Anda di halaman 1dari 15

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupaka program pendidikan yang

ditujukan untuk ank-anak usia 0 sampau 6 tahun, dengan tujuan memberikan

rangsangan yang dipelukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara sehat

baik secara fisik maupun emosi. Serta mempersiapakn pendidikan ke jenjang

berikutnya.

Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu anak mengembangkan

potensi yang dimilikinya sejak dini, serta menyiapkan anak untuk menjadi

individu yang sehat, cerdas an berkarakter. Pendidikan anak usia dini meliputi

berbagai aspek seperti perkembangan fisik, sosial emosional, bahasa serta

kemampuan kognitif.

Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14

menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu pembinaan dan pendidikan

dengan pemberian rangsangan pada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun

dalam perkembangan jasmani, rohani sehingga anak siap memasuki

tahap pendidikan selanjutnya (Permendiknas, 2009).

Literasi dasar sangat penting bagi anak agar dapat membaca, menulis dan

berhitung. Penguasaan literasi dasar sangat penting bagi kehidupan anak untuk

kesuksesan akademiknya. Namun kemampuan literasi dasar di TK Pertiwi

Balongasem masih sangat rendah. Survei pendahuluan diperoleh data dari 20 anak

dari 30 anak belum bisa menggunakan bahasa dengan baik, hal ini berakibat pula

pada kemampuan kogitif anak. Hasil pengamatan terhadap hasil belajar di rumah
juga kurang memuaskan, anak tidak punya bahan belajar di rumah, kemampuan

literasi anak sangat rendah, dan kurangnya pendampingan belajar.

Berdasarkan hal itu perlu dicarikan solusi. Salah satu cara dengan

Pada saat ini Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan

dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat

literasi rendah.Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Program for

International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic

Co-operation and Development (OECD) pada 2019.(

“Tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor

62

Dalam ranah pembelajaran, kemampuan literasi sangat penting yang harus

dikuasai oleh anak, karena kemampuan literasi sangat dibutuhkan anak dalam

menguasai berbagai mata pelajaran. Agar anak dapat mencapai tujuan setiap mata

pelajaran (meliputi ranah kognitif, ketrampilan dan sikap) maka seorang siswa

harus mempunyai kemampuan literasi yang baik, yang tidak terbatas pada

kemampuan kognitif tetapi bahasa juga penting.

Saat ini gerakan literasi mulai ditingkatkan kepada seluruh masyarakat

khususnya pada anak usia dini. Pelaksanaan literasi ini dilakukan daam proses

membaca dan menulis. Proses literasi membutuhkan beberapa kompetensi, baik

kompetensi pengetahua, bahas tulis, bahasa lisan, komptensi kecerdasan/ kognitif

kompetens kultural dan pengetahuan tentang genre.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.2 Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

2.2.1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

Bahasa adalah alat untuk mengeksprsikan ide dan bertanya. Juga

menghasilkan konsep atau gagasan serta tingkatan untuk berfikir.Bahasa

merupakan sarana atau media untuk bereksprsi serta untuk berkomunikasi,

sehingga kemampuan bahasa sangat penting untuk membentuk konsep serta

informasi dalam memecahkan masalah. Dengan bahasa kita dapat memahami

perasaan seseorag, pikiran dan keinginan.

Bahasa adalah sarana komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan

manusia karena tidak hanya membantu kita mengungkapkan pikiran dan perasaan

kita terhadap orang lain, tetapi juga membantu kita memahami perasaan dan
pikiran orang lain. Keterampilan bahasa diperlukan tidak hanya untuk orang

dewasa tetapi juga untuk anak-anak.

Menurut Bromley (1992), Dhieni (2008:1.11) mendefinisikan bahasa

sebagai sistem tanda yang teratur, terdiri dari tanda visual dan linguistik, untuk

mengkomunikasikan gagasan dan informasi. Simbol visual ini dapat dilihat,

ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak-

anak dapat memanipulasi simbol-simbol ini dengan cara yang berbeda tergantung

pada kemampuan berpikir mereka. Sesama manusia atau manusia dengan

manusia, yang berbentuk lesan atau ucapan dan tulisan.

