Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MELALUI BAHASA DAN MUSIK


Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kreatifitas PAUD

Dosen Pengampu:
Dr. Farida Mayar, M.Pd

Oleh Kelompok 5:
1. Jasmani 22330009

2. Resvi Livia 22330014

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang maha pengasih lagi maha penyayang, kamu
ucapkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kreatifitas PAUD ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 30 April 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I ................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3

A. Pengembangan Kreativitas Bahasa Anak .................................................................... 3

B. Pengembangan kreativitas melalui musik.................................................................... 9

BAB III ............................................................................................................................... 14

PENUTUP .......................................................................................................................... 14

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 14

B. Saran ........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa percakapan merupakan salah satu kemampuan penting yang menjadikan
kita manusia. Tanpa banyak berfikir, kita mengamsumsikan anak- anak kita akan belajar
menuturkan bahasa asli sebelum mereka masuk sekolah umum. Menurut kita, peguasaan
bahasa tidak mungkin sulit itu, jika tidak bagaimna anak kecil bisa melakukannya?
Apalagi, anak itu tidak mesti diajari; pengusaan bahasa sepertinya terjadi begitu saja,.
Kita anggap tidak ada ynag luar biasa dengan hal tersebut, kecuali penguasaan tersebut
tidak jadi sesuai dengan jadwal yang ada. Kenyataanya, pengusaan bahasa asli merupakan
salah satu pencapaian dari misteri perkembangan terbesar melibatkan anak usia dini yang
mungkin pernah kita temukan. Hal tersebut merupakan pencapain besar karena anak
hanya menggarukgaruk tanpa bahasa percakapan sejak lahir mengusai semua seluruh
bahasa asli di usia 6 tahun; terkadang anak mengusai lebih dari satu bahasa jika berada di
keluarga dwibahasa.
Begitu juga dengan Orang tua yang seringkali beranggapan bidang musik
termasuk salah satu bidang yang bila ditekuni tidak bisa menjamin masa depan. Oleh
karena itu, orang tua lebih cenderung mengarahkan anak pada bidang-bidang ilmu
kognitif dan beranggapan bahwa dengan menguasai ilmu kognitif seseorang mudah
mencapai keberhasilan serta derajat terpandang dalam masyarakat. Padahal sebetulnya
dengan musik anak akan dapat mencurahkan pikiran, rasa dan karsa dalam setiap
aktivitasnya. Selain kenyataan di atas, orang tua juga belum memahami cara
menumbuhkembangkan kecerdasan anak. Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada
anak-anak. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak orang tua yang belum
memahami bahwa pengenalan musik sejak dini dapat menumbuhkembangkan kecerdasan
anak diberbagai bidang. Selain itu, ada juga orang tua yang memaksakan anaknya untuk
dapat memainkan jenis alat musik tertentu. Sebagai orang tua harus memahami kesiapan
anak untuk belajar musik. Misalnya kemampuan fisik dan mental anak.Berdasarkan latar
belakang masalah di atas maka penulis ingin menelaah tentang bagaimana pengaruh
musik terhadap perkembangan kecerdasan anak. Kreativitas berbahasa, yang
meliputi kemampuan berkomunikasi secara efektif (mendengarkan, berbicara, menulis,
dan membaca) sangat dibutuhkan seorang anak untuk berinteraksi dengan orang lain.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalaan, sebagai berikut:
1. bagaimana pengembangan kreativitas melalui bahasa?
2. bagaimana pengembangan kreativitas melalui musik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan kreativitas melalui bahasa.
2. Untuk mengetahui pengembangan kreativitas melalui musik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Kreativitas Bahasa Anak


Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi, mengekspresikan apa yang
kita pikirkan dan juga untuk menangkap pesan yang disampaikan oleh lawan bicara kita.
bahasa dapat menjadi salah satu metode pengembangan kreativitas anak dikarenakan
bahasa dianggap sebagai salah satu jalan bagi anak untuk dapat mengekspresikan apa
yang mereka alami dan rasakan. Meskipun bahasa dan kata-kata yang digunakan pada
anak kurang terdengar jelas dan kurang kita pahami. Terlebih sering sekali kita
mengamati anak yang kerap bermain sambil berbicara sendiri seolah ia dan mainannya
saling memahami satu sama lain. Smilansky dalam Beaty (1994) mengatakan bahwa
fungsi bahasa pada anak adalah untuk meniru apa yang diucapkan oleh orang dewasa,
sebagai alat untuk menggambarkan suatu situasi dan kondisi, dan mengatur jalannya
permainan.
Pengembangan kreativitas melalui bahasa. Menurut yusuf (2021) menyatakan
bahwa bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dalam pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian,
seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat bilangan, lukisan, dan ekspresi wajah.
Sering kali kita menemukan anak-anak berbicara pada dirinya sendiri, maupun orang lain
seperti berbicara tentang apa yang dipikirkan dan juga yang dirasakan. Sikap ini
mendorong anak meningkatkan penggunaan bahasa dan dialog dengan yang lain, hal ini
juga menjadi jalan untuk mereka dalam penggunaan bahasa sebagai bentuk
mengekspresikan perasaannya. Menurut Asrori (2007:141) Perkembangan bahasa
individu, terutama bahasa lisan merupakan kemampuan khas manusia yang paling
kompleks. Perkembangan bahasa lisan lebih cepat dari perkembangan aspek lainya,
meskipun sebagaian anak ada yang perkembangan motoriknya lebih cepat dibandingkan
perkembangan bahasanya Perkembangan bahasa lisan juga menjadi alat untuk
mempresentasikan mental yang oleh Vigotsky (1998) disebut “media verbal”, yakni
kemampuan untuk memberi label pada objek dan proses yang sangat penting untuk
perkembangan konsep, generalisasi dan kemampuan berfikir. Sedangkanmenurut
Smilansky dalam beaty (1994) menemukan tiga fungsi utama bahasa pada anak yaitu

3
meniru ucapan orang dewasa, membayangkan situasi (terutama dialog), mengatur
permainan. Ada beberapa permainan yang dapat mengembangkan kreativitas melalui
bahasa anak yaitu bermain peran, kuis kata, tebak kata, tebak huruf, cocok kata, cocok
huruf, tirukan dan laksanakan. Selain itu menurut Chomsky (1998) menyatakan kecepatan
anak dalam berbicara (bahasa pertama) merupakan salah satu keajaiban alam dan menjadi
bukti kuat dari dasar biologis untuk pemerolehan bahasa. Sedangkan menurut Hart &
Risley (2005) berpendapat bahwa pada saat yang sama, perkembangan kompetensi
berbahasa, yakni kemampuan untuk menggunakan seluruh aturan berbahasa baik untuk
ekspresi (berbicara) maupun interpretasi (memberi makna), dipengaruhi oleh lingkungan
dan pengalaman anak. Saat anak mulai dapat mendengarkan tanpa bicara, hal yang dapat
kita lakukan adalah:
1. Gunakan Alat Peraga Untuk Keamanan
Banyak anak kecil merasa lebih aman saat mereka memegang sesuatu,
terutama yang lembut dan empuk seperti selimut keselamatan. Anak nonverbal
mungkin akhirnya akan berbicara dengan boneka binatang ini. Ini mungkin awal
percakapan di ruang kelas.
2. Gunakan Boneka Tangan
Anak- anak prasekolah cenderung bermain dengan boneka tangan seolah- olah
boneka tangan ini bangian dari mereka daripada sebagian mainan terpisah seperti
boneka. Bagi anak pemalu atau tak komunikatif adalah membantunya merasa nyaman
diruang kelas. Memaksanya bicara sebelum ia merasa nyaman malah akan berdampak
sebalinya. Anak nonverbal sepertinya merasa nyaman dengan satu ank lain, anda
mungkin bisa meminta anak itu mengajaknya bergabung dengan anak- anak lain.
Tergadang satu- satunya solusi adalah meninggalkan anak nonverbal sendirian.
Rekaman dan lagu bahasa disediakan dan sebaiknya digunakan untuk membantu
semua anak belajar kata baru lewat permaian dan hiburan anda. Untuk membantu
mereka merasa nyuaman saat bicara, harus bantu mereka merasa nyaman sendiri
dengan menerima mereka apa adanya. Tunjukan anda menerima mereka dengan
senyuman, pelukan, dan kata sambutan dan dorongan.
Penelitian otak berkelanjutan menekankan pentingnya orang dewasa yang
perhatian di lingkungan pendukung secara emosional selama masa usia dini. Sebagai
fasilator bahasa, anda harus menerima bahasa setiap anak, terlepas dari betapa buruk
lafalnya atau kacau tata kalimatnya, dan apa itu inggris, atau bahasa lain. Bahasa
tersebut bukan hanya mencerminkan tahapan perkembangan berbagai anak, tetapi

