memiliki jeda antara kata dan satu-satunya kesenyapan sebenarnya
ada dalam kata yang terjadi g dalam kata ago.
4. Mempresentasikan Makna
Lebih kepada kemampuan representasi semantik seseorang
5. Memahami Kalimat
Hubungan antara satu kata dengan kata lain. Dalam proses ini
sering terjadi Ambiguitas Struktural
Contoh : manusia menggigit anjing memiliki arti berbeda dari
anjing menggigit manusia
5. Memahami Kalimat
6. Bahasa Fugiratif
Bahasa Figuratif adalah penggunaan satu kata yang memiliki maksud
lain, malalui metafora atau simile.
Bahasa figurative khususnya lazim digunakan untuk mendeskripsikan
emosi dan konsep abstrak (Gibbs, 1994).
Pasien dengan kerusakan di hemisfer kanan sering kesulitan memahami
bahasa figurative dan penelitian neuroimaging telah menunjukkan bahwa
partisipan normal memiliki aktifasi yang lebih besar di hemisfer kanan
ketika memahami metafora ketimbang ketika memahami bahasa literal
(Bottini et al., 1994)
Hemisfer kanan sendiri berkaitan dengan interpretasi terhadap intonasi
kalimat yaitu melodi kalimat tinggi rendahnya nada, variasi dalam
penekanan
7. Membaca
8. Jalur-jalur Pembacaan
Berpikir mengenai tugas menerjemahkan kata yang tercetak menjadi
makna kita bisa mengacu pada model segitiga leksikon.
Perhatikan bahwa ada dua ruta yang mungkin ditempuh dalam kata yang
tercetak menuju makna. Rute pertama adalah ejaan !makna, rute dari
ejaan kata yang dicetak menuju makna di titik atas, sebuah rute yang
digunakan untuk mengenali objek
Tyc amksp birxu roz ulvdp walk gehld thc pqzy gvlwn ckg
REVIEW JURNAL
REVIEW JURNAL
Judul Jurnal
Peneliti
ABSTRAK
Skripsi ini membahas salah satu factor pembuat kelucuan dalam humor verbal, yaitu
ambiguitas makna. Objek dalam penelitian ini adalah hum or verbal berbahasa Rusia.
Data yang dianalisis dalam penelitian ini bersumber dari koran
selama bulan Januari 2010. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pemaparan
mengenai jenis-jenis ambiguitas makna yang digunakan untuk membuat kelucuan dalam
humor verbal berbahasa Rusia. Terdapat 4 jenis ambiguitas makna yang di paparkan
dalam penelitian ini yaitu ambiguitas fonetik, ambiguitas gramatikal, ambiguitas leksikal
(homonym dan polisemi) dan ambiguitas kalimat.
Kata kunci : Rusia, anekdot, humor, ambiguitas makna, fonetik, gramatikal, leksikal,
homonim, polisemi, kalimat.
REVIEW JURNAL
Dalam penelitian ini, hasil yang didapat membuktikan bahwa ambiguitas makna
merupakan salah satu factor pembuat kelucuan dalam humor verbal berbahasa Rusia.
Dari 226 data anekdot yang telah dikumpulkan dari koran Rusia dibawah selama bulan
Januari 2010 diambil
anekdot secara acak yang dianggap dapat mewakili setia jenis ambiguitas makna.
Analisa terhadap 40 anekdot yang dipilih secara acak tersebut menunjukkan adanya
keempat jenis ambiguitas makna dalam anekdot. Hasil dari analisis, ditemukan 1 buah
data anekdot menggunakan ambiguitas fonetik sebagai factor pembuat kelucuan. Ada 8
buah data anekdot yang menggunakan ambiguitas gramatikal. Anekdot yang
menggunakan ambiguitas leksikal terdapat 3 buah data anekdot dengan homonim
sebagai pembuat kelucuannya dan 20 buah data anekdot dengan polisemi. Anekdot
yang memanfaatkan ambiguitas kalimat terdapat 8 buah data anekdot.
