Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KELOMPOK 7

Perkembangan Bahasa Peserta Didik

Oleh :

Nama NIM

Melisa Wulandari Putri : 202102901260028

Silvia Andini : 202102901260023

Dosen Pengampu : Baiq Arnika Saadati M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NURUL HAKIM

2021
i

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN....…………………………………………

A. LATAR BELAKANG...……………………………………..….1
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………...1
C. TUJUAN.....................…………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN. ……………………………………..….…

A. Pengertian Perkembangan Bahasa………………………..…..2

B. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

Peserta Didik…………………………………………………….3

C. Tahap Pemerolehan Bahasa Peserta Didik……………………5


D. Gangguan Perkembangan Bahasa Pada serta didik…………10
E. Tipe perkembangan bahasa anak……………………………..11
F. Pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan
Berfikir…………………………………………………………11
G. Perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan
Bahasa…………………………………………………………..12
H. Perkembangan bahasa…………………………………………12
I. Tahap perkembangan bahasa anak…………………………..14
BAB III PENUTUP…………………………………………………..
KESIMPULAN………………………………………………………...….18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..…20
ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan


pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang sesuai kelompok usia yang
dilalui oleh anak usia dini. Pengetahuan tentang perkembangan bahasa anak usia dini
sangat membantu tercapainya pembelajaran keterampilan dasar bahasa yang baik.
Bagi orang tua dan guru, pemahaman tentang perkembangan bahasa anak usia dini
sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan kemampuan bahasa anak.
Dengan mengenalkan teori-teori pengembangan bahasa, anak mampu meningkatkan
perkembangan bahasa secara optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi
contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak dan menerapkan kebiasaan-
kebiasaan yang sesuai dengan anak usia dini.

B. Rumusan Masala
Bagaimana perkembanngan bahasa peserta didik?

C. Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan peserta didik
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Bahasa


Bahasa merupakan setiap bentuk komunikasi yang dapat ditimbulkan oleh hati
dan pikiran untuk menyampaikan makna kepada orang lain. “Bahasa (language)
dan bicara (speech) adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lain.”1 Kemampuan berbahasa merupakan sarana anak berkomunikasi dengan
lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitarnya. “Dengan bahasa anak belajar
untuk menerjemahkan pengalamannya ke dalam bentuk simbol-simbol yang dapat
difungsikan menjadi sarana mereka berkomunikasi dan berpikir”2.

Sedangkan Kata “perkembangan” sangat sering di kaitkan dengan


kata“pertumbuhan dan kematangan”, ketiganya memiliki hubungan yang erat.
Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya merupakan perubahan menuju pada
tahapan yang lebih baik, pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek
jasmani (fisik), menunjukkan perubahan secara kuantitas, seperti penambahan
dalam ukuran besar ataupun tinggi. Sedangkan perkembangan kaitannya dengan
aspek psikis (rohani),berkenaan dengan kualitas, yaitu peningkatan dan
penyempurnaan fungsional. Bahasa secara umum dapat didefinisikan sebagai alat
komunikasi secara verbal. Istilah kata verbal mengandung makna bahwasanya
bahasa dipergunakan sebagai alat komunikasi pada dasarnya merupakan lambang
suatu sistem yang berbunyi, yang berupa lisan maupun tulisan untuk berinteraksi.

Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara yang mengacu pada symbol verbal
maupun non verbal yaitu bentuk komunikasi yang disampaikan dengan cara lisan
maupun tulisan, yang digunakan anak dalam berkomunikasi serta beradaptasi
dengan lingkungannya dalam bertukar gagasan, pikiran dan emosional.

Dari pembahasan diatas maka dapat penulis simpulkan. Perkembangan bahasa


peserta didik yaitu suatu proses dimana peserta didik mulai mengespresikan dirinya

1
. Enny Zubaidah , jurnal Perkembangan bahasa anak usia dini dan tekhnik
pengembangannya disekolah, (Cakrawala Pendidikan, Yogyakarta ,November 2004. Th XXIII.No 3)
hlm.462
2
. Robingatin dan Zakiyah Ulfah, Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2019) hlm.11
3

melalui interaksi sosial dengan mengunakan siimbol-simbol sesuai kaidah yang telah
disepakati bersama dan kematangan dalam berinteraksi tergantung pada pematangan
tak secara biologis,sehingga dapat memilah mana bahasa yang baik untuknya mana
yang tidak baik.

Kedewasaan bahasa pada perkembangan peserta didik juga dipengaruhi oleh


lingukangan dan pertumbuhan serta pergaulannya dengan teman-temannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari
berkomunikasi antar manusia, bentuk komunikasi manusia merupakan paling
sempurna dari makhluk lainnya, karena manusia dianugerahi akal sehingga dapat
mensingkronisasikan melalui berbagai media sarana dan prasarana yang ada
sehingga menjadikan alat komunikasi berupa bahasa secara utuh. Perkembangan
bahasa peserta didik bertahap dari yang dasar hingga yang tinggi atau lebih baik.3

B. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Peserta Didik

Beberapa faktor juga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa terhadap peserta


didik. Diantara factor-faktor tersebut meliputi:

1. Faktor kesehatan, faktor ini berperan sangat penting dalam perkembangan


bahasa anak, apabila dua tahun pertama seorang anak sering mengalami
gangguan, maka berdampak pada perkembangan bahasanya akan terhambat.
2. Intelegensi,faktor ini juga berpengaruh apabila seorang anak memiliki tingkat
intelegensi yang normal atau tinggi,biasanya cukup cepat dan pesat mengalami
perkembangan bahasa.
3. Statussosial ekonomi keluarga, beberapa penelitian berkaitan antara status
social ekonomi keluarga yang berasal dari keluarga yang kurang mampu
menyatakan bahwa cenderung mengalami keterlambatan dalam perkembangan
bahasanya.
4. Jens kelamin, faktor perbedaan jenis kelamin juga salah satunya yaitu anak
perempuan sejak usia dua tahun keatas mempunyai perkembangan bahasa
yang lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.
5. Hubungan keluarga, anak yang menjalin keluarga yang harmonis maka
cenderung perekembangan bahasanya dapat terfasilitasi karena penuhnya
kasih sayang dan perhatian dari keluarganya, namun sebaliknya apabila

3
Edumaspul Jurnal Pendidikan “Karakteristik Perkembangan Bahasa Dalam Berkomunikasi
Siswa Sekolah Dasar.”
4

berbalik dari yang telah disebutkan sebelumnya misalkan broken home maka
anak cenderung perkembangan bahasanya mengalami stagnasi
(kelainan),misalnya terjadi gagap, kata-katanya tidak jelas,tuturkata yang tidak
sopan,serta terasa takut saat mengutarakan pendapatnya.

6. Umur anak

Manusia bertambah umur akan semakin matng pertumbuhan fisiknya,


bertambah pengamalan, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan
berkembag sejalan dengan pertambahan pengamalan dan kebutuhannya.
Faktor fisik akan ikut memmpengaruhi sehubungan semakin sempunanyaa
pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan
dan isyarat. Pda masa remaja perkembangan biologis yang menunjang
kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan
dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual anak akan mampu
menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
7. Kondisi Lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembangmemberi andil yang


cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan
akan berbeda dengan di lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan
bahasa di daeah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil
menunjukkan perbedaan.
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa bahasa pada dasanya dipelajari dari
lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan yang
berbentuk kelompok-kelompok, seperti kelompok bemain, kelompok kerja
dan kelompok sosial yang lain.

8. Kondisi fisik

Kondisi fisik di sini dimaksudkan kondisi kesehatan enak. Seseorang


yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu,
tuii, gagap, organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangannya
dalam berbahasa.
5

C. Tahap Pemerolehan Bahasa Peserta Didik

Pemahaman akan berbagai teori pengembangan bahasa dapat mempengaruhi


penerapan metode implementasi terhadap pengembangan bahasa anak, sehingga
diharapkan pendidik mampu mencari dan membuat bahan pengajaran yang sesuai
dengan tingkat usia anak. Beberapa teori mengenai hal ini antara lain:

a. Teori Behavioristik

Teori “Behaviorist” oleh Skinner, mendefinisikan bahwa pembelajaran


dipengaruhi oleh perilaku yang dibentuk oleh lingkungan eksternalnya, artinya
pengetahuan merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya melalui
pengondisian stimulus yang menimbulkan respons.Perubahan lingkungan
pembelajaran dapat memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku anak secara
bertahap. Perilaku positif pada anak cenderung akan diulang ketika mendapat
dorongan yang sesuai dengan kemampuan anak dari lingkungannya.