4
bahasa keluarga mereka. Menyampaikan bahwa ia mengucapkan kata salah atau
menggunakan kata salah nmerupakan pelecehan terhadap diri dan keluarganya.
Linguis modern kini menyadari bahwa tidak berguna orang dewasa berusaha
mengoreksi ucapan anak prasekolah dengan memita mereka mengulang kata menurut
standar orang dewasa yang ia belum seiap gunakan. Mengoreksi malah respon negatif
yang cenderung menguatkan prilaku tak diinginkan dan membuat anak merasa dirinya
ada yang salah.
Seseorang yang sudah mengucapkan kata dengan benar dan keseleo lidah
mengucapkan ucapan bayi atau berhenti bicara sama sekali. Otak mereka diprogram
melakukan imitasi tersebut di tahap kehidupan mereka saat ini. Bahkan, anak non-
penutur inggris akan segera menuturkan bahasa utama saat berulang kali terpapar
pemutur bahasa utama. Ia sebaiknya jangan diminta berbicara lisan, bersikap kreatif,
atau cara apapun lainnya. Beri ia kesempatan dan dorongan, tetapi jangan paksa anak
pemalu, canggung, atau dwibahasa untuk berbicara.
3. Bantu anak berhasil dalam sesuatu
Semua anak harus berhasil di tahapan perkembangan mereka ini. Jika mereka
kesulitan berbicara, bantu mereka berhasil di sesuatu lain: Buat kartu nama untuk
benda apa yang anak sebutkan dan bacalah bebuah suku
Saat anak mulai dapat mengungkapkan frasa pendek, hal yang dapat kita
lakukan adalah
a) Bantu Anak Merasa Diterima
Anak- anak ingin berbicara seperti anak lain di sekitar mereka. Anda harus
tunjukkan dengan tindakan dan kata anda bahwa anda menerima apa adanya.
Anak- anak prasekolah punya kemampuan cepet mengusai pengucapan bahasa
inggris saat dikelilingi oleh penutur bahasa inggris. Penerimaan anda pada cara
mereka bicara bahasa asli mereka dan cara mereka ucapkan kata bahasa inggris
merupakan tahap pertama yang penting menuju keberhasilan dalam produksi
bahasa.
b) Bacalah Sebuah Buku
Bear Snores on (Wilson, 2002) mengisahkan cerita beruang coklat besar
yang berhibernasi di gua hutan saat tikus, kelinci, berang, berang, tikus, dan
mancit datang untuk mencari kehangatan dengan membuat api, membakar jagung,
dan bercakap- cakap dalam rima. “ Tetapi beruang mendengkur’’, merupakan
frasa yang di ulangi tiap kali binatang baru bergabung ke lompok. Minta tiap

5
pendengar anda mengucapkan frasa ini bergiliran saat kisah berlanjut. Beberapa
ide berikut ini dapat membantu Bercakap dalam kelompok kecil, luangkam waktu
tiap hari bercakap-cakap dengan kelompok kecil anak-anak. Salah satu waktu
terbaik adalah saat kudapan atau makan siang. Pastikan seorang dewasa duduk di
tiap meja anak-anak dan membantu menghidupkan percakapan. Orang tua juga
dapat menyediakan media telepon mainan untuk dapat mendorong kemampuan
percakapan anak.
c) Dorongan permainan drama
Anak sering melakukan percakapan sendiri sering terjadi di situasi permainan
drama. Boneka tangan dapat merangsang percakapan, bahkan yang bersifat
khayalan. Sediakan alat peraga untuk mendorong permainan imajinatif di wilayah
rumah tangga, pusat balok, dan meja air atau pasir.
d) Melakukan percakapan telepon
Sediakan telepon mainan untuk percakapan telepon pura-pura antara dua
anak. Sebaiknya pengajar juga merencanakan “menelpon” seorang anak yang di
telepon mainan tiap hari jika mungkin, agar memulai percakapan.
e) Bacakan sebuah buku
Membacakan cerita atau dongeng kepada anak, anak mulai memiliki rasa
ingin tahu serta aktif dalam menyimak cerita Kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan percakapan informal dengan teman dan kerabat menjadi penting dalam
kemampuan membaca dan menulis anak. Beberapa cara untuk mencontohkan dan
memanjangkan percakapan bisa mencakup gagasan :
Mengulangi kata-kata anak dan menambahkan komentar pengajar sendiri.
Memberikan informasi tentang pengalaman masa lalu
Member alasan mengapa pengajar berkata demikian
Membandingkan perasaan
Ingin tahu tentang perasaan anak
Member topik sebuah nuansa mengkhayal (apa jadinya jika…)
Mengajukan pertanyaan (yang memberi anak gilirannya).
Berikut beberapa ide yang dapat membantu ketika anak mulai dapat
mengungkapkan frasa panjang :
1) Sediakan Kesempatan Permainan Drama
Permainan imajinatif anak-anak merupakan salah satu kegiatan
prasekolah terbaik untuk memotivasi dan mendorong pertumbuhan bahasa

