Anda di halaman 1dari 13

TEORI PERKEMBANGAN BAHASA DAN KEPRIBADIAN

A. Latar Belakang

Perkembangan (development) merupakan suatu proses yang pasti

di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang

bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematanga\n seorang individu

yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di

dalam diri manusia, tidak terkecuali bahasa dan kepribadian yang ada

dalam setiap individu.

Perkembangan bahasa merupakan sesuatu tahapan perkembangan

awalan dimana tahap perkembangan itu memiliki pontensi yang mendasar

dan mempunyai tahap-tahap suatu perkembangan yang mendasar dari

sejak lahir. Dengan bahasa, manusia mampu untuk berkomunikasi dengan

orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk

berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk

lambang atau symbol pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk

lambang atau simbol untuk mengucapkan sesuatu bentuk lambang atau

simbol untuk mengucapkan sesuatu pengertian, seperti dengan

menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan dan lukisan. Bahasa juga

merupakan salah satu faktor yang membedakan manusia dengan hewan.

Bahasa sangat erat dengan kaitannya dengan perkembangan

berpikir induvidu. Perkembangan pikiran induvidu tampak dalam

perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian,


menyusun, pendapat, dan menarik kesimpulan. Menurt Seifert dan

Hoffnung (1994) selama masa akhir anak-anak, perbendaharaan kosa kata

anak meningkat dan cara anak-anak menggunakan kata dan kalimat

bertambah kompleks serta lebih menyerupai bahasa orang dewasa.

Begitu juga dengan perkembangan kepribadian individu.

Perkembangan kepribadian individu memainkan peran yang sangat

penting bagi kehidupan pribadi dan kehidupan professional individu.

Kepribadian merupakan representasi dari keseluruhan keunikan serta

karakteristik seseorang. Adapula yang mengatakan bahwa kepribadian

merupakan sekumpulan pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang yang

unik dan berbeda dengan yang lainnya. Mungkin selama ini faktor

yang paling populer dalam mempengaruhi kepribadian seseorang

merupakan faktor bawaan dari lahir

Erickson berpendapat bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi

oleh lingkungan sosial tempat individu tersebut tumbuh. Sehingga dapat

digambarkan bahwa kepribadian yang baik dipengaruhi oleh lingkungan

yang baik pula. Erickson berpendapat bahwa kepribadian seseorang hanya

dipengaruhi oleh genetik saja, namun ada pula faktor sosial didalamnya.

Erickson juga menyampaikan bahwa manusia melewati tahap

perkembangan manusia. Ericson kemudian membagi tahapan

perkembangan manusia menjadi delapan. Namun Robert C Peck

berpendapat masih terlalu general untuk menyimpulkan tahap akhir

perkembangan seseorang. Kemudian Peck mengembangkan


mengembangkan dua tahapan perkembangan kepribadian yang akan

dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana teori perkembangan bahasa menurut Noam Chomsky?

2. Bagaimana perkembangan kepribadian menurut Robert C Peck?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui teori perkembangan Bahasa menurut Noam Chomsky.

2. Mengetahui perkembangan kepribadian menurut Robert C Peck.

D. Pembahasan

1. Teori Perkembangan Bahasa Menurut Noam Choamsky

Noam Chomsky (1974) adalah salah satu tokoh dari aliran nativisme yang

mengungkapkan tentang bahasa dan perkembangannya. Menurut Chomsky,

perkembangan bahasa bersifat instingtif, karena perkembangannya

dipengaruhi faktor biologis atau genetika manusia. Chomsky mengungkapkan

bahwa faktor lingkungan tidak mempunyai pengaruh dalam bahasa, namun

lebih kepada proses biologis yang sejalan dengan program genetis yang

dijalankan dan lingkungan hanya membantu proses pemberian makna yang

ada atau mematangkan bahasa yang dimiliki. Bahasa pun dapat dikuasi
seorang anak dengan singkat dan tidak bergantung dengan latihan seperti

pendapat teori behaviorisme.

Bahasa sendiri memiliki pengertian suatu bentuk komunikasi yang

dilakukan baik dengan cara diucapkan, ditulis atau diisyaratkan yang

didasarkan pada sebuah simbol dan terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh

seseorang untuk memvariasikan dan mengkombinasikan kata-kata tersebut.

kemampuan untuk berkomunikasi dan memahami bahasa melibatkan sebuah

peralatan vokal dan kerja sama antar syaraf. Sejumlah peneliti dan ahli bahasa

mengungkapkan bahwa ada persamaan bagaimana anak-anak di dunia

memperoleh perkembangan bahasa dan kemahirannya dengan melibatkan

proses biologis. Terdapat bukti yang mendukung proses perkembangan bahasa

dari bagian otak yang dinamakan broca yang bertanggung jawab atas

pemrosesan kata-kata dan berada di bagian lobus frontal kiri serta

daerah wernicke yang berproses dalam pemahaman bahasa dan berada di

daerah hemisfer sebelah kiri. Masing-masing daerah apabila mengalami

kerusakan akan mengurangi kemampuan berbahasa, seperti di

daerah broca akan mengalami kesulitan dalam proses menghasilkan kata-kata

secara tepat dan di daerah wernicke akan mengalami pemahaman yang buruk

terhadap bahasa.

Chomsky pada tahun 1957 mengungkapkan bahasa adalah bekal yang

terdapat di otak sebagai bagian dari faculties of mind. Chomsky meyakini

bahwa evolusi biologis tidak dapat ditolak untuk membentuk manusia

linguistik. Dengan teorinya tersebut ia mengemukakan bahwa manusia terikat


secara biologis untuk mempelajari bahasa, dan anak-anak dilahirkan dengan

sebuah alat penguasaan bahasa yang disebut dengan LAD (Languange

Acquisition Device) istilah yang menggambarkan suatu perlengkapan biologis

anak yang memungkinkan untuk mendeteksi ciri dan ketentuan bahasa yang

mencangkup fonologi, semantik, dan sintaksis) otak mampu menganalisis

bahasa dengan bekerja diluar sistem, contoh anak menangkap kemampuan

memahami bunyi-bunyi yang ada di alam dan membentuk kata jamak disertai

dengan “tag questions”.

Hal tersebut menjelaskan mengapa anak dengan mudah dan cepat

memahami dan menggunakan bahasa secara kreatif dan benar tanpa secara

resmi mengetahui aturan bahasa tersebut. Chomsky membagi beberapa

perkembangan bahasa dengan tahapan sebagai berikut:

a. Early Languange/ Bahasa awal (0-1 tahun)

Dimulai dari sejak lahir. Bayi telah diperkenankan dengan bahasa.

Mereka mengkomunikasikan bahasa dengan gerakan tubuh dalam

merespon speech, dan bayi sangat sensitif terhadap ritme dan nada. Pada usia

satu bulan, bayi mulai mendeguk dan mendengkur. Sedangkan usia 6 bulan

sampai dengan satu tahun mereka menggunakan bahasa babbling seperti “ba

ba ba” “da da da” (Sachs, 1974) sebagai bahasa reaktif terhadap pembicaraan

orang dengan memberikan reaksi. Bayi pun bermain dengan musik

dan babbling sesuai dengan iringan musik.

b. Halofrastik / Kalimat satu kata (1-1,8 tahun)


Pada usia sekitar satu tahun, anak mulai mengucapkan kata-kata pertama.

Satu kata yang diucapkan oleh anak-anak tersebut merupakan implementasi

psikologis dan visional yang mencangkup mau tidaknya terhadap sesuatu.

