KEHIDUPAN BANGSA
DOSEN PEMBIMBING
2020
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu
banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang menjadi tugas pada mata kuliah Pendidikan Pancasila. Penulis sampaikan terimakasih
sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila, Bapak Muhammad
Prima Ersya, S.H, M.H. dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan
kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian makalah ini dibuat, semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 12
B. Saran ...................................................................................................................... 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia, sebagai ideologi, falsafah, alat pemersatu
serta pandangan hidup bangsa yang harus dipegang teguh. Pancasila merupakan hasil buah
pikiran dari perenungan nilai-nilai filososfi yang terkandung dalam identitas bangsa. Pancasila
sebagai pedoman kehidupan bangsa memiliki nilai-nilai yang terdapat dalam setiap sila-silanya
yang menjadi cita cita bangsa Indonesia sejak dari zaman penjajahan. Setiap nilai-nilai yang
Menghadapi era globalisasi pada masa sekarang, maka penting dalam setiap
kehidupan bangsa untuk memegang teguh setiap nilai yang ada dalam setiap sila pancasila.
Masyarakat Indonesia yang mudah lebur dan berbaur dengan kebudayaan yang masuk dari luar
Negara Republik Indonesia harus dibendung agar Indonesia tidak kehilangan jati diri sebagai
bangsa Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak lepas dari sebuah tatanan
tingkah laku kehidupan yang sesuai dengan karakter dan kepribadian bangsa Indonesia. Oleh
sebab itu peranan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki pengaruh yang
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat, tidak mudah terombang-
ambing oleh persoalan hidup berbangsa dan bernegara yang rumit dan keras, hal tersebut
menyebabkan pentingnya suatu dasar dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata dari
Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi
utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui pentingnya
mengapa Pancasila harus diimplemetasikan dalam setiap kehidupan bangsa, terlebih lagi pada
era globalisasi saat ini. Selain itu, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi
tugas pada mata kuliah Pendidikan Pancasila.
C. Rumusan Masalah
2. Apa pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam era globalisasi?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Secara Etimologi kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana) yaitu panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti “dasar”. Jadi secara harfiah,
“Pancasila” dapat diartikan sebagai “lima dasar” Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dimana sila-sila yang terdapat dalam Pancasila itu sudah
diterapkan dalam kehidupan masyarakat maupun kerajaan meskipun sila-sila tersebut belum
dirumuskan secara konkrit. Menurut kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, Pancasila berarti
“berbatu sendi yang lima” atau “pelaksanaan kesusilaan yang lima”.
Didalam pemerintahan, Istilah pancasila pertama kali dikenal di dalam pidato Ir.
Soekarno sebagai anggota Doktrit zu Tyunbi Tjosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah mengalami
penambahan anggota menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dari uraian
tersebut dinyatakan: Panca adalah Lima, Sila adalah Asas atau Dasar. Untuk Lebih jelas dikutip
bagian pidato beliau tersebut :
“ . . . . namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli
bahasa namanya adalah Pantja Sila, Sila artinya asas atau dasar, dan diatas kelima dasar itu
mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.
Selain pengertian Menurut bahasa dan istilah, para ahli juga memberikan pengertian mereka
tentang pancasila. Berikut pengertian pancasila menurut beberapa ahli,
a. Muhammad Yamin. Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti
sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian Pancasila
merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan
baik.
b. Notonegoro. Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
c. Ir. Soekarno. Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah
negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia
Dengan desain khusus yang ada pada Pancasila maka hakikatnya setiap permasalahan
yang muncul dan yang sedang maupun yang akan terjadi kepada bangsa Indonesia akan dapat
menjadi solusi bagi setiap permasalahan tersebut terkandung dalam Pancasila. Permasalahan
yang di hadapi Pancasila sebagai ideologi bangsa dari awal dideklarasikannya Indonesia sebagai
negara yang merdeka, negara yang terbebas dari penjajahan yaitu tanggal 17 agustus 1945 yang
merupakan tanggal bersejarah dan akan dikenang sepanjang masa serta permasalahan-
permasalahan yang muncul pada zaman modern ini dan juga tantangan dimasa yang akan datang
akan semakin kompleks.
Dalam era globalisasi pada saat sekarang ini Pancasila dihadapkan dengan berbagai
tantangan, baik dari dalam maupun darinluar. Adapun tantangan dari dalam diantaranya berupa
berbagai Gerakan separatisme yang hendak memisahkan diri dari NKRI yang mengakibatkan
munculnya disintegrasi serta mentalitas bangsa. Penanganan yang tidak tepat dan tidak tegas
dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut akan menjadi ancaman yang serius bagi tetap
eksisnya Pancasila bagi bangsa Indonesia. bahkan bisa jadi mengakibatkan Indonesia tinggal
sebuah nama saja.
selain tantangan yang berasal dari dalam, tantangan yang muncul dari luar yaitu arus
globalisasi yang masuk dan menggerus budaya dan kepribadian masyarakat serta sedikit banyak
akan mulai berpindah haluan dan bergeser dari budaya asli masyarakat menjadi budaya asing
yang tidak sesuai dengan jati diri Pancasila dan kepribadian bangsa.
jadi, untuk menyeleksi segala permasalahan dan tantangan yang ada, seharusnya dalam
penyelesaian tersebut harus mengacu kepada dasar yaitu Pancasila, karena Pancasila merupakan
ideologi yang menjadi poko dasar aturan bangsa yang didalamnya tertuang nilai-nilai luhur dan
menjadi solusi atau sebuah penyelesaian permasalah yang dihadapi baik internal maupun
eksternal serta relevan dengan kemajuan zaman, bahkan mampu mengatasi tantangan-tantangan
kedepannya.
B. Pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam era globalisasi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara
ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk
menggantikankan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, pancasila terus dipertahankan
oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar Negara, itu membuktikan bahwa pancasila
merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu tantangan di era
globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa, dan kini mau tak mau suka tak
suka bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa
bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri, kendati hidup ditengah-tengah
pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja
mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing
dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari
nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar
setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa. Indonesia harus membuka diri. Dahulu, sesuai
dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu,islam,serta masuknya kaum
barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. Pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu
sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern
sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam
wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi
penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti
penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan. Dalam pergaulan dunia yang
kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal
oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni
Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka kini,
konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam
upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya
menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa
masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah
bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan
yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap.
Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya
nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten
menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan
tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat
ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat Indonesia
kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik
yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta
merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati
sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di
Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti
ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham demokrasi
Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan
semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan
diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai
kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh
berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya
dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan
rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidupyang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat
Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik
nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan
kelompoknya semata. Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai pandangan
hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja
yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai- nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-
nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia.
Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh
dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup,
suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta
mencari solusi dari persoalan tersebut. Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai
dasar kehidupan yang dicita-citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan
gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan
hidup bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa
yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang bersangkutan untuk
mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa
Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa
menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia.
Dampak-dampak Globalisasi
c. Kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek
dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya
memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasinalisme kita terhadap bangsa.
keluarganya
b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri.
c. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas dirinya sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia
dianggap sebagai kiblat.
d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena
adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Saswinadi Sasmojo dkk (eds.). 1991. Menerawang Masa Depan Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan Seni. Bandung: ITB
Sulaiman, A. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.. Bandung: CV. Arfino Raya