Anda di halaman 1dari 14

FILSAFAT UMUM

LOGIKA







DISUSUN OLEH:
(46113310001) IBNU UBAIDILAH




BEKASI, 21 DESEMBER 2013



BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Untuk mengetahui mengapa kita perlu untuk mempelajari
suatu ilmu, maka kita harus terlebih dahulu mengenal ilmu
tersebut. Supaya kita dapat mengetahui ilmu tersebut, maka kita
harus mencari tahu asal-usul ilmu tersebut, mulai dari pertama kali
ilmu tersebut muncul, sejarah dan perkembangannya, sampai kita
mengetahui mengapa kita harus mempelajari ilmu tersebut dan
kegunaannya dalam kehidupan kita.
Dalam makalah ini, kita akan mencari tahu apa sebenarnya
ilmu logika itu? Darimana awal munculnya? Mengapa kita perlu
mempelajari ilmu logika? Apa saja kegunaan ilmu logika dalam
kehidupan sehari-hari? Pertanyaan-pertanyaan seperti yang
disebutkan sebelumnya itu akan dijawab dalam bab pembahasan.

b. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membahas
tentang sejarah perkembangan ilmu logika. Di dalam makalah ini
akan dibahas beberapa periode dari awal munculnya ilmu tersebut
sampai pada periode akhir ditetapkannya ilmu logika itu, juga akan
dibahas beberapa kegunaan ilmu logika dalam kehidupan sehari-
hari.









BAB II
Pembahasan


2.1 PengertianLogika
Secara etimologi, logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa
Yunani, yang berhubungan dengan kata logos,yang artinya pikiran
atau perkatan sebagai pernyataan dari pikiran. Sumber lain
mengatakan logika berasal dari kata logos yang berarti perkataan atau
sabda. Istilah lainnya adalah mantiq, kata Arab yang diambil dari kata
kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
Pengertian logika secara terminologi menurut beberapa ahli,
1. Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur
lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996
: 5)
2. Logika adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan
tepat.W. Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso. (2006: 13)
3. Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk
meneliti ketepatan nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3)
4. Aristoteles : logika adalahajaran tentang berpikir yang secara ilmiah
membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yagn
menguasai pikiran.(Harun, 1980) Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri
Andiani(..:10)
5. William Alston : logika adalah studi tentang penyimpulan, secara
lebih ceramat usaha untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna
memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak sah.Surajiyo, Sugeng
Astanto, Sri Andiani(..: 9)
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
mengenai pengertian logika secara etimologi maupun
terminologibahwa logika menegaskan dua hal yang menjadi inti
pengertian logika. Pertama, logika sebagai ilmu; logika adalah elemen
dasar setiap ilmu pengetahuan. Kedua, logika sebagai seni atau
ketrampilan, yakni seni atau asas-asas pemikiran yang tepat, lurus,
dan semestinya. Sebagai ketrampilan, logika adalah seni dan
kecakapan menerapkan hukum-hukum atau asas-asas pemikiran agar
bernalar dengan tepat, teliti, dan teratur.
2.2 Sejarah Logika
Logika muncul bersama dengan filsafat. Dimulai
sejak Thales (624 SM 548 SM), filsuf Yunani pertama yang
meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan
jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia
alam semesta.
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang
berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah
mengenalkan logika induktif Itu tidak berarti logika berdiri sendiri
sebagai satu disiplin di samping filsafat melainkan bahwa dalam filsafat
Barat sudah nyata pemikiran yang logis.
Untuk menetapkan dengan pasti kapan hari lahir logika tidak
mungkin. Umumnya diterima bahwa orang pertama yang melakukan
pemikiran sistematis tentang logika adalah filsuf besar Yunani
Aristoteles (384-322 M). menarik, karena Aristoteles sendiri tidak
menggunakan istilah logika.
Apa yang sekarang kita kenal sebagai logika, oleh Aristoteles
dinamakan Analitika penyelidikan terhadap argumentasi-
argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang benar dan
Dialektika penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang
bertitik-tolak dari putusan-putusan yang masih diragukan.
Logika bagi Aristoteles dan para pengikutnya tidak
dikategorikan sebagai satu ilmu di antara ilmu-ilmu yang lain. Menurut
Aristoteles logika adalah persiapan yang mendahului ilmu-ilmu. Atau
dapat dikatakan bahwa logika adalah alat (organon) untuk
mempraktikkan ilmu pengetahuan.
Mengenai penggunaan kata logika sendiri ada perbedaan
pendapat, diantaranya mengatakan bahwa orang pertama adalah
Cicero (abad pertama sebelum Masehi) tetapi dalam pengertian seni
berdebat, sedangkan pendapat lain mengatakan istilah logika untuk
pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM 226
SM pelopor Kaum Stoa. Di kemudian hari, yakni pada permulaan abad
ketiga masehi, Alexander Aphrodisias menggunakan istilah logika
dengan arti yang dikenal sekarang.
Logika modern dirintis oleh orang-orang Inggris, antara lain A.
de Morgan (1806 1871), George Boole (1815-1864), dan mencapai
puncaknya dengan karya besar A. N. Whitehead dan Bertrand Russel
Principia Mathematica.

2.3 Bagian-bagianLogika
2.3.1 Pembagian logika
Logika menurut The Liang Gie (1980) terbagi menjadi lima bagian:
1. Logika makna luas dan logika makna sempit
Dalam arti sempit istilah tersebut dipakai searti dengan deduktif
atau logika formal. Sedangkan dalam arti yang lebih luas
pemakaiannya mencakup kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti
dan tentang bagaimana sistem penjelasan di susun dalam ilmu alam
serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.
2. Logika Deduktif dan Induktif
Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-
asas pelajaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang
menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal
pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuknya saja. Logika
induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas
penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu
kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.
3. Logika Formal dan Material
Logika formal adalah mempelajari asas aturan atau hukum-hukum
berfikir yang harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan benar
mencapai kebenaran. Logika material mempelajari langsung pekerjaan
akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan
kenyataan praktis sesungguhnya. Logika material mempelajari
sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, proses terjadinya
pengetahuan dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu.


4. Logika Murni dan Terapan
Logika murni adalah merupakan suatu pengetahuan mengenai
asas dan aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan
bagian dari pernyataan-pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti
khusus dalam suatu cabang ilmu dari sitilah yang dipakai dalam
pernyataan dimaksud. Logika terapan adalah pengetahuan logika yang
diterapkan dalam setiap cabang ilmu bidang-bidang filsafat dan juga
dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa sehari-hari.
5. Logika Falsafati dan Matematik
Logika falsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau
bagian logika yang masih berhubungan sangat erat dengan
pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban dengan
etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika matematik serta
bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna
ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa.

2.3.2Dasar-dasar Logika
Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep ini
menyatakan bahwakesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan
oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi
alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan
dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis).
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan
induktif. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan
benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan
hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-
premisnya.
Contoh argumen deduktif:
1. Setiap mamalia punya sebuah jantung.
2. Semua kuda adalah mamalia.
3. Setiap kuda punya sebuah jantung.
Penalaran induktif kadang disebut logika induktif adalah
penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk
mencapai kesimpulan umum.
Contoh argumen induktif:
1. Kuda Sumba punya sebuah jantung
2. Kuda Australia punya sebuah jantung
3. Kuda Amerika punya sebuah jantung
4. Kuda Inggris punya sebuah jantung
5. Setiap kuda punya sebuah jantung
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang
membedakan penalaran induktif dan deduktif.
Deduktif Induktif
Jika semua premis
benar maka
kesimpulan pasti
benar
Jika premis benar,
kesimpulan
mungkin benar,
tapi tak pasti
benar.
Semua informasi
atau fakta pada
kesimpulan sudah
ada, sekurangnya
secara implisit,
dalam premis.
Kesimpulan
memuat informasi
yang tak ada,
bahkan secara
implisit, dalam
premis.

2.3.3 Objek Kajian Logika
Oleh karena yang berfikir itu manusia maka objek penyelidikan
logika ialah manusia itu sendiri. Tetapi manusia ini disoroti dari sudut
tertentu, yakni budinya. Begitu pula berfikir adalah obyek material
logika. Berfikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia.
Dengan berfikir manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang
telah diperolehnya. Dengan mengolah dan mengerjakannya ini terjadi
dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta
menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang
lainnya.


2.3.4Manfaat logika
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir
secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan
objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir
secara tajam dan mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan
menggunakan asas-asas sistematis.
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-
kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa ).
8. Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis,lurus,metodis dan
analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan
meningkatkan citra diri seseorang.

2.3.5Macam-macam logika
Logika alamiah
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir
secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan
dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan
logika alamiah manusia ada sejak lahir.
Logika ilmiah
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal
budi.
Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang
harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah
inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih
mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk
menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.



2.3.6Teori Logika
Dalam teori logika dikenal adanya suatu pernyataan atau
preposition. Preposition merupakan komponen logika dasar yang
dilambangkan dengan huruf dan memiliki nilai
kebenaran true atau false. Preposition dideklarasikan dengan sebuah
kalimat tertutup yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu
pernyataan lengkap akan suatu keadaan. Dua preposition atau
pernyataan ini dapat dihubungkan dengan penghubung tertentu yang
menghasilkan kalimat logika.
Interpretasi merupakan pemberian nilai kebenaran pada setiap
pernyataan atau preposition dalam suatu kalimat logika. Sebuah
kalimat logika dapat dianalisa kebenarannya dengan aturan semantik.
Aturan semantik memproses setiap hubungan-hubungan atar
pernyataan yang ada dalam suatu kalimat sehingga diketahui
kebenaran dari kalimat tersebut. Sebelum melangkah lebih jauh ke
penelusuran nilai kebenaran suatu kalimat, kita pelajari terlebih dahulu
penghubung-penghubung apa yang ada dalam suatu kalimat.
Negasi (not -)
Aturan negasi membalik nilai kebenaran dari suatu pernyataan.
Misalnya
- P = true ; not P = false
- Q = false ; not Q = true
Konjungsi (- and -)
Merupakan hubungan dimana setiap nilai pernyataan harus benar
baru kalimat tersebut dinyatakan benar.

