Anda di halaman 1dari 37

DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.

Si, MH

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

“IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEBANGSAAN


YANG BERSUMBER DARI PANCASILA”

Disusun oleh:

KELOMPOK 1 / KELAS 1A

1. HAPSAH (60100121017)
2. NUR EKAWATY FAJAR (60100121006)
3. FAHREZA (60100121003)
4. NUR AFIFAH (60100121004)
5. HUSNA ERNITA DAMAYANTI (60100121015)

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021/202

i
DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH.

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SAW. Karena atas berkat dan Rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan Judul “PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI
KEBANGSAAN YANG BERSUMBER DARI PANCASILA” ini selesai tepat
pada waktunya.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen pengampuh mata kuliah


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bapak

DR. H. Husen Sarujin, SH, MM, M.Si, MH. dan teman-teman sekalian yang
telah meluangkan waktu untuk membantu, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
MID semester dari dosen pengampu mata kuliah “Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “ Implementasi Nilai-Nilai Kebangsaan yang Bersumber dari
Pancasila” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
sehingga sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar kedepannya
saya dapat menyusun makalah selanjutnya dengan lebih baik lagi dengan Judul
yang berbeda.

Samata, 5 November 2021

Kelompok 1

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………iv

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………1

1.1.Latar Belakang………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….5

1.3 Tujuan ………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….6

2.1. Pengertian Nilai Pancasila……………………………………………6

2.2. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila……………………...12

2.3. Penerapan Pancasila Dalam Pendidikan Karakter……………………21

2.4. Pentingnya Penerapan Nilai-Nilai Pancasila…………………………26

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..31

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………...31

3.2. Saran………………………………………………………………….31

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...33

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang terlahir dari

kebudayaan dan sejarah masyarakat Indonesia yang telah ada jauh sebelum

bangsa Indonesia merdeka. Para pendiri bangsa berhasil menggali nilai-

nilai luhur dan kemudian merumuskan menjadi sebuah pedoman atau

ideologi yakni Pancasila. Pancasila yang notabenya merupakan

kebudayaan yang telah ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia

menjadikan tetap lestari hingga saat ini.

Eksistensi Pancasila seiring berjalanya waktu mengalami cobaan

ketika terjadi gejolak gerakan 30 September oleh Partai Komunis

Indonesia. Pemberontakan PKI masa itu dapat menjadi acuan bagaimana

Pancasila tetap berdiri, hal ini membuktikan Pancasila memang bukan

hanya ideologi yang muncul secara tibatiba, namun merupakan nilai-nilai

yang telah melekat dalam diri bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai luhur

yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa yang

terdapat pada sila pertama Pancasila menunjukkan bahwa Bangsa

Indonesia menempatkan Tuhan pada kedudukan yang paling tinggi dan hal

ini bukanlah suatu nilai yang tiba-tiba muncul.

1
Seperti yang kita ketahui Indonesia secara sejarah merupakan

masyarakat yang telah mengenal ajaran Tuhan, ini terlihat dimana

berbagai agama telah menyebar luas sebelum kemerdekaan Indonesia

dikumandangkan oleh Soekarno. Budaya gotong-royong serta sikap

kekeluargaan masyarakat Indonesia 2 mencerminkan betapa nilai

kemanusiaan telah ada jauh sebelum Pancasila dirumuskan.

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap

warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut.

Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap

pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan

makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai-nilai

makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.

Banyaknya terjadi penyimpangan/kesalahan tertentu sebenarnya

berakar dari tidak mengamalkannya nilai-nilai yang terkandung dalam

pancasila itu sendiri. Maka dari itu pentingnya memahami pancasila tidak

hanya mengerti namun juga mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai

yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan karakter.

Pendidikan karakter yang merupakan upaya mewujudkan amanat

pacasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatar belakangi oleh realita yang

berkembang saat ini di lembaga pendidikan. Dengan prilaku- prilaku yang

tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia saat ini.