6
pada anak kecil. Anaak mengambil peran di mana mereka harus berdialog.
Bahkan anak yang pemalu, nonverbal, atau dwibahasa akan belajar dengan
mendengarkan anak yang lain. Pengajar haru mengambil peran untuk
membantu anak pemalu untuk bergabung dengan anak yang lain.
2) Menunjuk Teman
Burton dan Edwards (2006) menyarankan menunjuk teman yang
merupakan penutur bahasa Inggris yang baik ke anak-anak dwibahasa yang
harus mendengarkan bahasa yang diucapkan agar ikut serta dalam banyak
kegiatan dan pengalaman di ruang kelas.
3) Lakukan Darmawisata
Anak-anak butuh pengalaman nyata dengan dunia mereka untuk
memproses dan menggunakan informasi dalam berfikir dan berbicara.beri
anak bayak hal baru untuk dipikirkan dan dibicarakan dengan berdarmawisata.
Pengalaman di luar kelas ini tidak harus di tempat yang rumit dan jauh. Kita
dapat mengajak anak ke toko di pengkolan untuk membeli sesuatu. Dan ajak
jalan-jalan mengelilingi blok untuk tahu berapa banyak suara berbeda yang
bisa mereka dengarkan. Pastikan membawa perekam untuk diputar dan
dibahas nanti. Sebagai guru anak-anak prasekolah, pengajar sadar dukungan
pada usaha berbahasa mereka itu paling penting, terutama karena anak kecil
mempelajari bahasa lewat imitasi. Dukungan linguistik merupakan merupakan
dukungan langsung dari guru untuk membantu anak-anak membentuk
kosakata. Itu bisa meliputi penggunaan pertanyaan, perluasan, dan
pengulangan.
4) Menceritakan Kembali Kisah dari Buku Bergambar
Beberapa guru mendasarkan pengisahan cerita anak-anak pada buku
bergambamfavorit yang sudah mereka bacakan pada anak-anak berulang kali.
Itu harus berupa kisah yang gampang diingat anak-anak. Pilih buku dengan
beberapa dari karakteristik berikut:
o Atur kejadian yang terjadi dalam urutan yang mudah diingat.
o Satu, dua, atau tiga tokoh menarik yang bisa bicara.
o Kata, frasa, atau kejadian penarik perhatian yang diulang
Beberapa ide berikut ini dapat membantu saat anak mulai dapat bercerita :
 Kisahkan cerita pada kelompok

7
Amati baik-baik tiap tema cerita bagus tentang sesuatu yang terjadi
di ruang kelas atau taman bermain. Setelah itu, kumpulkan kelompok dan
bahas: apa yang terjadi saat badai tiba dan listrik mati; ke mana menurut
mereka ambulans akan menuju dengan sirine meraung-raung; bagaimana
perasaan Ross saat ia akhirnya berani mengayunkan tangannya di tiang
panjatan.
 Rekam cerita
Guru bisa memulai merekam kisah dan minta anak-anak yang
tertarik untuk meneruskan. Mungkin memulai seperti: “saat ibu datang ke
sekolah hari ini, ibu mendengar suara aneh. Kedengarannya seperti kereta
api. Kedengarannya seperti dari sudut. Ibu ingin berlari tetapi tidak bisa.
Tetapi, ibu…” guru bisa edarkan perekam ke kelompok kecil anak dan
minta tiap anak di kelompok menambahkan cerita. Setelah itu, putar agar
semuanya mendengarkan. Nanti anak-anak mungkin ingin memulai kisah
mereka sendiri dan merekamnya.
 Pura-pura menjadi bintang TV mengisahkan cerita
Orang Amerika Asli menganggap penutur kisah merupakan anggota
penting komunitas mereka. Narrator kisah knots on a counting rope
(Martin dan Archambault, 1987) adalah anak lelaki yang buta tetapi suka
mendengarkan kakeknya bercerita tentang kelahirannya dan bagaimana ia
mendapatkan namanya “Boy-Strength-of-Blue-Horses” yang
membanggakan. Saat anak itu akhirnya menunggang kudanya melintasi
garis finis dalam balapan kuda hari suku, kakeknya bisa menempelkan
gambar kata yang hidup bagi anak itu tentang menunggangnya yang hebat.
Lalu ia bisa ikatkan tautan baru di tali hitung kisahnya. Bisakah anak-anak
menceritakan kisah apapun yang mereka telah dengarkan dari kakek
mereka atau orang lain? Pengajar mungkin mengajak anggota keluarga
untuk hadir dan menceritakan kisah itu ke kelompok.

