Disusun oleh :
1. Mariyatul Qibtiyyah (06041021048)
2. Nalinda Alif Muharochimin (06041021052)
3. Ni’matul Aliyah Dwi R. (06021021032)
1
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “MIKROBIOLOGI” ini tepat pada waktunya dan kami juga berharap
semoga makalah ini telah sesuai dengan standard yang ditentukan .
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Nailil
Inayah, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca dan penulis mengenai ilmu
biologi ini.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nailil Inayah, S.Pd., M.Pd yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga kami dapat mempelajari sub bab ini secara mandiri yang
dapat menambah wawasan serta pengetahuan.
Kami menyadari makalah yang kami susun ini masih belum sempurna,oleh karena itu kami
sangat berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya kami dapat
memperbaiki penulisannya dan dapat berguna serta bermanfaat bagi banyak orang.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
Kata pengantar.......................................................................................................................................I
Daftar isi..............................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................III
Latar belakang....................................................................................................................................III
Rumusan masalah...............................................................................................................................III
Tujuan.................................................................................................................................................IV
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................1
2.1 Pengertian Mikrobiologi.................................................................................................................1
2.1 Mikrobiologi dalam prespektif Al Qur’an.....................................................................................1
2.3 Cabang dalam Mikrobiologi...........................................................................................................3
2.4 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Mikroorganisme..........................................................3
2.5 Struktur dan ukuran Mikroorganisme ...........................................................................................4
2.6 Pertumbuhan, pengamatan, dan perwarnaan Mikroorganisme......................................................7
2.7 Taksonomi Mikroorganisme........................................................................................................16
2.8 Peranan Mikroorganisme dalam kehidupan.................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
Mikrobiologi merupakan cabang dari ilmu biologi yang mempelajari segala sesuatu yang
berhubungan dengan mikroorganisme (mikroba) . Mikroorganisme memiliki ukuran yang sangat kecil
3
sehingga tidak dapat dilihat biasa atau dengan mata telanjang , sehingga diperlukan alat bantuan untuk
mengamatinya karena itulah mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik.Dilihat dari susunanya
mikroorganisme dibagi menjadi dua yaitu Uniseluler yang tersusun dari satu sel,dan Multiseluler yang
tersusun atas beberapa sel. Namun meskipun organisme uniseluler hanya tersusun atas satu
sel,mikroorganisme ini menunjukkan sifat organisme hidup seperti bermetabolisme, reproduksi,
melakukan pergerakan , dan berevolusi. Seperti diketahui bahwasannya mikroorganisme terdapat dimana
– mana , seperti didalam air, tanah, udara , dan terdapat juga pada makhluk hidup. Adapun keuntungan
dan kerugian yang didapat dalam menggunakan mikroorganisme dikehidupan sehari-hari yakni dimulai
dari keuntungannya mikroorganisme berperan dalam bidang pertanian, bidang kesehatan, dan dapat
membantu pada industri makanan serta minuman fermentasi. Selain itu, kerugian mikroorganisme dapat
berupa penyakit – penyakit yang ada pada makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, bahkan pada manusia
sekalipun.
1. Agar dapat menambah wawasan atau dapat memahami dengan jelas apa itu mikrobiologi
2. Agar dapat mengetahui maksud dari mikrobiologi dalam prespektif Al-Qur’an
3. Agar dapat mengetahui cabang cabang dalam mikrobiologi
4
4. Agar dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
5. Agar dapat mengetahui struktur dan ukuran dari mikroorganisme
6. Agar dapat mengetahui pertumbuhan, pengamatan, dan pewarnaan dari mikroorganisme
7. Agar dapat mengetahui taksonomi mikroorganisme
8. Agar dapat mengetahui peranan mikroorganisme dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani , yaitu micros = kecil, bios = hidup, dan
logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang aspek
kehidupan mikroorganisme (makhluk hidup) yang dapat dilihat dari pertumbuhan dan
perkembangannya, perkembangbiakan, serta peran dalam lingkungan.
Mikroorganisme atau juga bisa disebut mikroba memiliki ukuran yang sangat kecil dan
hanya bisa dilihat menggunakan alat bantu seperti mikroskop, Mikroorganisme seringkali bersel
tunggal maupun bersel banyak. Organisme yang termasuk kedalam golongan mikroorganisme
adalah bakteri, fungi, algamikroskopik, protozoa, virus, dan archaea. Bakteri, virus, dan archaea
termasuk kedalam golongan prokariotik ( tidak memiliki membran inti sel ) , sedangkan fungi,
protozoa, alga mikroskopik termasuk kedalam golongan eukariot ( memiliki organel atau
5
membrane inti sel ).Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista ,
dan ganggang mikroskopis.
Mikroorganisme dapat menjalankan proses dengan hidup mandiri seperti dapat
menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
Mikroorganisme dapat tumbuh dan bertempat tinggal bersama sama disamudera, danau, tanah ,
jaringan yang hidup dan jaringan yang mati (Black, 2008). Selain itu ada juga mikroorganisme
yang dapat hidup dihabitat ekstrem, seperti hidup di kondisi suhu dan salinitas yang sangat tinggi
(Tortora dkk. 2010). Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu material dapat
menyebabkan perubahan dalam komposisi fisik dan kimia, seperti yang dapat kita lihat dari
perubahan warna, kekeruhaan, dan bau yang ditimbulkan.
Al-Qur’an juga telah menyebutkan dalam Qs an-Nahl ayat 8 yang artinya : “Dan Allah
menciptakan apa yang tidak kamu ketahui” menunjukkan bahwa Allah SWT telah menciptakan
keberadaan bentuk-bentuk kehidupan yang manusia sebelumnya tidak mengetahui. Manusia
masih mengungkap ayat Al-Qur’an tentang keberadaan adanya kehidupan itu, baru kemudian
setelah alat mikroskop ditemukan, manusia mulai dapat melihat dengan mata penglihatannya
tentang makhluk hidup yang terkecil. Hal tersebut membuktikan bahwa sebelum adanya
penemuan terkait bakteri, Al-Qur’an lebih dahulu menyebutkan di dalam ayat-ayatnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang bakteri yang
dalam bahasa Al-Qur’an disebut dzarrah dalam perspektif Al-Qur’an dan peranannya bagi
kehidupan.
Istilah zarrah sebagai wujud zat atau substansi materi yang paling kecil yang disebutkan
dalam Al-Qur’an merupakan petunjuk untuk mempelajari mikrobiologi. Konsep sel sebagai
materi fungsional terkecil ternyata dapat dipatahkan oleh adanya mikroorganisme.
