Anda di halaman 1dari 16

1

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA


DINI

Mata Kuliah : Pengembangan Bahasa AUD

Dosen Pengampu : Yogi Andriyan Zunaeidy, M. Pd

Disusun Oleh :

Cindy Carolline Samudra

2022.3.003

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDATUL AKMAL


(STAIRA)

BATANG KUIS, DELI SERDANG

2022/2023

1
i

KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya ucapkan kehadiran Allah SWT. Atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai yang berjudul "Karakteristik
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini."

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusun maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karenaa itu,
saya dengan rendah hati menerima saran dan kririk dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini. Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini
memberikaan manfat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Batang Kuis, 24 Mei 2023

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................2


A. Pengertian Pengembangan Bahasa AUD ................................................2
B. Aspek-aspek Pengembangan Bahasa AUD ............................................3
C. Karakteristik Pengembangan Bahasa AUD ............................................5

BAB III PENUTUP .......................................................................................12


A. Kesimpulan ...........................................................................................12
B. Saran ......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan bahasa pada anak mempunyai bentuk yang berbeda-beda tiap


masanya. Perkembangan bahasa sendiri meliputi berbagai aspek seperti
menyimak,berbicara,menulis dan mendengar. Kemampuan ini harus lebih
dikembangkan dan diperbaiki. Anak-anak harus belajar mendengarkan,
mengingat,mengikuti petunjuk,mencatat detail, memahami ide-ide utama.

Menurut Papalia perkembangan bahasa/kemampuan berbahasa anak usia 5-7


tahun sudah dapat mengartikan kata sederhana, tahu beberapa lawan kata. Anak
sudah dapat menggunakan beberapa kata sambung, kata depan dan kata sandang
dalam pembicaraan sehari-hari. Bahasa egosentrisnya mulai berkembang dan
lebih banyak bahasa sosial. Pada usia ini anak sudah memiliki kurang lebih 2000-
25.000 perbendaharaan kata. (E Papaliya,1982:318).1

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Pengembangan Bahasa AUD


2. Aspek-aspek Pengembangan Bahasa AUD
3. Karakteristik Pengembangan Bahasa AUD

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu pengertian pengembangan bahasa AUD?


2. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek pengembangan bahasa AUD?
3. Untuk mengetahui apa itu karakteristik pengembangan bahasa AUD?

BAB II
1
Khadijah, Pendidikan Prasekolah, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 104.
1
2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Bahasa AUD

Menurut pandangan Piaget dan Vygotsky seperti dikutip Martini Jamaris,


menyatakan bahwa perkembangan bahasa berhubungan dengan perkembangan
kognitif. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan bahasa anak usia dini. Berdasarkan
fase perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget, anak tersebut berada
dalam fase praoperasional. Fungsi simbolis anak berkembang pesat. Fungsi
simbolis berkaitan dengan kemampuan anak untuk membayangkan tantang
sesuatu benda atau objek lainnya secara mental, tanpa kehadiran benda atau objek
secara konkret. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa anak usia dini pada fase ini
juga diwarnai oleh fungsi simbolis.

Bahasa sebagai salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan


pada usia dini 3-4 tahun karena bahasa merupakan media komunikasi agar anak
dapat menjadi bagian dari kelompok sosialnya. Bahasa dapat berbentuk lisan,
gambar, tulisan, isyarat. Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Bahasaanak dapat menjadi bagian dari
kelompok sosialnya. Bahasa dapat berbentuk lisan, gambar, tulisan, isyarat.
Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. 2

Perkembangan bahasa terjadi pada setiap tahap perkembangan,


perkembangan anak secara umum dan perkembangan bahasa awal anak berkaitan
erat dengan berbagai kegiatan anak, objek dan kejadian yang dialami secara
langsung.3

