PERKEMBANGAN BAHASA
ANAK USIA DINI, ANAK SEKOLAH DASAR, DAN REMAJA
TUTOR :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 perkembangan berbahasa anak usia dini
2.2 perkembangan berbahasa anak sekolah dasar
2.3 perkembangan berbahasa remaja
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kemampuan berbicara menjadi suatu bagian yang tidak terpisahkan dalam perkembangan
bahasa. Kemampuan berbicara termasuk keterampilan dalam menyampaikan pesan
melalui bahasa lisan kepada orang lain. Penyampaian gagasan maupun ide yang ada
dalam fikiran dapat disampaikan kepada orang lain melalui berbicara. Kemampuan
berbicara penting untuk diperhatikan agar komunikasi dengan lawan bicara dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Kemampuan berbicara anak kelas I sekolah dasar yang
mencakup usia 6 – 7 tahun seharusnya sudah berkembang dengan baik. Anak diharapkan
mampu meningkatkan kemampuan berbicara agar mudah berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang lain.
Kemampuan berbicara penting diajarkan pada anak agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Hasim dkk mengatakan bahwa tujuan yang diharapkan yaitu agar siswa
mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara lisan, serta memiliki
kegemaran berbicara kritis dan kreatif. Secara umum, diharapkan siswa mampu
mengomunikasikan ide atau gagasan, dan pendapat, secara lisan ataupun sebagai kegiatan
mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman hidup, ide, dan lain sebagainya.5
Kemampuan berbicara pada anak diharapkan dapat meningkat ketika anak berada di
kelas I sekolah dasar agar dapat dengan mudah mengikuti pembelajaran dan
bersosialisasi dengan orang lain. Namun kenyataannya, kemampuan berbicara anak kelas
I sekolah dasar masih banyak yang belum berkembang. Wulandari menyatakan, Anak
belum mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang sesuatu hal yang dilihatnya. Anak
sering kali mendapat kesulitan mengungkapkan pendapatnya ketika pembelajaran
berlangsung, bahkan anak masih perlu motivasi dan bantuan dari guru dalam
mengungkapkan atau menjelaskan sesuatu. Selain itu tampak dari masih banyak anak
yang mengucapkan kalimat yang belum tepat dan jelas seperti, “dirumah dulu suka
olahraga”. Selain itu ketika diberi pertanyaan oleh guru terkait bercerita sesuai dengan
pengalaman yang pernah dilakukan oleh anak, anak terlihat kesulitan dalam merangkai
kalimat untuk diucapkan.
Kemampuan berbicara penting diajarkan pada anak agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Hasim dkk mengatakan bahwa tujuan yang diharapkan yaitu agar siswa
mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara lisan, serta memiliki
kegemaran berbicara kritis dan kreatif. Secara umum, diharapkan siswa mampu
mengomunikasikan ide atau gagasan, dan pendapat, secara lisan ataupun sebagai kegiatan
mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman hidup, ide, dan lain sebagainya.5
Kemampuan berbicara pada anak diharapkan dapat meningkat ketika anak berada di
kelas I sekolah dasar agar dapat dengan mudah mengikuti pembelajaran dan
bersosialisasi dengan orang lain saat dia sudah remaja. Namun kenyataannya,
kemampuan berbicara anak kelas I sekolah dasar masih banyak yang belum berkembang.
Wulandari menyatakan:
Anak belum mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang sesuatu hal yang dilihatnya.
Anak sering kali mendapat kesulitan mengungkapkan pendapatnya ketika pembelajaran
berlangsung, bahkan anak masih perlu motivasi dan bantuan dari guru dalam
mengungkapkan atau menjelaskan sesuatu. Selain itu tampak dari masih banyak anak
yang mengucapkan kalimat yang belum tepat dan jelas seperti, “dirumah dulu suka
olahraga”. Selain itu ketika diberi pertanyaan oleh guru terkait bercerita sesuai dengan
pengalaman yang pernah dilakukan oleh anak, anak terlihat kesulitan dalam merangkai
kalimat untuk diucapkan.
