Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN
“KONSEP DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA”

Nama kelompok :
1. Ilham Wahab Yamanokuan
2. Nanda Tasliyah Irman

PRODI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULATAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN)
2023/202
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA
B. ALASAN PERLUNYA KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Pengertian Konstitusi
Menurut pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan konstitusi adalah suatu
kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan
lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya. Pendek kata
bahwa konstitusi itu menurut pandangannya merupakan kerangka negara yang
diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap
(permanen), dan yang menetapkan fungsi-fungsi dan hak-hak dari lembaga-lembaga
permanen tersebut. Sehubungan dengan itu C.F. Strong yang menganut paham modern secara
tegas menyamakan pengertian konstitusi dengan undang-undang dasar.
Rumusan yang dikemukakannya adalah konstitusi itu merupakan satu kumpulan asas-asas
mengenai kekuasaan pemerintah, hak-hak yang diperintah, dan hubungan antara keduanya
(pemerintah dan yang di perintah dalam konteks hak-hak asasi manusia). Konstitusi semacam
ini dapat diwujudkan dalam sebuah dokumen yang dapat diubah sesuai dengan
perkembangan zaman, tetapi dapat pula berupa a bundle of separate laws yang diberi otoritas
sebagai hukum tata negara. Rumusan C.F. Strong ini pada dasarnya sama dengan definisi
Bolingbroke.
Pengertian tentang konstitusi dalam arti sempit dan konstitusi dalam arti luas:
- Dalam arti sempit, konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat dokumen
yang berisi aturan-aturan dasar untuk menyelenggarakan negara.
- Dalam arti luas, konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis,
yang menentukan bagaimana lembaga-lembaga negara dibentuk dan dijalankan.

2. Tujuan Konstitusi

- Konstitusi berfungsi sebagai landasan konstitusionalisme. Landasan


konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam arti
luas maupun dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas meliputi undang-undang
dasar, undang-undang organik. Peraturan perundang-undangan lain, dan konvensi.
Konstitusi dalam arti sempit berupa undang-undang dasar.
- Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa,
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan
demikian, diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi. Gagasan ini
dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim Friedrich dijelaskan sebagai
gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan kegiatan yang
diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan beberapa
pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk
pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk
memerintah.
- Konstitusi berfungsi:
a) Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
b) Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang dicita-citakan
tahap berikutnya.
c) Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya.
d) Menjamin hak-hak asasi warga negara.

B. Alasan Perlunya Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Konstitusi diperlukan dalam kehidupan berbangsa-negara yaitu agar dapat membatasi
kekuasaan pemerintah atau penguasa negara. Konstitusi negara di satu sisi dimaksudkan
untuk membatasi kekuasaan penyelenggaran negara dan di sisi lain untuk menjamin hak-hak
dasar warga negara. Seorang ahli konstitusi berkebangsaan Jepang Naoki Kobayashi
mengemukakan bahwa undang-undang dasar membatasi dan mengendalikan kekuasaan
politik untuk menjamin hak-hak rakyat. Melalui fungsi ini undang-undang dasar dapat
memberi sumbangan kepada perkembangan dan pembinaan tatanan politik yang demokratis
(Riyanto, 2009). Aturan dasar yang terdapat dalam UUD NKRI 1945 pasal 7 presiden dan
wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali
dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. UUD NKRI Tahun 1945 dalam
rentetan sejarah penegakan HAM akan di temukan beberapa peristiwa yang melahirkan
berbagai dokumen HAM.
Eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan sesuatu hal
yang sangat krusial. Karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah negara.
Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini, hampir tidak ada negara yang tidak
memiliki konstitusi. Hal ini menunjukkan betapa urgennya konstitusi sebagai suatu perangkat
negara.
Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lain tidak terpisahkan.
Konstitusi menjadi sesuatu yang urgen dalam tatanan kehidupan ketatanegaraan, karena
konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang mengatur organisasi negara, serta hubungan
antara negara dan warga negara sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerjasama
Dr. A. Hamid S, Attamimi menegaskan seperti yang dikutip Thabib bahwa konstitusi atau
Undang – Undang Dasar merupakan sesuatu hal yang penting sebagai pemberi pegangan dan
pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan
negara harus dijalankan. Sejalan dengan perlunya konstitusi sebagai instrumen untuk
membatasi kekuasaan dalam suatu negara, Meriam Budiarjo mengatakan :
“Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-
undang dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi”. Dalam konteks
pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan tersebut, Kusnardi menjelaskan
“Bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi dalam dua bagian, yakni membagi kekuasaan
dalam negara, dan membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara”.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang negara dari sudut
kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan , maka konstitusi dapat dipandang
sebagai lembaga atau kumpulan asas yang mendapatkan bagaimana kekuasaan dibagi antara
beberapa lembaga kenegaraan, konstitusi juga digunakan sebagai alat untuk menjamin hak-
hak warga negara. Hak-hak tersebut mencakup Hak-hak Asasi, seperti hak untuk hidup,
kesejahteraan hidup hak kebebasan.
Dari beberapa pakar yang menjelaskan mengenai urgensi konstitusi dalam sebuah negara,
maka secara umum dapat dikatakan bahwa eksistensi konstitusi dalam suatu negara
merupakan suatu keniscayaan, karena dengan adanya konstitusi akan tercipta pembatasan
kekuasaan melain pembagian wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan negara. Selain
itu, adanya konstitusi juga menjadi suatu hal sangat penting untuk menjamin hak-hak asasi
warga negara, sehingga tidak terjadi penindasan dan perlakuan sewenang-wenang dari
pemerintah.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai