Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dipanjatkan kepada Allah Swt yang mampu mempersembahkan al-Quran al-
Karim sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia dan menjadi rahmat bagi seluruh jagat raya
ini (rahmatan lil’alamin). Shalawat dan salam semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad
Saw sebagai rasul pilihan Allah yang telah membawa risalah Nya berupa al-Quran untuk semua
umat manusia. Setelah kami berupaya merampungkan tulisan yang membahas perkembangan
bahasa bagi peserta didik tingkat SMP/MTs untuk disajikan kepada pembaca, akhirnya setelah
beberapa waktu tulisan ini dapat kami selesaikan dalam bentuk makalah yang berjudul
“Perkembangan Bahasa Peserta Didik SMP/MTs”.
Tujuan makalah ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa menekuni mata kuliah
Psikologi Pendidikan IPA tanpa mengurangi sedikitpun kewajiban mahasiswa membaca
referensi lain yang relevan. Kami sebagai penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis hargai.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan pada anak usia SMP sangat berpengaruh dengan kehidupan yang akan
mendatang, karena peran pendidikan merupakan awal bagi pondasi dari kemajuan suatu
bangsa, yang apabila suatu pendidikan tersebut baik maka baik pula generasi selanjutnya.
Baiknya orang tua dapat berpikir bahwa anak dapat atau mampu menjadi manusia yang
unggul lebih dari ayah dan ibunya sehingga para orang tua dapat berusaha keras untuk
mendidik anak dan memberikan segala jenis ilmu yang dianggap dapat mewakili
keberhasilan dalam kehidupan anak tersebut.
Pada anak usia remaja merupakan masa keemasan, di mana bahasa merupakan suatu hal
yang penting. Bahasa dapat memudahkan anak dalam menyampaikan pendapat serta ide-
ide sehingga dapat terbentuknya komunikasi serta interaksi terhadap lingkungannya.
Dalam pemakaian bahasa yang dilakukan oleh anak dipengaruhi oleh meningkatnya usia,
semakin anak bertambah umur maka akan semakin banyak pula kosakata yang akan
dikuasai dan semakin jelas pelafalan serta pengucapan dari setiap kosa katanya.
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif benar efisien dan baik merupakan suatu
tuntutan. berkomunikasi sendiri memiliki 4 kemampuan yang dapat dikembangkan yaitu
listening atau mendengarkan, speaking atau berbicara, reading atau membaca, dan
writing atau menulis. dengan kegiatan sosial yang baik akan mempermudah dalam
penggunaan bahasa itu sendiri, yang memiliki arti bahwa manusia mampu menggunakan
bahasa dengan baik apabila bahasa yang digunakan dapat dimengerti serta dipahami oleh
orang lain.
Bagi seorang peserta didik kunci suatu keberhasilan adalah berbicara yang dapat menjadi
faktor terpenting dalam proses pembelajaran. dengan kata lain keterlambatan anak dalam
memahami kosakata akan diikuti dengan keterlambatan peserta didik dalam memahami
materi pelajaran begitupin sebaliknya. sebagian besar materi pelajaran tidak akan terlepas
1
dari kegiatan percakapan antara pendidik dengan peserta didik. seperti dengan perintah
yang pertama kali diturunkan dalam Alquran bagi orang Islam yakni perintah
menggunakan dan berbicara yang baik, sebagaimana yang tersurat dalam surat Al-A'raf
sebagai berikut :
Maka dari itu mengajarkan berbahasa yang baik dapat dilaksanakan tanpa melebihi suatu
batas-batas prinsip pendidikan bagi peserta didik tersebut. Pembelajaran tetap sesuai pada
porsinya namun tidak juga kurang sehingga peserta didik dapat optimal dalam
pengembangan bahasa mereka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
9. Obrolan ekspresif (suara seperti percakapan nyata tetapi tidak dapat
dibedakan
10. Mengulangi perkataan ketika dibujuk.
11. Kata-kata mengikat yang dapat dibedakan dalam obrolan ekspresif
12. Holophrases atau kalimat dengan satu kata (“susu” dapat berarti “saya
ingin susu” atau “dimana susu saya?”).
13. Telegraphic speech atau kalimat dua kata (“jus ma” dapatberarti “mama
saya ingin jus”, “mama saya menumpahkan jus”, atau “ini adalah jus
buatan mama”).
14. Overgenarlized speech atau katakata umum/sebutan (“boots” mungkin
nama keluarga anjing tetapi anak-anak menggunakan untuk nama kucing
tetangga atau nam binatang lain).
15. Undergeneralized speech atau sebutan anak seseorang (misalnya nama
ibunya adalah Wati; oleh karena itu, bibi Wati tidak dapat dipanggil Wati;
ia harus dipanggil dengan nama lain).
16. Perputaran percakapan.
17. Kata-kata kreatif (kata-kata yang biasanya dibutuhkan untuk menemukan
kata yang belum dipelajari atau anak tidak punya kerangka referensinya)
18. Keingintahuan kata-kata verbal.
19. Keingintahuan akan kata-kata yang tercetak.
Tahap perkembangan bahasa pada masa balita dibedakan menjadi dua tahap, yaitu
pada usia 1-24 bulan dan pada usia 24-46 bulan sebagai berikut (Desmita, 2006):
4
menyampaikan pertanyaan yang terdiri dari dua kata. Selama tahap kedua
kata ini, mereka dengan cepat memahami pentingnya mengekspresikan
konsep dan peran yang akan dimainkan oleh
bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain (Desmita, 2006).
No Usia Vokal
2) Usia 24 – 46 Bulan
Usia 24 – 46 bulan disebut dengan usia para sekolah. Untuk
mengetahui perkembangan bahasa anak-anak pra sekolah dapat digunakan
indeks perkembangan bahasa yang dikembangkan oleh Rog24er Brown
(1973) yang dikenal dengan Mean Lenght of Utterance (MLU), yaitu
indeks perkembangan bahasa yang didasarkan atas jumlah kata dan
kalimat sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Pra Sekolah
5
No Usia Vokal
Pada saat berbahasa, anak dituntut menguasai empat tugas pokok yang saling
berkaitan (Syamsu Yusuf, dalam Yusi Riksa, 2009: 146), yaitu :
a. Pemahaman, kemampuan memahami makna ucapan, tulisan maupun bahasa tubuh yang
disampaikan oleh orang lain
b. Pengembangan perbendaharaan kata, yaitu penguasaan dan penambahaan kosa kata baru.
Perbendaharan kata berkembang mulai usia dua tahun. Mengalami perkembangan yang
sangat pesat pada usia dini sehingga muncul istilah “bertelinga gajah karena apa yang
diucapkan adalah apa yang dingar”. Perbendaharaan kata terus meningkat pada saat
masuk sekolah karena interaksi yang intensif baik dengan teman sebaya maupun orang
dewasa secara meluas. Perbendaharaan kata juga diperoleh dari istilah-istilah sesuai
dengan konten materi pembelajaran. Anak menguasai perbendaharaan kata dari
penggunaan dua atau lebih bahasa. Minimal bahasa ibu yang dipergunakan di rumah dan
bahasa Indonesia yang dipergunakan di sekolah. Komunikasi dengan teman sebaya yang
6
berbeda latar belakang suku bangsa membuat anak mengenal kosa kata lain. Memalui
televisi atau karena pelajaran bahasa asing di sekolah, anak juga memperoleh tambahan
kosa kata. Bacaan ilmiah atau fiksi yang mulai disukai anak ditingkat sekolah dasar
memberikan tambahan sumbangan kosa kata baru. Juga berkembang kosa kata pergaulan
yang sering kali tercipta atau diciptakan dikalangan para siswa sendiri pada saat bermain
atau terlibat pada suatu aktivitas
c. Menyusun kata-kata menjadi kalimat. Perkembangan kemampuan menyususun kalimat
dimulai sejak berumur dua tahun. Dimulai dengan kalimat dengan satu kata tunggal
sebagai objek. Misalnya minum yang dimaksud dengan saya ingin minuim. Kemudian
berkembang menjadi kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu subjek dan objek, misalnya
ade makan, maksudnya ade sedang makan atau ade mau makan. Memasuki umur empat
hingga enam tahun menjadi kalimat sempurna subjek, prediket dan objek. Misalnya, ade
mau berangkat ke sekolah, atau ade mau pakai baju biru. Di sekolah dasar anak sudah
mampu membuat kalimat lengkap sempurna yang terdiri dari subjek, prediket, objek dan
keterangan. Misalnya ade berangkat ke sekolah diantar mama. Anak-anak yang cerdas
dan dengan latar belakang ekonomi kelaurga menengah ke atas dapat membuat kalimat
yang lebih panjang, lengkap dan dengan struktur bahasa yang baik karena memiliki
perbendaharaan kata yang lebih baik. Perbendaharaan kata yang lebih diperoleh dari
keterbukaan akses untuk berkomunikasi sdengan orang dewasa, teman sebaya dan
sumber-sumber bacaan.
d. Ucapan. Kemampuan mengucapkan merupakan hasil belajar melalui peniruan berbangai
bunyi yang didengar oleh anakanak dari orang-orang disekelilingnya. Kejelasan ucapan
dalam pengertian vokal atau huruf hidup yaitu, a, i, u, e, o dan konsonan atau huruf mati,
yaitu t, p, b, m, n, terjadi mulai usia tiga tahun. Hurufhuruf mati tunggal seperti z, w, s,
dan g; diftong atau huruf mati rangkap seperti ny, ng, dan dr serta huruf hidup rangkap
seperti au, ai, ia, merupakan huruf-huruf yang sulit diucapkan dan baru berkembanag dan
dikuasai memasuki usia sekolah pada anak kelas awal kesulitan-kesulitan masih akan
dialami oleh beberapa anak. Sebagai guru harus memiliki kepekaan dan menstimulasi
anak dengan bacaan sehingga anak dapat menguasai.
7
Bahasa dan bicara merupakan bagian dari komunikasi yang saling berhubungan dan tidak
bisa dipisahkan. Dalam pelaksanaannya, anak terlebih dahulu mengembangkan aspek
bahasanya, baru kemudian akan mulai menguasai bicara . Perkembangan bahasa merupakan
salah satu indikator dalam perkembangan kognitif seorang anak, hal ini berhubungan dengan
keberhasilan ataupun keterlambatannya dalam berfikir dan berkomunikasi di lingkungannya.
Seorang anak yang dikatakan lambat dalam berbahasa dapat mempengaruhi kemampuan
komunikasinya dalam sehari-hari secara pribadi atau lingkungan sosialnya, hal ini dapat
berakibat sulitnya belajar, bersosialisasi, dan kegiatan bekerja lainnya saat dewasa nanti.
Secara umum terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak
antara lain:
8
secara baik. Anak-anak dengan kecerdasan yang tinggi mampu membaca dan memahami
pembicaraan pada usia yang sangat muda
d. Status sosial ekonomi, anak keluarga miskin mengalami hambatan dalam berbahasa
karena akses untuk literasy yaitu mengenal huruf sebagai lambang dan bunyi terbatas.
Selain itu kesempatan belajar serta asupan gizi yang diperoleh juga terbatas. Anak-anak
miskin cenderung menjadi ilaterasy atau buta huruf atau buta aksara baik latin maupun
arab.
e. Hubungan keluarga, pola asuh keluarga yang demokratis dan autoritatif yang memandang
dan menempatkan anak sebagai bagian dari keluarga membuat anak belajar dan
memperoleh contoh bagaimana berkomunikasi dengan baik dan memiliki kebebasan
untuk menyatakan dan mengekspresikan apa yang dipikirkan dan dirasakan melalui
beragam bahasa
f. Akses komunikasi, keterbukaan dan dukungan untuk bergaul dengan lingkungan sekitar
baik keluarga inti, kelaurga besar, masyarakat, institusi atau lembaga pendidikan maupun
media komunikasi mendorong kemampuan berbahasa anak berkembang dengan optimal.
g. Jenis Kelamin Banyak dari penelitian yang menyatakan bahwa perkembangan bahasa
anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Anak perempuan lebih cepat
dapat bicara dibandingkan anak laki-laki. Mereka memiliki perkembangan pemerolehan
kosakat yang lebih cepat (Fenson et all,1994 dalam Berk, 2009). Berdasarkan pernyataan
tersebuut dapat diketahui bahwa remaja putri banyak memiliki kemampuan superior
dalam verbal performance, sedangkan pada anak laki-laki terdapat masalah keterlambatan
bicara atau gangguan berbicara salah satunya adalah gagap.
9
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11