2
Martini Jamaris, Perkembangan Anak Usia Dini,(Surabaya, Cipta karya Utama, 2011), h. 43

3
Mustakim Nur dkk, Metode Pengembangan Bahasa, (Jakarta : Mulia Press, 20013), h. 110
2
3

Bahasa sebagai sarana kegiatan berkomunikasi memegang peranan yang


sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai ungkapan hasil pemikiran
seseorang kepada orang lain agar dapat dipahami. Depdiknas, pungsi
pengembangan kemampuan berbahasa pada anak usia 3-4 tahun antara lain
sebagai berikut :

a. Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan.

b. Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak

c. Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak

d. Sebagai alat untuk mengembangkan perasaan dan buah pikiran kepada


orang lain.

e. Bahasa dapat berupa bahasa lisan, yaitu bahasa yang dihasilkan dengan
menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasarnya.
Sugono dan bahasa tulisan, yaitu bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan
alat tulis.4

B. Aspek-aspek Pengembangan Bahasa AUD

Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus
dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya.
Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan
dipengaruhi oleh berbagai factor yang saling berinteraksi seperti biologis,
kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu system symbol untuk
berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis
(tata bahasa), semantic (variasi arti), dan pragmatic (penggunaan) bahasa. Dengan
bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun
perasaannya pada orang lain.

4
Depdiknas, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini, (Jakarta : Universitas
Terbuka,t.t), h. 75

3
4

Anak usia dini berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal
ini berarti bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginananya, penolakannya,
maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah
dapat di gunakan anak sebagai alat berkomunikasi. Aspek-aspek yang berkaitan
dengan perkembangan bahasa anak usia dini tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kosa kata

Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi


dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang dengan pesat.

2. Sintaksis (tata bahasa)

Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui


contoh-contoh berbahasa yang di dengar dan di lihat anak di lingkungannya, anak
telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunana kalimat yang baik.
Misalnya: Rita memberi makan kucing, bukan kucing Rita makan memberi.

3. Semantik

Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak di


taman kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan dan
pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat. Misalnya:
tidak mau untuk menyatakan penolakan.

4. Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata)

Anak usia dini sudah memilki kemampuan untuk merangkaikan bunyi


yang di dengarnya menjadi satu kata yang mengabdung arti. Misalnya: i.b.u
menjadi ibu.5

C. Karakteristik Pengembangan Bahasa AUD

5
Ibid
4
5

Ciri-ciri kemampuan bahasa anak usia dini berbeda-beda pada setiap


tingkatan usianya. Menurut Jamaris, 2006 (Susanto, 2011 dalam Khoiriyah, 2016)
karakteristik kemampuan bahasa anak usia 4 tahun yaitu:

a. terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak, anak


telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar.

b. menguasai 90 persen dari fonem dan sintaksis bahasa yang digunakannya.

c. dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah dapat mendengar


orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut. Dapat dipahami
bahwa anak yang berusia 4-5 tahun sudah mengalami perkembangan dalam aspek
bahasanya yang ditunjukkan dengan kemampuan anak berpartisipasi dalam suatu
percakapan baik dengan teman sebaya maupun orang dewasa di sekitarnya.6

Menurut Jamaris (2006), karakteristik kemampuan bahasa anak usia empat


tahun yaitu:

1. Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. Anak


telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar.

2. Menguasai 90 persen dari fonem dan sintaksis bahasa yang digunakannya.

3. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat


mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.7

Selanjutnya, menurut Jamaris karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6


tahun adalah sebagai berikut:

1. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata.

6
Muhammad Ardiansyah, Perkembangan Bahasa Dan Keterlambatan Berbicara, (t.t.p. Guepedia,2020),
h. 23

7
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 78
5
6

2. Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran,


bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak,
dan permukaan (kasar-halus).

3. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang
baik.

4. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat


mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.