Latihan untuk anak harus menggunakan bentuk-bentuk pertanyaan


(stimulus) dan jawaban (respons) yang dikenalkan secara bertahap, mulai dari
yang sederhana sampai pada yang lebih rumit, atau proses pemerolehan
bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang
diberikan melalui lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris dianggap
kurang tepat karena istilah bahasa itu menyiratkan suatu wujud, sesuatu yang
dimiliki atau digunakan, dan sesuatu yang di lakukan. Padahal bahasa itu
merupakan salah satu perilaku-perilaku manusia lainnya. Oleh karena itu,
mereka lebih suka menggunakan istilah perilaku verbal (verbal behavior), agar
tampak lebih mirip dengan perilaku lain yang harus dipelajar.4

b. Teori Kognitif

Bromley berpendapat bahwa kajian tetang teori kognitif bertitik tolak


pada pendapat bahwa anak dilahirkan dengan kecenderungan untuk berperan
aktif terhadap lingkungan, dalam memproses suatu informasi, dan dalam
menyimpulkan tetang struktur bahasa. Bahasa dipelajari sebagai hasil dari
peran aktif anak dalam proses belajar tersebut.

4
Robingatin dan Zakiyah Ulfah ,Pengembangan …..hlm.34-35
6

Menurut Piaget (Hergenhahn), berfikir sebagai prasyarat berbahasa,


terus berkembang sebagai hasil dari pengalaman dan penalaran.
Perkembangan bahasa bersifat progresif dan terjadi pada setiap tahap
perkembangan. Perkembangan anak secara umum dan perkembangan bahasa
awal anak berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anak, obyek, dan kejadian
yang mereka alami dengan menyentuh, mendengar, melihat, merasa, dan
membau. Sedangkan Vygotsky, mengemukakan bahwa perkembangan
kognitif dan bahasa anak berkaitan erat dengan kebudayaan dan masyarakkat
tempat anak dibesarkan. Vygotsky menggunakan istilah Zone of Proximal
Development (ZPD) untuk tugas-tugas yang sulit dipahami oleh anak, namun
dengan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa, anak akan memiliki
keterampilan untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.

Menurut Vygotsky ZPA memiliki dua batas, yaitu batas yang lebih
rendah dan batas yang lebih tinggi. Batas yang lebih rendah merupakan
masalah yang dapat dipecahkan oleh anak, dan dengan menggunakan
keterampilan tanpa bantuan orang lain. Batas yang lebih tinggi merupakan
tingkat tanggung jawab ekstra yang dapat diterima anak dengan bantuan orang
dewasa Perkembangan bahasa tidak lepas dari konteks social dan
perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif anak berhubungan erat
dengan perkembangan bahasa, karena awal perkembangan bahasa berada pada
stadium sensori motorik, yaitu ketika anak berusia sekitar 18 bulan. Pada usia
ini anak sudah memiliki pemahaman terhadap obyek-obyek tertentu.
Walaupun anak belum dapat berbicara, ia sudah dapat memanipulasi obyek-
obyek tersebut.5

c. Teori Navitis

Teori ini berpandangan bahwa ada unsur keterkaitan yang erat antara
faktor biologis dengan perkembangan bahasa. Teori Navitis meyakini bahwa
kemampuan bahasa merupakan kemampuan bawaan sejak lahir. Selanjutnya
belajar bahasa tidak dipengaruhi oleh intelegensi maupun pengalaman
individu. Menurut aliran Navitis ini, terdapat peran evolusi biologis dalam
membentuk individu untuk menjadi makhluk linguistik.

5
Ibid, hal.36
7

Sejalan dengan pertumbuhan fisik dan mental anak perkembangan


bahasa menjadi lebih baik dan meningkat Para ahli Navitis berpendapat bahwa
kemampuan berbahasa sifatnya sangat natural (bawaan), sebagaimana halnya
kemampuan berjalan, merupakan bagian dari perkembangan manusia yang
dipengaruhi oleh kematangan otak.Selain itu, alasan mereka adalah beberapa
bagian neurologi tertentu dari otak manusia memiliki hubungan dengan
perkembangan bahasa sehingga kerusakan pada bagian tersebut menyebabkan
hambatan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Chomsky, bahwa hanya
manusia yang bisa menguasai bahasa verbal, ia mendasarkan pada berapa
asumsi. Pertama, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang genetis, dimana ia
memiliki pola perkembangan yang universal dan lingkungan memiliki peran
kecil dalam pematangan sebuah bahasa. Kedua, orang bisa menguasai dalam
waktu yang relatif sinkgat. Ketiga, lingkungan bahasa tidak memiliki data
yang cukup bagi tata bahasa orang dewasa yang rumit. Chomksy juga
mengemukakan bahwa setiap anak yang dilahirkan dilengkapi dengan alat
penguasaan bahasa yang disebut LAD (language Acquisition Device). Adapun
mengenai bahasa apa saja yang akan dikuasai anak sangat bergantung dengan
lingkungan dimana ia tinggal. Maka keturunan bangsa manapun bisa
menguasai bahasa apapun sesuai dengan dimana ia dibesarkan, maka anak
yang tinggal di Amerika sudah hampir bisa dipastikan bisa bahasa inggris,
begitupun yang di kawasan Arab, China, Indonesia. Tanpa perangkat LAD
seorang anak tidak mungkin bisa memiliki kemampuan berbahasa dalam
waktu cepat.