Mikroorganisme sebagai organisme sel tunggal merupakan bukti adanya materi fungsional di
bawah sel. Itulah materi zarrah, Al-Qur’an menunjuk pada konsep zarrah sebagai materi terkecil,
dengan demikian masih ada substansi potensial dalam suatu zat yang lebih kecil dari sel
(Subandi, 2010).
6
Selain itu, adanya makhluk kecil seperti bakteri juga disebutkan dalam QS. Al-Baqarah
ayat 26 yang berbunyi :
Artinya:
“ Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih
rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu
benar dari Tuhan mereka. Dan adapun mereka yang kafir mengatakan : "Apakah maksud Allah
menjadikan ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada
yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS.Al-Baqarah : 26)
7
mikrobiologi juga memiliki peran penting dibidang pangan seperti pada proses pengolahan bahan
mentah menjadi produk setengah jadi maupun sudah jadi, dikarenakan enzim yang terdapat dalam
mikroorganisme tersebut.
1. Faktor Fisika
Faktor Fisika yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme antara lain yaitu suhu,
kandungan oksigen, tekanan osmotik, pH, dll. Salah satu contohnya yaitu suhu, pengaruh
suhu ini bisa mempengaruhi laju reaksi didalam sel. Semakin meningkat suhu, maka laju
reaksi akan semakin cepat. Namun pada suhu tertentu juga bisa merusak komponen sel. Jika
dikelompokkan terdapat 3 tingkatan suhu yang mempengaruhi organisme, mulai dari suhu
minimum yaitu batas terendah bagi suatu mikroba masih dapat hidup, suhu optimum yaitu
suhu optimal bagi suatu mikroba untuk melakukan pertumbuhan , dan suhu maksimum yaitu
batas tertinggi bagi suatu mikroba untuk dapat hidup ( Madigan dkk. 2011).
2. Faktor Kimia
Faktor Kimia yang mempengaruhi mikroorganisme adalah senyawa kimia yang berfungsi
sebagai bahan makanan dan senyawa kimia yang bersifat racun bagi mikroorganisme.
Senyawa kimia yang berfungsi sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme, misalnya
karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, trace element, dan organic growth factor (Tortora dkk. 2010).
3. Faktor Biologi
8
atau lebih mikroorganisme. Zat yang dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme
yang lain disebut zat antibiotik ( Benson. 2001).
Sel terdiri atas dua tipe, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Kedua tipe sel secara
kimiawi adalah serupa, yakni sama-sama memiliki asam nukleat, protein, lipid, dan
karbohidrat. Kedua tipe sel tersebut juga menggunakan reaksi kimia yang sama untuk
memetabolisme makanan, membentuk protein, dan menyimpan energi. Perbedaan sel
prokariotik dari sel eukariotik adalah struktur dinding sel, membran sel, serta tidak adanya
organel, yaitu struktur seluler yang terspesialisasi yang memiliki fungsi-fungsi spesifik.
a) Sel Prokariotik
Sel prokariotik secara struktural lebih sederhana dan hanya ditemukan pada organisme
bersel satu dan berkoloni, yaitu bakteri dan archaea. Dapat dikatakan sel prokariotik sebagai
suatu molekul yang dikelilingi oleh membran dan dinding sel karena tidak mempunyai organel
sel, tetapi mempunyai sistem membran dalam dinding selnya. Suatu sel prokariotik terdiri atas
DNA, sitoplasma, dan suatu struktur permukaan termasuk membran plasma dan komponen
dinding sel, kapsul, dan lapisan lendir (slime layer). Ada sebagian sel prokariotik yang
mempunyai pigmen fotosintesis seperti ditemukan pada Cyanobakteria.
Ciri-ciri sel prokariotik adalah :
1. sitoplasma sel prokariotik bersifat difuse dan bergranular karena adanya ribosom yang melayang di
sitoplasma sel;
2. membran plasma yang berbentuk dua lapis fosfolipid yang memisahkan bagian dalam sel dari
lingkungannya dan berperan sebagai filter dan komunikasi sel;
3. tidak memiliki organel yang dikelilingi membran;
4. memiliki dinding sel kecuali mycoplasma dan thermoplasma;
5. kromosom umumnya sirkuler. Sel prokariotik tidak memiliki inti sejati karena DNA tidak
terselubung oleh membran;
6. dapat membawa elemen DNA ekstrakromosom yang disebut plasmid, yang umumnya sirkuler
(bulat). Plasmid umumnya membawa fungsi tambahan, misalnya resistensi antibiotik;
7. beberapa prokariotik memiliki flagela yang berfungsi sebagai alat gerak;
8. umumnya memperbanyak diri dengan pembelahan biner.
9
b) Sel Eukariotik
Sel eukariotik mengandung organel seperti nukleus, mitokondria, kloroplas, retikulum
endoplasma (RE), badan golgi, lisosom, vakuola, peroksisom, dan lain-lain. Organel dan
komponen lain berada pada sitosol, yang bersama dengan nukleus disebut protoplasma.
Ciri-ciri sel eukariotik adalah:
1. Sitoplasma sel eukariotik tidak tampak berbutir-butir (bergranular), karena ribosom terikat pada
retikulum endoplasma;
2. Memiliki sejumlah organel yang dikelilingi oleh membran, termasuk mitokondria, retikulum
endoplasma, badan golgi, lisosom, dan kadang terdapat pula kloroplas;
3. DNA eukariotik terikat oleh protein kromosomal (histon dan non histon). Struktur kromosom
bersama protein kromosomal disebut kromosom. Seluruh DNA Kromosom tersimpan dalam inti sel;
dan
4. Sel eukariotik bergerak dengan menggunakan silia atau flagela yang secara struktural lebih komplek
dibandingkan silia atau flagela pada sel prokariotik. Secara rinci perbedaan sel prokariotik dan sel
eukariotik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pergerakan sel Flagela yang tersusun Flagela dan silia yang tersusun atas
atas protein flagelin protein tubulin
Mitokondria Tidak ada Satu sampai beberapa lusin (beberapa
tidak memiliki mitokondria)
Koroplas Tidak ada Pada alga dan tanaman
Organisasi Umumnya satu sel Sel tunggal, koloni, organisme tingkat
tinggi dengan sel terspesialisasi
10
Pembelahan sel Pembelahan biner Mitosis dan sitokenesis
Jenis organisme Bakteri dan archae Protista, fungi, tanaman, hewan.
Ukuran mikroorganisme. Semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebh kecil
disebut mikroorganisme. Jadi satuan ukuran yang dipakai untuk makhluk yang sangat kecil atau
istilah lain jasad renik adalah mikron (µ) atau milimikron (mµ). Untuk lebih jelasnya, perhatikan
ukuran panjang berikut:
A. Pertumbuhan Mikroorganisme
11
yang diikuti pembelahan sel. Ciri khas reproduksi bakteri adalah pembelahan biner, dimana dari
satu sel bakteri dapat dihasilkan dua sel anakan yang sama besar, maka populasi bakteri bertambah
secara geometrik. Interval waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri atau untuk
populasi menjadi dua kali lipat dikenal sebagai waktu generasi. Mayoritas bakteri memiliki waktu
generasi berkisar satu sampai tiga jam, Eshericia coli memiliki waktu generasi yang cukup singkat
berkisar 15-20 menit, sedangkan bakteri Mycobacterium tuberculosis memiliki waktu generasi
sekitar 20 jam. Waktu generasi ini sangat bergantung pada cukup tidaknya nutrisi di dalam media
pertumbuhan, serta kondisi fisik pertumbuhan mikroorganisme.
Pada fase ini laju pertumbuhan belum memperlihatkan pertumbuhan ekponensial, tetapi
dalam tahap masa persiapan. Hal ini tergantung dari kondisi permulaan, apabila
mikroorganisme yang ditanami pada substrat atau medium yang sesuai, maka pertumbuhan
akan terjadi. Namun sebaliknya apabila diinokulasikan mikroorganisme yang sudah tua
meskipun makanannya cocok, maka pertumbuhannya mikroorganisme ini membutuhkan masa
persiapan atau fase lag.
Waktu yang diperlukan pada fase ini digunakan untuk mensintesa enzim. Sehingga
mencapai konsentrasi yang cukup untuk melaksanakan pertumbuhan ekponensial. Fase ini
berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung dari jenis mikroorganisme serta
lingkungan yang hidup. Selama fase ini perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu
tidak secara nyata terlihat. Karena fase ini dapat juga dinamakan sebagai fase adaptasi
(penyesuaian) ataupun fase-pengaturan jasad untuk suatu aktivitas didalam lingkungan yang
mungkin baru.
Pada setiap akhir persiapan sel mikroorganisme akan membelah diri. Masa ini disebut masa
pertumbuhan, yang setiap selnya tidak sama dalam waktu masa persiapan. Sehingga secara
berangsur-angsur kenaikan jumlah populasi sel mikroorganisme ini mencapai masa akhir fase
pertumbuhan mikroorganisme. Setelah setiap individu menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru selama fase lag, maka mulailah mengadakan perubahan bentuk dan meningkatkan jumlah
12
individu sel sehingga kurva meningkat dengan tajam (menanjak). Peningkatan ini harus
diimbangi dengan banyak faktor, antara lain :
Faktor biologis, yaitu bentuk dan sifat jasad terhadap lingkungan yang ada, serta
assosiasi kehidupan di antara jasad yang ada kalau jumlah jenis lebih dari sebuah.
Setiap sel mempunyai kemampuan hidup dan berkembang biak secara tepat. Fase
pengurangan pertumbuhan akan terlihat berupa keadaan puncak dari fase logaritmik sebelum
mencapai fase stasioner, dimana penambahan jumlah individu mulai berkurang atau menurun
yang di sebabkan oleh banyak faktor, antara lain berkurangnya sumber nutrien di dalam media
tercapainya jumlah kejenuhan pertumbuhan jasad. Fase tumbuh reda akan terlihat dimana fase
logaritma mencapai puncaknya, maka zat-zat makanan yang diproduksi oleh setiap sel
mikroorganisme akan mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme, sehingga pada masa
pertumbuhan ini reda atau dikatakan sebagai fase tumbuh reda
3. Fase Stasioner
4. Fase Kematian
Fase ini diawali setelah jumlah mikroorganisme yang di hasilkan mencapai jumlah
yang konstan, sehingga jumlah akhir mikroorganisme tetap maksimum pada masa tertentu.
Setelah masa dilampaui, maka secara perlahan-lahan jumlah sel yang mati melebihi jumlah
sel yang hidup.
13
hidup dalam beberapa saat waktu tertentu. Pada fase ini merupakan akhir dari suatu kurva
dimana jumlah individu secara tajam akan menurun sehingga grafik tampaknya akan kembali
ke titik awal lagi. Gambaran pertumbuhan mikroorganisme seringkali tidak sesuai seperti
yang sudah diterangkan kalau faktor-faktor lingkungan yang menyertainya tidak memenuhi
persyaratan.
1) Temperatur
2) pH
14
dengan pH darah.Batas pH untuk pertumbuhan jasad merupakan suatu gambaran dari batas pH
bagi kegiatan enzim. Untuk itu jasad dikenal nilai pH minimum, optimum, dan maksimum.
Bakteri memerlukan nilai pH antara 6,5-7,5, ragi antara 4,0-4,5, sedang jamur dan aktinomiset
tertentu mempunyai daerah pH yang luas.
1. Mikroorganisme yang asidofilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-5,0
2. Mikroorganisme yang mesofilik (Neutrofilik), yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 5,5-
8,0
3. Mikroorganisme yang alkalifilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 8,4-9,5.
3) Tekanan osmosis
Osmosis merupakan perpindahan air melewati membran semipermeabel karena
ketidakseimbangan material terlarut dalam media. Dalam larutan hipotonik, air akan masuk ke sel
mikroorganisme, sedangkan dalam larutan hipertonik, air akan keluar dari dalam sel
mikroorganisme, berakibat membran plasma mengkerut dan lepas dari dinding sel (plasmolisis),
sel secara metabolik tidak aktif. Mikroorganisme yang mampu tumbuh pada lingkungan
hipertonik dengan kadar natrium tinggi dikenal dengan halofil, contohnya bakteri dalam laut.
Mikroorganisme yang mapu tumbuh pada konsentrasi garam yang sangat tinggi ( > 33% NaCl)
disebut halofil ekstrem, misalnya Halobacterium halobium.
4) Oksigen
Untuk melangsungkan hidupnya, makhluk hidup membutuhkan O2 yang diambil dari
udara melalui pernafasan. Fungsi O2 ini sudah jelas yaitu untuk pembakaran zat-zat jaringan,
sehingga dihasilkan panas dan tenaga. Hidup dalam lingkungan yang mengandung O2 dalam
jumlah yang normal disebut hidup secara aerob. Organisme yang tidak hidup dalam lingkungan
yang mengandung O2 bebas disebut organisme anaerob. Berdasarkan responnya terhadap O2
bebas, maka bakteri dibagi dalam tiga golongan yaitu :
15
- Bakteri anaerob ( obligate anaerob )
Yaitu bakteri yang hanya dapat hidup di dalam lingkungan yang tidak mengandung oksigen bebas.