5. Percakapan yang dilakukan oleh anak 5-6 tahun telah menyangkut


berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang
lain, serta apa yang dilihatnya. Anak pada usia 5-6 tahun ini sudah dapat
melakukan ekspresi diri, menulis, membaca, dan bahkan berpuisi.8

a. Membaca

Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah melihat


serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam
hati). Menurut definisi ini, membaca diartikan sebagai kegiatan untuk menelaah
atau mengkaji isi dari tulisan, baik secara lisan maupun dalam hati untuk
memperoleh informasi atau pemahaman tentang sesuatu yang terkandung dalam
tulisan tersebut.

Membaca pada hakikatnya sudah dapat diajarkan pada balita, namun


menurut penelitian Glen lebih efektif diberikan pada usia empat tahun daripada
usia lima tahun. Bahkan, menurutnya, usia tiga tahun lebih mudah dari pada
empat tahun. Jelasnya, makin kecil makin mudah untuk belajar, namun tentu
semakin kecil usianya, akan sangat menuntut kesabaran pada orang tua atau guru
yang mengajarkannya.9

8
Ibid, h. 79.

9
Ibid, h. 83.
6
7

Selanjutnya, Glen menjelaskan, mengajar membaca harus dimulai dengan


mengeja, dimulai dengan pengenalan huruf kemudian mengenal suku kata,
barulah mengenal kata dan akhirnya kalimat.

Adapun menurut Hartati (1999: 97), membaca pada hakikatnya adalah


kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam
kegiatan ini terjadi pengenalan huruf-huruf. Membaca dikatakan sebagai kegiatan
fisik karena pada saat membaca bagian-bagian tubuh khususnya mata membantu
melakukan proses membaca. Membaca juga dapat dikatakan sebagai kegiatan
mental karena pada saat membaca bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dan
ingatan terlibat di dalamnya.10

Menurut Steinberg (1982: 28) mengatakan bahwa, kemampuan membaca


anak usia dini dapat dibagi atas empat tahap perkembangan, yaitu:

1. Tahap timbulnya kesadaran terhadap tulisan. Pada tahap ini, anak mulai
belajar menggunakan buku dan menyadari bahwa buku ini penting, melihat dan
membalik-balikan buku, dan kadang-kadang ia membawa buku kesukaannya.

2. Tahap membaca gambar. Anak usia dini telah dapat memandang dirinya
scbagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura
membaca buku, memberi makna gambar, menggunakan bahasa buku walaupun
tidak cocok dengan tulisannya. Anak sudah menyadari bahwa buku memiliki
karakteristik khusus, seperti judul, halaman, huruf, kata dan kalimat, serta tanda
baca. Anak sudah menyadari bahwa buku terdiri dari bagian depan, tengah, dan
bagian akhir.

3. Tahap pengenalan bacaan. Pada tahap ini, anak usia dini telah dapat
menggunakan tiga sistem bahasa, seperti fonem (bunyi huruf), semantik (arti
kata), dan sintaksis (aturan kata atau kalimat) secara bersama-sama. Anak yang
sudah tertarik pada bahan bacaan mulai mengingat kembali cetakan hurufnya dan
konteksnya. Anak mulai mengenal tanda-tanda yang ada pada benda-benda di
lingkungannya.
10
Ibid, h. 84.
7
8

4. Tahap membaca lancar. Pada tahap ini, anak sudah dapat membaca lancar
berbagai jenis buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari.11

b. Menulis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), menulis adalah membuat


huruf (angka dan lain sebagainya), yang dibuat (digurat dan lain sebagainya),
dengan pena (pensil, cat, dan lain sebagainya). Jadi menurut kamus ini, menulis
berarti menorehkan huruf atau angka dengan pensil atau cat ke atas kertas atau
benda lainnya yang memungkinkan dapat terbaca secara jelas dan mengandung
makna tertentu.

Menulis menurut Lado dalam Tarigan (1983: 21), adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
ini, kalau mereka memahami bahasa dan grafik tadi. Jadi menulis bukan sekadar
menggambar huruf-huruf, tetapi ada pesan yang dibawa oleh penulis melalui
gambar huruf-huruf ini.

