DISUSUN OLEH :
Perkembangan merupakan perubahan individu baik secara struktur atau fungsi organ
melalui kematangan dan proses belajar yang terjadi sepanjang hayat hingga meninggal dunia.
Salah satu hal yang mengalami perkembangan adalah bahasa. Perkembangan bahasa bagi anak
dimulai sejak bayi melalui pengalaman dan pertumbuhan bahasa. Perkembangan bahasa
merupakan salah satu aspek penting pada anak untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan bahasa
merupakan alat atau media untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Dengan bahasa, anak
dapat mengungkapkan kebutuhan serta keinginannya. Maka dari itu kemampuan berbahasa anak
harus dikembangkan. .
reseptif dan ekspresif. Kemampuan reseptif adalah kemampuan memahami bahasa dan
suara, misalnya anak mampu menggabungkan dua sampai tiga kata.
Sementara itu, kemampuan bahasa ekspresif adalah kemampuan menggunakan kata dan
gerak tubuh secara bersamaan untuk mengomunikasikan sesuatu. Misalkan, ketika anak bicara
dengan celoteh panjang yang tidak bisa dipahami, tapi ia mampu menirukan irama, ritme, dan
gestur pembicaraan orang dewasa.
anak mempunyai potensi untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran dan
hatinya melalui suara. Pertumbuhan suara akan membentuk bahasa. Bahasa adalah
ucapan mengenai pikiran dan perasaan manusia dengan menggunakan alat bunyi yang
teratur.Dengan berkembangnya bahasa pada anak akan memudahkan anak berkomunikasi
dan mengutarakan apa yang ia inginkan dan ia rasakan kepada orang lain terlebih kepada
teman sebaya. Oleh karena itu, perlunya guru memahami konsep dari perkembangan
bahasa pada anak. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan bahasa anak dimulai sejak bayi, yang berlandaskan pada pengalaman,
kecakapan dan progres dalam berbahasa.
Mampu menunjukkan dirinya dengan kata ganti saya. Kemampuan bahasa berkembang
cepat. Menguasai fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan. Menunjukkan pemahaman
tentang sesuatu yang dilihat atau didengarnya. Mampu mengungkapkan keinginannya
dengan kalimat sederhana.
2) Anak usia 5- 6 tahun
Dapat mengucapkan lebih dari 2500 kata .Lingkup kosa kata yang dikuasai cukup
luas.Mampu menjadi pendengar yang baik.Dapat diajak berinteraksi atau bercakap –
cakap.
Pada periode ini perkembangan bahasa dilihat dari bunyi- bunyi yang dihasilkan anak.
Bunyi bunyi yang dimaksud sudah mulai ada pada minggu- minggu sejak kelahiran.
Menurut Chaer, perkembangan tersebut meliputi tahap bunyi : (1) bunyi resonansi, (2)
bunyi berdekut, (3) bunyi berleter, (4) bunyi berleter ulang, (5) bunyi vokabel.
Tahap pertama, sejak lahir sampai sekitar usia 2 bulan yaitu masa fonasi Selama ini
bayi sering membuat apa yang disebut "bunyi-bunyi yang menyenangkan". Ini adalah
bunyi-bunyi "quasi vowel” (disebut "quasi" karena tidak sepenuh dan sekaya suara vokal
yang dibuat berikutnya). Kuasi vokal dibentuk dari suara yang mirip bahasa pertama
Antara usia 2 dan 4 bulan, bayi biasanya berada pada going stage, yaitu bayi
mengucapkan kata sejenis dengan kombinasi quasi vokal dengan keras, sebagai
tanda'awal konsonan. Antara 4 dan 7 bulan
Tabap kedua, anak mulai mengoceh (babbling stage). Bunyi yang muncul pada masa
ini, yakni antara 7 sampai 10 bulan, berupa bunyi yang dapat dipisahkan antara vokal dan
konsonannya, namun belum ada bunyi yang membedakan makna. Antara usia 7 dan 10
bulan tersebut, ocehan bayi semakin meningkat karena dia mulai menghasilkan suku kata
dan menirukan seperti ucapan 'bababa' atau 'mamama'.
