Disusun oleh :
B8 PGSD
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK” ini tepat pada waktunya dan tanpa
sebuah kesulitan yang memberatkan.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik yang pengertian perkembangan bahasa, perkembangan bahasa pada
anak, teori perkembangan bahasa pada anak, tahap-tahap perkembangan bahasa
pada anak, faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak dan
implementasi perkembangan bahasa pada pendidikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs Dimyati, S.Pd., M.Pd
yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Terima kasih juga kepada semua anggota yang telah membantu dalam
penyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan belum sempurna, baik dalam penulisan, penyusunan
maupun materi. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga materi
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................... 2
1.3 TUJUAN .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
2.1 Pengertian Perkembangan Bahasa Pada Anak ........................... 3
2.2 Perkembangan Bahasa Pada Anak ............................................. 4
2.3 Teori Perkembangan BahasaPada Anak ................................... 6
2.4 Tahap Perkembangan Bahasa Pada Anak .................................. 10
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan bahasa Pada Anak 13
2.6 Implementasi Perkembangan Bahasa Pada Anak Terhadap
Pendidikan Anak ....................................................................... 14
2.7 Tipe-tipe Perkembangan Bahasa ................................................ 15
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian perkembangan bahasa?
1.2.2 Bagaimanakah perkembangan bahasa pada anak?
1.2.3 Teori apa saja yang mendukung perkembangan bahasa pada anak?
1.2.4 Apa sajakah tahapan perkembangan bahasa pada anak?
1.2.5 Apakah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak?
1.2.6 apa implementasi perkembangan bahasa pada anah terhadap pendidikan
1.2.7 apa tipe-tipe perkembangan bahasa ?
1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui pengertian bahasa.
1.3.2 untuk mengetahui perkembangan bahasa pada anak
1.3.3 untuk mengetahui teori-teori perkembangan bahasa pada anak
1.3.4 untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan bahasa pada anak
1.3.5 untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada
anak
1.3.6 untuk mengetahui implementasi perkemabangan bahasa pada anak
1.3.7 untuk mengetahui tipe-tipe perkembangan bahasa pada anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sementara pengertian perkembangan atau dalam bahasa inggrisnya development
merupakan suatu proses yang pasti dialami setiap individu, perkembangan ini
adalah bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan serta sistematis.
Syamsu Yusuf dalam bukunya mendefinisikan perkembangan sebagai
perubahan yang progress dan kontinyu dalam diri individu dari mulai lahir sampai
mati. Yang mana aspek-aspek dari perkembangan meliputi : fisik, intelegensi,
emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan kesadaran beragama.
2. Perkembangan semantik
Dalam proses perolehan bahasa, anak-anak harus belajar mengerti arti dari
kata-kata yang baru, dengan kata lain mengembangkan suatu kamus arti kata.
Dalam usahanya ini, mereka mulai dengan dua asumsi mengenai fungsi dan isi dari
suatu bahasa , yaitu sebagai berikut:
a. Bahasa dipergunakan untuk komunikasi.
4
b. Bahasa mempunyai arti dalam suatu konteks tertentu.
3. Kemampuan komunikasi anak usia SD
Hasil penelitian owens (1984:47) menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi anak usia SD adalah sebagai berikut.
USIA ANAK
1. 6 tahun :
a. Memiliki kosa kata yang dapat di komunikasikan
b. Mampu menyerap20000-24000 kata
c. Mampu membuat kalimat meskipun masih dalam bentuk kalimat pendek
d. Pada tarap tertentu sudah mampu mengucapkan kalimat lengkap
2. 8 tahun :
a. Mampu bercakap-cakap dengan menggunakan kosa kata yang di milikinya
b. Mampu mengemukakan ide dan pikirannya meskipun masih sering
verbalisme.
3. 10 tahun
a. Mampu berbicara dalam waktu yang relative lama
b. Mampu memahami pembicaraan
4. 12 tahun
a. Mampu menyerap 50.000 kata.
b. Mampu berbahasa seperti oaring dewasa.