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan:
a) Mampu memunculkan bakat yang dimiliki.
b) Mendorong mewujudkan diri yang berkompetensi.
c) Mendorong untuk menentukan pilihan.
d) Mendorong untuk membangun potensi dari dalam diri.
e) Mendorong untuk mengembangkan bakat minat.
Kekurangannya, teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat manusia tidak
bisa diubah karena telah ditentukan oleh sifat-sifat keturunannya.6
6
Aisyah isna,Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, vol.2 No 1 (2019):Al-Athfal,juli-
Desember,2019/hlm.64
8

d. Teori Pragmatik
Para penganut teori pragmatik berpendapat bahwa anak belajar bahasa
dalam rangka sosialisasi dan mengarahkan perilaku orang lain agar sesuai
dengan keinginanya. Teori ini berasumsi bahwa anak selain belajar bentuk dan
arti bahasa, juga bermotivasi oleh fungsi bahasa yang bermanfaat bagi mereka.
Dengan demikian, anak belajar disebabkan oleh berbagai tujuan dan fungsi
bahasa yang mereka peroleh.
Halliday (dalam Bromley) menganalisa cara anak mengembangkan
bahasa awal melalui interaksi dengan orang lain sebagai berikut, yaitu Bahasa
Instrumental (Intrumental Language); Bahasa dogmatis (Regulatoory
Language); BahasaInteraksi (Interactional Language);Bahasa Personal
(Personal Language);Bahasa heuristic(Heuristic Language);Bahasa imajinatif
(Imaginative Language);Bahasa informasi (Informative Language).
Teori pragmatic bertitik tolak dari pandangan bahwa tujuan anak
belajar bahasa adalah untuk bersosialisasi dan mengarahkan perilaku orang
lainagar sesuai dengan keinginannya. Teori pragmatik juga berasumsi bahwa
anak belajar bahasa disebabkan oleh berbagai tujuan dan fungsi bahasa yang
dapat mereka peroleh.7
e. Teori interaksionisme
Menurut teori ini, pemerolehan bahasa adalah hasil interaksi antara
kemampuan psikologis siswa dan lingkungan bahasa. Bahasa yang diperoleh
siswa erat kaitannya dengan kemampuan internal siswa dan input dari
lingkungannya. LAD sejak lahir, hanya saja kemampuan anak dalam
menguasai bahasa beerbanding lurus dengan kualitas dengan pendapat
Howard Guadner yang mengakatakan bahwa semenjak lahir sudah memiliki
kecerdasan bahasa. Hanya saja kecerdasan bahasa bukan satu-satunya
penopang yang menjadikan anak memiliki kemampuan bahasa yang baik,
harus ada faktor eksternal yang mendukung dia mendapat input bahasa yang
baik juga.8
f. Teori Konstruktif

7
Robingatin dan Zakiyah Ulfah ,Pengembangan …..hlm.37
8
Aisyah isna,Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, vol.2 No 1 (2019):Al-Athfal,juli-
Desember,2019/hlm.66
9

Teori ini dikemukakan oleh Piaget, Vygotsky, dan Gardner, yang


menyatakan bahwa perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi
dengan orang lain. Anak memiliki perkembangan kognisi yang terbatas pada
usia-usia tertentu, tetapi melalui interaksi sosial anak akan mengalami
peningkatan kemampuan berpikir. Pengaruhnya dalam pembelajaran bahasa
adalah anak akan dapatbelajar dengan optimal jika diberikan kegiatan. Dalam
kegiatan itu, anak perlu didorong untuk sering berkomunikasi.
Vygotsky juga berpendapat bahwa language learning is, in part,
biological, but that children need instruction in the zone between their
independent language level and the level at which they can operate with adult
guidance.9
Adanya anak yang lebih tua usianya atau orang dewasa yang
mendampingi pembelajaran dan mengajak bercakap-cakap, akan menolong
anak menggunakan kemampuan berbahasa yang lebih tinggi atau melejitkan
potensi kecerdasan bahasa yang sudah dimiliki anak. Oleh karena itu, pendidik
perlu menggunakan metode yang interaktif; menantang anak untuk
meningkatkan pembelajaran dan menggunakan bahasa yang berkualitas.
Pada tahap sensorimotor anak tergantung sepenuhnya pada tindakan
fisik dan indranya dalam mengenali sesuatu, pada tahap pra-operasional
kemampuan mulai berkembang mengenal simbul namun cara berfikir masih
tergantung pada obyek konkrit. Tahap konkrit operasional anak sudah dapat
mengkaitkan beberapa aspek masalah pada saat bersamaan dan pada tahap
formal operasional anak sudah dapat berfikir abstrak. Sementara menurut
Vygotsky perkembangan intlektual anak mencangkup bagaimana mengaitkan
antara bahasa dan pikiran. Jadi menggunakan bahasa bukan sekedar alat untuk
berekspresi, yaitu refleksi mengenai obyek yang telah diketahui oleh anak
menurut Piaget, tetapi juga alat bantu efektif dalam proses belajar mengajar.10