Misal: Clostridium tetani,Treptonema pallida.
- Fakultatif aerob
Yaitu bakteri yang hidup di dalam lingkungan yang mengandung oksigen bebas maupun tidak.
Misal : Salmonella typhi, Neisseria mengitidis. Bakteri-bakteri fakultatif aerob pada umumnya
lebih baik tumbuh pada pada lingkungan yang sedikit mengandung oksigen bebas. Karena itu lebih
tepat bila dinamakan bakteri microaerophil.
5) Radiasi
Sumber radiasi dibumi adalah sinar matahari yang mencakup cahaya tampak, radiasi
ultraviolet, sinar infra merah, dan gelombang radio. Radiasi yang berbahaya bagi mikroorganisme
adalah radiasi pengionisasi, yaitu radiasi dari gelombang panjang yang sangat pendek dan
berenergi yang menyebabkan atom kehilangan elektron (ionisasi). Pada level rendah radiasi
pengionisasi dapat mengakibatkan mutasi yang mengarah ke kematian, sedangkan pada radiasi
tinggi bersifat lethal.
6) Nutrisi
Nutrisi merupakan substansi yang diperlukan untuk biosintesis dan pembentukan energi.
Ada dua jenis nutrisi mikroorganisme, yaitu makrolemen dan mikroelemen. Makroelemen adalah
elemen-elemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah banyak (gram). Makroelemen meliputi
karbon (C), oksigen(O), hidrogen (H), nitrogen (N), sulfur (S), pospor (P), kalium (K),
magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan besi (Fe). C, H, O, N, dan P diperlukan untuk pembentukan
karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. K diperlukan oleh sejumlah enzim untuk
mensintesis protei, dan Ca+ berperan dalam resistensi endospora bakteri terhadap panas.
Mikroelemen yaitu elemenelemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah sedikit (dalam takaran
mg hingga ppm), meliputi mangan (Mn), zinc (Zn), kobalt (Co), Nikel (Ni), dan tembaga (Cu).
Mikroelemen kadang merupakan bagian enzim atau kofaktor yang membantu katalisis dan
membentuk protein.
7) Media kultur
16
Berdasarkan konsistensinya, media kultur dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu media cair
(liquid media), media padat (solid media), dan semisolid.
Menurut kandungan nutrisinya, media kultur dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
Defined media (synthetic media), merupakan media yang komponen penyusunnya sudah
diketahui atau ditentukan.
Media komplek, merupakan media yang tersusun dari komponen secara kimia tidak
diketahui dan umumnya diperlukan karena kebutuhan nutrisi mikrorganisme tertentu
tidak diketahui.
Media penyubur (enrichment media). Media penyubur merupakan media yang berguna
untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme tertentu, bila ingin menumbuhkan
salah satu mikroorganisme dari kultur campuran.
Media selektif, merupakan media yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme
tertentu (seleksi) dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang lain.
Media differensial, digunakan untuk membedakan kelompok mikroorganisme dan dapat
digunakan untuk identifikasi, contohnya media agar darah.
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel (jumlah sel persatuan isi
kultur) ataupun densitas sel (berat kering dari sel persatuan isi kultur). Dua parameter ini tidak selalu
sama karena berat kering sel rata-rata bervariasi pada tahap berlainan dalam pertumbuhan kultur.
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara langsung dapat dilakukan dalam berbagai cara:
Pada pengukuran ini digunakan bilik hitung Petroff-Hausser, sedangkan untuk mikroorganisme
eukariot digunakan pengukuran hemositometer. Keuntungan metode ini mudah, murah, cepat, serta
diperoleh informasi tentang ukuran dan morfologi mikroorganisme. Kerugiannya adalah populasi
mikroorganisme yang digunakan harus banyak (minimum 10 6 CFU per ml), karena pengukuran dengan
volume dalam jumlah sedikit tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati, serta kesulitan
menghitung sel yang motil.
17
Pada pengukuran ini, suspensi mikroorganisme dialirkan melalui lubang kecil (orifice) dengan
bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada dua sisi lubang kecil mengukur tahanan listrik
pada saat bakteri melalui lubang kecil, pada saat inilah sel terhitung. Keuntungan metode ini adalah hasil
yang diperoleh lebih cepat dan lebih akurat, serta dapat menghitung sel dalam ukuran besar. Kerugiannya
adalah metode ini tidak bisa digunakan untuk menghitung bakteri karena ada gangguan degris, filamen,
serta tidak dapat membedakan sel hidup dan sel mati.
Metode ini merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (fisible) dan didasarkan pada asumsi
bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah, dan memproduksi satu koloni tunggal. Satuan perhitungan
yang dipakai adalah CFU (coloni forming unit) dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan
menumbuhkan sampel pada media padat. Pengukuran dilakukan pada plate dengan jumlah koloni berkisar
25-250 atau 30-300. Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah, dan sensitif, karena menggunakan
coloni counter sebagai alat hitung dan dapat digunakan untuk menghitung mikroorganisme pada sampel
makanan, air, ataupun tanah. Kerugiannya adalah harus digunakan media yang sesuai dan perhitungannya
yang kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu individu sel.
1) Pengukuran kekeruhan/turbydite
Bakteri yang bermultiplikasi pada media cair akan menyebabkan media menjadi keruh. Alat yang
digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer atau kolorimeter dengan cara membandingkan
densitas optik antara media tanpa pertumbuhan bakteri dan media dengan pertumbuhan bakteri.
Pengukuran aktifitas metabolik metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jumlah produk metabolik
tertentu misalnya asam atau CO2, menunjukkan jumlah mikroorganisme yang terdapat di dalam media.
Metode ini umum digunakan untuk mengukur fungi berfilamen. Miselium fungi dipisahkan dari
media dan dihitung sebagai berat kotor. Miselium selanjutnya dicuci dan dikeringkan dengan alat
pengering dan ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat konstan yang dihitung sebagai berat sel
kering.
B. Pengamatan Mikroorganisme
18
Pengamatan mikroorganisme Mikroorganisme hanya dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop. Mikroskop cahaya menggunakan cahaya sebagai media untuk mengirimkan gambar ke
mata kita. Mikroskop cahaya telah ditemukan sejak waktu yang lama, dan telah melalui berbagai
improvisasi. Mikroskop memungkinkan suatu obyek kecil dapat dilihat melalui peningkatan resolusi
atau daya pisah dan kontras. Resolusi atau daya pisah adalah kemampuan sistem lensa mikroskop
untuk memisahkan dua titik yang berdekatan pada spesimen atau obyek. Makin besar resolusi makin
tajam gambar yang didapat. Sedangkan kontras adalah perbedaan pada intensitas pengamatan antara
bagian-bagian gambar yang berbeda. Kontras dapat dinaikkan dengan pewarnaan dan pengaturan
seting mikroskop. Mikroskop terdiri atas lensa-lensa yang diatur sedemikian rupa sehingga gambar
dari spesimen yang diperbesar dapat dilihat oleh pengamat.