Di sekolah, perkembangan bahasa anak akan optimal bila proses KBM
dilaksanakan secara efektif. Bahasa yang komunikatif yang dapat dimengerti oleh
semua siswa sehingga siswa dapat berperan aktif dan produktif akan menunjang
hasil pendidikan yang optimal. Ini berarti guru harus mengerti bagaimana
perkembangan bahasa yang setiap individu berbeda-beda perkembangannya. Pada
kelas awal guru dapat menggunakan bahasa ibu/ bahasa daerah karena mungkin
masih ada anak yang belum mengerti bahasa Indonesia. Kemudian pada kelas di
atasnya guru hanya menggunakan bahasa daerah untuk pengantarnya dan materi
disampaikan dengan bahasa Indonesia. Dan tahap selanjutnya bisa menggunakan
bahasa Indonesia seutuhnya pada kelas atas.
5
2.3 Teori Perkembangan Bahasa Pada Anak
A. Teori Nativis
Pandangan ini diwakili oleh Noam Chomsky (1974). Ia berpendapat bahwa
penguasaan bahasa pada anak-anak bersifat alamiah atau nature. pandangan ini
tidak berpendapat bahwa lingkungan punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa,
melainkan menganggap bahwa bahasa merupakan pemberian biologis, sejalan
dengan terbukanya kemampuan lingual yang secara genetis telah di programkan.
Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama,
anak sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis
telah diprogramkan. Jadi lingkungan sama sekali tidak punya pengaruh dalam
proses pemerolehan bahasa pertama (acquisition).
Para ahli nativis berpendapat bahwa bahasa merupakan pembawaan dan
bersifat alamiah dan meyakini bahwa kemampuan berbahasa sebagaimana halnya
kemampuan berjalan, merupakan bagian dari perkembangan manusia yang
dipengaruhi oleh kematangan otak, beberapa bagian neurologis tertentu dari otak
manusia memiliki hubungan dengan perkembangan bahasa, sehingga kerusakan
pada bagian tersebut dapat menyebabkan hambatan bahasa.
Menurut Chomsky , Howe, Maratsos (dalam miller, 1981) berpandangan
bahwa ada keterkaitan antara faktor biologis yang menekankan membentuk
individu menjadi makhluk linguistik dan perkembangan bahasa. Chomsky (dalam
dworetzky, 1984) mengembangkan toeri yang komplek tentang bahasa yang
disebut transformation grammer theory. Menurut Chomsky, arti dari kalimat atau
kandungan semantik dalam kalimat berkaitan dengan struktur yang lebih dalam
yang merupakan bagian alat penguasaan bahasa.
Chomsky (1974) mengatakan bahwa individu dilahirkan dengan alat
penguasaan bahasa (Language Acquisition Device) LAD dan menemukan sendiri
cara kerja bahasa tersebut. Dalam belajar bahasa, individu memiliki kemampuan
tata bahasa bawaan untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu seperti fonologi,
sintaksis dan sematik. Kaum nativis berpendapat bahwa bahasa itu terlalu kompleks
dan rumit, sehingga mustahil dapat dipelajari dalam waktu singkat melalui metode
seperti peniruan atau imitation. Alat ini yang merupakan pemberian biologis yang
sudah di programkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa.
6
LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khusus untuk memproses
bahasa, dan tidak punya kaitan dengan kemampuan kognitif lainnya. Dan juga
bahasa pertama itu penuh dengan kesalahan dan penyimpangan kaidah ketika
pengucapan atau pelaksanaan bahasa (performance). Manusia tidak mungkin
belajar bahasa pertama dari orang lain seperti klaim skinner menurut chomsky
bahasa hanya dapat diuasai oleh manusia, karena:
1. Perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), pola perkembangan
bahasa berlaku universal, dan lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam
proses pematangan bahasa.
2. Bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat , tidak bergantung pada lamanya
latihan seperti pendapat kaum behaviorisme.
Lenneberg (1967) memiliki pendapat yang senada dengan ahli lain bahwa
belajar bahasa adalah berdasarkan pengetahuan awal yang diperoleh secara
biologis. Para ahli nativis menjelaskan bahwa anak dilahirkan dengan mekanisme
atau kapasitas internal sehingga dapat mengorganisasi lingkingannya dan mampu
mempelajari bahasa.
