PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu wujud yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia,
’’sehingga dapat pula dikatakan bahwa bahasa adalah milik manusia yang telah menyatu
dengan pemiliknya’’ (Chaer, 2009:5). Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi,
menyampaikan pikiran, gagasan, ekspresi, dan menjalin interaksi (hubungan timbal
balik) satu sama lain dalam kehidupan manusia.
Semua bangsa memiliki ciri khas tersendiri, baik sistem pemerintahan, politik,
ekonomi, budaya, dan bahkan bahasa mereka. Tentu kita harus sadar bahwa kita tidak
akan bisa menjalin hubungan baik antar negara dengan hanya mengandalkan satu bahasa
untuk berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda bangsa, yang tentunya memiliki
bahasa berbeda pula. Oleh karena itu, manusia harus belajar dalam bidang penguasaan
bahasa agar dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda latar belakang
bangsanya.
Chaer (2009:251) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran bahasa kedua, seperti faktor motivasi,
penyajian formal, lingkungan, dan sebagainya. Salah satu faktor yang menarik bagi
penulis untuk ditinjau lebih lanjut ialah pengaruh bahasa pertama (bahasa ibu) terhadap
proses pembelajaran bahasa kedua yang menentukan keberhasilan seorang dalam proses
pemerolehan bahasa kedua. Karena itu, penulis akan membahas secara lebih mendalam
terkait hal ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses kemampuan bahasa pertama anak?
2. Bagaimana kemampuan bahasa untuk memperoleh kompetensi dan performansi?
3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan bahasa pertama?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses kemampuan bahasa pertama anak.
2. Untuk mengetahui kemampuan bahasa untuk memperoleh kompetensi dan
performansi.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan bahasa
pertama.
1
BAB II
PEMBAHASAN
c. Faktor Intelegensi
7
Intelengesi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau
bernalar. Zanden (1980) mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang
dalam memecahkan masalah. Intelengesiini bersifat abstrak dan tak dapat
diamati secara langsung. Pemahaman kita tentan tingkat intelengensi
seseorang hanya dapat disimpulkan melalui perilakunya.
Kemudian, bagaimana pengaruh faktor untuk mengatakan bahwa anak
yang bernalar anak? Sebenarnya, penulis tidak bermaksud untuk mengatakan
bahwa anak yang bernalar tinggi lebih tinggi akan lebih sukses dari pada anak
yang berdaya nalar pas-pasan kecuali, tentu saja anak-anak yang sangat
rendah intelegensinya seperti yang telah dijelaskan pada faktor bilogis, dapat
belajar dan memperoleh bahasa dengan sukses. Perbedaannya terletak pada
jangka waktu dan tingkat kreativitas. Anak yang berintelengensi tinggi,
tingkat pencapaian bahasanya cenderung lebih cepat, lebih banyak dan lebh
bevariasi bahasanya dari pada anak-anak yang bernalar sedang atau rendah.
d. Faktor Motivasi
Benson (1988) menyatakan bahwa kekuatan motivasi dapat menjelaskan
“Mengapa seorang anak yang normal sukses mempelajari bahasa ibunya”.
Sumber motivasi itu ada 2 yaitu dari dalam dan luar diri anak.
Dalam belajar bahasa seorang anak tidak terdorong demi bahasa sendiri.
Dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yang bersifat, seperti lapar, haus,
serta perlu perhatian dan kasih sayang (Goodman, 1986; Tompkins dan
Hoskisson. 1995). Inilah yang disebut motivasi intrinsik yang berasal dari
dalam diri anak sendiri. Untuk itulah mereka memerlukan kemunikasi dengan
sekitarnya. Kebutuhan komunikasi ini ditunjukkan agar dia dapat dipahami
dan memahami guna mewujudkan kepentingan dirinya.
Dalam perkembangan selanjutnya si anak merasakan bahwa komunikasi
bahasa yang dilakukannya membuat orang lain senang dan gembira sehingg
dia pin kerap menerima pujian dan respon baik dari mitra bicaranya. Kondisi
ini memacu anak untuk belajar dan menguasai bahasanya lebih baik lagi. Nak
karena dorongan belajar anak itu berasal dari luar dirinya maka motivasinya
disebut motivasi ekstrinsik.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa adalah: Sistem simbol vokal yang arbitrer dalam suatu kebudayaan
tertentu,yang memiliki khas dan ciri tertentu. Digunakan oleh suatu masyarakat untuk
berinteraksi,dan bekerja sama.
Pada hakikatnya pemerolehan bahasa anak melibatkan dua keterampilan, yaitu
kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan memahami
tuturan orang lain. Maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses
pemilikan kemampuan berbahasa baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan,
secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan dkk., 1998).
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui tentang
pemerolehan bahasa anak serta dapat mengetahui apa pengaruh pembelajaran terhadap
pemerolehan bahasa anak, sehingga dapat memberikan pembelajaran yang sesuai pada
anak.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://fajrimoh.blogspot.co.id/2013/06/membangun-pemahaman-pemerolehan-
bahasa.html
http://bahasa.kompasiana.com/2012/12/08/pengajaran-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-
pertama-pengajaran-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-kedua--515198.html
http://praditarachman.blogspot.com/2012/11/pemerolehan-dan-perkembangan-bahasa-
anak.html
http://nurmaidahrini.blogspot.com/2012/08/tahap-perkembangan-bahasa-anak.html
10