Ada beberapa macam mikroskop. Perbedaan mikroskop terdapat pada panjang gelombang
elektromagnetik yang digunakan untuk memproduksi gambar, keadaan lensa dan pengaturan lensa,
metoda yang digunakan untuk melihat gambar, serta fungsi mikroskop itu sendiri. Beberapa jenis
mikroskop antara lain:
- Mikroskop cahaya yaitu mikroskop yang menggunakan cahaya tampak (visible light) sebagai
sumber cahaya untuk pengamatan spesimen. Mikroskop medan terang merupakan mikroskop cahaya
yang umum digunakan untuk mengamati mikroorganisme. Pada pengamatan dengan mikroskop ini
latar belakang pengamatan akan tampak terang.
- Mikroskop medan gelap (darkfield microscope) digunakan untuk mengamati mikroorganisme yang
tidak dapat diamati dengan mikroskop medan terang. Mikroskop ini menggunakan kondensor khusus
dengan latar belakang gelap sehingga mikroorganisme akan tampak berwarna putih dengan latar
belakang gelap.
- Mikroskop fase kontras digunakan untuk mengamati struktur internal mikroorganisme dengan
sinar X dan berguna untuk menambah kontras saat mengamati spesimen yang transparan. Confocal
microscopy memungkinkan pandangan tiga dimensi sel atau irisan yang sangat tipis.
- Mikroskop elektron digunakan untuk mengamati obyek yang berukuran lebih kecil dari 0,2 µm,
misalnya virus dan struktur sel. Mikroskop elektron tdak menggunakan cahaya atau sinar ultraviolet,
melainkan menggunakan berkas elektron yang mempunyai panjang gelombang sangat pendek sebagai
19
sumber pencahayaan. Ada dua macam mikroskop elektron, yakni mikroskop elektron tranmisi (TEM)
yang menghasilkan bayangan dua dimensi dan mikroskop elektron pemayaran (scaning electron
microscope, SEM) yang menghasilkan bayangan tiga dimensi.
C. Pewarnaan Mikroorganisme
Sebagian besar mikroorganisme tidak berwarna, maka untuk dapat melakukan pengamatan di bawah
mikroskop cahaya, diperlukan pewarnaan mikroorganisme dengan pewarna tertentu. Pewarnaan
mikrooganisme pada dasarnya adalah prosedur mewarnai mikroorganisme dengan zat warna yang dapat
menonjolkan struktur tertentu dari mikroorganisme yang ingin diamati. Sebelum mikroorganisme dapat
diwarnai, mikroorganisme tersebut harus terlebih dahulu difiksasi agar terikat (menempel) pada kaca
obyek (microscope slide). Tanpa adanya fiksasi, maka pemberian warna pada mikroorganisme yang
dilanjutkan dengan prosedur pencucian zat warna dengan air mengalir akan menyebabkan
mikroorganisme ikut tercuci. Ada tiga macam pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple stain),
pewarnaan diferensial (differential stain), dan pewarnaan khusus (special stain). Pada pewarnaan
sederhana hanya digunakan satu macam pewarna dan bertujuan mewarnai seluruh sel mikroorganisme
sehingga bentuk seluler dan struktur dasarnya dapat terlihat. Bahan kimia yang ditambahkan ke dalam
larutan pewarna disebut penajam (mordant), contoh pewarna sederhana adalah carbol fuchin dan safranin.
Pewarnaan diferensial menggunakan lebih dari satu pewarna dan memiliki reaksi yang berbeda untuk
setiap bakteri, sehingga digunakan untuk membedakan bakteri. Pewarna diferensial yang sering
digunakan adalah pewaranaan Gram, yang diciptakan oleh Hans Christian Gram pada tahun 1884.
Pewarnaan ini mampu membedakan dua kelompok besar bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif.
1. BAKTERI
1) Kingdoom :prokaryota
2) Divisio : gracilicutes
3) Class : scotobacteria
4) Ordo : eubacteriales
5) Familia : enterobacteriaceae
6) Genus : escherichia
7) Species : coli
20
8) Subtype : escheriacholi 0157 H7
a. Berdasarkan Bentuk
Jika dilihat dari bentuknya, bakteri dibagi menjadi bakteri coccus, bacilli, dan spiral.
Coccus memiliki bentuk bulat atau bujur telur. Jenis yang satu ini bisa hidup sendiri, tapi bisa
juga hidup dalam formasi dengan bakteri sejenis lainnya.
Bakteri Autotrof atau bakteri fotosintetik merupakan bakteri yang dapat membuat
makanannya sendiri dari bahan-bahan anorganik dengan proses fotosintesis. Fotosintesis
bakteri menggunakan hidrogen sulfida seperti air dan pigmen hijau atau ungu seperti klorofil
pada fotosintesis tumbuhan. Proses tersebut mensintesis hidrogen sulfida dan elektron
menjadi energi dan belerang.
2) Bakteri kemoautotrof
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang memiliki peptidoglikan yang tipis, namun
terdiri lebih dari dua lapisan. Berbeda dengan bakteri gram positif, bakteri gram negatif
tidak dapat mempertahankan warna ungu pada pengujian kristal violet karena dinding
21
selnya tipis. Namun, bakteri gram negatif lebih kuat terhadap antibodi ataupun antibiotik
penisilin. Salah satu bakteri gram negatif yang terkenal adalah Escherichia coli yang
terdapat pada perut manusia.
Termofil merupakan bakteri yang dapat hidup dan bertahan pada lingkungan dengan
suhu tinggi, yaitu pada suhu 45 hingga 65 derajat celcius.
- Mesofil
Mesofil merupakan bakteri yang dapat hidup dan bertahan pada lingkungan dengan
suhu sedang, yaitu pada suhu 20 hingga 45 derajat celcius.
- Psikrofil
Psikrofil merupakan bakteri yang dapat hidup dan bertahan pada lingkungan yang
dingin, yaitu pada suhu 0 hingga 20 derajat celcius.
2. ARCHAEA
Archaebacteria atau disebut juga dengan bakteri purba merupakan organisme yang
metabolisme energi khasnya membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon
dioksida (CO2). Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik dengan dinding selnya
yang tidak mengandung peptidokglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid.
