Dosen Pengampu:
ARI WIBOWO
MUHAMMAD ILYAS
MUHAMMAD NAUFAL
RIDHO ALFATIH
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga tugas kami yang berjudul “Pancasila Sebagai
Dalam penyusunan tulisan ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas kami ini . Dan tidak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan orang tua yang membantu dalam
Kami juga menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memenuhi kebutuhan pembaca sekalian,
Penulis
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
Sampul Depan..............................................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................................................. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila berdasar pada hakikat serta kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal
ini sebagaimana tertuang dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berdasar pada sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh bangsa indonesia itu sendiri yaitu nilai Pancasila yang merupakan sumber
yang beradab.
atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di
dan diterima sebagai warga bangsa, dengan demikian pembangunan sosial budaya
adilan sosial.
4
Pancasila telah mengajarkan kita nilai-nilai dasar tentang nilai ketuhan,nilai
kemanusiaan, nilai persatuan,nilai kerakyatan dan nilai keadilan itu artinya nilai-
berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain
Yang menyandangnya itu di antaranya: (a) bidang politik, (b) bidang ekonomi,
(c) bidang social budaya, (d) bidang, hukum, (e) bidang kehidupan antar umat
jaman, begitu pula dengan cara berpikir masyarakat yang cenderung menyukai
kelemahan didalamnya, maka dari itu dari apa yang telah diciptakan atau
diperoleh dari penelitian tersebut ada baiknya berdasar pada nilai-nilai yang
Yaitu sila pancasila dengan berpedoman pada nilai-nilai pancasila, apapun yang
5
B. RUMUSAN MASALAH
Sosial Budaya” ?
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN “PANCASILA”
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 (Pembukaan)
Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara Republik
Indonesia, baik ditinjau dari sudut bahasa maupun dari sudut sejarah. Hai tersebut dapat
1) Secara Etimologis
Berdasarkan asal kata, Pancasila berasal dari bahasa India, yakni bahasa Sansekerta.
Menurut Muhammad Yamin, Pancasila memiliki dua macam arti, yaitu Panca artinya lima,
syila dengan (i) biasa (pendek) artinya sendi, alas, atau dasar, syila dengan (i) panjang artinya
peraturan tingkah laku yang penting, baik, dan senonoh. Kata sila dalam bahasa Indonesia
7
2) Secara Terminologi
Pada 1 Juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha- Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) perkataan Pancasila (lima asas dasar) digunakan oleh
Presiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara yang diusulkannya.
Perkataan tersebut dibisikkan oleh temannya seorang ahli bahasa yang duduk disamping
yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah dan
Pembangunan Budaya”.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin
lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang
kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan,
8
Atau, Paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis
yang umum dan suatu kerangka pikir orientasi dasar dari suatu perubahan yang
atau cara memecahkan masalah yang dianutr oleh suatu masayarakat pada masa
tertentu.
Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat
harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek
9
D. PENGERTIAN “SOSIAL BUDAYA”
Sosial merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari
kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan sebagai acuan dalam
berhubungan antar manusia yang bersifat abstrak dan berisikan simbol-simbol yang
masyarakat.
Budaya berasal dari kata Sans yaitu Bodhya yang artinya pikiran dan akal budi.
Budaya adalah segala hal yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal
budinya yang mengandung cinta, rasa, dan kepercayaan adat istiadat ataupun ilmu.
Maka, pengertian Sosial Budaya itu sendiri adalah segala hal yang diciptakan
oleh manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya untuk kehidupan bermasyarakat.
Atau, lebih singkatnya, manusia membuat sesuatu berdasarkan budi dan pikirannya
BUDAYA”
Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi ini, kita harus
mengangkat nilai – nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai, yaitu
nilai-nilai pancasila itu sendiri. Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena
memang pancasila bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri.
10
Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan
brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil
dan beradab.
Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu
dari tingkat homo menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan
sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-
budaya yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa
Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial
berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima
negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu secara berimbang
(Sila Kedua).
11
Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah antara hak
negara dan hak asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan
akan mengarah pada otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan
Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan
(1) Sila Pertama : Menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial
(2) Sila Kedua : Merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap
(3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sosial budaya bangsa indonesia. Oleh karena itu pancasila merupakan dasar, rangka,
suasana bagi kehidupan kenegaraan dan tertib hukum negara indonesia sehingga
memiliki sifat yang sangat menentukan bagi bangsa dan negara republik indonesia.
B. Saran
sebagai suatu cita-cita moral atau ide yang harus direalisasikan menjadi suatu
kenyataan. Maka dalam pelaksanaan hidup sehari-hari bangsa indonesia tidak boleh
bertentangan dengan norma agama, susila, kesopanan, dan norma hukum yang
berlaku.
14
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Arief. 1996. Teori Negara: Negara, Kekuasaan, dan Ideologi. Jakarta: Gramedia.
Saptono. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP kelas IX. Jakarta: Phibeta Aneka
Gama.
(http://www.scribd.com/doc/18184016/Pancasila-Sebagai-Sumber-Nilai-Dan-Paradigma-
Pembangunan)
( http://www.gudangmateri.com/2010/04/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html)
15