Mcnulis di taman kanak-kanak menurut High Scope Child Observation


Record (1992), disebut menulis dini atau menulis awal. Kegiatan menulis dini
mencakup anak mencoba teknik menulis menggunakan lekuk-lekuk dan garis
sebagai huruf, meniru tulisan atau meniru huruf-huruf yang dapat dikenal, menulis
nama sendiri, menulis beberapa kata atau frasa pendek, menulis frasa atau kalimat
bervariasi.

Dengan demikian, kegiatan menulis untuk anak usia dini lebih menekankan
pada kegiatan mencurahkan perasaan, gagasan atau ide-ide melalui simbol-simbol
tertulis dengan cara bebas atau tidak terikat pada kaidah-kaidah penulisan
formal.12

11
Ibid, h. 90.

12
Ibid, h. 91
8
9

Menurut Martini Jamaris (2006: 60), bahwa ada lima perkembangan


kemampuan menulis anak usia taman kanak-kanak, yaitu:

1. Tahap mencoret. Pada tahap ini, anak mulai membuat tanda-tanda dengan
menggunakan alat tulisan. Mereka mulai belajar tentang bahasa tulisan dan
bagaimana mengajarkan tulisan ini.

2. Tahap pengulangan secara linier. Pada tahap ini, anak sudah dapat
menelusuri atau menjiplak bentuk tulisan yang horizontal. Dalam masa ini, anak
berpikir bahwa suatu kata merujuk pada sesuatu yang besar dan mempunyai tali
yang panjang.

3. Tahap menulis secara acak. Pada masa ini, anak sudah dapat mempelajari
berbagai bentuk yang dapat diterima sebagai suatu tulisan, dan menggunakannya
sebagai kata atau kalimat. Anak sudah dapat mengubah tulisan menjadi kata yang
mengandung pesan.

4. Tahap menulis tulisan nama. Pada tahap ini, anak sudah mulai menyusun
hubungan antara tulisan dan bunyi. Tahap ini digambarkan sebagai menulis
tulisan nama dan bunyi secara bersamaan, seperti “kamu” Maka pada fase ini
berbagai kata yang mengandung akhiran u mulai dihadirkan dengan kata dan
tulisan.

5. Tahap menulis kalimat pendek. Setelah anak dapat menulis namanya,


maka kegiatan selanjutnya ialah mengajak anak untuk menulis kalimat pendek.
Kalimat ini terdiri dari subjek dan predikat, seperti “buku Ani".13

c. Mendengar

Dari sinilah anak usia dini belajar bahasa pertama kalinya dari bunyi-bunyi
bahasa (lisan) yang diterima indra pendengaran yang kemudian disimpan di otak
pusatnya. Melalui bercerita anak-anak akan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa

13
Ibid, h. 92
9
10

yang menarik dan beraneka macam. Bunyi-bunyi bahasa itu yang kemudian
disimpan dalam otak pusatnya.

Untuk itu, keterampilan mendengarkan banyak bahasa, kemudian


mengajaknya untuk melafalkan dengan baik menjadi tumpuan utama anak dalam
belajar membaca.

Pengenalan bahasa tulis dengan baik ini dilakukan dengan sistem


kategorisasi gambar (Gatteman, 2013), yaitu menampilkan kata dengan gambar
agar kesan konkret tercipta sehingga proses pengingatan kata dan gambarnya bisa
dilakukan dengan baik. dengan Pengingatan gambar dan kata yang baik, saat anak
usia dini diorientasikan untuk memahami struktur kata dengan cara yang
menyenangkan dapat dieksplorasi dengan cepat.14

d. Menyimak Dan Berbicara

Anak usia dini mendasarkan segala aktivitasnya dengan bermain yang


menyenangkan. Salah satu aktivitas menyenangkan yang disukai oleh anak usia
dini adalah bercerita. Setiap kita bercerita dengan menarik dengan mengorganisasi
potensi gerak, imajinasi, kognitif, dan moral. Dari sinilah aktivitas bercerita dapat
dijadikan media untuk bermain dan belajar dalam meningkatkan keterampilan
membaca dan menulis untuk anak-anak usia dini. Kedua, aktivitas bercerita
melatih keterampilan menyimak dan berbicara.