2
Membina dan mendidik karakter, dalam arti untuk membentuk

“positive character” generasi muda bangsa ini. Agar positive character

terbentuk, maka perlu pembiasaan “mandiri, sopan santun, kreatif dan

tangkas, rajin bekerja, dan punya tanggung jawab.” (Marjohan.2010:7)

Pendidikan pancasila dalam kehidupan sehari hari dapat

membrikan dampak yang baik untuk masyarakat agar masyarakat

mematuhi dan menganut nilai nilai dalam pancasila karena nilai yang

terkandung dalam pancasila mempunyai banyak makna untuk kehidupan

sehari hari dalam beragama, memberikan

pendapat dan lain-lain.

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar

pedoman dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan

negara Indonesia termasuk peraturan perundang-undangan. Pancasila

merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam

Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam

penyelenggaraan bernegara.

Karena konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara

tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai

persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Pancasila dianggap sebagai

sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan mematuhi segala

isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara

Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi

3
semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan.

Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila

sangat berguna dan bermanfaat. Di dalam Pancasila terkandung banyak

nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis

besar dalam kehidupan berbangsa bernegara.

Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai

Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai sekarang, kita selalu

menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Indonesia hidup di dalam

berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari

semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan

dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila

dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika. Pancasila membuat Indonesia

tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan

pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan 2 budaya dengan

yang lain. Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi

berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian nilai pancasila?

2. Apa saja nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam pancasila?

3. Bagaimana Penerapan Pancasila dalam Pendidikan Karakter?

4. Apa pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila?

4
1.3. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian nilai.

2. Mengetahui makna dan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam

pancasila.

3. Mengetahui pentingnya penerapan nilai-nilai kebangsaan pancasila.

4. Memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 . PENGERTIAN NILAI PANCASILA

Suatu negara diibaratkan sebagai sebuah bangunan. Sebuah bangunan pasti

memiliki sebuah dasar/ fondasi dimana dasar tersebut merupakan bagian utama

sebuah bangunan itu berdiri kokoh. Jika sebuah bangunan tidak memiliki dasar /

fondasi yang kuat, maka bangunan tersebut akan mudah rusak dan roboh. Namun,

jika fondasi dari bangunan tersebut kuat, maka bangunan itu tidak akan mudah

roboh. Sama seperti negara, setiap negara pasti memiliki sebuah fondasi. Fondasi/

dasar dari sebuah negara itu yang mempengaruhi negara tersebut dapat berdiri

kokoh/ tidak. Negara yang memiliki dasar yang kokoh akan menjadikan negara

tersebut tetap maju dan berdiri tegak. Begitu pula sebaliknya, negara yang

memiliki dasar yang lemah akan menjadikan negara itu mudah roboh dan runtuh.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berdiri kokoh karena

Indonesia memiliki dasar yang sangat kuat. Selama hampir 75 tahun Indonesia

berdiri, banyak sekali tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia. Namun, dengan adanya tantangan dan rintangan tersebut tidak

menghancurkan Indonesia, tetapi membuat Indonesia semakin kuat dan erat

hubungannya antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan Indonesia

memiliki dasar yang kuat, dasar itulah yang kita kenal dengan sebutan Pancasila.

6
Pancasila diperkenalkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila

berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni Panca dan Sila. Panca berarti lima,

dan Sila berarti asas. Pancasila berarti sebuah rumusan berisi 5 asas yang

digunakan oleh Bangsa Indonesia untuk pedoman dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Sebagai Dasar Negara Indonesia, Pancasila memiliki kekuatan untuk

mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang sesuai dengan pembukaan UUD

1945, juga berfungsi sebagai ideologi yang memiliki nilai-nilai penting

didalamnya . Nilai-nilai itulah yang harus bisa diimplementasikan oleh Bangsa

Indonesia dalam hidup bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

memiliki tingkatan tersendiri, yaitu Nilai Dasar, Nilai Instrumental, dan Nilai

Praksis.

A. Nilai-nilai dalam pancasila

1. Nilai Dasar

Nilai Dasar merupakan nilai yang sifatnya tidak akan berubah dari waktu ke

waktu / tetap. Nilai ini terdapat dalam pembukaan UUD 1945, yang kemudian

bisa dijabarkan menjadi Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis. Contoh dari Nilai

Dasar ini adalah:

 Ketuhanan

 Kemanusiaan

7
 Persatuan

 Musyawarah

 Keadilan

2. Nilai Instrumental

Nilai Instrumental adalah suatu nilai yang dapat diukur dan dapat diubah.

Nilai Instrumental ini merupakan jabaran dari Nilai Dasar dalam bentuk UUD

1945 dan Tata Urutan Perundang – Undangan Negara menurut UU No. 10

Tahun 2004.

3. Nilai Praksis

Nilai Praksis adalah suatu nilai yang merupakan penjabaran lebih lanjut

dari Nilai Dasar dan Nilai Instrumental. Nilai Praksis ini dilakukan dalam

kehidupan sehari – hari kita, namun karena penjabaran dari Nilai Dasar dan Nilai

Instrumental, maka sifatnya Nilai Praksis ini perwujudannya tidak boleh

menimpang. Misalnya pada sila ke-3, kita harus berperilaku menjunjung tinggi

persatuan dan kesatuan di Indonesia.

Banyak dari kita yang mengerti arti dari Pancasila, bahkan mengerti arti

dari nilai-nilai didalamnya. Namun sekedar mengerti, tidak berperilaku sesuai

dengan nilai Pancasila tersebut, dan tidak mengimplementasikannya dalam

kehidupan sehari – hari kita.

8
Kita juga harus mengerti makna nilai dari setiap sila yang ada.

Makna nilai – nilai dari sila Pancasila ialah :

1. Ketuhanan

Di Indonesia, semua Warga Negara Indonesia berhak menganut agama

dan kepercayaannya masing-masing. Tidak boleh ada paksaan dari orang lain.

Tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan. Dalam sila Ketuhanan Yang

Maha Esa ini mencakup nilai religius yang mengatur hubungan antara kita dengan

Tuhan, hubungan kita dengan sesama, serta hubungan negara dengan agama. Oleh

karena itu, tidak boleh ada larangan orang beragama.

2. Kemanusiaan

Setiap manusia memiliki harkat dan martabat yang sama. Tidak peduli

tingkat jabatannya, semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama pula.

Dalam sila ini, mengajarkan kita untuk selalu mengingat asal kita berada,

meskipun kita banyak bergaul dengan orang lain, belajar budaya luar, kita tidak

boleh melupakan jati diri kita sendiri.

3. Persatuan

Bangsa Indonesia itu ada karena adanya semangat ingin Bersatu.

Semangat ingin Bersatu itulah yang menjadikan Indonesia memiliki kesatuan

yang utuh, serta banyaknya suku, ras, dan agama di Indonesia ini menjadikan

negara kita memiliki persatuan dan kesatuan.

9
4. Musyawarah

Dalam kita mengambil sebuah keputusan, untuk mencapai sebuah

mufakat, kita membutuhkan proses yang dinamakan dengan musyawarah.

Musyawarah sangat penting dilakukan untuk mencari jalan keluar dari sebuah

keputusan. Dalam bermusyawarah, sangat penting untuk menjaga hubungan

dengan orang lain agar saat mencapai mufakat tidak terjadi pertikaian. Oleh

karena itu, diperlukan dialog diantaranya. Dialog diperlukan untuk meningkatkan

kepercayaan kita dengan orang lain.

5. Keadilan

Keadilan berarti memberikan kepada orang lain yang sesuai dengan

haknya , bukan hanya orang lain saja, bahkan sekelompok orang juga bisa.

Dalam sila Pancasila yang kelima, Negara Indonesia harus bisa menjamin

keadilan bagi setiap warga negaranya.

Dengan begitu seharusnya makna Pancasila sebagai dasar negara

Indonesia itu harus kita dalami , kita lakukan dan kita cintai, Sebagaimana

kita menganggap diri kita itu penting, Pancasila juga sangat penting sebagai

dasar kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila ini menjadi

dasar bagi kita untuk saling menghormati, saling menghargai satu sama

lainnya, karena kita hidup tidak mungkin sendiri, kita membutuhkan orang

lain. Pancasila sebagai dasar negara juga menjadi alat untuk mempersatukan

bangsa Indonesia dengan nilai – nilai yang terkandung di dalamnya. Bangsa

Indonesia memiliki banyak macam suku bangsa, ras, budaya, dan lainnya.