Hidup di lingkungan yang ekstrim. Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di
tempat-tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang
hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang dapat hidup di tempat yang panas
atau asam, seperti di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut.
22
Sulfolobus sp hidup dengan mengoksidasi sulfur untuk mendapatkan energi. Kelompok ini
disebut juga dengan termoasidofil, karena suka dengan asam dan panas. Organisme
Archaebacteria yang lain yaitu Thermus aquaticus yang hidup pada air dengan suhu 105ᴼC di
dekat lubang hidrotermal di laut dalam (kawah gunung api bawah laut). Contoh
termoasidofilik yaitu : Thermoproteus tenax, Thermoplasma acidophilum, Humicola
insolens, Chaetomium thermophilum, Thermomyces lanuginosus, Brevibacillus levickii,
Thermoascus aurantiacus dan Sulfolobus yangmingensis.
2. Halofil ekstrem (halofilik): Istilah Halofil berasal dari 2 kata bahasa yunani, yaitu ‘halo’ yang
berarti garam dan ‘philos’ yang berarti pecinta. Halofil ekstrim (halofilik) merupakan
kelompok Archaebacteria yang hidup di tempat yang asin dengan kadar garam tinggi,
seperti di laut mati dan Great Salt Lake (danau garam di Amerika). Halofilik bersifat
heterotrof. Untuk menghasilkan energi, Halofilik melakukan respirasi aerobik, ada pula
yang dapat berfotosintesis. Contoh Halofil ekstrim : Genus Halobacterium, Halobacterium,
Halococcus, Halogeometricum borinquense, Haloferax volcanii, Haloterrigena turkmenica,
Halococcus dombrowskii, Halorubrum kocurii, Halobacterium salinarum, Haloarcula
marismortui dan lain-lain.
3. Alkalifil (Alkaliphiles) : Organisme alkalifil adalah organisme yang mampu bertahan hidup pada
lingkungan basa (pH sekitar 8,5-11), tumbuh optimal pada pH 10. Organisme ini kemudian
dapat dikategorikan lebih lanjut sebagai alkalifil obligat (yang membutuhkan pH tinggi untuk
bertahan hidup), alkalifil fakultatif (dapat bertahan pada pH tinggi, tetapi juga dapat tumbuh
pada kondisi normal), dan haloalkalifil (yang juga membutuhkan kadar garam tinggi untuk
bertahan hidup). [7] Genus Natronomonas yang merupakan kelas Halobacteria, filum
Euryarchaeota, adalah salah satu contoh organisme haloalkalifil yang tidak hanya
membutuhkan konsentrasi NaCl yang tinggi, tetapi juga pH tinggi, dan konsentrasi Mg2+
yang rendah untuk tumbuh.
4. Asidofil (Acidophiles) : Organisme asidofil adalah organisme yang hidup dan berkembang pada
kondisi dengan tingkat keasaman tinggi (biasanya pada pH 2,0 atau dibawahnya). Genus
Picrophilus yang merupakan kelas Thermoplasmata, filum Euryarchaeota, diketahui sebagai
organisme yang paling asidofil, yang dapat tumbuh pada pH -0,06. [8] Kombinasi antara
termofil dan asidofil (termoasidofil) merupakan organisme yang selain dapat bertahan pada
suhu tinggi, juga dapat bertahan pada tingkat keasaman tinggi. Ordo Sulfolobales misalnya,
yang merupakan kelas Thermoprotei, filum Crenarchaeota, merupakan organisme yang dapat
hidup pada pH 2-3 dan suhu 75°C-80°C.
23
3. FUNGI
Kerajaan: Fungi
Filum: Blastocladiomycota
Kelas: Blastocladiomycetes
Ordo: Blastocladiales
Blastocladiomycota awalnya Blastocladiales agar dalam filum Chytridiomycota sampai
molekuler dan zoosporaultra structural karakter yang digunakan untuk menunjukkan itu tidak
monofiletik dengan Chytridiomycota. Perintah itu pertama dicanangkan oleh Petersen untuk
genus tunggal,Blastocladia, yang semula dianggap anggota dari Oomycetes. Dengan
demikian, anggota Blastocladiomycota sering disebut bahasa sehari-hari sebagai
"chytrids."Namun, beberapa nuansa "chytrid" harus mengacu hanya untuk anggota
Chytridiomycota. Dengan demikian, anggota Blastocladiomyota yang biasa disebut
"blastoclads" oleh ahli mikologi. Atau, anggota Blastocladiomycota, Chytridiomycota dan
Neocallimastigomycota disatukan sebagai jamur benar zoosporic.Blastocaldiomycota berisi 5
keluarga dan sekitar 12 genera. Ini cabang divergen awal kerajaan Fungi adalah yang pertama
untuk menunjukkan pergantian generasi. Selain itu, dua (sekali) populerorganisme model-
Allomyces macrogynous dan Blastocladiella emersonii-belong untuk filum ini.
2. Filum Chytridiomycota
24
Chytridiomycota ke dalam Kingdom Fungi karena memiliki ciri-ciri utama mirip jamur, yaitu
cara memperoleh makanan secara penyerapan (absorbtif), dinding sel terbuat dari kitin, dan
memiliki beberapa ezim yang dimiliki jamur. Selain itu, pada ahli sistematika molekuler juga
membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat Chytridiomycota denga jamur dan
telah menemukan bukti bahwa Chytridiomycota termasuk golongan jamur.
Chytridiomycota membentuk spora berflagel tunggal yang disebut zoospora. Flagel
merupakan salah satu ciri kingdom protista, Chytridiomycota adalah satu-satunya anggota
kingdom Fungi yang memiliki flagela (bulu cambuk) seperti pada filum Flagellata pada
kingdom protista yaitu filum Protozoa (protista mirip hewan).
3. Filum Glomeromycota
Kingdom: fungi
Divisi: Glomeromycota
Bagian: Glomeromycotina
25
Kelas: Glomeromycetes
Anggota Glomeromycota membentuk mikoriza arbuscular (AMs) dengan thalli bryophytes
dan akar tumbuhan darat vaskular . Tidak semua spesies terbukti membentuk AM, dan satu,
Geosiphon pyriformis , diketahui tidak membentuk AM. Sebaliknya, ia membentuk asosiasi
endositobiotik dengan Nostoc cyanobacteria. Mayoritas bukti menunjukkan bahwa
Glomeromycota bergantung pada tanaman darat ( Nostoc dalam kasus Geosiphon ) untuk
karbon dan energi, tetapi ada bukti tidak langsung baru-baru ini bahwa beberapa spesies
mungkin dapat hidup mandiri. Spesies mikoriza arbuscular adalah terestrial dan tersebar luas
di tanah di seluruh dunia di mana mereka membentuk simbiosis dengan akar dari sebagian
besar spesies tumbuhan (> 80%). Mereka juga dapat ditemukan di lahan basah , termasuk
rawa asin, dan berhubungan dengan tumbuhan epif\
4. Filum Microsporidia
Divisi: Mikrosporidia
Genus mikrosporidian pertama yang dijelaskan, Nosema , pada awalnya ditempatkan oleh
Nägeli dalam kelompok jamur Schizomycetes bersama dengan beberapa bakteri dan ragi.
Untuk beberapa waktu, mikrosporidia dianggap sebagai eukariota yang sangat primitif,
ditempatkan dalam kelompok protozoa Conidospora .
5. Filum Neocallimastigomycota
Kerajaan: Jamur
26
Divisi: Neocallimastigomycota
Kelas: Neocallimastigomycetes
Memesan: Neocallimastigales
Keluarga: Neocallimastigaceae
Jamur ini berkembang biak di dalam rumen ruminansia melalui pembentukan zoospora yang
dilepaskan dari sporangia.
Neocallimastigomycota kekurangan mitokondria tetapi mengandung hidrogenosom di mana
oksidasi NADH menjadi NAD + , menyebabkan pembentukan H 2
4. PROTOZOA
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara Algae
dan Protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di
bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan Protozoa.
Nama ilmiah: Protozoa
Kerajaan: Protozoa
Klasifikasi lebih tinggi: Eukariota
Tingkatan takson: Kerajaan
1. Rhizopoda
Klasifikasi Rhizopoda
Rhizopoda juga memiliki klasifikasi didalam nya, apa saja klasifikasi yang ada pada rhizopoda,
rhizopoda dibagi kedalam 5 ordo
1. Ordo Labosa
mempunyai pseudopodia atau kaki semu yang pendek dan juga tumpul yang dapat dibedakan
secara jelas antara ektoplasma dan juga endoplasma
2. Ordo poraminifera
27
Pseudopodia atau kaki semu yang panjang serta halus
3. Ordo Filosa
mempunyai pseudopodia atau kaki semu yang halus serta mirip dengan benang dan
bercabang
4. Ordo radiolarin
memiliki pseudopodia yang berupa benang halus dan tersusun radier dan juga bercabang serta
membentuk jala atau anyaman
5. Ordo Helioza
mempunyai pseudopodia atau kaki semu yang radien dan juga antarfilamen dan tidak pernah
bersatu untuk membentuk jala ataupun anyaman.
2. Flagellata (Mastigophora)
Hewan dari kelompok ini mempunyai flagel (cambuk) sebagai alat geraknya, sehingga
disebut kelas Flagellata atau Mastigophora. Selain sebagai alat gerak, flagel juga digunakan
untuk mendapatkan makanan, karena getaran flagel menyebabkan terjadinya aliran air sekitar
hewan tersebut yang membawa makanan dalam bentuk pertikel padat Sebagian besar flagellata
mempunyai dua flagellum.
3. Ciliata (Cilliophora)
28
Yang menjadi ciri khas dari kelas ciliata, ialah adanya tonjolan protoplasma yang
membentuk rambut-rambut getar atau silia dan berfungsi sebagai alat gerak. Silia terdapat
pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu.
4. Sporozoa
Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore artinya biji, dan zoa artinya hewan. Sporozoa adalah
kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya
dapat membentuk sejenis spora.Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia.
5. ALGA MIKROSKOPIS
1) Euglenophyta
29
1. Klasifikasi Kingdom :Protozoa
2. Phylum :Euglenozoa
3. Subphylum :Plicostoma
4. Class :Euglenoidea
5. Subclass :Dicondylia
6. Order : Euglenida
7. Family :Euglenidae
8. Genus :Euglena
9. Spesies : Euglena viridis
Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewankarena tidak berdinding
sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel sehinggadapat bergerak bebas. Mirip tumbuhan
karena memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Hidup di air tawar, dalam tanah dan
tempat lembab, contohnya:Euglena.Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk
tubuh seloval memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakanuntuk
bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untukmembedakan gelap
dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplasyang berisi klorofil. Oleh karena
itu Euglena berwarna hijau. ContohnyaEuglena viridis.Euglena dapat membuat makanan
sendiri dengan carafotosintesis dan juga dapat memakan zat-zat organik. Karena Euglena
mampumelakukan fotosintesis maka dikatakan hidup secara fotoautotrof. Di sampingitu
dikatakan juga sebagai heterotrof karena memakan bahan organik yangtersedia. Cara
berkembang biak yaitu dengan membelah diri yang disebut pembelahan biner.
2) Vulgaris sp
Klasifikasi menurut Bold and Wynne (1985), adalah sebagai berikut:
1. Plantae
2. Divisi : Chlorophyta
3. Class : Chlorophyceae
4. Ordo : Cholrococcales
5. Familia : Oocystaceae
6. Genus : Chlorella
7. Spesies :Chlorella
Vulgaris sp.Ganggang uniseluler berbentuk seperti bola, kloroplasnya menyerupai
mangkuk. Memiliki pyrenoid yang mengandung protein tinggi(Protein Sel Tunggal/PST).
30
Habitat Chlorella di air tawar, laut maupun ditempat-tempat yang basah. Reproduksi
secara vegetatif dengan membelah.
3) Spirogyra sp
1. Divisio : Chlorophyta
2. Class : Chlorophyceae
3. Ordo : Zygnematales
4. Familia : Zygnemataceae
5. Genus : Spirogyra
6. Species :Spirogyra sp
31
4) Peridinium sp
1. Kingdom : Protozoa
2. Phylum : Myzozoa
3. Class : Dinophyceae
4. Order : Peridinales
5. Family : Peridineaceae
6. Genus : Peridinium
7. Spesies : Peridinium sp
Peridinium ditemukan di perairan tawar atau payau, dan tidak dapatmentolerasi tingkat
salinitas. Genus ini hidupnya bersifat kosmopolit (ditemukansecara luas) di air yang
kandungan kalsiumnya tinggi, tetapi juga dapat ditemukan di air yang pH dan nutrisinya
rendah. Beberapa spesies dapat menyebabkan algae blooming
5) Diatoma vulgare
32
1. Kingdom :Chromista
2. Divisi :Ochrophyta
3. Kelas :Bacillariophyceae Haeckel
4. Ordo :Fragilariales Silva
5. Famili :Fragilariaceae Greville
6. Genus :Diatoma
7. Spesies :Diatoma vulgare
6) Chlamydomonas sp
Filum : Protozoa
33
Kelas : Chloropyceae
Ordo : Volvocales
Family : Volvocaceae
Genus : Chlamydomonas
Spesies :Chlamydomonas sp
7) Volvox sp
Divisio : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Volvocales
Familia : Volvocaceae
Genus : Volvox
Spesies :Volvox sp
Volvox adalah salah satu spesies ganggang hijauyang berbentuk koloni.Koloni Volvox
berbentuk menyerupai bola. Pada sel-sel vegetatif bagian tepi berflageldua.