D. Gangguan Perkembangan Bahasa Pada serta didik


Tidak semua anak mempunyai perkembangan bahasa yang baik, setiap anak
memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Adapun beberapa ganguan
perkembangan bahasa ynag dimiliki pada anak anatara lain:

1) Disfasia
9
Robingatin dan Zakiyah Ulfah ,Pengembangan …..hlm.38

10
Ibid hlm38-39
10

Jenis gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai kemampuan


berbahasa anak seusianya. Diperkirakan muncul karena adanya gangguan
pada pusat bicara di otak. Biasanya anak dengan gangguan ini ketika sudah
umur setahun belum bisa mengucapkan kata spontan yang bermakna,
misalnya dia belum bisa bilang mama atau papa. Dalam kemampuan
reseptif atau merespon orang lain sudah baik hanya saja kemampuan
ekspresinya masih mengalami keterlambatan. Karena ada hubungan antara
orang makan dengan alat bicara, akan dengan gangguan ini juga mengalami
masalah dengan makanan seperti menyedot susu dari botol.
2) Siandrom Asperger
Gejala yang muncul dari gangguan ini adalah gangguan
interaksi sosial,keterbatasan dan pengulanagn perilaku, ketertarikan dan
aktifitas. Anak yang memiliki sindrom Asperger biasanya mengalami
gangguan kualitatif dan interaksi sosial, tandanya berupa komunikasi nin
verbal, cara memandang lawan bicaea, ekspresi wajah, gesture. Ia juga tidak
bisa bermain dengan anak seusianya, kurang bisa berinteraksi dan emosional.
3) Gangguan Multisyestem Development (MSDD)
Gangguan ini terlihat dengan adanya problem komunikasi, sosial dan
proses Sensori atau rangsangan. Ciri cirinya biasanya reaksi abnormal,
hiposesif atau hipertensif terhadap suara, aroma, tekstur, gerakan, suhu, dan
sensasi inderanya. Anak dengan gangguan ini juga biasanya minat komunikasi
dan interaksi yang normal hanya saja respon dan reaksinya tidak tidak
berjalan secara optimal. Anak dengan gangguan ini juga biasanya
bermasalah terkait keteraturan tidur, selera makan, dan aktivitas rutin lainnta.)
4). Gangguan disintegrestif psds kanak-kanak (Childhood Diintregrestive
Disorder/CDD).
Anak dengan gangguan ini pada mulanya berkembang dengan normal,
baru setelah diatas 2 tahun anak mulai kehilangan kemampuan yang telah
dikuasainya. Biasanya gangguan yang dialami berupa kemampuan bahasa, sosial
dan motorik11

E. Tipe Perkembangan Bahasa Anak

11
Aisyah isna,Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, vol.2 No 1 (2019):Al-Athfal,juli-
Desember,2019/hlm.67-68
11

Perkembangan bahasa anak dibedakan oleh Yusuf menjadi dua tipe,


yaitu sebagai berikut
1. Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri
(monolog).Fungssinya yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir
anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak usia dini berusia 2-3 tahun.
2. Socialized Speec, tipe ini terjadi ketika berlangsung kontak antara anak
dengan temannya atau lingkungannya. Dalam tipe ini, per-
kembangan bahasa anak dibagi menjadi lima bentuk:
 adapted information,terjadinya saling tukar gagasan atau adanya
tujuan bersama yang dicari.
 critism,menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah
laku orang lain
 command (perintah)
 request (permintaan) dan Threat (ancaman)
 Questions (pertanyaan) dan answers (jawaban).
Fungsi dari ‘socialized speech’ ini adalah untuk mengembangkan
kemampuan penyesuaian social (social adjustment).12