Contoh: “kue” yang dapat berarti “aku mau kue” , “ada kue”. Satu kata ini

dapat berupa perintah, penolakan, pemberitahuan dll. Untuk mengerti apa

yang anak maksud, sebagai orang tua metode yang tepat harus mengobservasi

dan mamahami dengan apa yang dikerjakan anak pada waktu itu. Intonasi pun

mendukung apakah anak itu memerintah, menolak, atau hanya memberi tahu.

c. Tahap kalimat dua kata (1,8 – 2 tahun)

Dengan bertambahnya pembendaharaan kata dari lingkungan, dan

ditambah bertambahnya fungsi-fungsi kognitif anak. Kalimat kedua ini

muncul sebagai perluasan ketika anak mengerti terhadap sebuah kejadian dan

mencoba untuk mengekspresikannya dan terjadi ketika anak berusia sekitar 1

setengah tahun atau 18 bulan. Misalnya, makna kepemilikan (baju ibu),

makna sifat (hidung mancung). Namun pada tahap ini kata kerja yang

digunakan tidak mencangkup jumlah dan waktu.

d.  Tahap perkembangan tata bahasa (2 –5 tahun)

Yang terlihat dari tahap ini adalah keterampilan anak dalam

mengadakan sebuah diferensiasi ketika menggunakan kata-kata dan kalimat.

Secara garis besar perkembangan itu adalah:

1) Pada akhir periode secara umum anak telah menguasai bahasa ibu dan

mengetahui hukum-hukum tata bahasa yang lebih pokok.


2) Perkembangan fonologi telah berakhir. Namun masih terdapat kesulitan

pengucapan konsonan yang sedikit kompleks.

3) Pembendaharaan kata mulai berkembang sedikit demi sedikit. Adanya

pembedaan antara kata benda dan kata kerja dalam pemakaiannya. Yang

ditandai dengan berbagai kata depan, kata ganti, dan kata kerja bantu.

4) Bahasa sebagai fungsi komunikasi benar-benar telah berfungsi.

Pengalaman anak mulai dibagikan kepada orang-orang terdekatnya.

5) Perkembangan morfologi mulai terjadi yang ditandai dengan kata jamak,

perubahan akhiran, perubahaan kata kerja dan lain-lain.

e. Transformasi atau Tahap Perkembangan Tata Bahasa Menjelang Dewasa

(5-10 tahun)

Pada masa ini tata bahasa seorang anak berkembang secara pesat.

Seorang anak mengalami sebuah perubahan melibatkan gabungan kalimat

yang sederhana. Anak pada usia 5 – 8 tahun memiliki ciri- ciri Bahasa anak

yang khas yang digunakan untuk mengerti hal – hal abstrak. Ketika anak

telah memasuki usia 8 tahun, bahasa telah digunakan sebagai alat yang

benar-benar penting untuk proses penyampaian pikiran. Usia ini merupakan

usia yang sangat penting dalam kemampuan kompleks tata Bahasa.

f. Tahap kompetensi lengkap (11 tahun – dewasa)

Pada akhir masa anak-anak kemampuan berbahasa sudah cukup

matang. Hingga usia sekolah pertengahan atau biasa dikenal remaja,

keterampilan bicara anak lebih meningkat, sintaksis lebih lengkap disertai

variasi-variasi struktur dan variasi-variasi kata.


Penelitian secara umum tentang sintaksis setelah tahap dua kata pertama

menjadi sangat sulit. Beberapa bukti menjelaskan bahwa anak dimanapun bisa

menangkal kekurangan di berbagai cara berbicara dan mereka mengatur secara

tetap beberapa bagian dari kemampuan berbicara (Slobin, 1973, 1985). Pada saat

tahap proses transfromasi, mereka dengan jelas menggunakan aturan yang

berbeda dari bahasa yang satu ke bahasa yang lainnya. Namun, terdapat gejala

umum, seperti struktur bahasa yang saling bergantung yang terkadang

membentuk membatasi aturan sebuah bahasa.

2. Teori Perkembangan Kepribadian Menurut Robert C. Peck

Berawal dari teori perkembangan yang dikemukakan Erik Erikson, dimana

teori ini membagi perkembangan kepribadian menjadi delapan tahap tugas

perkembangan dengan menekankan korelasi psikososial, muncul lagi sebuah teori

mengenai tugas-tugas perkembangan yang dihadapi pada masa tua baik untuk

laki-laki maupun perempuan. Teori ini dikenalkan oleh Robert C. Peck yang

menganggap bahwa tahap ke delapan Erikson masih terlalu general untuk

menyimpulkan tahap akhir perkembangan seseorang. Peck meyakini bahwa

tahapan pada paruh kedua kehidupan yaitu setelah umur 30-40 tahun sangat

penting untuk dibagi lagi menjadi sesuatu yang lebih spesifik sebagai

pembelajaran dan penyesuaian selanjutnya. Peck juga beranggapan bahwa masa-

masa penting justru terjadi antara masa pertengahan (middle age period) dan masa

tua (old age period).

a. Middle Age

Tugas perkembangan pada masa ini meliputi 4 aspek yaitu,


1) Valuing Wisdom vs. Valuing Physical Powers

Salah satu hal tidak dapat dihindari bertambah tua adalah melamahnya

kemampuan fisik, stamina, serta daya tarik. Namun seseorang yang telah berada

pada paruh kedua kehidupannya biasanya telah melewati banyak pengalaman

sehingga mampu berfikir secara bijaksana akan perubahan yang ia alami. Dalam

tugas perkembangan ini sebagian orang yang telah memasuki usia pertengahan

akan merasa depresi, minder, bahkan kurang bahagia karena mengetahui bahwa

ia semakin menua. Namun disisi lain orang-orang yang berhasil pada tahap ini

akan merasa biasa saja bahkan mereka berusaha untuk mengatasi keadaan ini

dengan lebih menggunakan kekuatan pikiran mereka ketimbang fisik mereka.

Itulah mengapa Peck mengklasifikasikan orang-orang semacam ini pada

tahapan Valuing Wisdom vs. Valuing Physical Powers, karena pada tahap ini

seseorang perlu meningkatkan kebijaksanaan mereka untuk memahami bahwa

kekuatan fisik mereka semakin berkurang.

2) Socializing vs. Sexualizing in Human Relationships

Pada bagian tugas perkembangan ini, seseorang yang dewasa paruh baya

menganggap lawan jenisnya bukan lagi sebagai objek seksual melainkan sebagai

pendamping atau teman dekat. Seseorang akan lebih melihat orang lain sebagai

individu yang unik dan sebagai atribut untuk dihargai. Disaat seseorang telah

mengambil langkah positif seperti ini, maka elemen seksual akan menurun secara

drastis.

3) Cathectic Flexibility vs Cathectic Impoverishment


Tahap ini disebut juga sebagai tahap fleksibilitas emosional. Pada tahap ini

seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan manajemen emosi terhadap

satu orang dengan orang lainnya dan dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya.

Tahap ini terjadi secara lebih krusial pada masa dewasa paruh baya dibanding

masa awal, karena pada masa ini sebagian orang mulai merasakan kehilangan

orang tuanya, anak-anak mereka tumbuh dan meninggalkan rumah, dan teman-

teman mereka satu persatu mulai pergi.

Namun di sisi lain, pada masa ini seseorang memiliki sebuah hubungan yang

sangat luas di dalam komunitasnya. Kebanyakan dari mereka mulai meraih

penghargaan baik formal maupun informal sebagai orang yang berpengalaman

dalam bidang mereka.

4) Mental Flexibility vs Mental Rigidity

Pada tahap ini seseorang yang memasuki usia paruh baya mulai mencari

perualangan-petualangan untuk menambah pengalaman mereka. Banyak dari

mereka yang bertindak didasari pada pengalaman mereka sehingga keputusan

yang mereka ambil lebih bijaksana. Namun pada tahap ini juga seseorang akan

melalui masa dimana mereka lebih tertutup pada ide-ide baru dan cenderung kaku

dalam mempertahankan perilaku dan opini mereka.

b.  Old Age

Tugas perkembangan pada masa ini meliputi 3 aspek yaitu,

1) Ego Differentiation vs Work-Role Preoccupation

Menurut Peck, orang dewasa lanjut perlu mendefinisikan kembali peran-

perannya secara berbeda dengan peran di pekerjaan mereka. Seseorang pada


masa ini akan mulai beralih pada aktivitas-aktivitas pengganti yang akan sesuai

dengan kemampuannya dan juga bermanfaat bagi mereka. Pada masa inilah

perbedaan ego ditekan agar seseorang dengan usia lanjut mampu memahami

keterbatasannya. 

2) Body Transcendence vs Body Preoccupation

Pada tahapan ini seseorang pada masa dewasa lanjut harus mulai mengurangi

aktivitas fisik yang berat. Bagi sebagian orang pada masa ini yang masih sangat

memedulikan masalah fisik akan merasa putus asa. Namun bagi sebagian yang

lain, yang berhasil melewati masa-masa ini, mereka akan mulai mencari

kebahagiaan dan kenyamanan yang lain daripada memikirkan masalah penuaan

mereka. Orang pada masa dewasa lanjut ini akan lebih banyak mengembangkan

hubungan antar manusia di sekitarnya.

3) Ego Transcendence vs Ego Preoccupation

Pada masa-masa awal kehidupan, kematian seolah seperti sesuatu yang

datang secara tiba-tiba. Namun pada orang yang berusia lanjut, kematian adalah

sesuatu yang pasti akan datang. Pada masa ini seseorang akan mengurangi ego

dan kesombongan dirinya sebagai persiapan untuk kematian. Orang yang berada

pada masa ini akan mulai manyadari hal-hal apa saja yang telah ia berikan bagi

keluarga, kerabat, pekerjaan, serta lingkungannya. Menurut Peck, seseorang

dinyatakan sukses melalui tahapan terakhir ini adalah mereka yang mampu

melakukan segalanya demi kehidupan yang lebih baik bagi keluarga dan

lingkungannya.
E. Penutup

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa

bersifat instingtif, karena perkembangannya dipengaruhi faktor biologis atau

genetika manusia. Chomsky mengemukakan bahwa manusia terikat secara

biologis untuk mempelajari bahasa, dan anak-anak dilahirkan dengan sebuah alat

penguasaan bahasa yang disebut dengan LAD (Languange Acquisition Device).

Chomsky juga membagi empat tahapan perkembangan bahasa, yaitu Early

Languange/ Bahasa awal (0-1 tahun), halofrastik / Kalimat satu kata (1-1,8 tahun),

tahap kalimat dua kata (1,8 – 2 tahun), tahap perkembangan tata bahasa (2 –5

tahun), dan tahap kompetensi lengkap (11 tahun – dewasa).

Sedangkan perkembangan kepribadian menurut Robert C. Peck masa-masa

penting justru terjadi antara masa pertengahan (middle age period) dan masa tua

(old age period). Pada masa pertengahan, Peck membagi tugas perkembangannya

menjadi empat, yaitu Valuing Wisdom vs. Valuing Physical Powers, Socializing

vs. Sexualizing in Human Relationships, Cathectic Flexibility vs Cathectic

Impoverishment, dan Mental Flexibility vs Mental Rigidit. Sedangkan pada masa

tua, Peck membagi tugas perkembangan individu menjadi tiga, yaitu Ego

Differentiation vs Work-Role Preoccupation, Body Transcendence vs Body

Preoccupation, dan Ego Transcendence vs Ego Preoccupation

F. Daftar Pustaka

Crain, W. (2014). Pearson New International Edition Theories of


Development. USA: Pearson Education Limited.

Crain, W. (2015). Theories of development: Concepts and applications. In


Theories of Development: Concepts and Applications.
https://doi.org/10.4324/9781315662473
Neugarten, B.L. (1968). Middle Age and Aging: A Reader in Social
Psychology. University of Chicago Press
Seifert, K.L dan Hoffnung, R.J. (1994). Child and Adolescent Development.
Boston: Houghton Mifflin Compaby.

Anda mungkin juga menyukai