PENGANTAR MANAJEMEN
Oleh Kelompok 1
Almira Distynia
Ainisyah Azzahra
Nabila Zahratulsita
Muhammad Hijrah Bimantoro
Frans Silaen
PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2018
BAB I
P ENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pengarahan dalam manajemen
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pemotivasian dalam manajemen
1.4 Manfaat
1. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya baik oleh pribadi maupun perusahaan.
2. Manajemen membantu keseimbangan di antara tujuan- tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Adanya manajemen akan berguna untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
serta menjaga keseimbangan dari berbagai tujuan.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Tujuan pengarahan
Dengan adanya fungsi pengarahan dalam suatu organisasi dapat bertujuan
sebagai berikut:
1. Menjamin kontiunitas perencanaan,
2. Membudayakan prosedur standar,
3. Membina disiplin kerja,
4. Membina motivasi yang terarah.
Selain itu tujuan pokok pengarahan agar kegiatan-kegiatan dan orang-
orang yang melakukan kegiatan yang telah direncanakan tersebut dapat berjalan
dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang membuat
kemungkinan tidak akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Pengarahan
dikatakan sebagai jantung dari proses manajemen. Oleh karena itu, pengarahan
merupakan poin sentral dimana pencapaian tujuan merupakan hal yang penting.
Sebagai karakter sentral, pengarahan menyediakan beberapa manfaat, meliputi :
1) Memprakarsai aksi (Initiatos Action)
Pengarahan merupakan suatu titik awal dari pelaksanaan kerja dari
karyawan. Apabila pengarahan dijalankan, karyawan dapat mengerti pekerjaannya
dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi.
2) Mengintegrasikan upaya (Integrates Efforts)
Selama mengarahkan, atasan dapat memberi petunjuk atau tuntunan,
menginspirasi, dan memberi instruksi bawahan untuk bekerja. Untuk itu, usaha
dari setiap individu harus sesuai dengan pencapaian tujuan yang diinginkan. Hal
ini dimaksudkan agar upaya pengarahan dari setiap departemen yang ada dapat
berhubungan dan berintegrasi dengan yang lainnya. Hal tersebut dapat dilakukan
melalui “persuasive leadership” dan komunikasi yang efektif agar upaya integrasi
dapat berjalan efektif dan stabil.
3) Alat memotivasi (Means of Motivation)
Manajer menggunakan elemen motivasi untuk meningkatkan pelaksanaan
dari para karyawan.
4) Menyediakan stabilitas (Provides Stability)
Stabilitas dan keseimbangan menjadi sangat penting karena merupakan
indeks pertumbuhan dari suatu perusahaan. Manajer harus dapat memiliki empat
karakter yang dibutuhkan, yaitu persuasive leadership, komunikasi yang efektif,
supervise yang tegas, dan koefisien motivasi.
5) Menaikan koping dengan perubahan (coping up with the change)
Perilaku manusia menunjukkan suatu tahanan untuk berubah. Adaptasi
dengan perubahan lingkungan membantu dalam mendukung rencana
pertumbuhan perusahaan. Pengarahan digunakan beradaptasi dengan adanya
perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Komunikasi yang efektif
dapat membantu meningkatkan koping dengan adanya perubahan. Manajer
berperan untuk mengkomunikasikan sifat dan isi dari perubahan secara jelas
kepada bawahan.
6) Penggunaan sumber daya secara efisien (Efficient Utilization of
Resources)
Pengarahan financial membantu dalam mengklarifikasi peran dari setiap
karyawan pada pekerjaannya. Melalui pengarahan, peranan karyawan menjadi
jelas karena manajer melakukan pengawasan, memberikan petunjuk, instruksi,
dan kemampuan motivasi untuk menginspirasi bawahan Hal ini dapat membantu
dalam kemungkinan penggunaan sumber daya maksimum, baik itu pria, wanita,
mesin, dan uang guna memperkecil biaya dan menambah profit.
D.Unsur-unsur pengarahan
Pengarahan atau juga disebut “penggerakan” merupakan upaya
memengaruhi bawahan agar melakukan sesuatu untuk mencaapi tujuan yang telah
di tetapkan. Guna mengarahkan atau menggerakakan bawahan, ada beberapa
unsur yang perlu dipahami atau diperhatikan bagi seorang manejer, termasuk
manager keperawatan. Berikut adalah unsur-unsur penggerakan yang dimaksud.
1. Kepemimpinan
a. Pengertian
Menurut Harsey, Blanchard dan Johnson (1999 dalam Huber, 2006),
kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas individu atau kelompok
dalam upaya mencapai tujuan paad suatu situasi. Sedangkan menurut Hasibuan
(2005), kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi kelompok menuju
pencapaian sasaran. Toner (1982) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Talbott (1971 dalam
Swasnburg, 1993) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah bumbu vita yang
mengubah sekelompok orang menjadi suatu organisasi yang berfungsi dan
berguna.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinana menyangkut tiga hal:
1) Kepemimpinan menyangkut orang lain
Orang lain disini maksudnya adalah bawahan. Kepemimpinan seorang
manejer keperawatan akan efektif jika bawahan bersedia menerima pengarahan
dari pemimpinnya. Bawahan sangat menetukan kedudukan pemimpin dan
menetukan pula jalannya proses kepemimpinan
2) Kepemimpinan menyangkut pembagian kekuasaan yang tidak seimbang
antara pemimpin dan bawahan
Seorang pemimpin berwenang dalam mengarahkan secara langsung
terhadap kegiatan bawahan, tetapi bawahan tidak dapat mengarahkan secara
langsung kegiatan pemimpin walaupun dapat melalui berbagai cara secara tidak
langsung.
3) Kepemimpinan menyangkut pengaruhnya kepada bawaahan.
Seorang pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahannya, tetapi juga
dapat memengaruhi bawahan agar mau bertindaka atau bekerja dengan baik dan
tepat.
b. Sifat-sifat kepemimpinan
1. Beberapa sumber menyebutkan dan beranggapan bahwa sifat-sifat
kepemimpinan yang dimiliki seorang merupakan pembawaan sejak lahir
bukan karena dibuat. Artinya, seseorang dilahirkan sejak lahir bukan
karena dibuat. Artinya, seseorang dilahirkan sudah membawa atau tidak
membawa sifat-sifat pemimpin. Akan tetapi, ternyata banyak keterbatasan
tentang pendekatan kesifatan ini. Hal ini terbukti bahwa banyak tokoh
(pemimpin) dunia yang mempunyai sifat kepemimpinan yang berbeda-
beda. Berbagai kasus juga di temuakn bahwa seorang pemimpin sukses
pada keadaan tertentu, tetai gagal pada keadaan yang lain. Dari kenytaan
ini, dapat diartikan bahwa walaupun sifat kepemimpinan ada dalam setiap
pemimpin, tidak semuanya bersifat absolute esensial. Dengan demikian,
sifat kepemimpinan dapat dibuat atau dibentuk ataupun dikembangkan.
Menurut edwin ghiselli (1971 dalam Handoko, 1999), seorang manajer
dapat menjadi pemimpin yAng efektif jika mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
1) Pemimpin yang efektif mempunyai kemampuan dalam pengawasan
(supervisory ability) pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, terutama
fungsi pengarahan dan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan
bawahan.
2) Pemimpin yang efektif mengerti kebutuhan akan prestasi dalam
pekerjaan. Seorang pemimpin yang efektif bertanggung jawab atas
pekerjaannya dan selalu mempunyai keinginan untuk maju dan sukses.
3) Pemimpin yang efektif mempunyai kecerdasan. Seorang pemimpin
yang efektif harus mampu dalam merumuskan ataupun membuat serta
mempunyai pemikiran yang kreatif dan daya pikir.
4) Pemimpin yang efektif harus mempunyai ketegasan (decisiveness).
Ketegasan merupakan kemampuan dalam membuat keputusan dan
memecahkan masalah secara cakap dan tepat.
5) Pemimpin yang efektif harus mempunyai kepercayaan diri.
Kepercayaan diri merupakan kemampuan pemimpin dalam memandang
dirinya untuk menghadapi masalah.
6) Pemimpin yang efektif mempunyai inisiatif. Inisiatif merupakan
kemampuan untuk bertindak tanpa tergantung orang lain, kemampuan
untuk mengembangkan berbagai kegiatan, dan mampu menemukan cara-
cara baru atau inovasi.
c.Gaya-gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan diperlukan oleh seorang pemimpin dalam memimpin
suatu organisasi. Seorang pemimpin harus dapat memahami kapan dia harus
mempunyai gaya kepemimpinan tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap efektiitas seorang dalam memimpin. Gaya
kepemimpinan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas.
Berbagai macam gaya kepemimpinan yang daapt kita kena. Akan tetapi, secara
umum gaya kepemimpinana dapat dibagi menjadi tiga, yaitu demokratis,
otokratis, dan permisif.
1) Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis merupakan gaya kepemimpinan yang
menitikberatkan pada hubungan antar-manusia dan kerja kelompok. Dalam
kepemimpinan gaya ini, bawahan bekerja sama dalam pencapaian tujuan
yang yang telah ditetapkan oleh pemimpin. Selain itu, dalam gaya
kepemimpinan ini, seorang pemimpin juga melibatkan bawahannya dalam
proses pengambilan keputusan.
2) Gaya kepemimpinan otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis mempunyai ciri bahwa wewenang dan
keputusan mutlak pada pimpinan. Gaya ini bermanfaat atau efektif pada
tahap awal beroperasinya suatu organisasi, atau pada saat terjadi
kontroversi/perselisihan.
3) Gaya kepemimpinan permisif
Gaya kepemimpinan ini mempunyai ciri bahwa seorang pemimpin
memberikan kebebasan kepada bawahan untuk melakukan tugasnya, dan
minimalnya atau bahkan hampir idak ad pemimpina
pengarahan/bimbingan kepada bawahan. Seorang pemimpin akan
memberikan kepemimpinannya saat diminta.
Pada umumnya, setiap orang sering bersaing secara sehat dan jujur.Sikap
dasar ini bisa di manfaatkan oleh para pemimpin dengan memberikan motivasi
persaingan yang sehat dalam menjalankan tugasnya.Pemberian hadiah untuk yang
menang merupakan bentuk motivasi postif.Dengan dijalankannya partisipasi ini
bisa di peroleh manfaat, seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik karena
banyak sumbangan pikiran, adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah
yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan.Kebanggan disini sebagai alat
motivasi dengan persaingan dan pemberian penghargaan.
http://ilm4a7eng.wordpress.com/2012/04/25/fungsi-pengarahan-dalam-
manajemen/