F. Pengaruh kemampuan berbahasa terhdap kemampuan berpikir

Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu


sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengauh terhadap kemampuan berbahasa
dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap berpikir. Seseorang yang
rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat
yang baik, logis, dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. Seseorang
menyampaikaan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan
gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengabil makna ide dan
gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti
bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekabuaran persepsi yang diperolehnya.
Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar.
Ketidaktepatanhasil pemrosesan pikirini di akibatkan kekurangmampuan dalam
bahasa.
12
Iswah Adriana,Memahami pola perkembagan bahasa anak dalam konteks pendidikan,Vol. 3 No 1
(2008); Tadris jurnal pendidikan islam, IAIN Madura.hlm.119
12

G. Perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa

Anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti
dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup
menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar makna
kata dan bahasa sesuai dengan apa yang meeka dengar, lihat dan mereka hayati dalam
hidupnya sehari-hari, perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang
berbeda-beda.
Di depan telah diuraikan bahwa kemampuan berpikir anak berbeda-beda, sedang
berpikir dan bahasa mempunyai korelasi tinggi, anak dengan IQ tinggi akan
berkemampuan bahasa yang tinggi. Sekarang nilai IQ menggambarkan adanya
perbedaan individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa
juga bervariasi sesuai dengan variasi kemampuan mereka berpikir.
Baahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan
lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang
sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal
dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan
perkembangan bahasanya.

H. Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa di tingkat pemula (bayi) dapat dianggap semacam persiapan


berbicara.
a. Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan
bayi dianggap sebagai pernyataan rasa tidak senang.
b. Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang
hendak dinyatakannya.
c. Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi (suara-suara) yang banyak ragamnya. tetapi
bunyi-bunyi itu belum mempunyai arti, hanya untuk melatih pernapasan saja.
d. Menjelang usia pertengahan di tahu pertama, ia meniru suara-suara yang
didengarkannya, kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi bukan karna dia
sudah mengerti apa yang dikatakan kepadanya.
13

Ada dua alasan mengapa bayi belum pandai berbicara: pertama, alat - alat
bicaranya belum sempurna. Kedua, untuk dapat berbicara, ia memerlukan
kemampuan berpikir yang belum dimiliki oleh anak bayi. Kemampuan berbicara
dapat dikembangkan melalui belajar dan berkomunikasi dengan orang lain secara
timbal balik. Ditingkat pemula (bayi) tidak ada perbedaan perkembangan bahasa
antara anak yang tuli dengan anak yang biasa. Anak tuli juga menyatakan
perasaan tak senang dengan cara menangis. sedangkan rasa senangnya dinyatakan
dengan berbagai macam suara raban, tetapi tingkat perkembangan bahasa yang
selanjutnya tidak dialami olehnya. Ia tidak mampu mengulangi suara-suara
rabannya dan suara orang lain. Jika ia nanti sudah besar, ia akan menjadi bisu.
Pada mulanya motif anak mempelajari bahasa adalah agar dapat memenuhi:
1. Keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri sendiri, dan
kawan - kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah - 3 tahun.
2. Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
3. Pergaulan sosial dengan orang lain.
4. Menyatakan pendapat dan ide - idenya.
Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa
Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi
nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.

 Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan

Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban
yakni permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara
menjadi lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat menirukan
suara-suara walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi aslinya. Di masa ini
juga mulai terbentuknya satu kata. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata
seperti “ibu” dan lainnya.

 Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun

Dalam masa kedua ini terjadi masa apa itu, masa dimana mulai timbul suatu
dorongan dalam diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang
menyebabkan anak akan sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya.
Dan di masa ini kemampuan anak merangkai kata mulai meningkat. Dulu yang
14

hanya bisa satu kata, bertambah menjadi dua kata, tiga kata hingga lebih
sempurna.

 Masa kalimat tunggal: dua tahun s.d setengah tahun.

Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan
lebih baik dan sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta
menggunakan awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat
kata-kata baru yang lucu didengar dengan menggunakan caranya sendiri.

 Masa kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.

Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih
panjang dan sempurna,baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan,
sehingga susunan bahasanya terdengar lebih sempurna.