34
Koloniseltersebut dihubungkan satu dengan yang lain melalui benang-benang sitoplasma.
Volvox hidup di air tawar misalnya di sawah atau dikolam.
.
6. VIRUS
Taksonomi virus
1. Ordo : virales
2. Familia : viridae
3. Genus: virus
4. Spesies : virus
Virus adalah agen infeksi berukuran kecil yang bereproduksi di dalam sel inang yang hidup.
Ketika terinfeksi, sel inang dipaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik virus asli dengan
cepat. Virus sendiri tidak memiliki sel; pembentukan virus-virus baru berlangsung dalam sel
inang yang terinfeksi.
Proses reproduksi virus terdiri dari lima tahap, yaitu adsorbsi, penetrasi, sintesis
(eklifase), pematangan dan lisis. Berikut akan dibahas tentang cara replikasi virus yang terdiri
atas lima tahap yaitu : Tahap adsorbsi. Tahap penetrasi Klasifikasi Virus
35
A. Klasifikasi Virus Berdasarkan Tempat Hidupnya
tidak dapat melakukan aktivitas hidupnya sendiri, melainkan hidup menjadi parasit inang
atau tempat hidupnya, yaitu pada bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia.
1. Virus Bakteri
Tidak ada satu pun bakteri yang tidak mengandung virus. Virus yang menginfeksi bakteri
yaitu bakteriofag. Bakteriofag dapat berkembangbiak dengan cepat dan dalam waktu yang singkat
dapat menghancurkan sejumlah bakteri. Contoh bakteriofag: E. coli.
2. Virus Tumbuhan
Sebagian besar penyakit tumbuhan disebabkan oleh virus. Bahan genetik dari virus
tumbuhan adalah RNA. Pada tumbuhan, virus dapat menginfeksi secara langsung ataupun
melalui vektor seperti serangga. Virus dapat memperbanyak diri pada saluran pencernaan
serangga dan dapat ditularkan pada tumbuhan setelah terjadi masa inkubasi pada serangga.
Contoh virus tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).
3. Virus Hewan
Bahan genetik dari virus hewan adalah DNA double helix atau RNA polinukleotida
tunggal. Seperti halnya pada tumbuhan, virus hewan dapat menginfeksi secara langsung maupun
melalui vektor. Contoh virus hewan: virus influenza, virus Vaccina, dan virus Poliomylitis.
4. Virus Manusia
36
Seperti halnya pada tumbuhan dan hewan, virus manusia dapat menginfeksi secara
langsung maupun melalui vektor. Salah satu virus manusia yang dapat menular melalui kontak
langsung maupun vektor, yaitu virus Corona atau COVID-19 yang sedang ramai menjadi
perbincangan akhir-akhir ini. Virus tersebut diketahui dapat menular melalui antar manusia
maupun dari hewan seperti kelelawar. Vektor pembawa virus tersebut dapat menginfeksi setelah
terjadi masa inkubasi di dalam tubuhnya dan melakukan kontak langsung dengan manusia
melalui tetesan atau cairan tubuh. Contoh virus lain yang terdapat pada manusia: virus cacar air,
campak, hepatitis, demam berdarah, diare.
Bidang Lingkungan
Peran bakteri di bidang lingkungan salah satunya adalah sebagai dekomposer yang menguraikan
bangkai dan sampah, penghasil biopeptisida (Bacilus thuringiensis), membantu fiksasi nitrogen dan
membantu meningkatkan kesuburan tanah.
Bidang industri makanan dan minuman
Ada beberapa bakteri yang berperan dalam industri makanan dan minuman, diantaranya Lactobacillus
plantarium untuk pembuatan asam laktat; lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermophilus
37
untuk pembuatan yoghurt; lactobacillus sp yang dimanfaatkan untuk pembuatan asinan sayuran dan
buah; Acetobacter xylinum yang dimanfaatkan untuk membuat nata de coco; serta Acetobacter aceti
yang dimanfaatkan untuk menghasilkan asam cuka.
Bidang Kedoteran dan Farmasi
Di bidang kedokteran dan farmasi, bakteri bermanfaat untuk memproduksi antibiotik dan vitamin.
Misalnya Streptomyces griseus yang menghasilkan antibiotik streptomisin, Streptomyces
aureofasiens yang menghasilkan penghasil antibiotik aueromisin, Streptomyces rimosus yang
menghasilkan antibiotik teramisin; dan banyak lagi.
Selain itu, bakteri juga dapat digunakan untuk memproduksi hormon insulin rekombinan untuk
mengobati penyakit diabetes. Dalam hal ini dengan cara menyisipkan gen penghasil insulin manusia
ke dalam plasmid bakteri Escherihia coli.
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
38
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroorganisme yang meliputi organisme bersel satu
dan multi sel, yang meliputi: virus, bakteri, jamur, protozoa, dan organisme yang sangat kecil
lainnya. Pemakaian mikroskop dan pewarnaan mikroorganisme merupakan salah satu teknik
untuk mengamati gambaran struktur mikroorganisme. Mikrobiologi penting karena membatu
memahami dan menangani serta mencegah penyakit, juga penting secara ekonomi karena
berdampak pada lingkungan, penelitian dan bioteknologi.
3.2 Saran
Agar dapat memahami materi mikrobiologi dan juga mikroorganisme diperlukan pemahaman
secara mendetail karena materi ini saling berkesinambungan. Dengan begitu diperlukan adanya
praktikum langsung agar dapat memahaminya secara menyeluruh, akan tetapi kurang alat
praktikum yang menjadi kendala dalam pembelajaran pada materi ini.
Daftar Pustaka
Mikrobiologi dan Parasitologi Bahan Ajar Farmasi by Dra. Yusmaniar, M.Biomed., Apt.,
Wardiyah, M.Si., Apt., Khairun Nida, S.Si., M.Biomed., Apt. (z-lib.org)
Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_II.pdf
KULIAH,Dasar-dasar_mikrobiologi_S1_DEPAG.pdf
BUKU AJAR MIKROBIOLOGI (1).pdf
Modul Biologi Agritek KK D REVISI-djadie.pdf
39