Para ahli nativis menjelaskan bahwa kemampuan berbahasa dipengaruhi
oleh kematangan seiring dengan pertumbuhan anak. Pandangan para ahli nativis
yang memisahkan antara belajar bahasa dengan perkembangan kognitif dikritik
berkenaan dengan kenyataan bahwa anak belajar bahasa dari ligkungan sekitarnya
dan memiliki kemampuan untuk mengubah bahasanya jika lingkungannya berubah.
B. Teori Behavioristik
Pandangan ini diwakili oleh B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses
pemerolahan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh
rangsangan yang diberikan melalui lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris
dianggap kurang tepat karena istilah bahasa itu menyiratlan suatu wujud, sesuatu
yang dimiliki atau digunakan, dan sesuatu yang di lakukan. Padahal bahasa itu
merupakan salah satu perilaku-perilaku manusia lainnya. Oleh karena itu, mereka
lebih suka menggunakan istilah perilaku verbal (verbal behavior), agar tampak
lebih mirip dengan perilaku kain yang harus dipelajari.
7
Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa
oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap
sebagai penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki peranan yang
aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalnya. Kaum behavioris bukan
hanya tidak mengakui peran aktif si anak dalam proses penerolehan bahasa, malah
juga tidak mengakui kematangan anak. Proses perkembangan bahasa terutama
ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya. Dan
kemampuan yang sebenarnya dalam berkomunikasi adalah dengan prinsip pertalian
S-R (stimuls-respons) dan proses peniruan-peniruan.
Para ahli behavioristik berpendapat bahwa anak dilahirkan tanpa membawa
kemampuan apapun. Dengan demikian anak harus belajar melalui pengondisian
daqri lingkungan, proses imitasi, dan diberikan reiforcement (penguat).
Para ahli perilaku menjelaskan beberapa faktor penting dalam mempelajari bahasa
yaitu imitasi, rewart, reinforcement dan frekuensi suatu perilaku. Skinner, (1957)
memandang perkembangan bahsa dari sudut stimulus-respon, yang memandang
berpikir sebagai proses internal bahasa mulai diperoleh dari interaksi dalam
lingkungan. Bandura, (1997) memandang perkembangan bahasa dari sudut teori
belajar sosial. Hergenhahn, (1982) Ia berpendapat bahwa anak belajar bahasa
dengan melakukan imitasi atau menirukan suatu model yang berarti tidak harus
menerima penguatan dari orang lain.
Pandangan behavioristik dikritik berkenaan dengan kenyataan bahwa anak
pada suatu saat dapat membuat suara-suara baru dalam awal perkembangan
bahasannya, dan dapat membentuk kalimat-kalimat baru yang berbeda dari yang
pernah diajarkan padanya.
C. Teori Kognitif
Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri
alamiah yang terpisah, melainkah salah satu di antara beberapa kemampuan yang
berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka
perkembangan bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan
lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urut-urutan perkembangan kognitif menentukan
urutan perkembangan bahasa.
8
Piaget menegaskan bahwa stuktur yang kompleks dari bahasa bukanlah
sesuatu yang diberikan oleh alam, dan bukan pula sesuatu yang dipelajari dari
lingkungan. Struktur bahasa itu timbul sebagai akibat dari interaksi yang terus
menerus antara tingkat fungsi kognitif anak dengan lingkungan kenahsaannya (juga
lingkungan yang lain).
Para ahli kognitif berpendapat bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh
beberapa fator seperti peran aktif anak terhadap lingkungan, cara anak memproses
suatu informasi, dan menyimpulkan struktur bahasa.
Menurut Piaget (Hergenhahn, 1982), berpikir sebagai prasyarat berbahasa, terus
berkembang secara progresif dan terjadi pada setiap tahap perkembangan sebagai
hasil dari pengalaman dan penalaran. Perkembangan anak secara umum dan
perkembangan bahasa awal anak berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anak ,
objek, dan kejadian yang mereka alami dan menyentuh, mendengar, melihat,
merasa, dan membau.
Menurut piaget struktur yang kompleks itu bukan pemberian alam dan
bukan sesuatu yang dipelajari dari lingkungan melainkan struktur itu timbul secara
tak terelakkan sebagai akibat dari interaksi yang terus menerus antara tingkat fungsi
kognisi anak dengan lingkungan kebahasaannya.
Vygotsky (1986), mengemukakan bahwa perkembangan kognitif dan
bahasa anak berkaitan erat dengan kebudayaan dan masyarakat tempat anak
dibesarkan. Vygotsky menggunakan istilah zona perkembangan proximal (ZPD)
untuk tugas-tugas yang sulit untuk dipahami sendiri oleh anak. ZPD juga memiliki
batas yang lebih rendah merupakan tingkat masalah yang dipecahkan anak dan
batas yang lebih tinggi merupakan tingkat tanggung jawab ekstra yang
dapatditerima anak dengan bantuan orang dewasa.
Teori kognitif dikritik berkenaan dengan pandangan bahwa bahasa memiliki
pengaruh yang kecil terhadap perkembangan kognisi . pendapat ini bertentangan
dengan penelitian yang membuktikan bahwa pengetahuan baru dapat diperoleh
seseorang melalui berbicara dan menulis.
Jika Chomsky berpendapat bahwa lingkungan tidak besar pengaruhnya
pada proses pematangan bahasa, maka Piaget berpendapat bahwa lingkungan juga
tidak besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelaktual anak. Perubahan atau
9
perkembangan intelaktual anak sangat tergantung pada keterlibatan anak secara
aktif dengan lingkungannya.
2.4 TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Kemampuan berbahasa merupakan suatu potensi yang dimiliki semua anak
manusia manusia yang normal. Kemampuan itu diperoleh tanpa melalui
pembelajaran khusus. Waktu yang digunakan relatif singkat, anak sudah dapat
berkomunikasi dengan orang – orang di sekitarnya. Bahkan sebelum bersekolah, ia
telah mampu bertututur seperti orang dewasa untuk bnerbagai keperluan dan dalam
bermacam – macam situasi.
Jika diamati, ternyata pemerolehan bahasaa anak itu tidaklah tiba – tiba atau
sekaligus, tetapi bertahap kemajuan kemampuan berbahasa mereka berjalan seiring
dengan perkembangaan fisik, mental, intelektual dan sosialnya. Oleh karena itu,
perkembangan bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau suatu
rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi – bunyi atau ucapan yang sederhana
menuju tututran yang lebih kompleks. Tangisan, bunyi – bunyi atau ucapan yang
sederhana tak bermakna, dan celotehan bayi merupakan jembatan yang
memfasilitasi alur perkembangan bahasa anak menuju kemampuan berbahasa yang
lebih sempurna. Bagi anak,celoteh merupakan semacam latihan untuk menguasai
gerak artikulatoris (alat ucap) yang lama – kelamaan dikaitkan dengan
kebermaknaan bentuk bunyi yang diujarkannnya (Djago tarigan,2005).
10
Tahap pralinguistik merupakan tahap perkembangan bahasa anak yang dialami oleh
anak yang berusia 0-1 tahun. Tahap pralinguistik dibagi lagi ke dalam dua tahapan,
yaitu:
a) Tahap Meraba Pertama
Tahap meraba pertama dialami oleh anak usia 0-6 bulan. Pembagian kelompok ini
bersifat umum dan tidak berlaku persis pada setiap anak.
· Usia 0 - 2 bulan sudah dapat mengetahui asal suara. Mereka sudah dapat
membedakan suku kata, mereka bisa merespon secara berbeda terhadap kualitas
emosional suara manusia misalnya, mereka akan tersenyum jika mendengar suara
yang ramah atau sebaliknya mereka akan menangis jika mendengar suara dengan
nada marah.
Anak hanya dapat mengeluarkan bunyi – bunyi refleksif untuk menyatakan
rasa lapar, sakit atau ketidaknyamanan yang menyebabkan anak menangis dan
rewel, serta bunyi vegetative yang berkaitan dengan aktivitas tubuhseperti batuk,
bersin, sendawa, telanan (makanan), dan tegukan(menyusu atau minum).
Umumnya, bunyi seperti bunyi vokal dengan suara yang agak serak. Sekalipun
bunyi – bunyi itu tidak bermakna secara bahasa, tetapi bunyi – bunyi itu merupakan
bahan untuk tuturan selanjutnya.
· Usia 2 - 5 bulan. Pada usia 3-4 bulan bayi dapat membedakan suara laki –
laki dan perempuan. Anak mulai mendekat dan mengeluarkan bunyi – bunyi vokal
yang bercampur dengan bunyi – bunyi mirip konsonan. Bunyi ini biasanya muncul
sebagai respon terhadap senyum atau ucapan ibunya atau orang lain.
· Pada usia 4 – 7 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi agak utuh dengan
durasi (rentang waktu) yang lama. Bunyi mirip konsonan atau mirip vokalnya lebih
bervariasi. Konsonan nasal/m/n sudah mulai muncul.
b) Tahap Meraba Kedua
Usia 6 – 12 bulan, anak mulai memperhatikan intonasi dan ritme dalam
ucapan. Pada tahap ini anak dapat berkomunikasi dan berceloteh. Celotehannya
berupa reduplikasi atau pengulangan konsonan dan vokal yang sama, seperti/ba ba
ba/,ma ma ma/, dad a da/. Vokal yang muncul adalah dasar /a/ dengan konsonan
hambat labial /p, b/ nasal /m, n, g/, dan alveolar /t, d/. selanjutnya celotehan
11
reduplikasi ini berubah lebuh bervariasi. Vokalnya sudah mulai menuju vokal /u/
dan /i/, dan konsonan frikatif pun, seperti /s/ sudah mulai muncul.
Pada tahap ini anak mulai aktif. Dialami oleh anak usia 6 bulan samapi satu
tahun. Secara fisik ia sudah mulai melakukan gerakan – gerakan. Cara
berkomunikasi pada tahapan ini lebih bervariatif, yaitu tidak hanya menoleh,
tersenyum dan menangis saja tapi ditambah dengan memegang, mengangkat atau
menunjuk.
2) Tahap Linguistik
Tahap linguistik adalah tahap perkembangan bahasa anak usia 1-5 tahun.
Pada tahapan ini anak mulai bisa mengucapkan bahasa seperti bahasa orang
dewasa. Tahap linguistik terbagi lagi ke dalam 4 tahapan, yakni:
a) Tahapan Holofrasis (tahap satu kata)
Pada tahap ini anak sudah mulai mengucapkan suatu kata. Pada periode ini
disebut holofrase, karena anak – anak menyatakan makna keseluruhan frase atau
kalimat dalam suatu kata yang diucapkannya itu.
Contoh :
VERSI SATU KATA VERSI LENGKAP
Mimi!(sambil menunjuk cangkirnya) Minta (mau) minum
Akut! (sambil menunjuk laba - laba) Saya takut laba - laba
Takit!(sambil mengacungkan jarinya) Jariku sakit
12
Contoh :
VERSI 2 KATA VERSI LENGKAP
Mamah, makan! Mama, saya mau makan
Ajar, bobo! Fajar mau tidur!
Bapa, ana? Bapak mau pergi ke mana?
Mau ueh! Saya mau kueh!
13
1. Umur anak, yaitu faktor fisik akan ikut mempengaruhi sehubungan semakin
sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan
gerakan-gerakan dan isyarat.
2. Kondisi lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil
yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan
perkotaan akan berbeda dengan lingkungan pedesaan.
3. Kecerdasan anak, yaitu kemampuan untuk meniru lingkungan tentang bunyi
atau suara, gerakan, dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan
motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif
dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
4. Status sosial ekonomi keluarga, yaitu keluarga yang berstatus sosial
ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi
perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya.
5. Kondisi fisik, dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat
yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli,
gagap, atau organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan
berkomunikasi dan tentu saja akan mengganggu perkembangan dalam
berbahasa.
14
Permainan yang dapat mendukung terciptanya rangsangan pada anak dalam
berbahasa, antara lain alat peraga berupa buku gambar/poster, mendengarkan lagu,
menonton film, mendengarkan suara kaset, membaca cerita, atau mendongeng.