I. Tahap Perkembangan Bahasa Anak

1. Perkembangan Bahasa Usia Bayi

Ucapan bayi pertama kali terjadi pada usia 10 sampai 6 bulan, ada juga bayi
yang membutuhkan waktu lebih lama dari itu. Sebelum mengucapkan kata-kata,
mereka membuat celotehan atau ocehan dengan ucapan: baa, maa, paa, dsb. Hal ini
terjadi pada usia sekitar 3 sampai 6 bulan. Celotehan ini ditentukan oleh kematangan
biologis, bukan pengukuhan atau kemampuan mendengar. Kejadian inipun terjadi
pada anak tuna rungu.
Tujuan komunikasi pada usia dini adalah untuk menarik perhatian orang tua
dan orang lain yang berada di lingkungan. Kata-kata pertama anak yang muncul
diantaranya meliputi: nama orang penting (mama), binatang, kendaraan, permainan,
makanan, bagian tubuh, benda-benda di sekitarnya atau ucapan selamat. Sulit
menerjemahkan satu kata yang diucapkan seorang karena dapat timbul kemungkinan
satu kata mengandung arti satu kalimat karena keterampilan kognitif dan linguistic
yang terbatas yang sering dikenal dengan holophrase hypothese, yang artinya teori
yang menganggap bahwa suatu kata tunggal digunakan untuk menjelaskan suatu
kalimat sempurna. Anak mulai mengucapkan pernyataan dengan 2 kata pada usia
15

18-24 bulan. Pembicaraan telegrapik adalah penggunaan kata-kata yang pendek dan
tepat untuk berkomunikasi, yang di karakteristikan dengan ungkapan anak-anak.

2. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, perubahan bahasa pada anak usia dini,
antara lain:

 berkenaan dengan fonologi, beberapa anak usia pra sekolah memiliki


kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan (misalnya, huruf S, T, R,
seperti kata strika ).
 berkenaan dengan morfologi, pada kenyataannya anak-anak itu juga dapat
mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata setiap kalimatnya.
 berkenaan dengan sintaksi, anak belajar dan menerapkan secara aktif aturan-
aturan yang dapat ditemukan pada tingkat sintaksis.
 berkenaan dengan semantic, begitu sudah mampu menggunakan kalimat lebih
dari kata, anak-anak sudah mulai mampu mengembangkan pengetahuan
tentang makna dengan cepatnya.

2. Perkembangan Bahasa Usia Sekolah

Usia-usia sekolah adalah periode yang sangat kreatif dalam perkembangan


bahasa. Usia sekolah dikarakteristikan dengan pertumbuhan dalam semua aspek bahasa.
Perkembangan pragmatic dan semantic nampak sangat lazim dalam perkembangan
bahasa anak usia dini.
Ringkasan Perkembangan Pragmatik dan Semantik Usia Sekolah
1. Usia 5 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:

 Sangat sering menggunakan bahasa untuk mengajukan permintaan


 Mengulang untuk perbaikan
 Mulai untuk menggunakan topik tentang gender

2. Usia 6 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:

 Mengulang dengan cara elaborasi untuk pembetulan


 Menggunakan kata-kata keterangan

3. Usia 7 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:


16

 Menggunakan dan memahami sebagian besar istilah deintik


 Membuat plot-plot naratif yang mempunyai pengantar, akhir persoalan dan
resolusi.

Serta mengalami perkembangan semantik, diantaranya:

 Menggunakan kiri atau kanan ,belakang atau depan.


 Berubahdari kata tunggal ke jamak.

4. Usia 8 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:

 Mengenal makna yang non literal dalam bentuk permintaan langsung.


 Mulai dengan mempertimbangkan maksud-maksud lainnya.

5.Usia 9 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, yaitu memelihara topic


malalui beberapa perubahan.
Secara keseluruhan perkembangan bahasa itu lambat, tetapi perbedaan individu
sangat besar karena pengalaman tiap individu.

1. Perkembangan Pragmatik, selama usia sekolah, prosese kognitif non


egocentrisme dan decentration maningkat dan terjadi kombinasi sehingga anak
dimungkinkan menjadi komunikator yang lebih efektif. Nonegocentrisme adalah
kemampuan untuk memahami pandangan orang lain, sedangkan decentartion
adalah proses bergerak dari diskripsi objek dan kejadian yang laku dan
percakapan. Dua aspek penting dalam penggunaan bahasa yaitu narasi dan
percakapan. Contoh narasi antara lain: recounts, eventcast, accounts dan cerita
fiksi.
2. Perkembangan Semantik, selama masa sekolah individu meningkatkan jumlah
perbendaharaan dan spesifikasi defansi. Pada masa ini mereka ingin
manifestasikan rasa ingin tahunya, keseluruhan proses pertumbuhan semantic
yang bermutu pada tahun awal sekolah itu dikaitkan dengan keseluruhan
perubahan kognitif.
3. Perkembangan Sintaksis dan Morpologik, perkembangan bahasa pada usia
sekolah atas pengembangan sintaksis yang ada dan pemerolehan bentuk-bentuk
secra simultan. Secara berulang dan berkelanjutan anak-anak mengembangkan
17

kalimat dengan mengelaborasikan kata benda dan kata kerja. Secara hipotitik,
perkembangan morpologi pada anak kelas awal SD dapat ditandai dengan
penggunaan kata imbuhan, awalan berikutnya berkembang ke penggunaan
akhiran dan yang terakhir penggunaan sisipan.
4. Perkembangan Membaca dan Menulis, mwmbaca adalah sintesa jaringan
tindakan perceptual dan kognitif yang komplek. Umumnya, penulis yang baik
adalah pembaca yag baik pula dan sebaliknya.

BAB III

PENUTUP
18

KESIMPULAN

Perkembangan bahasa peserta didik yaitu suatu proses dimana peserta didik mulai
mengespresikan dirinya melalui interaksi sosial dengan mengunakan siimbol-simbol
sesuai kaidah yang telah disepakati bersama dan kematangan dalam berinteraksi
tergantung pada pematangan tak secara biologis, sehingga dapat memilah mana bahasa
yang baik untuknya mana yang tidak baik.faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan bahasa pada anak, yaitu:

1. Faktor kesehatan, faktor ini berperan sangat penting dalam perkembangan bahasa
anak, apabila dua tahun pertama seorang anak sering mengalami gangguan, maka
berdampak pada perkembangan bahasanya akan terhambat.
2. Intelegensi, faktor ini juga berpengaruh apabila seorang anak memiliki tingkat
intelegensi yang normal atau tinggi, biasanya cukup cepat dan pesat mengalami
lerkembangan bahasa.
3. Status sosial ekonomi keluarga, beberapa penelitian berkaitan antara status sosial
ekonomi keluarga yang berasal dari keluarga yang kurang mampu menyatakan bahwa
cenderung mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasanya.
4. Jenis Kelamin, faktor perbedaan jenis kelamin juga salah satunya yaitu anak
perempuan sejak usia dua tahun ke atas mempunyai perkembangan bahasa yang lebih
cepat dibandingkan anak laki-laki.
5. Hubungan keluarga, anak yang menjalin keluarga yang harmonis maka cenderung
perekembangan bahasanya dapat terfasilitasi karena penuhnya kasih sayang dan
perhatian dari keluarganya, namun sebaliknya apabila berbalik dari yang telah di
sebutkan sebelumnya misalkan broken home maka anak cenderung perkembangan
bahasanya mengalami stagnasi (kelainan), misalnya terjadi gagap, kata-katanya tidak
jelas, tutur kata yang tidak sopan,serta terasa takut saat mengutarakan pendapatnya

Tahap Pemerolehan Bahasa Peserta Didik:

1. Teori Behavioristik
2. Teori Kognitif
3. Teori Navitis
4. Teori Pragmatik
5. Teori interaksionisme
19

6. Teori Konstruktif

Perkembangan bahasa anak dibedakan oleh Yusuf menjadi dua tipe,


yaitu
1. Egocentric Speech,
2. Socialized Speec

Tujuan komunikasi pada usia dini adalah untuk menarik perhatian orang tua
dan orang lain yang berada di lingkungan. Kata-kata pertama anak yang muncul
diantaranya meliputi: nama orang penting (mama), binatang, kendaraan, permainan,
makanan, bagian tubuh, benda-benda di sekitarnya atau ucapan selamat. Sulit
menerjemahkan satu kata yang diucapkan seorang karena dapat timbul
kemungkinan satu kata mengandung arti satu kalimat karena keterampilan kognitif
dan linguistic yang terbatas yang sering dikenal dengan holophrase hypothese, yang
artinya teori yang menganggap bahwa suatu kata tunggal digunakan untuk
menjelaskan suatu kalimat sempurna. Anak mulai mengucapkan pernyataan dengan
2 kata pada usia 18-24 bulan. Pembicaraan telegrapik adalah penggunaan kata-kata
yang pendek dan tepat untuk berkomunikasi, yang di karakteristikan dengan
ungkapan anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Robingatin dan Zakiyah Ulfah, Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
20

Enny Zubaidah , jurnal Perkembangan bahasa anak usia dini dan tekhnik
pengembangannya disekolah, (Cakrawala Pendidikan, Yogyakarta ,November 2004.
Th XXIII.No 3)

Edumaspul Jurnal Pendidikan “Karakteristik Perkembangan Bahasa Dalam


Berkomunikasi Siswa Sekolah Dasar.”

Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini/https://ejournal.stainupwr.ac.id/

Aisyah isna,Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, vol.2 No 1 (2019):Al-Athfal,juli


Desember,2019

Agung Hartono dan Sunarto, 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai