Disusun Oleh:
Kelompok VIII
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik tanpa ada halangan. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu OPI ANDRIANI,. M.Pd selaku dosen pengampu Profesi Kependidikan yang
telah memberikan bimbingan dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah
PERKEMBANGAN PESRTA DIDIK. Selain itu, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai materi perkembangan bahasa peserta didik.
Penulis mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, saran dan kritikan dari
berbagai pihak sangat dibutuhkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagaimana yang
diharapkan oleh penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengerian perkembangan bahasa...................................................... 3
B. Karakterisikerkembagan bahsa remaja.............................................. 3
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa............... 4
D. Pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berfikir...... 5
E. Perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa 6
F. Perkembangan bahasa....................................................................... 6
G. Tahap perkembangan bahasa anak.................................................... 8
H. Perkembangan bahas usia sekolah.................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 11
B. Saran.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perkembangan bahasa?
2. Apa saja karakteristik perkembangan bahasa ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pekembangan bahasa?
4. Apa pengaruh kemampuan berbahasa terhdap kemampuan berpikir?
1
5. Apa perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa?
6. Apa saja perkembangan bahasa?
7. Apa saj tahap perkembangan bahasa anak?
8. Apa saja perkembangan bahasa usia sekolah?
C. Tujuan
1. Memberikan penjelasan materi mengenai perkembangan bahasa
2. Memberikan penjelasan materi mengenai karakteristik perkembangan bahasa
3. Memberikan penjelasan materi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pekembangan bahasa
4. Memberikan penjelasan materi mengenai pengaruh kemampuan berbahasa terhdap
kemampuan berpikir
5. Memberikan penjelasan materi mengenai perbedaan individual dalam kemampuan dan
perkembangan bahasa
6. Memberikan penjelasan materi mengenai perkembangan bahasa
7. Memberikan penjelasan materi mengenai tahap perkembangan bahasa anak
8. Memberikan penjelasan materi mengenai perkembangan bahasa usia sekolah
2
BAB II
PEMBAHASA
N
A. Pengertian Perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komukasi yang digunakan oleh
seseorang dalam pergaulannya atau hubunganya dengan orang lain. Bahasa merupakan
alat bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu
memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi
dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlkan. Sejalan dengan perkembangan
hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang (bayi – anak) dimulai dengan
meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suk
kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan
menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilakku sosial.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor
faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap pekembangan kemampuan bahasa.
Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin
bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa
mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju bahasa yang komplek.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya
merupakan hasil belaja dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya beajar
yang lain, “meniru” dan “mengulang” hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar
bahasa awal. Bayi bersuara “mmmmmmm”, ibunya tersenyum, mengulang menirukan
dengan memperjelas dengan memberi arti suara itu menjadi “maem-maem”. Bayi belajar
menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarkan. Manusia dewasa
(terutama ibunya) di sekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa yang
sederhana baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, di saat anak masih sekolah. Jadi
perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat komunikasi
dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan
menguasai alat komunikasi disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat
memahami dan dipahamiorang lain.
1. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matng pertumbuhan fisiknya,
bertambah pengamalan, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan
4
berkembag sejalan dengan pertambahan pengamalan dan kebutuhannya. Faktor fisik
akan ikut memmpengaruhi sehubungan semakin sempunanyaa pertumbuhan organ
bicara, kerja otot- otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pda masa remaja
perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat
kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual anak akan
mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
2. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembangmemberi andil yang cukup
besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda
dengan di lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daeah pantai,
pegunungan, dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan. Sebagaimana
diuraikan di atas bahwa bahasa pada dasanya dipelajari dari lingkungan. Lingkungan
yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan yang berbentuk kelompok-kelompok,
seperti kelompok bemain, kelompok kerja dan kelompok sosial yang lain.
3. Kecerdasan anak
Untuk meniru lingkungn tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal
tanda- tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik
seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berfikir.
Ketepatan meniru, memproduksi pembendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan
menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu
persyaratan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang
anak.
4. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan
situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak, anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus
sosial tinggi berbeda dengan keluarg yang berstatus ssial rendh. Hal ini akan lebih
tampak perbedan
perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terididik. Dengan kata
lain pendidikan keluarrga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa.
5. Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini dimaksudkan kondisi kesehatan enak. Seseorang yang
cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuii, gagap,
5
organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangannya dalam berbahasa.
F. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa di tingkat pemula (bayi) dapat dianggap semacam persiapan
6
berbicara.
a. Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan bayi
dianggap sebagai pernyataan rasa tidak senang.
b. Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang
hendak dinyatakannya.
c. Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi (suara-suara) yang banyak ragamnya. tetapi
bunyi- bunyi itu belum mempunyai arti, hanya untuk melatih pernapasan saja.
d. Menjelang usia pertengahan di tahu pertama, ia meniru suara-suara yang
didengarkannya, kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi bukan karna dia sudah
mengerti apa yang dikatakan kepadanya.
Ada dua alasan mengapa bayi belum pandai berbicara: pertama, alat - alat bicaranya
belum sempurna. Kedua, untuk dapat berbicara, ia memerlukan kemampuan berpikir yang
belum dimiliki oleh anak bayi. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui
belajar dan berkomunikasi dengan orang lain secara timbal balik. Ditingkat pemula (bayi)
tidak ada perbedaan perkembangan bahasa antara anak yang tuli dengan anak yang biasa.
Anak tuli juga menyatakan perasaan tak senang dengan cara menangis. sedangkan rasa
senangnya dinyatakan dengan berbagai macam suara raban, tetapi tingkat perkembangan
bahasa yang selanjutnya tidak dialami olehnya. Ia tidak mampu mengulangi suara-suara
rabannya dan suara orang lain. Jika ia nanti sudah besar, ia akan menjadi bisu.
