Anda di halaman 1dari 15

FUNGSI PENGARAHAN (DIRECTING)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen SDM

Dosen Pengampu:

DR. M. ZAHARI MS, SE, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok III

1. Jamilah (B23022009)
2. Diki Kurniawan (B23022013)

JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS BATANGHARI
2023

0
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................2
A. Latar Belakang.........................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Pengertian Pengarahan (Directing)........................................................................3


B. Fungsi Pengarahan Dalam Manajemen.................................................................4
C. Pelaksanaan Fungsi Pengarahan............................................................................6
D. Fungsi Manajer Dalam Pengarahan.......................................................................7
E. Motivasi Dan Kepemimpinan Dalam Manajemen...............................................11

BAB III PENUTUP......................................................................................................13

A. Kesimpulan .............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi pasti ada suatu perencanaan, pengorganisasian dan
pengarahan. Hal- hal tersebut sangatlah penting dan saling berkesinambungan antara yang
satu dengan yang lain, demi tercapainya suatu tujuan yang ditentukan.
Seorang manejer merupakan seorang pimpinan dalam organisasi tersebut haruslah
selalu mengetahui kondisi anggota, namun kebanyakan dari mereka melupakan hal itu.
Mereka hanya sibuk dan selalu dipusingkan dengan tugasnya sendiri. Alhasil, hasil yang
dicapai kurang dapat maksimal sesuai dengan rencana.
Fungsi pengarahan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen yang akan kami
bahas, adalah fungsi dimana proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Pengarahan memberi arahan kepada semua pihak agar semua program-program dapat
dijalankan dengan baik dan benar sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pengarahan ?
2. Apa fungsi Pengarahan Dalam Manajemen ?
3. Bagaiman pelaksanaan Fungsi Pengarahan ?
4. Apa fungsi Manajer Dalam Pengarahan ?
5. Apa saja Motivasi Dan Kepemimpinan Dalam Manajemen ?
C. Tujuan
1. Memahami Pengertian Pengarahan
2. Mengetahui Fungsi Pengarahan Dalam Manajemen
3. Mengetahui Pelaksanaan Fungsi Pengarahan
4. Mengetahui Fungsi Manajer Dalam Pengarahan
5. Megetahui Motivasi Dan Kepemimpinan Dalam Manajemen

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengarahan (Directing)


Directing merupakan suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha anggota-
anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi
tujuan-tujuan pribadi dan kelompoknya. Semua usaha kelompok menghendaki
pengarahan apabila ingin secara sukses mencapai tujuan akhir kelompok tersebut.1

Menurut Basri, pengarahan (actuating) merupakan aktifitas pemimpin dalam


proses manajemen yang mengarahkan dan memotivasi tenaga kerja bawahannya dalam
rangka mencapai tujuan bisnis.2

Setiap anggota kelompok harus memiliki informasi yang diperlukan untuk


menyelesaikan suatu tugas. Untuk maksud tersebut maka rencana-rencana yang sudsh
dibuat diberitahukan kepada semua anggota dalam bentuk instruksi dan perintah yang
disampaikan secara resmi.

Pengarahan yang baik bukanlah suatu bentuk kediktatoran. Para pekerja


mengharapkan dapat diberikan informasi-informasi yang diperlukan mengenai jumlah,
kualitas dan batas waktu yang diperkenankan untuk pekerjaan tersebut.

Diharapkan bahwa informasi tersebut bersifat pasti dan lengkap, namun ringkas,
sehingga ketentuan-ketentuan tugas berada dalam keahlian dan kemampuan orang yang
melaksanakannya dan fasilitas yang tersedia adalah yang terbaik yang dapat di usahakan
oleh perusahaan.

Adat dan kebiasaan berpengaruh pada semua bentuk pengarahan. Sebagaimana bisa
tugas-tugas yang akan dilaksanakan dipecah kedalam serangkaian tugas-tugas yang akan
dilaksanakan dipecah kedalam serangkaian tugas-tugas rutin, biasanya dengan cara
kerjasama tugas-tugas dapat diselesaikan. Pengarahan dapat berupa suatu tugas rutin,
perintah tugas berulang.3

Sebaiknya, apabila mengarahkan suatu tugas yang baru, maka manajer harus
memberi arah secara penuh. Partisipasi para pegawai, komunikasi yang memadai, dan
kepemimpinan yang kuat merupakan dasar-dasar untuk mengarahkan.

1
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Intermedia, 1993).
2
Basri, Bisnis Pengantar, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2005), 74.
3
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1984), 67.

3
B. Fungsi Pengarahan Dalam Manajemen
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir tindakan-tindakan
agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang,
maka pengarahan meliputi pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang
melaksanakan perintah-perintah tersebut.4
Pengarahan (leading) adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan
untuk melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Dikenal sebagai leading,
directing,motivating atau actuating.
Pengarahan memiliki beberapa karakteristik:
1. Pervasive Function,
Yaitu pengarahan diterima pada berbagai level organisasi. Setiap manajer
menyediakan petunjuk dan inspirasi kepada bawahannya.
2. Continous Activity,
Pengarahan merupakan aktivitas berkelanjutan disepanjang masa organisasi.
3. Human factor,
Fungsi pengarahan berhubungan dengan bawahan dan oleh karena itu
berhubungan dengan human factor. Human factor adalah perilaku manusia yang
kompleks dan tidak bisa diprediksi.
4. Creative Activity,
Fungsi pengarahan yang membantu dalam mengubah rencana ke dalam
tindakan. Tanpa fungsi ini, seseorang dapat menjadi inaktif dan sumber fisik
menjadi tak berarti.
5. Executive Function,
Fungsi pengarahan dilaksanakan oleh semua manajer dan eksekutif pada
semua level sepanjang bekerja pada sebuah perusahaan, bawahan menerima
instruksi hanya dari atasannya.
6. Delegated Function,
Pengarahan seharusnya adalah suatu fungsi yang berhadapan dengan
manusia. Atasan harus dapat mengetahui bahwa perilaku manusia merupakan
suatu hal tidak dapat diprediksi dan alami sehingga atasan seharusnya dapat
mengkondisikan perilaku seseorang ke arah tujuan yang diharapkan.

Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting
dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini
benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin. Seorang anggota juga
layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila
perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja mereka.
Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan diantaranya:5

4
Ahmad Zanni, “Manajemen Dalam Sosial Masyarakat”, Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Jakarta, Vol.3, No.1 (2008), 17.
5
Husaini Usman, Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 75-76.

4
1. Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan,
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Memberikan petunjuk umum dan khusus,
3. Perintah,
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
4. Mempengaruhi anggota,
5. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
6. Memotivasi.
Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi adan mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi akan menentukan efektifitas manajer. Dan ini
bukan satu-satunya factor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu system akan mampu
meramalkan perilaku dari bawahannya. Motivasi seperti yang telah disebutkan
diatas, akan mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya,
yang selanjutnya akan menentukan efektifitas manajer.

Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang, yaitu


kemampuaan individu dan pemahaman tentang perilaku untuk mencapai prestasi
yang maksimal disebut prestasi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan
presepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi.

Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara


memotivasi bawahan adalah:6

a. Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di tengah-tengah


para bawahannya dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi,
nasehat dan koreksi jika diperlukan.
b. Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi dengan tujuan
pribadi dari para anggota organisasi.
c. Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam
memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif.
Manajemen kadang-kadang dinyatakan orang sebagai: “The management of
people, not things”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa sang manajer hanya
perlu menggerakkan orang-orang lain sesuai dengan keinginannya.

6
Dahlan Siamat, Manajemen Bank Umum, (Jakarta: Intermedia, 1997), 68.

5
Manajemen manusia, maksudnya mengarahkan pihak bawahan merupakan
bagian penting dari tugas manajerial, terlepas dari fakta apakah manajer yang
bersangkutan merupakan pimpinan teras sebauh perusahaan raksasa atau pimpinan
bagian kecil dari sebuah departemen.