Aktivitas bercerita merupakan aktivitas intensif dalam hal menyimak dan


berbicara. Saat cerita diceritakan maka anak-anak akan melakukan aktivitas
mendengarkan secara intensif. Dalam aktivitas mendengarkan ini, anak-anak usia
dini akan mendapatkan banyak struktur bahasa (intonasi, kata, kalimat, wacana,
sampai pragmatika). Anak-anak pun akan mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan dari kegiatan menyimak bahasa ini.

Proses menyimak akan diteruskan ke otak pusat, disimpan, dan menjadi


kemampuan bawah sadar anak usia dini dalam hal bahasa. Kemampuan bahasa

14
Marwany, Pendidikan Literasi Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri, 2020),h.53
10
11

dalam menyimak ini kemudian akan diaktualisasikan melalui kegiatan bicara.


Aktivitas dongeng untuk anak usia dini juga dilakukan dengan komunikasi
berbicara.

Dari sinilah, aktivitas bercerita akan mengeksplorasi keterampilan


menyimak dan berbicara sebagai dasar untuk mengembangkan keterampilan
membaca dan menulis. Ketiga, aktivitas bercerita itu melakukan kategorisasi
gambar. Aktivitas bercerita untuk anak usia dini harus dilakukan dengan media
gambar.

Melalui gambar ini anak usia dini akan bisa mengembangkan imajinasinya,
mendapat gambaran konkret tentang cerita, serta bisa mengidentifikasi arti bahasa
melalui gambar. Dari sinilah, aktivitas bercerita akan membuat anakanak usia dini
melakukan proses kategorisasi gambar, yaitu suatu aktivitas mengidentivitas kata
melalui gambar sehingga diperoleh pemahaman semantik dan morfologisnya.
bahkan pragmatika dalam mengucapkan kata itu. Dari sinilah aktivitas bercerita
akan mengembangkan keterampilan membaca dan mengidentifikasi garis untuk
proses menulis bagi anak-anak usia dini.15

15
Ibid, h. 54
11
12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa sebagai salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan


pada usia dini 3-4 tahun karena bahasa merupakan media komunikasi agar anak
dapat menjadi bagian dari kelompok sosialnya.

Perkembangan bahasa terjadi pada setiap tahap perkembangan,


perkembangan anak secara umum dan perkembangan bahasa awal anak berkaitan
erat dengan berbagai kegiatan anak, objek dan kejadian yang dialami secara
langsung.

B. Saran

Supaya proses pembelajaran dapat berlagsung dengan baik dan terjadi


keseimbangan antara pihak pendidik dan peserta didik maka perlulah dikaji dan
dipelajari lebih dalam mengenai "Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
Usia Dini."

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah Muhammad, Perkembangan Bahasa Dan Keterlambatan

Berbicara, t.t.p. Guepedia,2020

Depdiknas, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia

Dini, Jakarta : Universitas Terbuka,t.t.

Jamaris Martini, Perkembangan Anak Usia Dini,Surabaya, Cipta karya

Utama, 2011.

Khadijah, Pendidikan Prasekolah, Medan: Perdana Publishing, 2016.

Marwany, Pendidikan Literasi Anak Usia Dini, Yogyakarta: Hijaz Pustaka

Mandiri, 2020.

Nur Mustakim dkk, Metode Pengembangan Bahasa, (Jakarta : Mulia

Press, 20013.

Susanto Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana, 2012.

13

Anda mungkin juga menyukai