Pada mulanya motif anak mempelajari bahasa adalah agar dapat memenuhi:
1. Keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri sendiri, dan
kawan - kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah - 3 tahun.
2. Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
3. Pergaulan sosial dengan orang lain.
4. Menyatakan pendapat dan ide - idenya.
Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan
bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi
nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.
a. Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan
Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban
yakni permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara menjadi
lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat menirukan suara-suara
walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi aslinya. Di masa ini juga mulai
terbentuknya satu kata. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata seperti “ibu” dan
7
lainnya.
b. Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun
Dalam masa kedua ini terjadi masa apa itu, masa dimana mulai timbul suatu
dorongan dalam diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang
menyebabkan anak akan sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya. Dan di
masa ini kemampuan anak merangkai kata mulai meningkat. Dulu yang hanya bisa satu
kata, bertambah menjadi dua kata, tiga kata hingga lebih sempurna.
c. Masa kalimat tunggal: dua tahun s.d setengah tahun.
Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan lebih
baik dan sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta menggunakan
awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat kata-kata baru yang
lucu didengar dengan menggunakan caranya sendiri.
d. Masa kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.
Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih panjang
dan sempurna,baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan, sehingga susunan
bahasanya terdengar lebih sempurna.
usia sekitar 3 sampai 6 bulan. Celotehan ini ditentukan oleh kematangan biologis,
bukan pengukuhan atau kemampuan mendengar. Kejadian inipun terjadi pada anak
tuna rungu.
Tujuan komunikasi pada usia dini adalah untuk menarik perhatian orang
tua dan orang lain yang berada di lingkungan. Kata-kata pertama anak yang muncul
diantaranya meliputi: nama orang penting (mama), binatang, kendaraan, permainan,
makanan, bagian tubuh, benda-benda di sekitarnya atau ucapan selamat. Sulit
menerjemahkan satu kata yang diucapkan seorang karena dapat timbul kemungkinan
satu kata mengandung arti satu kalimat karena keterampilan kognitif dan linguistic
yang terbatas yang sering dikenal dengan holophrase hypothese, yang artinya teori
8
yang menganggap bahwa suatu kata tunggal digunakan untuk menjelaskan suatu
kalimat sempurna. Anak mulai mengucapkan pernyataan dengan 2 kata pada usia
18-24 bulan. Pembicaraan telegrapik adalah penggunaan kata-kata yang pendek dan
tepat untuk berkomunikasi, yang di karakteristikan dengan ungkapan anak-anak.
2. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, perubahan bahasa pada anak usia dini, antara
lain:
a) Berkenaan dengan fonologi, beberapa anak usia pra sekolah memiliki kesulitan
dalam mengucapkan kelompok konsonan (misalnya, huruf S, T, R, seperti kata
strika ).
b) Berkenaan dengan morfologi, pada kenyataannya anak-anak itu juga dapat
mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata setiap kalimatnya.
c) Berkenaan dengan sintaksi, anak belajar dan menerapkan secara aktif aturan-aturan
yang dapat ditemukan pada tingkat sintaksis.
d) Berkenaan dengan semantic, begitu sudah mampu menggunakan kalimat lebih dari
kata, anak-anak sudah mulai mampu mengembangkan pengetahuan tentang makna
dengan cepatnya.
9
Berubah dari kata tunggal ke jamak.
4. Usia 8 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, diantaranya:
Mengenal makna yang non literal dalam bentuk permintaan langsung.
Mulai dengan mempertimbangkan maksud-maksud lainnya.
5. Usia 9 tahun, anak mengalami perkembangan pragmatik, yaitu memelihara topic
malalui beberapa perubahan.
Secara keseluruhan perkembangan bahasa itu lambat, tetapi perbedaan individu
sangat besar karena pengalaman tiap individu.
1. Perkembangan Pragmatik, selama usia sekolah, prosese kognitif non egocentrisme
dan decentration maningkat dan terjadi kombinasi sehingga anak dimungkinkan
menjadi komunikator yang lebih efektif. Nonegocentrisme adalah kemampuan untuk
memahami pandangan orang lain, sedangkan decentartion adalah proses bergerak
dari diskripsi objek dan kejadian yang laku dan percakapan. Dua aspek penting
dalam penggunaan bahasa yaitu narasi dan percakapan. Contoh narasi antara lain:
recounts, eventcast, accounts dan cerita fiksi.
2. Perkembangan Semantik, selama masa sekolah individu meningkatkan jumlah
perbendaharaan dan spesifikasi defansi. Pada masa ini mereka ingin manifestasikan
rasa ingin tahunya, keseluruhan proses pertumbuhan semantic yang bermutu pada
tahun awal sekolah itu dikaitkan dengan keseluruhan perubahan kognitif.
3. Perkembangan Sintaksis dan Morpologik, perkembangan bahasa pada usia sekolah
atas pengembangan sintaksis yang ada dan pemerolehan bentuk-bentuk secra
simultan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat
komukasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubunganya dengan
orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi
efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa
remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Ia telah banyak belajar dari lingkungan, dan
dengan demikian bahasa remaja terbentuk oleh kondisi lingkungan. Lingkungan remaja
mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya,dan
lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam
keluarga atau bahasa ibu.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi bagi pembaca. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan yang membangun dari pembaca
11
DAFTAR PUSTAKA
Agung Hartono dan Sunarto, 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud Winda
Gunarti. 2008. Metode pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia
dini. Jakarta: Depdiknas
Di akses November 14, 2009 leh Hadisetyo. hadisetyo. wordpress. Com/…/penelitian
tindakan kelas meningkatkan kemampuan bahasa lisan anak didik
12