REVIEW JURNAL
Juga disimpulkan bahwa ambiguitas makna hanyalah salah satu dari berbagai
macam factor pembuat kelucuan dalam sebuah anekdot. Banyak sekali factor
lain seperti bahasa dan budaya yang mempengaruhi letak kelucuan suatu
anekdot.
Selain itu, pemahaman mengenai anekdot yang berasal dari suatu kebudayaan
yang berbeda harus didukung dengan pengetahuan mengenai bahasa, budaya,
sejarah, sosial, ekonomi, keadaan politik, ideology dan berbagai factor lainnya
dalam Negara tersebut.
KEMAHIRAN BAHASA
Berikut Tahapan-tahapannya :
Berikut Tahapan-tahapannya :
2.
Pengambilan Makna Kata
Meskipun kata-kata ambigu memiliki lebih dari satu makna, salah satu
makna dapat muncul lebih sering daripada yang lain. Dengan
mempelajari pembaca gerakan mata saat membaca kalimat denga katakata ambigu, Duffy, Morris, dan Rayner (1988) menyimpulkan bahwa
tingkat aktivasi makna alternatif di pengaruhi oleh konteks
sebelumnnya dan dengan frekuensi makna alternatif.
3.
Makna yang di pilih sebuah Kata Terintegrasi dengan Konteks
sebelumnya
Jika integrasi ini berhasil, pembaca mengodekan kata berikutnya,
namun jika tidak, maka ia mencoba untuk menutupi kesalahan dengan
menafsirkan ulang kata atau konteks sebelumnya.
Menginterpretasi Frasa
REVIEW JURNAL
REVIEW JURNAL 4
Judul Jurnal
: Language Proficiency, Gender and Self-reported Health.
An Analysis of the First Two Waves of the Longitudinal
Survey of Immigrants to Canada
Peneliti
: Kevin Pottie, MD, MClSc, Edward Ng, PhD, Denise Spitzer, PhD,
Alia Mohammed, Med, & Richard Glazier, MD, MPH.
Latar Belakang:
Sebagian besar imigran yang datang ke Kanada dari Asia, Timur Tengah, Karibia dan
Afrika, di mana budaya dan bahasa sering berbeda secara signifikan. Subkelompok imigran
mengalami kesenjangan dalam kesehatan. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dalam
bahasa resmi di Kanada dapat menjadi penanda risiko kesehatan yang buruk karena kedua
faktor sebelum dan sesudah migrasi. Kami bertujuan untuk mempelajari hubungan antara
kemampuan bahasa dan kesehatan yang dilaporkan sendiri.
REVIEW JURNAL
Hasil:
Setelah mengontrol kovariat (umur, jenis kelamin, pendidikan, wilayah kelahiran, imigran
kelas, kepuasan kerja, akses ke perawatan kesehatan), analisis gelombang 1, survei
menunjukkan bahwa kemahiran miskin dalam bahasa Inggris atau Perancis secara
signifikan berhubungan dengan orang miskin yang melaporkan sendiri kesehatan (OR =
2,0, p <0,01). Dan hubungan ini konsisten dalam gelombang 2 survei (OR = 1,9, p <0,01).
Kami juga menemukan bahwa ini hubungan statistik yang signifikan antara miskin
kemampuan bahasa dan kesehatan yang dilaporkan sendiri hanya berlaku untuk wanita
(wave 1 survey OR = 2,6, p <0,01, gelombang 2 survei OR = 2,2, p <0,01), bukan untuk
Pria.
Kesimpulan:
Hubungan antara kemampuan bahasa miskin dan miskin melaporkan sendiri kesehatan,
dan terutama dampaknya secara signifikan lebih besar pada wanita, memiliki implikasi
untuk pelatihan bahasa, perawatan kesehatan dan pelayanan sosial, dan informasi
kesehatan.