Semua aktivitas yang dapat merangsang kemampuan anak dalam berbahasa dapat
diciptakan sendiri oleh pendidik. Pendidik dapat berimprovisasi dengan cara
menerapkannya pada anak sesuai dengan kondisi dan lingkungannya. Beberapa
permainan atau kegiatan yang dapat dimodifikasi untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa anak, misalnya: permainan memilih benda, menebak suara
binatang, peran anggota keluarga (berperan sebagai ayah, ibu, dsb.), dan permainan
anak-anak yang lain.
Pertanyaan yang sering muncul dari orang tua adalah: "Saya ingin anak saya
dapat membaca dan menulis secepat mungkin, bagaimana caranya?"
Perkembangan bahasa pada anak usia dini sangat penting karena dengan bahasa
sebagai dasar kemampuan, seorang anak akan dapat meningkatkan kemampuan
yang lain. Pendidik perlu menerapkan ide-ide mereka untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa anak, memberikan contoh penggunaan bahasa dengan
benar, dan menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi secara
aktif. Anak perlu terus dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui
bahasa yang dimilikinya. Kegiatan nyata yang diperkuat dengan komunikasi akan
terus meningkatkan kemampuan bahasa anak. Lebih daripada itu, anak harus
ditempatkan di posisi yang terutama, sebagai pusat pembelajaran yang perlu
dikembangkan potensinya. Ketika belajar bahasa, anak perlu menggunakan
berbagai strategi, misalnya permainan yang bertujuan mengembangkan bahasa
anak dan penggunaan berbagai media yang mendukung pembelajaran bahasa. Anak
akan mendapatkan pengalaman bermakna dalam meningkatkan kemampuan
berbahasa.
Tipe Perkembangan Bahasa Ada dua tipe perkembangan bahas anak yaitu sebagai
berikut:
1. Egocentric speech Yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri.
15
2. Socialized speech Yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan
temannya atau dengan lingkungannya.
Perkembangan ini dibagi kedalam lima bentuk:
a. Adapted information, disini terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan
bersama yang dicari.
b.Critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku
orang lain.
c.Command ( perintah), request ( permintaan), threat ( ancaman)
d.Questions ( pertanyaan)
e.Answers ( jawaban)
Berbicara monolog atau egocentric speech berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan berpikir anak yang apada umumnya dilakukan oleh
anak berusia 2-3 tahun. Sementara yang socialized speech mengembangkan
kemampuan penyesuaian sosial.
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 KESIMPULAN
17
mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator
kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang
merupakan cerminan anak yang cerdas. Sebelum mempelajari pengetahuan
lain, anak perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik.
Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang
pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung
keberaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.
Tipe-tipe perkembangan bahasa pada anak ada Egocentric speech
Yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri. Socialized speech Yang
terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan
lingkungannya. Perkembangan ini dibagi kedalam lima bentuk: Adapted
information,Critism, Command ( perintah), request ( permintaan), threat (
ancaman),Questions ( pertanyaan) dan Answers ( jawaban)
1.2 SARAN
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain akan penulis jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Yayang.2010 perkembangan bahasa
http://yayangy08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/perkembangan-bahasa-
pada-anak/ (diakses online pada tanggal 10 maret 2019)
2. Pelitaku. Implementasi
http://pelitaku.sabda.org/implementasi_pengembangan_bahasa_anak_usia
_dini (diakses online pada tanggal 10 maret 2019)
3. Bluesiento.2018. perkembangan bahasa anak
http://bluesiento.blogspot.com/2018/04/perkembangan-bahasa-anak.html
(diakses pada tanggal 10 maret 2019)
4. Novivina.2014.tahap perkembangan bahasa anak
http://novivina2.blogspot.com/2014/10/tahap-tahap-perkembangan-
bahasa-anak.html (diakses online pada tanggal 10 maret 2019)
5. Pustakapaud.2016.fakotr-faktor yang mempengaruhiperkembangan bahasa
https://pustakapaud.blogspot.com/2016/10/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-perkembangan-bahasa-anak.html (diakses online pada
tanggal 10 maret 2019)
19