Peningkatan kemampuan bahasa untuk anak usia 4-5 tahun fokus pada

empat aspek yaitu : berbicara, menyimak, membaca serta menulis. Bahasa

merupakan sarana komunikasi

Tujuan ketrampilan berbahasa bagi anak usia dini menurut sudjiono adalah

sebagai berikut :

1. Anak bisa melakukan komunikasi baik secara lesan maupun tulisan.

2. Mempunyai kemampuan berkomunikasi dalam mempengaruhi orang lain

3. Dapat mengingat dan menghafal informasi dengan jelas

4. Mampu menjelaskan dengan baik

5. Mampu menjelaskan dengan bahasa sendiri dengan baik.

Fungsi Bahasa Bagi Anak Usia dini

Sumbangsih kemampuan berbahasa bagi perkembangan anak usia dini sangat

besar sekali. Anak mampu berfikir, berperasaan, berbuat serta bersikap dan

memandang dunia dalam kehidupan seperti masyarakat sekelilingnya. Fungsi


bahasa bagi anak usia dini adalah mengembangkan kemampuan intelektual serta

kemampuan dasar anak usia dini, sehingga anak mampu mengembangkan

imajinasi, perasaan, pikiran serta mengekspresikannya.

Menurut Sujiono (2010:18) fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai media untuk berkomunikasi dengan lingkungannya

2. Sebagai media untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak

3. Sebagai media untuk mengembangkan ekpresi anak

4. Sebagai media untuk untuk mengeksprikan atau mengungkapkan perasaan

pada orang lain.

Sedangkan menurut usman (2015: 26) fungsi bahasa bagi anak adalah sebagai

berikut :

1. Fungsi Instrumen, yaitu bahasa yang digunakan sebagai alat perpanjangan

tangan “tolong ambilkan pencil”

2. Fungsi regulatif, yaitu fungsi bahasa yang digunakan untuk mengatur

orang lain “jangan mengambil polpenku!”

3. Fungsi Interaksional, yaitu fungsi bahasa yang digunakan untuk

bersosialisasi “hai apa kabar ?”

4. Fungsi personal, yaitu bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan

perasaannya “saya senang sekali”

5. Fungsi heuristi atau mencari informasi “apa itu ?”

6. Fungsi Imajinatif, yaitu fungsi bahasa yang digunakan untuk memperoleh

kepuasan dan kesenangan, misalnya syair dsb


7. Fungsi representative, yaitu bahasa yang digunakan untuk memberikan

informasi atau fakta.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa

Anak mempunyai ketrampilan bahasa yang baik dipengarui oleh beberapa

faktor antara lain : intelgensi (kecerdasan, status sosial, jenis kelamin,

hubungan keluarga, dan pemakaian 2 bahasa.

Secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasaadalah

sebagai berikut :

1. Intelgensia

Baik buruknya kemampuan pengetahuan seseorag dipengaruhi baik atau

buruknya perkembangan bahasa anak.

2. Status sosial

Anak yang mempunyai status sosial dari kalangan menengah ke atas

kemampuan berbahasa perkembangannya lebih cepat dari pada kalangan

menengah ke bawah. Anak dari kalangan meenengah ke atas dapat

mencapai peringkat yang baik dalam prestasi kebahasaan.

3. Jumlah anak dalam keluarga

Anak yang mempunyai jumlah keluarga banyak memiliki perkembangan

bahasa yang baik, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dalam

interaksi dengan anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan anak

tunggal

4. Jenis kelamin
Anak dengan jenis kelamin perempuan mempunyai kelebihan dari

aspek bahasa dibandingkan anak laki-laki, dan anak perempuan lebih

mudah berbicara dibandingkan anak laki-laki, namun perbedaan jenis

kelamin lambat laun akan berkurang seiring perkembangan fase anak

seiring bertambahnya umur.

5. Kedwibahasaan

Anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga lebih dari satu bahasa,

maka perkembangannya bahasa akan lebih bagus dari pada anak yang

hanya menggunakan satu bahasa, karena anak terbiasa menggunakan

variasi kosa kata.

2. Perkembangan Bahasa TK

Perkembangan bahasa terbagi dua periode yaiyu periode pre lingustik yaitu antara

usia 0-1 tahun dan linguistik antara 1-5 tahun. {ada periode ini anak mempunyai

hasrat untuk mengucapkan kata-kata yang pertaama, yang merupakan saat

membuat takjub orang tua. Periode linguistik terbagi atas 3 fase

1) Fase holofrase (satu kata)

Pada fase ini anak menggunakan stu kata untuk menyatakan pemikiran yang

kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuan tanpa ada

perbedaan. Orang tua baru dapat mengerti apa yang dimaksud anak apabila

kita tahu konteks apa yang diucapkan sambil mengamati mimik serta bahasa

tubuh. Pada fase in anak sering mengucapkan kata benda setelah itu bru

disusuk kata kerja.