Indonesia terdiri dari 17.000 ribu pulau, 1340 suku bangsa, 6 agama, 1

10
kepercayaan, serta banyak budaya. Sangat memungkinkan untuk membuat

Indonesia terpecah, maka dari itu dibutuhkan suatu alat yang bisa

mempersatukan bangsa Indonesia, yang bisa mengikat keberagaman tersebut,

yaitu Pancasila. Selain Pancasila, perlu kesadaran diri setiap individu untuk

memiliki rasa ingin Bersatu. Jika setiap individu sadar akan pentingnya

memiliki pemikiran yang sama, perilaku yang sama,maka hal itulah yang

bisa membuat kita menjadi satu kesatuan yang utuh.

Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Nilai

mengandung cita-cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Nilai terdiri atas nilai

material, nilai vital, dan nilai kerohanian, seperti dilansir dari buku Pasti Bisa

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas VI oleh Tim

Tunas Karya Guru. Nilai material adalah semua yang berguna bagi kehidupan

jasmani atau ragawi manusia.

Nilai vital adalah semua yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas. Nilai kerohanian adalah semua yang beguna

bagi rohani manusia. Nilai kerohanian terdiri atas:

1. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, dan cipta) manusia

2. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan

manusia

3. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak

(karsa) manusia

4. Nilai religius merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak, serta

bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

11
2.2 . NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA

SEBAGAI BERIKUT:

1. Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai

ketuhanan

Nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila adalah nilai

ketuhanan. Secara hierarkis, nilai ketuhanan merupakan nilai tertinggi

karena bersifat mutlak. Sebuah perbuatan dikatakan baik apabila tidak

bertentangan dengan nilai, kaidah, dan hukum Tuhan. Karena itu

perbuatan kepada manusia dan alam yang melanggar nilai, kaidah, dan

hokum Tuhan akan berdampak buruk.Contoh pelanggaran nilai yang

terkandung dalam sila pertama Pancasila yaitu pelanggaran akan kaidah

Tuhan tentang menjalin hubungan kasih sayang antarsesama seperti

konflik dan permusuhan. Contoh pelanggaran nilai ketuhanan pada alam

yaitu pelanggaran pada pelestarian alam, yang berdampak pada bencana

alam dan kerusakan lingkungan. Nilai yang terkandung dalam sila pertama

Pancasila dan butir-butir pengamalannya bisa diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari, termasuk di lingkungan sekolah atau kelas, seperti dikutip dari

laman Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berikut:

7 butir pengamalan nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila

yaitu sebagai berikut:

12
 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing

menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama

antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang

berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah

masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan

Tuhan Yang Maha Esa.

 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan

menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya

masing-masing.

 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa kepada orang lain.

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2

menyatakan bahwa (1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang

Maha Esa; serta (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk

untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah

menurut agama dan kepercayaan yaitu.

13
Dengan demikian, UUD 1945 dan nilai yang terkandung dalam sila

pertama Pancasila memberikan ruang untuk mewujudkan kerukunan

hidup antar umat beragama di Indonesia.

2. Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung

nilai kemanusiaan.

Kemanusiaan yang adil dan beradab menjadikan setiap warga

negara punya kewajiban dan hak yang sama, juga dijamin haknya serta

kebebasannya terkait hubungan baik dengan Tuhan, orang, negara, dan

masyarakat.

Kemanusiaan yang adil dan beradab juga menjadikan seseorang

memiliki kemerdekaan menyatakan pendapat, serta berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Sila kedua diliputi dan dijiwai oleh sila pertama. Ini artinya,

kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber dari

ajaran Tuhan yang Maha Esa, yaitu manusia merupakan makhluk pribadi,

anggota masyarakat, sekaligus hamba Tuhan.

Hakikat pengertian sila kedua Pancasila menjiwai pembukaan dan

pasal-pasal dalam UUD 1945 seperti berikut:

 dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945, "Bahwa

Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh

sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena

tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

14
 dalam Pasal 27, 28, 29, 30 dan 31 UUD 1945 mengenai

kemanusiaan.

Contoh sikap pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua

Pancasila adalah sebagai berikut:

 Menempatkan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan dengan

segala martabat dan hak asasinya.

 Memperlakukan sesama manusia secara adil dan beradab seperti

memperlakukan dirinya sendiri.

 Memperlakukan sesama manusia sebagai manusia pribadi dan

manusia sosial secara seimbang.

3. Sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud), salah satu bentuk nilai persatuan adalah dengan berjiwa

nasionalisme tinggi. Berjiwa nasionalisme berarti mencintai negara

Indonesia. Hal ini akan menciptakan masyarakat yang saling bersatu dan

berpadu dalam persatuan Indonesia.

Nilai sila ketiga Pancasila Berdasarkan TAP MPR Nomor

I/MPR/2003, berikut adalah butir-butir sila ketiga Pancasila:

 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di

atas kepentingan pribadi serta golongan.

15
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara serta bangsa

apabila diperlukan.

 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air

Indonesia.

 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan,

perdamaian abadi serta keadilansosial.

 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal

Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Penerapan nilai persatuan dalam kehidupan sehari-hari Ada

beberapa contoh penerapan nilai persatuan dalam kehidupan sehari-

hari, yaitu:

 Menumbuhkan rasa mencintai tanah air dan berusaha menjaga

nama baik Indonesia. Contohnya adalah menggunakan produk

buatan Indonesia.

 Berteman dan membantu orang tanpa membedakan suku,

agama dan ras.

 Tidak menimbulkan keributan atau perselisihan antar

masyarakat. Contohnya tidak mengejek atau menjelek-jelekkan

teman yang memiliki suku, agama dan ras yang berbeda.

 Bekerja sama untuk kepentingan bersama. Misalnya gotong

royong membersihkan kelas atau lingkungan sekitar rumah.

 Menjaga toleransi antarteman dan masyarakat.

16
 Mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan

pribadi. Misalnya menolong teman yang kesusahan. Tidak

memaksakan kehendak pada orang lain.

 Saling menghormati, menyayangi dan menghargai, baik dalam

lingkupkeluargamaupunpertemanan.

4. Sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mengandung nilai

kerakyatan

Berikut butir-butir nilai sila ke-4 Pancasila menurut TAP MPR

Nomor I/MPR/2003:

 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia

Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama.

 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

kekeluargaan.

 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah.

 Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

17
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati

nurani yang luhur.

 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan

secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran, dan keadilan

mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya

untuk melaksanakan pemusyawaratan.

Penerapan nilai kerakyatan Dalam buku Ajar Mata Pelajaran

Sekolah Dasar PKN dan Pancasila (2020) oleh Ni Putu Candra, contoh

penerapan nilai-nilai kerakyatan, di antaranya:

 Menghindari aksi walk out dalam sebuah musyawarah.

 Menghargai hasil musyawarah.

 Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai

mufakat dalam menyelesaikan permasalahan.

 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat telah

terpilih.

 Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat.

 Menghormati dan menghargai pendapat orang lain.

 Berjiwa besar untuk menerima keputusan yang dihasilkan

dalam musyawarah.

18
 Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan keputusan

musyawarah.

5. Sila kelima Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

mengandung nilai keadilan

Yudi Latif dalam Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan

Aktualitas Pancasila (2011) berpendapat bahwa sila “Keadilan Sosial”

(Sila ke-5) merupakan perwujudan yang paling konkret dari prinsip-

prinisp Pancasila.

Sila ke-5 adalah satu-satunya sila dalam Pancasila yang dilukiskan

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dengan

menggunakan kata kerja “mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.”.

Prinsip keadilan adalah inti dari moral ketuhanan, landasan pokok

perikemanusiaan, simpul persatuan, dan matra kedaulatan rakyat. Dengan

kata lain, keadilan sosial merupakan perwujudan sekaligus cerminan

imperatif etis keempat sila dalam Pancasila lainnya.

Rumusan itu telah diuraikan Notonegoro melalui buku Pancasila

Dasar Filsafat Negara (1974), bahwa Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia diliputi dan dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa,

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, serta

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan.

19
Isi Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-5

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap

dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.

 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati

hak orang lain.

 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri

sendiri.

 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat

pemerasan terhadap orang lain.

 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat

pemborosan dan gaya hidup mewah.

 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau

merugikan kepentingan umum.

 Suka bekerja keras.

 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi

kemajuan dan kesejahteraan bersama.

 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan

yang merata dan berkeadilan sosial.

20
2.3. PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PENDIDIKAN

KARAKTER

o Nilai ketuhanan pada sila pertama Pancasila

Sila pertama Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama

Pancasila memiliki lambang bintang emas dengan latar hitam. Sila pertama

Pancasila mengandung nilai ketuhanan.

Contoh-contoh penerapan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari

adalah:

1. Membina kerukunan hidup antara sesama manusia.

2. Tidak melakukan penistaan agama. Penistaan terhadap agama adalah

perilaku menghina atau merendahkan agama, seperti melakukan

pembakaran rumah ibadah.

3. Mengembangkan siap saling menghormati dan menjaga kebebasan orang

dalam beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.

4. Menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai kebaikan yang diajarkan tuhan

dalam agama dan keyakinan.

5. Tidak memaksakan sebuah agama atau kepercayaan pada orang lain.

6. Mengembangkan sikap saling menghormati, bekerja sama, dan tolong-

menolong tanpa mendiskriminasi karena agama atau kepercayaan yang

dianutnya.

7. Bersikap toleran kepada umat beragama atau berkeyakinan lain.

21
8. Mempersilakan dan memudahkan umat beragama lain menyelenggarakan

hari raya agama atau keyakinannya.

o Nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila

Sila kedua Pancasila berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua

Pancasila memiliki lambang rantai emas bermata persegi dan bulat yang berkaitan

satu sama lain dengan latar warna merah. Sila kedua Pancasila mengandung nilai

kemanusiaan.

Contoh penerapan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia

tanpa membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,

warna kulit, kedudukan sosial, dan lainnya.

2. Sigap membantu orang yang mengalami kesusahan tanpa pilih kasih.

3. Mengembangkan sikap saling mengasihi antara sesama manusia.

4. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya

sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

5. Tidak bersikap semena-mena.

6. Mendukung dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan seperti bakti sosial,

membantu korban bencana alam, berbagi makanan pada yang

membutuhkan, membantu panti asuhan dan panti jompo, dan lainnya.

7. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

8. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.

22
9. Membela kebenaran.

10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan

bangsa lain.

o Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila

Sila ketiga Pancasila berbunyi Persatuan Indonesia. Sila ketiga Pancasila memiliki

lambang pohon beringin dengan latar warna putih. Sila kedua Pancasila

mengandung nilai persatuan.

Contoh pengamalan sila ke-3 dalam kehidupan sehari-hari:

1. Mengembangkan sikap saling menghargai keanekaragaman budaya.

2. Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa.

3. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Mengembangkan persatuan asal dasar Bhinneka. Tunggal Ika, yaitu

'berbeda-beda tetapi satu'.

5. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau

golongan.

6. Mengembangkan sikap bangga dan cinta. terhadap tanah air dan bangsa.

7. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan.

o Nilai kerakyatan dalam sila keempat Pancasila

23
Sila keempat Pancasila berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sila keempat Pancasila

memiliki lambang kepala banteng warna hitam dan putih dengan latar warna

merah. Sila kedua Pancasila mengandung nilai kerakyatan.

Contoh pengamalan sila ke-4 Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan dalam

menyelesaikan permasalahan.

2. Menghargai hasil musyawarah.

3. Menjalankan hasil musyawarah dengan sungguh-sungguh dan

bertanggung jawab.

4. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat pada orang lain.

5. Menghargai masukan orang lain.

6. Berjiwa besar untuk menerima keputusan yang dihasilkan melalui

musyawarah.

7. Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan keputusan musyawarah.

8. Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.

9. Memberikan kepercayaan pada wakil rakyat yang dipilih.

10. Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat.

11. Menghindari hasil walk out dalam musyawarah.

o Nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila

24
Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila

kelima Pancasila memiliki lambang padi dan kapas dengan latar warna putih. Sila

kelima Pancasila mengandung nilai keadilan.

Contoh sikap yang mencerminkan sila kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-

hari yaitu:

1. Tidak bergaya hidup mewah

2. Tidak bersifat boros

3. Bekerja keras

4. Menghormati hak-hak orang lain

5. Peduli dan membantu mengurangi penderitaan yang dialami orang lain

6. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong

7. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum

8. Mendukung kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, seperti

membantu akses pendidikan bagi siapa saja, dan membantu akses sandang,

pangan, dan papan yang merata.

2.4. PENTINGNYA PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia mempunyai

nilai nilai yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.Kandungan dari

sila – sila Pancasila secara garis besar terbagi atas beberapa tingkatan yang

pertama adalah nilai dasar , instrumental dan praktis . Pancasila juga mengandung

nilai moral dan norma yang harus diterima oleh seluruh warga negara karena hal

25
tersebut menjadi landasan bagi kehidupan bersama di Indonesia.Meskipun

Pancasila terdiri dari lima sila berbeda tetapi semua saling melengkapi dan

menjadikan Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh untuk jadi pedoman

kehidupan Bersama di Indonesia.

Setiap negara pasti ingin tetap kokoh dan tidak mudah terjadi perselisihan

diantara warganya , hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar negara

dan ideologi yang kuat dan disusun dengan seksama. Pancasila tidak mengadopsi

ideologi dari manapun sehingga nilai – nilai Pancasila kita lebih unggul dan juga

lebih cocok karena berdasarkan kebiasaan dan sifat warga negara Indonesia

sendiri. Alasan Pancasila sangat dibutuhkan karena kita memiliki banyak sekali

suku , budaya , agama dan juga secara demografis kondisi wilayah Indonesia

sangat besar dan terdiri dari pulau – pulau yang dipisahkan oleh laut yang sangat

luas , ini bisa membuat Indonesia sangat cepat berkembang tetapi juga dapat

membuat kehidupan di Indonesia menjadi banyak pandangan sehingga dapat

menimbulkan perpecahan.

Oleh karena itu norma – norma yang terkandung dalam Pancasila dapat

kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbuil perpecahan.

DIantara lain norma – norma yang terkandung didalam Pancasila yakni :

1. Norma Agama

Norma agama disebut juga norma kepercayaan ini ditunjukkan

kepada semua rakyat Indonesia untuk dapat beriman kepada Tuhan

26
Yang Maha Esa . Dengan adanya norma ini diharapkan setiap rakyat

Indonesia dapat berpegang teguh kepada agama nya masing – masing

dan saling menghargai.

2. Norma Moral atau Norma Kesusilaan

Norma Moral adalah norma yang paling dasar dalam mengatur

budi pekerti kita atau etika kita.Norma moral ini menentukan

bagaimana cara kita dapat menilai lingkungan masyarakat maupun di

dalam rumah . Norma ini berasal dari diri sendiri bagaimana kita

menyikapi lingkungan agar kita dapat diterima dan mudah untuk

bersosialisasi.

3. Norma kesopanan

Norma ini juga disebut norma sopan santun , tata krama

maupun kadang juga disebut norma adat . Norma ini didasarkan

kebiasaan rakyat Indonesia dalam berlaku dimasyarakat , pada suatu

daerah dengan daerah lain berbeda dasar – dasar norma kesopanannya

. Sanksi dari norma ini biasanya berasal dari masyarakat setempat.

4. Norma Hukum

Norma hokum berasal dari luar rakyat, biasanya norma hukum

dibuat oleh negara atau pihak setempat yang mendapatkan kekuasaan

27
penuh dalam mengatur dan juga memaksa setiap rakyat . Contohnya

adalah negara membuat sebuah peraturan perundang – undangan

tentang lalu lintas untuk mengatur rakyatnya agar lalu lintas jadi lebih

teratur. Sanksi yang didapat dari norma ini biasanya didapatkan pada

persidangan resmi yang dipimpin hakim.

Di era modern ini juga ditandai dengan kemajuan teknologi yang

menimbulkan beberapa perubahan dalam kebiasaan masyaratakat, salah satu

contoh dampak akibat dari era modern ini masyarakat yang mengikuti trend dari

negara lain dan transformasi budaya .Dalam kondisi ini masyarakat sudah tidak

memperdulikan nilai – nilai Pancasila sebagai ideologi dan pedoman hidup bagi

rakyat Indonesia dalam perkembangan zaman tersebut. Sehingga banyaknya kasus

– kasus yang membuat kehidupan Bersama di Indonesia menjadi tidak teratur .

Dengan adanya pengaruh dunia luar , rakyat Indonesia sudah mulai merubah dasar

dalam kehidupan Bersama mereka seperti :

 Mulai hidup secara individualisme

 Tidak menghargai orang – orang disekitar

 Berpakaian seperti orang barat

 Melakukan kegiatan – kegiatan dan kebiasaan orang luar

Dengan adanya perkembangan zaman tersebut , penerapan Pancasila

sebagai dasar kehidupan Bersama di Indonesia wajib untuk diupdate dan

diupgrade agar penyuluhan dan juga penerapan Pancasila di lingkungan

masyarakat menjadi lebih fleksibel dan juga sesuai dengan adanya

28
perkembangan zaman.Dalam hal ini biasanya para pemuda harus tetap

menerapkan berbagai hal – hal positif yang terkandung dalam Pancasila agar

Pancasila tidak hilang dan tetap menjadi bagian dari perkembangan zaman

meskipun pada masa sekarang banyak sekali anak – anak muda yang selalu

mengikuti perkembangan budaya barat dan juga lebih konsumtif daripada

orang pada zaman dahulu.

5. Budaya berpakaian orang luar

Budaya berpakaian yang selalu terupdate dengan style luar

bahkan dengan harga yang sangat tinggi juga dapat membuat

kehidupan Bersama di Indonesia menjadi terganggu, dengan update

update hal tersebut biasanya menyebabkan kesenjangan dengan

orang- orang disekitar sehingga norma norma yang berlaku

dilingkungan masyarakat tersebut diabaikan.

6. Kebiasaan – kebiasaan orang luar

Orang – orang luar yang biasanya melakukan hal – hal yang

diperlukan pada lingkungannya seperti minum – minuman keras

untuk menghangatkan tubuh , tetapi beberapa orang di Indoneseia

menyalahi dan meminum minuman keras tersebut tanpa alasan yang

jelas sehingga membuatnya mabuk dan dapat membuat perilakunya di

lingkungan masyarakat tidak terkontrol.

29
Cara berbicara Orang luar berbicara tanpa adanya adat dan

istiadat sehingga mereka biasanya berbicara dengan hal yang sama

terhadap orang tua bahkan teman tanpa adanya perbedaan bahasa

yang digunakan.

Karena hal tersebut kita sebagai warga negara Indonesia yang

baik dan anak muda yang merupakan pilar dari bangsa ini harus tetap

menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari – harinya di Indonesia.

30
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi

dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia,

nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan moral yang

harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila

Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi

moral dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung

juga akan mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan

kesejahteraan bangsa Indonesia.

3.2. SARAN

Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun

melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter harus

ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan melekat dalam karakter dan

31
kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa

Indonesia yang damai.

32
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5715673/nilai-nilai-pancasila-pengertian-dan-contohnya-dalam-
kehidupan-sehari-hari/amp
https://www.slideshare.net/suherlambang/pancasila-implementasinya-2012

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5647287/nilai-yang-terkandung-
dalam-sila-kedua-pancasila-begini-penjelasannya

https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5715673/nilai-nilai-pancasila-pengertian-dan-contohnya-dalam-kehidupan-
sehari-hari/amp

https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pentingnya-pancasila-sebagai-
dasar-kehidupan-bersama-di-indonesia-3/

33

Anda mungkin juga menyukai