8
B. Pengembangan kreatifitas melalui musik
Menurut AT.Mahmud (1995) menyatakan bahwa musik adalah aktifitas kreatif.
Seorang anak yang kreatif terlihat pada rasa ingin tahu, sikap ingin mencoba, daya
imajinasinya. Karena proses itulah daya imajinasi anak, rasa ingin tahu, sikap ingin
mencoba, berkembang dan dikembangkan guna melahirkan suasana khas terhadap
penyajian musik atau nyanyian. Sedangkan menurut De Short sajian musik dapat
memberikan pengaruh pada peningkatan prestasi akademik (Rahman 2021). Musik
merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena musik dapatmenjadikan orang
merasa senang, gembira dan nyaman. Musik bisa menjadi efektif di bidang akademis dengan
membantu pembentukan pola belajar, mengatasi kebosanan dan menangkal kebisingan eksternal
yang mengganggu. Membuat musik secara aktif berpengaruh pada perkembangan mental
dan fisiologis otak. Kegiatan ini membantu pembentukan jalur-jalur saraf yang berhubungan
dalam otak dan dengan cara mendorong terbentuknya hubungan antarsel otak.Hal ini dapat
meningkatkan pertumbuhan mental dan fisik seseorang. Musik juga dapat membantu kita merasa
bertenaga, percaya diri, mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan,melepaskan stres serta
mengurangi rasa takut dan cemas. Bimmer Bob menjelaskan bahwa musik dapat
meningkatkan konsentrasi, detak jantuk, relaksasi, dan proses pembelajaran.
Pengembangan kreativitas melalui musik dibagi kedalam otak manusia , yang dapat di
lihat pada tabel 1 di bawah ini.
Otak Kiri Otak Kanan
kata, angka, garis, analisa, logika, daftar konseptual, irama, gambar, warna, dimensi,
hitungan. ingatan jangka pendek. imajinasi, melamun. ingatan jangka
panjang.
Tabel 1. Pengembangan Kreativitas Melalui Musik

Musik dapat menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri dan tentunya dapat juga
menyeimbangkan aspek intelektual dan emosional. Menurut Campbell (Madyawati 2017)
mengemukakan bahwa musik dapat menenangkan atau merangsang gerak dan denyut
jantung seorang bayi dalam kandungan, mendengarkan musik klasik dalam ruangan dapat
memiliki peluang merangsang perkembangan otak anak. Kreativitas di bidang musik
bertujuan memantapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan musik yang
telah diperoleh seperti melatih kepekaan, melatih mental anak untuk mencintai
keselarasan, keharmonisan, keindahan dan kebaikan, mencoba dan memilih alat musik
yang sesuai untuk mengungkapkan isi atau maksud pikiran atau perasaan, meningkatkan