Direction bukan saja berarti menyatakan kepada orang-orang yang harus


dilakukan mereka, tetapi pula:

1) Memastikan abhwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dalam setiap
situasi dan
2) Membantu mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan mereka.
Hal yang sangat penting adalah bahwa direction juga mencakup upaya untuk
mengembangkan moril baik agar bawahan bersedia memberikan segala-galanya dan
bukan sekedar bekerja asal bekerja.7

C. Pelaksanaan Fungsi Pengarahan (actuating)


Kegiatan ini meliputi pemberian motivasi isi dan motivasi proses serta penentuan
gaya kepemimpinan yang sesuai.
1. Motivasi isi
Meliputi pemberian tambahan uang, kesempatan dan prestasi, sebagaimana
dikemukakan berbagai teori seperti
a. Teori motivasi tradisional FW Taylor,
Dalam pemikiran FW Taylor, motivasi itu berupa premi uang untuk
menghilangkan kebosanan kerja,
b. Teori motivasi kebutuhan Abraham Maslow,
Sedang Abraham Maslow mengemukakan bahwa motivasi itu diberikan
menurut kebutuhan manusia dalam hal ini pegawainya yaitu kebutuhan fisik,
kebutuhan keamanan dan rasa aman, kebutuhan sosial dan kebutuhan harga diri
serta kebutuhan aktualisasi diri yang dipenuhinya secara bertingkat dari bawah.
c. Teori motivasi hygienis F. Herzberg
Pemikiran Herzberg agaknya lain, bahwa motivasi itu agar menjaga faktor
yang menyebabkan faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja jangan
sampai bertambah karena akan mengahmbat prestasi.
d. Teori motivasi prestasi dari David Mc. Clelland.
David Mc. Clelland mengemukakan bahwa motivasi itu diberikan dengan
prinsip belajar yaitu mencari pengalaman sendiri agar memperoleh kebutuhan
berprestasi, kebutuhan kebersamaan dan kebutuhan akan kekuasaan.

7
Winardi, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), 164-165.

6
2. Motivasi proses
Merupakan motivasi yang berupa penciptaan suatu situasi yang mendukung
untuk berprestasi kerja, seperti:8
a. Motivasi penguatan B. Skinner
Merupakan motivasi yang isinya agar pemimpin membuat aturan
mengenai hukuman terhadap para bawahan yang melanggar norma atau
ketentuan.
b. Motivasi Harahap V. Vroom
Merupakan motivasi yang memberikan harapan lebih baik dikemudian hari
untuk bawahan,
c. Motivasi keadilan S. Adam
Berupa sikap adil pemimpin kepada para bawahan terutama yang memiliki
input dan kondisi kerja yang sama.
d. Motivasi tujuan E. Lock
Yaitu merupakan motivasi yang berupa pengendalian dirinya sendiri dengan
tujuan yang telah disusun.
Kepemimpinan atau Leadership merupakan pengakuan pemimpin mengarahkan
dan mempengaruhi para bawahannya agar mau bekerja dengan baik dalam
membantunya. Hal ini dapat dilakukan dengan mendasarkan pada pendekatan
perilaku seperti pendapat Douglas Mc. Gregor dalam teori x dan y bahwa pemimpin
akan bergaya otoriter kepada bawahan yang memang amat bodoh dan malas tetapi
akan bergaya demokratis kepada para bawahan yang pandai dan kreatif, pendapat
Rensis Likert dalam teori sistem manajemen bahwa gaya kepemimipinan yang baik
adalah gaya partisipatif dan gaya yang lain dapat berupa otoriter tulen, otoriter lunak
dan konsultatif.
Pendekatan situasional seperti misalnya pendapat F. Fidler dalam teori
kepemimpinan agak berbeda dengan pendekatan sebelumnya bahwa gaya
kepemimipina itu ditetapkan berdasar pada kondisi bawahan, kemampuan dirinya
dan situasi yang sedang terjadi saat itu.
Gaya kepemimpinan mana yang terpilih seharusnya yang akan diterima oleh
semua pihak (stakeholders) sehingga akan tercipta kondisi yang mendukung gairah
dalam menjalankan tugas.9

D. Fungsi Manajer Dalam Pengarahan


Manajer adalah bagian dari kelompok kerja; juga dikatakan bahwa manajer
merupakan bagian dari pada bawahan. Manajer merupakan pejabat sumber daya yang
dapat dimanfaatkan. Ia harus memilih dan mengintegrasikan mereka untuk

8
Ibid., 169-170.
9
Basri, Bisnis Pengantar, 74-75.

7
melaksanakan pekerjaan yang dihadapi. Biasanya hal tersebut relatif tidak pelik apabila
menyangkut bangunan, mesin, dan modal; akan tetapi bagi manusia pengarahan
diperlukan dan hal ini merupakan suatu masalah yang lebih kompleks. Manajer
mempunyai pengaruh yang benar untuk mempengaruhi sikap anggota kelompok. Sifat,
kepercayaan dan sikap dari manajer terhadap anggota kelompok akan dinilai oleh
bawahannya dan akan mempengaruhi efektifitas manajer dalam memberikan pengarahan
kepada mereka.10

Manajer harus memperoleh rasa hormat dari pengamat dan bawahannya. Peranan
yang diharapkan dari manajer berbeda daripada peran anggota kelompoknya. Manajer
lebih banyak mengetahui tentang kebijaksanaan perusahaan, ia lebih dahulu mengetahui
perubahan-perubahan yang akan terjadi dan memiliki atau sekurang-kurangnya harus
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas.

Manajer juga berdiri terpisah dari kelompok karena merekalah yang menentukan.
Sekurang-kurangnya tentang siapa-siapa yang mendapatkan tugas-tugas, siapa yang
dipromosikan, siapa yang dipecat dan siapa yang mendapat kenaikan gaji.

Memberi pengarahan uang efektif dapat dilasanakan oleh seorang untuk satu
kelompok. Biasanya, manajer yang melakukannya, karena ia:

1. Mengetahui bawahan;
2. Mengetahui kemampuan dan keahliannya;
3. Mengerti akan kapasitas dan keinginan-keinginannya;
4. Mengetahui apa yang dapat dihasilkan dan
5. Telah mengamati sikap hidupnya.
Dengan semua latar belakang tersebut, manajer akan mampu untuk memilih teknik
memberikan pengarahan untuk mendapatan hasil-hasil yang diinginan dengan cara yang
terbaik.

Menyediakan informasi yang akan diperlukan untuk melaksanakan langkah-langkah


yang efektif dalam menunjang pengarahan yang penting. Hal tersebut dapat terlihat pada
pengarahan pegawai baru, akan tetapi dapat berlaku sama pada pegawai yang sudah lama
bekerja.

Pegawai baru dapat diberikan penerangan singkat tentang keadaan fisik dan
lingkungan dari tempat bekerja. Informasi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
dengan baik dan bagaimana cara untuk menyampaikannya merupakan keputusan-
keputusan yang diambil oleh manajer.

10
Husaini Usman, Manajemen, 83.

8
Biasanya termasuk didalamnya ialah:11

a. Tempat peralatan yang tepat didalam kantor atau perusahaan,


b. Identifiasi bagian-bagian yang utama,
c. Suatu uraian tugas,
d. Hubungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lain didalam unit organisasi atau
dalam hal-hal tertentu, pekerjaan-pekerjaan didalam perusahaan,
e. Saran-saran tentang cara membuat laporan-laporan yang dibutuhkan dan
f. Informasi tentang cara mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas yang
sekarang.
Bila terjadi suatu kontak yang agak luas dengan pegawai-pegawai lain, maka
hubungan tersebut juga dijelaskan dan terjadi pengenalan pribadi di antara semua pihak.
Selanjutnya, bila membutuhkan bantuan pelayanan, pegawai baru itu perlu mengetahui
bentuk-bentuk pelayanan tersebut dan cara memanfaatkan. Juga diperluan orientasi bagi
para pegawai yang sudah cukup lama bekerja di perusahaan tersebut.

Penemuan-penemuan baru dan perubahan produsi, metode dan organisasi


memerluan orientasi yang terus menerus. Akan tetapi hal tersebut tidaklah mudah.
Atasan akan mengabaikan kelanjutan orientasi karena egiatan lain seolah-olah lebih
penting atau atasan sibuk atau takut mendapatan reputasi buruk. Para pegawai cenderung
mempunyai angan-angan yang berbeda dan tidak mudah diteliti.

Yang penting, bawahan harus tetap memberitahukan segala sesuatunya kepada


atasan mereka, apabila tidak atasan akan terhalang dalam usaha memberikan pengarahan.
Untuk maksud tersebut, umumnya dibuat laporan-laporan dan diadakan pertemuan-
pertemuan, namun sering kali tidak mencukupi.

Metoda dan pendekatan yang ingin digunakan oleh seorang manajer didalam
usahanya untuk mengarahkan bawahan harus berpengaruh terhadap kelompoknya.
Interaksi diantara anggota kelompok mengakibatkan penerimaan atau penolakan
terhadap gagasan-gagasan manajemen atau perubahan-perubahan yang berpengaruh
kepada anggota-anggotanya. Reaksi-reaksi tersebut harus diperhatikan didalam
pengarahan-pengarahan manajerial. Studi-studi di dalam ini memberikan petunjuk-
petunjuk yang bermanfaat dan kini sedang giat dikumpulkan.12

Pertama, manajer yang ingin menggunakan kelompok sebagai instrumen


perubahan sikap nilai atau perilaku kelompok harus mengetahui bahwa:

11
Basri, Bisnis Pengantar, 92.
12
Muhtarom, Muhammad. “Asas-asas Manajemen: Suatu Landasan Dalam Pembentukan Manajemen,”
Jurnal Suhuf, Vol.3, No.1, (2014), 17-18.

9
1) Mereka yang akan dirubah dan mereka yang menyebarkan pengaruh untulk
merubah harus memiliki perasaan menjadi anggota dari kelompok yang sama.
2) Suatu kelompok yang sangat menarik bagi anggota-anggotanya akan berpengaruh
sekali terhadap mereka.
Studi-studi tentang situasi perusahaan yang sebenarnya telah membuktikan hal
tersebut, karena apabila para pelaksana yang berada di bawah standar diberi kesempatan
untuk menjumlahkan hasil kerja mereka terhadap produksi (material, mesin, dan
lingkungan kerja) dan dijanjikan untuk diperbaiki, kemudian di minta membuat perkiraan
berpa banyak yang dapat mereka hasilkan didalam kondisi-kondisi yang lebih baik; hasil
yang ditetapkan berkisar antara 25-40% diatas hasil mereka sekarang. Pada umumnya
mereka dapat mencapai target tersebut. Sebaliknya, apabila perintah tersebut datang dari
sesama pegawai, maka hasilnya tidak akan meningkat.

Bukti-bukti seperti itu menunjukkan bahwa reaksi dan perilaku kelompok harus
turut diperhitungkan didalam memberikan pengarahan kerja. Didalam setiap kelompok
juga ada tekanan-tekanan sosial. Tekanan tersebut berpengaruh kepada keputusan-
keputusan pribadi seseorang dan menjalar kepada anggota-anggota kelompok lainnya.
Tuntutan sosial nampaknya membutuhkan suatu konsensus.13

1. Fungsi manajer
Fungsi manajer sebagai orang yang menjalankan kegiatan manajemen:
a. Memastikan kegiatan dijalankan oleh anggota,
b. Mengordinasi pekerjaan tiap orang,
c. Membantu anggota agar dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik
d. Memastikan bahwa kegiatan manajemen berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Keahlian manajer
Bagaimana dapat menjadi manajer yang baik yang memerukan keahlian-keahlian
manajemen sebagaimana kriterianya. