Anda di halaman 1dari 14

Makalah Observasi

“Laporan Observasi Pengelompokan dan Tata Cara


Menentukan Kedudukan Peserta Didik”
Di SMK-SMTI Padang

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8


1. RENYDA MURNI SYAFRIAKI (19002079)
2. RHOZI RESTIYANDI (19002080)
3. RIJALUL FIKRI (19002081)
4. RISKA RAHMADANI (19002082)
5. ROZA DWI ANGGRAINI (19002083)

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh


            Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Administrasi Peserta Didik  yang membahas
tentang Pengelompokan dan cara menentukan kedudukan peserta didik.
Tak lupa pula shalawat dan salam kita haturkan kepada Rasulullah SAW
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh
petunjuk ini.
            Kami yang bertanggung jawab atas tugas Observasi Administrasi
Peserta Didik . Sebelumnya kami mengucapkan banyak-banyak
terimakasih kepada:
1. Dra. Ermita, M.pd.  selaku dosen pembimbing mata kuliah Administrasi
Peserta Didik.
2. Dra. Hj. Zulhaida.,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK-SMTI Padang.
3. Kedua orang tua kami yang mendukung kami secara moril maupun materil
dalam proses penyelesaian tugas ini.
            Kami berharap mendapat nilai yang memuaskan untuk mata kuliah
Administrasi Peserta Didik dalam pembuatan tugas observasi. Mungkin
hanya itu saja yang dapat kami sampaikan. Jika ada kesalahan mohon
dimaafkan dan dimaklumi karena kami masih ada pada tahap
pembelajaran.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

                                               

 Padang,    November 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai suatu kesatuan, di dalamnya ada para peserta didik


yang mempunyai perbedaan-perbedaan, diantaranya adalah perbedaan
usia, perbedaan bakat atau kemampuan dasar, perbedaan minat, perbedaan
cara bergaul maupun perbedaan latar belakang sosial, budaya dan
ekonomi.
Sebagai seorang pengelola peserta didik di suatu lembaga
pendidikan, para kepala sekolah harus memperhatikan perbedaan-
perbedaan tersebut. Sebab bermacam-macam perbedaan tersebut diatas
dimungkinkan dapat ikut memengaruhi proses pendidikan pada masing-
masing peserta didik yang baru berkembang itu.
Pada sisi yang lain, memang tugas pendidikan (sekolah) adalah
memaksimalkan potensi-potensi peserta didik agar menjadi pribadi yang
utuh. Dengan melihat pertimbangan di atas, maka sekolah perlu
membentuk suatu kelompok-kelompok kecil sebagai salah satu cara untuk
menampung dan memaksimalkan pendidikan atau pengembangan potensi
peserta didik. Namun demikian, pengelompokkan tersebut hendaknya
bukan merupakan pengelompokkan yang permanen sehingga peserta didik
memperoleh pengalaman yang bervariasi dari berbagai kelompok dimana
mereka pernah berperan serta.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas
bahwa peserta didik secara terus-menerus bertumbuh dan berkembang.
Dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan tersebut peserta didik
diharuskan mampu mengembangkan potensinya seoptimal mungkin, maka
dilakukanlah pengelompokan peserta didik. Oleh karena itu, penting
adanya pengelompokan peserta didik.
Soetopo, dkk. (1982), mengemukakan lima dasar pengelompokan
peserta didik, yaitu:
1) friendship grouping,

2) intelligence grouping,

3) aptitude grouping,

4) attention grouping,

5) achievement grouping

6) mixed grouping

Selanjutnya yang harus di lakukan sekolah adalah menentuan


kedudukan peserta didik. Kedudukan peserta didik dalam kelompok
adalah posisi, letak, peringkat, atau urutan seorang peserta dibandingkan
dengan peserta didik lain dalam kelompoknya. Dalam istilah yang lebih
umum disebut dengan rengking atau peringkat.
Menentukan kedudukan peserta didik itu perlu dilakukan, sebab
salah satu dampak positifnya adalah menambahkan motivasi peserta
didik untuk belajar, dalam hal ini melalui usaha atau berkompetisi untuk
duduk dalam urutan yang lebih baik. Meskipun demikian, upaya ini jaga
dinilai mempunyai dampak negative bagi peserta didik yang senantiasa
dalam urutan bawah dan dapat menimbulkan lemahnya motivasi untuk
belajar.
Beberapa tata cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kedudukan peserta didik dalam kelompok, menurut Aikunto (2009) dalam
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan adalah:
1) Dengan ranking sederhana
2) Dengan ranking persentasi
3) Dengan Standar Deviasi
4) Dengan menggunakan Z-Score.
B. Rumusan Masalah

1) Pengelompokan peserta didik seperti apa yang di gunakan oleh SMK-SMTI

Padang?

2) Apa alasan di pilihnya pengelompokan itu di dalam proses pembelajaran ?

3) Bagaimana tata cara menentukan kedudukan peserta didik di dalam kelas ?

4) Apa alasan sekolah SMK-SMTI Padang menggunakan cara tersebut untuk

menentukan kedudukan peserta didik?

C. Tujuan

1. Menyelesaikan tugas pengelompokan dan tata cara menentuan kedudukan peserta

didik di dalam kelas.

2. Mengetahui alasan di pilihnya pengelompokan itu.

3. Mengetahui bagaimana cara sekolah dalam menentukan kedudukan peserta


didiknya di dalam kelas dan alasannya.

D. Manfaat

Bagi Penulis

1. Menjadikan penulis paham tentang bagaimana cara pengelompokan peserta didik


dan bagaimana tata cara di dalam menentukan kedudukan peserta didik di dalam
kelas.

2. Melatih penulis untuk observasi dan membuat laporan.

Bagi Pembaca

1. Paham tentang apa saja pengelompokan peserta didik yang ada dan bagaimana
tata cara dalam menentukan kedudukan peserta didik di dalam suatu kelas atau
sekolah.
E. Metode Observasi

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan observasi ini adalah dengan


wawancara. Metode wawancara ini dilaksanakan dengan melakukan tanya
jawab langsung dengan narasumber yang terkait yaitu Wakil Kesiswaan di
SMK-SMTI Padang.

F. Waktu dan Tempat

Kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada:


Hari / Tanggal                 : Kamis, 7 November  2019.
Pukul                               : 13.00 WIB s/d selesai.
Tempat                            : SMK-SMTI Padang.

G. Topik Observasi

Bentuk pengelompokan dan tata cara dalam menentukan kedudukan peserta


didik di dalam suatu kelas atau sekolah di SMK-SMTI Padang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Gambaran SMK-SMTI Padang

Nama : SMK-SMTI Padang

Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda No.2, Rimbo Kaluang, Kec.


Padang Barat, Kota Padang.

Status : Swasta

Provinsi : Sumatera Barat

B. Hasil Observasi

Narasumber : Effendi, M.Kom

Jabatan : Guru/Waka Kesiswaan SMK-SMTI Padang

1. Pengelompokkan peserta didik

Pengelompokan yang dilakukaan oleh SMK-SMTI Padang adalah dengan


pengelompokan mixed grouping. Pembagian kelas dilakukan menggunakan nilai
yang telah di peroleh. Peserta didik yang mendapat nilai rata-rata tertinggi
sampai nilai rata-rata terendah di urutkan, kemudian dipisahkan antara laki-laki
dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan di rangking. Kemudian diberi
nomor. Tentukan terlebih dahulu akan terbagi keberapa kelas peserta didik
tersebut. Seperti di SMTI Padang yang tiap angkatan akan terbagi menjadi lima
kelas. Kemudian mulai di urutkan dari nomor urut 1,2,3,4,5 untuk yang laki-laki.
Sementara untuk perempuan di mulai dari nomor urut yaitu 5,4,3,2,1 berdasarkan
urutan nilai tertinggi. Kemudian diurutkan. Mana yang berada di nomor urut 1,
berarti berada di kelas misalnya 11(satu). Jika dia berada di nomor 2, maka ia
akan masuk kelas 11(dua). Sehingga pada satu kelas tercampur antara peserta
didik yang mulai dari peringkat tertinggi sampai terendah. Kelas tersebut
dinamakan Kelas Reguler. Selain menggunakan sistem pengelompokkan mixed
grouping, sekolah SMK-SMTI Padang juga menggunakan pengelompokkan
intelligence grouping atau pengelompokkan berdasarkan kemampuan atau
kecerdasan. Pengelompokkan ini dilakukan dengan cara memilih berdasarkan
nilai tertinggi serta melakukan tes psikotes kepada peserta didik yang akan di
tempatkan pada Kelas Dual Sistem atau bisa di sebut sebagai kelas unggulan.
Peserta didik yang berada di kelas ini sudah dipilih sejak mereka mendaftar di
sekolah SMK-SMTI Padang. Pada pengelompokkan kelas Dual Sistem ini
berlaku mulai dari peserta didik tersebut masuk ke SMK-SMTI Padang hingga
lulus tanpa ada nya perubahan kedudukan peserta didik di dalam kelas. Sementara
pada kelas Reguler setiap tahun ajaran baru, peserta didik akan kembali di acak
berdasarkan peringkat yang di peroleh pada akhir semester genap. Pada kelas
Dual sistem, peserta didik akan melakukan prakerin sebanyak dua kali. Kemudian
untuk pembelajaran, mereka selama 3 bulan akan langsung praktek lapangan di
perindustrian, sementara 3 bulan yang lain di lakukan pembelajaran secara teori.

2. Alasan pengelompokan peserta didik

Untuk alasan mengapa pengelompokan peserta didik dilakukan secara


acak, narasumber tidak begitu tahu dan pasti. Namun hal tersebut dilakukan agar
dalam satu kelas tersebut tidak tertumpuk peserta didik yang unggul, unggul saja,
maupun peserta didik yang kurang, kurang saja. Kemudian berdasarkan
pengalaman, jika peserta didik tidak diacak, yang juara di satu kelas tersebut,
nanti hanya akan orang orang itu saja. Tidak merata. Sementara beasiswa dari
DIPA ada dan di jatah untuk masing masing kelas. Untuk peserta didik yang juara
satu akan mendapat Rp.600.000. Jika peserta didik yang unggul digabungkan
dalam satu kelas, maka peserta didik tersebut sulit bersaing di antara yang unggul.
Sementara jika ia bisa di gabung dengan peserta didik yang lain, ia bisa menjadi
unggul sesuai kemampuannya dan mendapat peluang untuk mendapatkan
beasiswa. Peserta yang di acak setiap kenaikan kelas dapat terus bersaing sesuai
kemampuannya sehingga akan menjadi lebih adil. Untuk yang mendapat juara 2
akan mendapat uang sebesar Rp. 400.000 dan juara 3 mendapat uang sebesar Rp.
300.000.

3. Cara menentukan kedudukan

Cara yang di gunakan SMK-SMTI Padang dalam menentukan kedudukan


peserta didik adalah menggunakan cara Rangking Sederhana. Setiap nilai peserta
didik per mata pelajaran di jumlahkan, kemudian di rata- ratakan. Setelah itu,
nilai tersebut di sortir atau di urut mana nilai tertinggi sampai nilai terendah. Input
nilai tersebut bisa dilakukan menggunakan Microsoft Excel. Namaun di SMK-
SMTI Padang, ada yang namanya Sisfo Akademik(Sistem Informasi Akademik).
Di sisfo ini sudah otomatis tampil raport dan sudah ada rangkingnya. Jadi
guru/wali kelas tidak membuat raport secara manual. Setiap guru bidang studi
akan menginput nilai peserta didik di sisfo, dan raport peserta didik tersebut akan
langsung keluar beserta rangkingnya. Jika sudah terinput, wali kelas tinggal
melihat dan kemudian mengeprint raport tersebut.

4. Alasan menentukan kedudukan

Karena selama ini, sekolah SMTI Padang memang sudah menggunakan


cara tersebut. Dan memang biasanya setiap sekolah menggunakan cara tersebut.
Peserta didik yang mendapat nilai rata rata tertinggi akan berada di urutan atas,
atau bisa di sebut mendapat pertingkat pertama. Kemudian alasan lainnya yaitu,
memang sudah itu aturan yang di gunakan sekolah SMK-SMTI Padang.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bentuk Pengelompokan peserta didik di dalam suatu kelas atau sekolah di


SMK-SMTI Padang yaitu menggunakan metode pengelompokkan campuran
(mixed grouping) dan pengelompokan berdasarkan kecerdasan atau
kemampuan (intelligence grouping). Pengelompokkan ini digunakan oleh
pihak sekolah agar dalam satu kelas tersebut tidak bertumpuk hanya peserta
didik yang unggul saja, dengan begitu peserta didik yang berprestasi tinggi
dapat memberi bantuan kepada temannya yang mempunyai kemampuan yang
rendah, dan juga memberikan kesempatan kepada peserta didik agar bisa
mendapat beasiswa. Selain itu menentukan kedudukan peserta didik dengan
rangking sederhana, yang dilihat dari nilai peserta didik yaitu nilai yang telah
di input ke Sisfo Akademik yang kemudian langsung keluar
rangking/peringkatnya.

B. SARAN

Metode pengelompokkan dan menentukan kedudukan peserta didik ada


berbagai macam. Mixed grouping sudah sesuai digunakan karena dengan metode
ini tidak akan terjadi penyisihan antara peserta didik. Dengan metode ini, peserta
didik di suatu kelas di campur ada yang unggul dan ada juga yang kurang
unggul, sehingga peserta didik yang unggul bisa menjadi tutor bagi temannya
yang lain dan memberikan peluang kepada setiap peserta didik untuk bisa
mendapat beasiswa sesuai dengan kemampuannya.

Menentukan kedudukan dengan cara menggunakan ranking sederhana


dapat dilakukan tetapi menggunakan metode ini bisa saja terjadi kesalahpahaman.
Metode yang paling baik di gunakan yaitu menggunakan Z-score karena dapat di
pertangguang jawabkan secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Hadiyanto. 2013. Manajemen Peserta Didik Bernuansa Pendidikan Karakter.


Jakarta: Al-Wasath.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai