Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING: Lusi susanti, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 2

1. Hidayatul Silvia
1. Nike Rahma Putri
2. Rhozi Resthiyandi
3. Roza Dwi Anggraini

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan

Fungsi-fungsi manajemen pendidikan menurut para pakar pendidikan meniliki pandangan yang
hampir sama, bahwa fungsi manajemen adalah agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Secara umum fungsi manajemen pendidikan menurut Suswanto
(1995:13), dapat diklasifikasikan menjadi dua fungsi utama, yaitu:

1. Fungsi-fungsi organik adalah semua fungsi semua fungsi yang mutlak yang dijalankan
oleh manajemen,
2. Fungsi-fungsi pelengkap yaitu semua fungsi yang meskipun tidak multak dijalankan oleh
organisasi, namun sebaiknya dilaksanakan karena pelaksanaan fungsi fungsi itu dengan
baik akan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan.

Fungsi manajemen dimaknai sebagai proses pengarahan secara terpadu, baik mental, pikiran,
kemauan, perasaan, dan kecerdasan emosional untuk mewujudkan sesuatu sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.Proses kegiatan dalam manajemen pada dasarnya merupakan 3
fungsi manajemen, yaitu:

1. Fungsi perencanaan (Planning)


2. Fungsi pelaksanaan (Execution)
3. Fungsi evaluasi (Evaluation)
(Tahalele dan Soekarto,1975:36)

Fungsi manajemen menurut Henry Fayol (dalam siagian,1970:73) adalah:

1. Planning
2. Organizing
3. Commanding
4. Cordinating
5. Controlling

Lebih lanjut John F.Mee (dalam Siagian 1970:73) mengemukanan fungsi manajemen, yaitu:

1. Planning
2. Organizing
3. Motivating
4. Controlling

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa situasi dan kondisi masyarakat dan
kepemimpinan berkaitan dengan model manajemen yang dilaksankannya. Sebagaimana fungsi
manajemen yang dikemukakan oleh Fayol dengan kata “commanding” kepada kepemimpinan
otoriter. Sedangkan yang dikemukakan oleh John F.Mee dengan kata “motivating” lebih
menekankan pada pendekatan psikologis yakni “human needs” yang memiliki implikasi tumbuh
kembangnya kreativitas, inisiatif, dan inovasi individu dalam satu lembaga.

Fungsi manajemen pendidikan mestinya melibatkan semua unsur yang terlibat dalam memajukan
pendidikan dalam berbagai dimensi aktivitas pendidikan. Fungsi dan prinsip manajemen dapat
dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan persiapan yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Dalam proses merencanakan ini mengandung beberapa dimensi yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a.pra rencana yang berisikan: pengumpulan dan pengelolaan data, diagnosis dan prognosis
keadaan, perumusan kebijakan, estimasi kebutuhan, menganggarkan kebutuhan, dan memilih
sasaran
b. merumuskan rencana
c. perincian rencana
d. implementasi recanaa
e. revisi dan perencanaan kembali

2. Pembuatan keputusan
Proses pembuatan keputusan hendaknya melibatkan berbagai unsur yang terlibat dalam suatu
organisasi. Keputusan yang didasarkan pada hasil musyawarah dan kesepakatan bersama akan
memiliki pengaruh yang kuat dalam proses implementasinya. Oteng Sutisna (1983:149)
menyatakan bahwa “suatu putusan sebenarnya proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah
tindakan alternatif yang mungkin”. pembuatan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemn
yang harus dilakukan oleh manajer yang memiliki dampak pada organisasi. Sebab proses
pembuatan keputusan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tujuan dari unit yang menjadi
tanggung jawabnya. Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan keputusan adalah:
a. Menentukan masalah
b. Menganalisis situasi yang ada
c. Mengembangkan alternatif-alternatif kemungkinan
d. Menganalisa alternatif-alternatif kemungkinan
e. Memilih alternatif yang paling mungkin

3. Pengorganisasian
Mengorganisasi bertujuan agar pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai tugas dan fungsinya. Siagian(1983) mengemukakan bahwa mengorganisasikan adalah
sebagai suatu keseluruhan dari proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas tugas dan
tanggung jawab, dan wewenang untuk dapat menciptakan suatu organisasi yang dapat digerakkan
dalam satu kesatuan untuk pencapaian tujuan yang telah disepakati.
4. Penggerakan
Penggerakan (motivating) dapat didefinisikan “keseluruhan proses pemberian motif bekerja
pada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis”. Motivating secara implisit berarti bahwa pimpinan
organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan
bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi yang diperlukan. Hal ini berbeda dengan penggunaan
istilah-istilah lain, seperti Commanding yang dipergunakan Henry Fayol . commanding
memberikan kesan bahwa pimpinan berada di atas dan tidak ikut mengamati pelaksanaan karena
pimpinan berada terlalu jauh pada bawahannya. Directing yang dipergunakan Gullick. Directing
memberikan kesan bahwa pimpinan organisasi juga berada jauh dari pelaksana., karena mereka
berada di samping yang dipimpin. Keterlibatan langsung dalam pengamatan tidak terlihat langsung
dalam penggunaan istilah ini. Actuating yang dipergunakan oleh George R.Terry. actuating berarti
menggerakkan dari belakang.
Secara implisit pula dalam istilah Motivating telah tercakup adanya usaha untuk
mensinkronisasikan tujuan organisasi dan tujuan-tujuan pribadi dari anggota organisasi.
Ketidakmampuan/kegagalan merealisasikn sinkronisasi akan mengakibatkan:
a. Orang-orang secara mendadak atau berangsunr-angsur akan meninggalkan organisasi
b. Orang orang akan tetap di dalam organisasi, akan tetapi memperalat organisasi

Fungsi Motivating dalam organisasi dapat dijalankan menggunakan teknik teknik berikut:
 Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi.
 Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami, serta menerima baik tujuan tersebut.
 Jelaskan filsafat yang dianut pimpinan organisasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
organisasi.
 Jelaskan kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi untuk dijalankan
oleh setiap orang.
 Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi.
 Jelaskan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan organisasi untuk dijalankan setiap
orang.
 Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan kegiatan yang diperlukan.
 Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
 Berikan penghargaan serta pujian kepada karyawan yang cakap dan teguran serta
bimbingan kepada orang-orang yang kurang mampu bekerja.
 Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang
orang tersebut akan tercapai semaksimal-maksimalnya.

5. Pengawasan
Pengawasan ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan dari keseluruhan kegiatan organisasi
untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Agar pengawasan itu mendatangkan hasil yang
diharapkan, pimpinan suatu organisasi harus mengetahui ciri-ciri suatu proses pengawasan. yang
lebih penting lagi, berusaha untuk memenuhi sebanyak mungkin ciri-ciri itu dalam pelaksanaannya.
Ciri-cirinya ialah:
1. Pengawasan harus bersifat fact finding dalam artian bahwa pelaksanaan fungsi pengawasan
harus menemukan fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan dalam organisasi.
Faktor faktornya berupa biaya, tenaga kerja, sistem dan prosedur kerja, stuktur organisasi,
dan faktor psikologi.
2. Pengawasan harus bersifat preventif yang berarti bahwa proses pengawasan itu dijalankan
untuk mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan dari rencana yang telah
ditentukan.
3. Pengawasan diarahkan pada masa sekarang yang berarti bahwa pengawasan dapat ditujukan
terhadap kegiatan-kegiatan yang kini sedang dilaksanakan.
4. Pengawasan hanya sekedar alat untuk meningkatkan efisiensi. Pengawasan tidak boleh
dipandang sebagai tujuan.
5. Pengawasan harus mempermudah tercapainya tujuan
6. Pengawasan harus efisien.
7. Pengawasan tidak dimaksudkan untuk menetukan siapa yang salah jika ada ketidakberesan,
akan tetapi untuk menemukan apa yang tidak betul.
8. Pengawasan harus bersifat membimbing agar para pelaksana meningkatkan kemampuannya
untuk melakukan tugas yang ditentukan baginya.

Pengawasan dapat dilakukan dengan dua teknik, yakni:

1. Pegawasan langsung
Pengawasan langsung ialah apabila pimpinan organisasi mengadakan sendiri pengawasan
terhadap kegiatan yang sedang dijalankan.. pengawasan langsung berupa insepeksi
langsung, on-the spot observation, dan on-the spot report.
Akan tetapi karena banyaknya dan kompleksnya tugas-tugas pimpinan, seorang pimpinan
tidak mungkin dapat selalu menjalankan pengawasan secara langsung dan lebih sering
melakukan pengawasan tidak langsung.
2. Pengawasan tidak langsung
Yang dimaksud dengan pengawasan tidak langsung ialah pengawasan jarak jauh.
Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang di sampaikan bawahan. Laporan tersebut
berbentuk tulisan maupun lisan. Kelemahannya ialah sringkali para bawahan hanya
melaporkan hal hal yang positif saja. Dengan kata lain bawahan itu mempunyai
kecenderungan hanya melaporkan hal-hal yang menyenangkan pimpinan.
Kesimpulanya ialah bahwa pengawasan tidak dapat berjalan dengan baik bila hanya
bergantung pada laporan saja. Karena itu pengawasan akan lebih bijaksa apabila pimpinan
organisasi dapat menggabungkan teknik pengawasan langsung dan tidak langsung dalam
melakukan fungsi pengawasan.
Daftar Pustaka

Chairunnisa, Connie. 2016. Manajemen Pendidikan alam Multi Perspektif. Jakarta:


RajaGrafindo Persada

P.Siagian, Sondang. 1985. Filsafat Administrasi. Jakarta:Gunung Agung

Anda mungkin juga menyukai