9
kemampuan mendengarkan pesan dan menyelaraskan gerak terhadap musik yang
didengar, meningkatkan kemampuan mendengarkan pesan dan menyelaraskan gerak
terhadap musik yang didengar, meningkatkan kemampuan mendengar musik atau
nyanyian dengan mengamati sifat, watak, atau ciri khas unsur pokok musik,
meningkatkan kepekaan terhadap isi pesan musik atau nyanyian untuk dapat menikmati,
dan menghargai musik atau nyanyiannya (Santosa 2019).
1. Cara Mengembangkan Potensi Musik Pada Anak
Ada beberapa cara mengembangkan potensi musik pada anak, yaitu:
a. Memperdengarkan kepada anak pilihan musik yang beragam.
Mendengarkan musik secara singkat akan memabntu anak
mengembangkan fokus dan merangsang imajinasi awal dan keterampilan berpikir
abstrak. Pilihan musik yang sesuai untuk anak dapat membantu anak untuk belajar
lebih baik. Lagu- lagu yang diperdengarkan kepada anak akan memberikan
pengaruh terhadap perkembangan otak anak. Hal itu terjadi karena otak
berkembang sesuai dengan pola yang ada dalam musik. Semakin rumit pola suara
musik maka semakin besar pula anak dapat belajar.
Musik dapat diperdengarkan sebagai latar belakang untuk meningkatkan
konsentrasi, memusatkan perhatian, membangkitkan semangat, atau berfungsi
sebagi transisi antara akhir sebuah topik dan permulaan topik. Untuk anak usia
dini hal itu wajib dilakukan karena dunia anak merupakan dunia yang
menyenagkan. Sehingga anak akan lebih mudah memahami konsep materi yang
diberikan melalui lagu. Contoh jenis musik yang dapat digunakan untuk latar
belakang pembelajaran adalah musik santai, musik bertema nuansa untuk
membangkitkan semangat anak, musik dari budaya yang berbeda yang sesuai
untuk anak.
b. Mendengarkan musik dan menyanyikan lagu disertai gerakan.
Musik merupakan suatu cara simbolis untuk mengekspresikan perasaan
diri manusia. Tidak hanya dengan musik saja, gerakan yang berupa tarian juga
efektif digunakan untuk mengekspresikan suasana hati. Bergerak mengikuti irama
musik membantu meresapi konsep musikal yang didengarkan. Dengan bergerak
anak bisa mengungkapkan perasaannya dan mengendalian nafsu dan keterampilan
motorik kasar. Gerakan juga memenuhi fungsi primer dari telinga dalamnya yang
merupakan orientasi keseimbangan dan spasial.Gerakan dalam musik atau tarian
merupakan suatu cara untuk menigkatkan kesadaran kinestetik pada waktu yang

10
sama. Selain itu, bergerak bisa juga membangkitkan rasa semangat dan motivasi
dalam diri anak dari rasa bosan, jenuh dan sedih. Sehingga dari musik fisik
motorik dan emosional anak dapat dikembangkan dengan positif.
c. Memberi kesempatan kepada anak untuk memainkan instrumen musik.
Menurut Lwin, dkk terdapat bukti dari MRI bahwa otak musisi yang
memainkan perubahan suatu instrumen menyebabkan perubahan psikologis dalam
korteks, mungkin dari aktivitas syaraf yang besar jumlahnya yang terjadi ketika
bermain musik. Dengan memainkan instrumen musik dapat memberikan
kesempatan pada anak untuk menghasilkan suara. Selain itu bisa juga
mengembangkan daya pengamatan dan meningkatkan kecerdasan musikal anak.
Anak usia dini diajarkan musik yang sederhana terlebih dahulu misalnya
drumband, musik dari barang bekas,dll. Biarkan anak bereksplorasi sesuai
keinginannya. Setelah itu, baru pendidik mengarahkan anak untuk memainkan
musik yang baik dan benar. Dengan cara itu, anak akan merasa senang dan bisa
mengekspresikan keinginan hatinya melalui bermain musik. Selain itu, kognitif
anak akan berkembang dari pengarahan pendidik untuk memainkan musik yang
baik. Anak akan berpikir kreatif sesuai dengan tingkatannya.
2. Musik untuk Perkembangan Anak Usia Dini
Alasan-alasan pentingnya musik bagi anak adalah:
a. Musik dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi.
Musik merupakan stimulan bagi anak dalam segala hal termasuk juga
kreativitas. Musik melatih seluruh otak anak karena ketika mendengarkan sebuah
lagu, otak kiri (bahasa, logika, matematika dan akademik) memproses lirik,
sementara otak kanan memproses musik (irama, persamaan bunyi, gambar, emosi,
kreativitas). Dengan musik anak bisa berekspresi sesuka hatinya, sehingga ia akan
lebih mengeksplor dengan lingkungan sekitarnya. Anak yang mendengar sebuah
lagu akan menggerakkan badannya sesuai dengan imajinasi masing-masing.
Sehingga tanpa ia sadari kreativitas dan imajinasinya berkembang dengan
sendirinya.
Kemudian peran musik dalam menstimulasi kesadaran kreatif telah
didukung oleh beberapa studi penelitian yang mengungkapkan bahwa subjek
penelitian yang didengarkan musik dengan menyampaikan ceritacerita akan lebih
imajinatif dan kreatif dibandingkan secara keheningan. Contohnya saja saat

11
mendengarkan cerita atau film dengan diiringi oleh suara musik, anak akan lebih
imajinatif dengan emosinya.
b. Musik dapat meningkatkan dan mengajarkan kecerdasan lainnya.
Cara terbaik untuk meningkatkan pembelajaran dengan musik adalah
dengan mendengarkan musik dengan irama musik yang konsisten sementara
dengan melakukan suatu kegiatan. Selain itu, musik dapat digunakan untuk latar
belakang mengajar anak usia dini. Dari musik anak akan lebih semangat dalam
belajar sehingga lebih berkesan. Lagu yang dinyanyikan anak akan tersimpan
dalam memory jangka panjang yang akan membuat anak lebih paham mengenai
materi yang diajarkan. Jadi tidak hanya kecerdasan musikal saja tetapi kognitif,
bahasa, fisik motorik, afektif dapat sekaligus dikembangkan.
Untuk anak usia dini musik dalam mengembangkan matematika dapat
diajarkan melalui pola, menghitung, geometri, rasio dan perbandingan, dan urutan.
Dari hal tersebut kemampuan anak dalam bidang matematika akan lebih
berkembang optimal. Selain musik dan matematika, musik bisa juga
mengembangkan aspek bahasanya. Musik menuntut seseorang untuk bisa
membaca notasi saat memainkannya. Sehingga dari hal ini dapat diketahui bahwa
musik bisa membantu pengembangan bahasa anak. Studi yang dilakukan terhadap
anak usia 4-5 tahun jika semakin banyak keterampilan musik yang dimiliki anak,
maka kesadaran fonologis dan membacanya semakin tinggi juga. Jelas terlihat,
pemahaman terhadap musik memicu dan meningkatkan area- area auditori yang
berhubungan dengan membaca.
c. Musik dapat merangsang daya ingat.
Musik merupakan alat yang paling efektif digunakan untuk
mengekspresikan suatu hal. Sebelum menemukan bahasa tulis, musik
merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi atau meneruskan pengetahuan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pada kenyataannyabiara- biara
zaman pertengahan menggunakan musik untuk membantu menghafalkan
Kitab Suci agar tidak mudah lupa. Hal itu terjadi karena musik disimpan
dalam otak bagian kanan yang merupakan memory jangka panjang.
Selain itu, jika mendengarkan musik emosi akan positif (senang)
sehingga mudah menerima materi yang masuk ke otak. Contohnya saja saat
anak usia dini diajarkan untuk menghafal huruf abjad tanpa musik, tentu saja
akan mudah lupa. Namun berbeda jika menghafal huruf abjad dengan

12
dilagukan. Anak akan bertambah daya ingatnya tentang huruf dan hal itu bisa
diingatnya sampai ia dewasa. Oleh karena itu, untuk membantu daya ingat
seseorang dibutuhkan penyimpanan jangka panjang atau long term memory.
Salah satunya adalah dengan mengembangkan kecerdasan musik anak.
Namun, tidak musik saja yang perlu diajarkan untuk anak, semua aspek
perkembangan bisa membantu peningkatan daya ingat. Bila stimulus musik
sering diberikan pada anak juga bisa berdampak kurang baik untuk
perkembangannya. Ketika berlebihan dalam stimulasi musik, justru akan
mengakibatkan gangguan dan interferensi terhadap kinerja kognitif.
3. Tujuan Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Musik
Beberapa tujuan pengembangan krativitas anak usia dini melalui musik,
adalah sebagai berikut:
a. Melatih kepekaan rasa dan emosi
b. Melatih mental anak untuk mencapai keselarasan, keahrmonisan, keindahan dan
kebaikan.
c. Mencoba dan memilih alat musik yang sesuai untuk mengungkapkan isi atau
maksud pikiran atau perasaan.
d. Meningkatkan kemampuan mendengar pesan dan menyelaraskan gerak terhadap
musik yang didengar
e. Meningkatkan kemampuan mendengar musi atau nyayian dengan mengamati
sifat, watak, atau ciri khas unsur pokok musik
f. Meningkatkan kepekaan terhadap isi dan pesan musik atau nyayian
Jadi, dengan adanya tujuan pengembangan kreativitas anak usia dini
melalui musik ini, diharapkan dapat mengaktualisasikan serta memgembangkan
kreativitas anak dalam bermusik, baik dalam hal melatih kepekaan rasa dan emosi,
keselarasan gerak terhadap musik yang didengar, melatih mental untuk mencapai
keselarasan, keharmonisan, keindahan, dan sebagainya.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan Kreativitas melalui melalui Musik, dan melalui Bahasa sangat
berpotensi meningkatkan kerja otak, minat, aktivitas, dan sosial yang tentunya mampu
meningkatkan ide kreatif anak dan membangun imajinasinya. Dengan berbagai kegiatan
melalui imajinasi, musik dan juga bahasa anak mendapatkan pengalaman secara langsung
dan dari pengalaman main tersebut anak dapat mengembangkan seluruh aspek
perkembangan sesuai dengan karakteristik masing-masing anak. Melalui imajinasi anak
dapat mengekspresikan daya pikir mereka melalui benda-benda yang ada di sekitar anak.
Melalui musik anak dapat mengeksplorasi diri dengan nada-nada yang diperdengarkan
kepada anak.
Anak juga belajar untuk mengkoordinasi gerakan tubuh, penglihatan, dan juga
anak dapat menggunakan benda-benda yang ada disekitar anak untuk menghasilkan suatu
nada atau sebagai alat musik imajinatif bagi anak. Dengan perkembangan ini anak dapat
berpikir lebih cepat dan memiliki daya ingat yang kuat. Begitu juga dengan
pengembangan melalui bahasa anak dapat mengekspresikan dirinya untuk
mengungkapkan keinginannya, dapat mengembangkan imajinasi, ekspresi, perasaan dan
kemampuan kognitif anak. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara mengajak anak untuk
bercerita didepan kelas atau membuat sosiodrama sehingga anak bisa tampil didepan
umum yang diharapkan anak memiliki rasa percaya diri dalam mengembangkan
kreativitasnya.
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Kami
tetap berharap makalah ini tetap memberikan manfaat bagi pembacanya. Namun, saran
dan kritik yang bersifatnya membangun dan terbuka kami terima demi kesempurnaan
makalahdimasayang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima
Desyandri, D. (2019). Seni Musik Serta Hubungan Penggunaan Pendidikan Seni Musik
Untuk Membentuk Karakter Peserta Didik Di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 1(3), 222-232.
Hayati, F. (2017). Peningkatan kreativitas bermain musik anak usia 5-6 tahun dengan
menggunakan barang bekas. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 1(2), 84-99.
Mulyani, N. (2019). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Bermain Gerak Dan
Lagu Di TK Negeri Pembina Kabupaten Purbalingga. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 4(1), 13-23.
Nasution, N. K. (2017). Penerapan Kreativitas Melalui Eksprimen dan Musik dalam
Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini. SYAMIL: Jurnal Pendidikan
Agama Islam (Journal of Islamic Education).
Prehatiningsih, A., Palupi, W., & Syamsuddin, MM (2016). Pengaruh permainan musikal
terhadap kreativitas musik anak usia 5-6 tahun
Rahayu, N., Putri, S., Nunlehu, M., Madi, M. S., & Khalid, N. (2023). Keatifitas dan Inovasi
Pembelajaran dalam Pengembangan Kreatifitas Melalui Imajinasi, Musik, dan
Bahasa. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1), 79-88.
Rezieka, D. G., Wibowo, D. V., & Fatmawati, F. (2021). Rejuvinasi Strategi Pengembangan
Kreativitas Anak di PAUD. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini,
4(1), 31-46.
Rumapea, MEM (2019). Tantangan pembelajaran musik pada era digital. Gondang: Jurnal
Seni Dan Budaya , 3 (2), 101-110.
Santosa, D. (2019). Urgensi pembelajaran musik bagi anak usia dini. Jurnal Ikip Veteran,
26(1), 78."
Yulianto, N., & Haq, MZ Pengembangan Kreatifitas Melalui Musik Pada Anak Usia Dini
StudiKasus di TK ABA Pringwulung Sleman Yogyakarta.

15
16

Anda mungkin juga menyukai