2) Fase lebih dari satu


Fase dua kata muncul pada anak usia 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat

membuat kalimat sederhana terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang

berupa pokok kalimat dengn obyek tata bahasa yang tidak benar, setelah dua

kata dilanjutkan munculnya kalimat ke tiga dan keempat daan seterusnya.

Paada fase ini anak tidak lagi egosentris

3) Fase deferensiasi

Periodesasi terakhir pada anak rentang usia 2,5 s/d 5,5 tahun. Ketrampilan anak

dalam berbicara mulailancar dan berkembang dengan pesat, anak mulai mampu

mengucapkan kata sesuai dengan jenisnya, khusunya kata benda dan kata kerja,

anak mampu mengungkapkan dengan bentuk jama, awalan dan akhiran dan

berkomunikadi dengan lancar, serta anak mulai bertanya, menjawab, memeintah,

memberi tahu

Secara umum tahap perkembangan bahasa Anak di bagi dalam beberapa rentang

usia yng masing-masing menunjukkan ciri tersendiri. Menurut Rita (2019:45)

membagi perkembangan sebagai berikut :

1. Tahap 1 (Praliguistik) yatu antara 0-1 tahun

2. Tahap II (Linguistik) yaitu antara 1-2 tahun

3. Tahap III (Pengembangan tata bahasa, yaitu pra sekolah , usia 3,4,5 tahun

anak sudah mampu membuat kalimat SPO.

4. Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa yaiu 6-8 tahun ) tahap ini

ditandai dengan kemampuan yang mampu menggabungkan kalimat

sederhana menjadi kalimat kompleks.


Atas dasar tersebut dweratky dalam kartononingsih (2020:45) menguraikan

bahwa dalam kehidupan manusia mengalami perkembangan bahasa melalui

tahapan secara umum. Tahapan normal dibagi dalam beberapa periode

1. UsiaPeriode Pralinguistik

Periode Pralinguistik adalah masa dimana anak berada pada masa belum

mengenal bahasa. Bayi mulai tumbuh secara berangsur angsur

mengembangkan bahasanya melalui urutan tahap demi tahap. Urutan

tersebut anehnya menarik dan miliki kesamaan di seluruh dunia

2. Periode Linguistik

1) Sekitar 3 tahun

Kadang mempertimbangkan periode paling cepat dalam perkembangan

bahasa

Kosa kata bertambah setiap hari yakni 200-300 kata

Anak berusah untuk berkomunikasi dan menunjukkan sikap frustasi

jika tidak memahami kemampuan orang lain (dewasa) untuk

memahami, anak meningkat drastis

2) Usia 4-6 tahun

Penerapan pengucapan dan tata bahasa

Vocabulary 1400-1600 kata

Mencariyang tidak dimengerti mulai dengan menyesuaikan pengucaan

untuk pendengar informasi perselisihan dengan kawan sebya dapat

diselesaikan dengan kata/ ajakan untuk bermain lebih sering.


Susunan kalimat dan tata bahasa yang benar, meggunakan awalan kata

kerja sekarang, kemarin dan yang akan datang, rata-rat pajang kalimat

setengah perkalimat menungkat menjadi 6-8 kata.

3) Usia 6-8 tahun

Menggunaka bahasa yang lebih komplekslebih banyak ajektifnya,

menggunakan kalimat pengandaian, jumlah rata-rata per kalimat 7 atau 6

kata.

Kosa kata bahasa lisan 3000 kata

Adapun indikator kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun

Memahami berapa perintah secara bersamaan

Mengulang kalimat yang lebih komplek

Memaknai gambar

Memahami auran

Menghargai bacaan
Pengertian Literasi

Literasi merupakan suatu kemampuan untuk mengakses, memahami dan

menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain

membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara.

Literasi berasal dari kata “literature” dan bahasa Inggris, “letter”, literasi

merupakan kemampuan melek huruf, aksara yang idlamnya meliputi kemampuan

membaca dan menulis, namun lebih dari itu literasi juga mencakup melek visual

yang artinya “kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang

disampakan secara visual (adegan, vidio, gambar)

Literasi secara harfiah berasal dari bahasa Inggris yaitu literacy yang bermakna

sebuah aksara. Secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin

“literatus” yang dimana artinya adalah orang yang belajar (Sevima,2020)

Konsep literasi pada anak merupakan proses berkelanjutan yang sangat dinamis,

mulai dari munculnya rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, berbahasa lisan,

hingga pada kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan tersebut mengikuti

perkembangan zaman untuk digunakan dalam proses belajar sepanjang hayatnya.

Literasi dasar

Literasi dasar (Basic Literasi) yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,

membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan

analisis untukmemperhitungkan (Calculating), mempersiapkan informasi

(Perceiving), mengkomunikasikan sertamenggambarkan informasi (drawing),

berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan.


Manfaat literasi dasar bagi anak usia dini

1. Membantu anak dalam memahami orang lain dan lingkungan sekitaarnya

2. Membantu anak agar dapat menyampaikan pikirannya dan perasaaannya

kepada orang lain

3. Memberika kesempatan kepada anak untuk memahami gambar selanjutnya

menghubungkan dengan tulisan pada gambar tersebut

4. Muncunya sikap pengetahuan da ketrampilan yang dibutuhkan di jenjang

pendidikan selanjutnya.

Capaian pembelajaran Literasi dasar

“anak menunjukkan kemampuan mengenali dan memahami informasi melalui

gambar, simbol cerita, lagu, ungkapan

Anak mampu mengkomunikasikan perasaanya secara lisan

Anak menunjukkan minat dalam kegiatan

Anak menunjukkan rasa ingin tahu melalui observasi, eksplorasi dan eksperimen

Anak mengenal sikap peduli dan tanggung jawab dalam pemeliharaan alam

Menunjukka kemampuan dasar pemecahan masalah, berfikir kritis

Indikator pngenalan literasi dasar pada anak usia dini dalam pengembangan model

buku ceita

1. Anak mmpu menyimak dan memiliki pemahaman tentang pesan gambar

2. Anak dapat membaca gambar


3. Anak dapat menghubungkan gambar dengan kata

4. Anak dapat mengulang kembali cerita yang disampaikan dengan bahasa

sendiri

5. Anak dapat membuat coretan tentang gambar

6. Anak mengurutkan cerita dalam bentuk bahasa verval maupun non verval

7. Anak mampu berimajinasi tentang cerita

Dukungan pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran literasi dasar

1. Menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan bagi anak agar ana

dapat menyampakan , ide, gagasan, perasaan, dan mengekspresikan

melalui berbagai macam cara dan media

2. Membangun komunikasi positif dan efektif bagi anak.

3. Menjadi pendengar aktif saat anak menyampaikan pikirandan perasaan

serta lebih teliti menhmati respon anakdalam bahasa non verbal

4. Mendoron anak berfikir kritis dengan menyampaikan pertanyaan terbuka

yang memungkinkan munculnya jawaban beragam

5. Menata lingkungan yang memudahkan anak berinteraksi dengan anak lain,

guru serta orabg tua

6. Menata lingkungan untuk menumbuhkan minat terhadap, tanda simbol dan

gambar

7. Bercerita atau membacaan buku ceritamenjadi kegiatan yang senantiasa

yang dihadirkan dalam keseharian

8. Menyediakan buku cerita bahan bacaan yang sesuai usia, tempat, yang

mudah terlihat dan terjangkau anak.


9. Memberikan kesempatn pada anak dalam kegiatan membaca

10. Membuat cerita sebagai inspirasi dalam kegiatan bermain.

Literasi,

Kanusta, Maria, 2015, Gerakan literasi dan minat baca, Jakarta : PT Azka Pustaka

Kurniawan Heru, Literasi Parenting, Jakarta: PT Gramedia

Sueca, I, Nengah, 2021. Literasi dasar Berbasis Permainan Bahasa. Denpasar :

Nila Cakra.

Sofia, Mariani, 2021, Pengenalan sains dan literasi Berbasis Budaya, Jakarta :

Zifatama Jawara

Purnama, Herwulan, 2019. Irene, Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya

literasi Dasar. Pontianak, Yudha English Galeri.

Bahasa

Rita kurnia, 2019, Bahasa Anak Usia Dini, Yogyakarta : Depublish

Lilis, Madyawati, 2016, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta:

Kencana

Kartonongsih, Sri, 2020. Ketrampilan Berbicara Pada Anak, Surakarta :

Muhamaddyah Universiti Press.

Subhayni, 2020, Keterampilan berbicara Anak Usia dini, Banda Aceh : Syah

Kuala University Press.

Anda mungkin juga menyukai