Tahap ketiga, disebut dengan tabap kontraksi (contraction stage) dan umumnya terjadi
antara usia 10 dan 14 bulan. Pada masa ini bayi juga memperoleh langkah dan irama
bahasa. Tampaknya balikan diperlukan sebelum masa kontraksi dimulai. Bayi belajar
meniru apa yang mereka dengar.
Pada periode ini anak mulai mengucapkan kata meskipun belum sempurna. Pada fase ini
beberapa kombinasi huruf atau bunyi ucapan masih terlalu sukar diucapkan. Huruf huruf
yang biasanya sukar diucapkan yaitu huruf r, s, k, j, dan t..
Anak mampu melakukan diferensiasi atau pembedaan penggunaan kata- kata yang tepat
sesuai dengan maksud yang ingin disampaikannya sehingga membentuk kalimat yang
baik. Anak mampu memilah penggunaan kata- kata yang sudah dikuasainya. Anak bisa
membedakan mana kata yang sebaiknya digunakan, misalnya untuk berbicara pada orang
yang lebih tua anak harus menggunakan kata- kata yang lebih sopan.
Menurut Chaer, periode ini diperuntukkan pada anak dengan usia 5 -6 tahun menjelang
sekolah dasar. Pada periode ini, pembelajaran bahasa sudah diarahkan oleh pendidikan
yang didapatkan dan dengan interaksi penggunaan bahasa yang bersifat formal di
sekolah. Penggunaan bahasa sudah diajarkan secara teratur menurut kaidah yang benar,
sehingga anak sudah bisa menerapkannya dalam komunikasi formal di sekolah.
4. Peran Pendidik Terhadap Perkembangan Bahasa Anak
Guru mampu menyediakan media pembelajaran yakognitif anak, memberi daya tarik
anak sehingga anak tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
Hal yang dapat dilakukan guru dalam perkembangan bahasa anak yaitu :
Peran guru yaitu melafalkan kata yang kurang tepat cara pengucapannya beberapa kali
dengan cara memenggal berdasarkan suku kata dan memudahkan anak dalam
melafalkannya kembali.
Peran guru sebagai demonstrator, fasilitator, dan pengajar terutama dalam memilih
kata sederhana. Tidak hanya itu saja guru berusaha memasukkan beberapa kelas kata
misalnya seperti kata benda, kata kerja, kata keterangan dan kata bilangan. Kata-kata
ini sengaja guru berikan agar anak lebih banyak mengenal kata- kata. Mulai dari nama
ibu, ayah, kakak dan adik, serta jumlah keluarga.
3) Melengkapi Kalimat (sintaksis)
Peran guru sebagai demonstrator, fasilitator, dan pengajar sangat baik. Hal ini dapat
dilihat dari kreatifitas yang dilakukan guru dalam mengembangkan bahasa anak dengan
menggunakan media yanglebih menarik sehingga anak termotivasi dalam melengkapi
kalimat.
Bermain merupakan kebutuhan anak yang tak boleh diabaikan oleh pengasuh, fantasi
anak paling banyak berkembang dalam kesempatan bermain.
Guru harus berkomunikasi dengan siswanya dengan bahasa Indonesia dengan baik dan
lancar. Pada umumnya orang tua di rumah sering menggunakan bahasa daerah dan jarang
berbahasa Indonesia, sehingga si anak juga mampu berbahasa daerah
DAFTAR PUSTAKA
Zubaidah, E. (2004). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Dan Teknik Pengembangan
Di Sekolah. Cakrawala Pendidikan, (3), 87931.
Amalia, E. R. (2019). Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dengan
Metode Bercerita.
Erfinawati, E., & Ismawirna, I. (2019). Peran Guru Dalam Membina Perkembangan
Bahasa Anak Kelompok B Di Tk Cut Meutia Banda Aceh. Buah Hati Journal, 6(1).
Arsanti, M. (2014). Pemerolehan Bahasa Pada Anak (Kajian Psikolinguistik). Jurnal
PBSI, 3(2).