1.2 rumusan masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, dalam makalah ini penulis dapat
merumuskannyamenjadi beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.Pengertian perkembangan bahasa,
2.Tahapan-tahapan dalam perkembangan Bahasa anak hingga remaja
1.3 Tujuan
Tujuan Pengembangan Bahasa bagi Anak Usia Dini, SD, dan Remaja
kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi
secara lisan dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkunagn di sekitar
anak antara lain teman sebaya, teman bermain,orang dewasa, baik yanga da di sekolah, di
rumah, maupun dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan berbahasa anak usia dini
Pengertian Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, SD, dab Remaja adalah salah satu aspek dari
tahapan perkembangan anak yang diekspresikan melalui pemikiran anak dengan menggunakan kata-
kata yang menandai meningkatnya kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, dapat digunakan untuk berfikir, mengekspresikan
perasaan dan melalui bahasa dapat menerima pikiran dan perasaan orang lain.
Perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman,
penguasaan dan pertumbuhan bahasa.
Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu
berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya.
Konteks pengembangan bahasa meliputi: mendengarkan , berbicara, membaca, dan menulis dini.
Dalam mengembangkan kemampuan bahas anak, guru/tutor dapat memilih strategi dan metoda
secara bervariasi.
Kemampuan berbahasa yang paling nampak dalam kehidupan keseharian adalah berbicara.
Anak pada awal masa kanak-kanak mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk berbicara
karena:
(1) Sebagai sarana bersosialisasi. Kalau mereka tidak dapat berbicara, tidak dapat diterima
sebagai anggota kelompok, (2) Mereka belajar berbicara sebagai sarana untuk
memperoleh kemandirian. Kalau mereka tidak dapat berbicara, orang tua tidak mengerti
keingianan anak, sehingga anak selalu dibantu seperti bayi, akibatnya tidak mandiri.
(Sri Rumini dan Siti Sundari, 2004: 43). K. Eileen dan Lynn R. Marotz (2020: 159- 215)
menjelaskan tentang profil perkembangan dan pola pertumbuhan anak termasuk perkembangan
berbicara dan berbahasa anak usia 6-12 tahun, diantaranya adalah:
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah banyak belajar dari lingkungan,
dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja
mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan
lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam
keluarga atau bahasa itu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana
mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan
masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan
kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah.
Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan
kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala
ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem
budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya)
terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa
sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar
yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus
untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam
perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain.
Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan tingkat sosial
keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak
menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat
terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih
selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek/kognisi
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa.
Oleh karena itu, kita harus menggunakan dan mengembangkan bahasa dengan berkembangnya
bahasa secara tidak sadar kita telah melangkah kedewasaan yang sudah merupakan kodrat kita
sebagai manusia.
Hanya saja, agar pertumbuhan itu mencapai hasil yang maksimal harus mempertahankan faktor-
faktor pendukungnya
3.2 Kesimpulan
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. bahwa
kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan
berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.
DAFTAR PUSTAKA
dikemukakan oleh Laird (1957 : 16), Hurlock, (Musyafa, 2002:26), Holliday (1978:32), (Sri Rumini dan
Siti Sundari, 2004: 43). K. Eileen dan Lynn R. Marotz (2020: 159- 215),
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alawlad/article/download/432/352
https://www.googleadservices.com/pagead/aclk?
sa=L&ai=DChcSEwi8h6bO__n5AhWukmYCHdyxCo4YABAAGgJzbQ&ohost=www.google.com&cid=
CAESbeD2kUpVkslndM4AdLdbO5sny1lYk4bo-t-
dXVyVmVEUcKdsG2QxLr9Akw9L1oQngchByQdZjDyqP7qHzgFzA1MNxN5-
IpznNO6PF3sRp9PeHv10dNBPJK2LP_ZlAZdFvg9Y1ITwFpHAL7YTep4&sig=AOD64_0KsN__HfQK
H7mGFeOge9EWMaznuA&q&adurl&ved=2ahUKEwja35_O__n5AhUW6HMBHXhxC-
oQ0Qx6BAgCEAE
http://eprints.ums.ac.id/13648/2/3.Bab_I.pdf
https://www.googleadservices.com/pagead/aclk?
sa=L&ai=DChcSEwi8h6bO__n5AhWukmYCHdyxCo4YABAAGgJzbQ&ohost=www.google.com&cid=
CAESbeD2kUpVkslndM4AdLdbO5sny1lYk4bo-t-
dXVyVmVEUcKdsG2QxLr9Akw9L1oQngchByQdZjDyqP7qHzgFzA1MNxN5-
IpznNO6PF3sRp9PeHv10dNBPJK2LP_ZlAZdFvg9Y1ITwFpHAL7YTep4&sig=AOD64_0KsN__HfQK
H7mGFeOge9EWMaznuA&q&adurl&ved=2ahUKEwja35_O__n5AhUW6HMBHXhxC-
oQ0Qx6BAgCEAE