P Q P and Q
True True True
True False False
False True False
False False False
Disjungsi (- or -)
Merupakan aturan dimana bila salah satu pernyataan benar maka
kalimat tersebut juga benar.
P Q P or Q
True True True
True False True
False True True
False False False

Implikasi (if then -)
Aturan dimana setiap pernyataan anteseden benar harus memiliki
konsekuen benar baru kalimat itu dinyatakan benar, dan bila
anteseden salah maka kalimat itu benar untuk setiap keadaan
konsekuen.
P Q if P then Q
True True True
True False False
False True True
False False True
Equivalensi (if and only if -)
Aturan equivalensi bernilai benar bila pernyataan antesenden
tepat sama nilai kebenarannya dengan konsekuennya.
P Q if P and only if Q
True True True
True False False
False True False
False False True

Kondisional (if then else -)
Aturan kondisional memiliki dua konsekuen. Mirip dengan
implikasi bila antesenden bernilai benar maka aturan implikasi
dengan konsekuen pertama yang menentukan nilai kebenaran
kalimat, sebaliknya bila antesenden bernilai salah maka aturan
implikasi negasi antesenden dengan konsekuen kedua yang
menentukan nilai kebenaran kalimat.

P Q R if P then Q else R
True True True True
True True False True
True False True False
True False False False
False True True True
False True False False
False False True True
False False False False





















BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan materi diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa logika adalah landasan utama utk menguasai
filsafat & ilmu pengetahuan serta sarana penghubung antara filsafat &
ilmu.
Logika menyelidiki, menyeleksi, dan menilai pemikiran dengan
cara serius dan terpelajar serta bertujuan untuk mendapatkan
kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan
perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum - hukum
dan patokan - patokan yang harus ditaati agar seseorang dapat
berpikir benar, efisien, sistematis, dan teratur. Dengan demikian ada
dua obyek penyelidikan Ilmu Logika (Ilmu Mantiq), Pertama, Pemikiran
sebagai obyek material juga dikenal dengan nama Logika Material dan
yang kedua, patokan-patokan atau hukum - hukum berpikir benar
sebagai obyek formalnya, yang disebut logika formal.
Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk
berbeda secara radikal yakni dari cara berpikir umum ke khusus
(deduktif) yaitu cara berpikir yang dipergunakan dalam logika formal
yang mempelajari dasar dasar persesuaian (tidak adanya
pertentangan) dalam pemikiran dengan menggunakan hukum - hukum,
rumus - rumus, patokan - patokan berpikir benar, dan dari cara berpikir
khusus ke umum (induktif) yaitu cara berpikir yang dipergunakan
dalam logika material yang mempelajari dasar dasar persesuaian
pikiran dengan kenyataan (penyesuaian idealita dengan realita).

3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga
pembaca dapat berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari
kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah ini, ada
semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang
intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika sehingga kita dapat
meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.

Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-
kelemahan atau bahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat
berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik konstruktif sebagai
upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada makalah-
makalah selanjutnya. Dan, hal itu penulis harapkan dengan
kerendahan hati dan ketulusan jiwa.

























Daftar Pustaka


JE. 2010. Pengertian Logika dalam
http://alqonews.wordpress.com/2010/08/20/pengertian-logika/

Wikipedia. 2012. Logika dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Logika

Triannur. 2012. Dasar-dasar Logika dalam
http://triananur.wordpress.com/2012/02/05/dasar-dasar-logika/

Fisip. 2009. Dasar-dasar Logika dalam
http://fisip8.wordpress.com/2009/11/01/dasar-dasar-logika/

Bahauddin Amyasi. 2008. Logika ; Pengertian, Sejarah dan Urgensinya
dalam http://bahauddin-amyasi.blogspot.com/2008/12/logika-
pengertian-sejarah-dan.html

Kuliah Filsafat. 2009. Pengertian, Sejarah dan Macam-macam Logika
dalam http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-
sejarah-dan-macam-macam-logika/

Triyadi. ----. Pengertian Logika dalam
http://www.scribd.com/doc/57575160/PENGERTIAN-LOGIKA

Anda mungkin juga menyukai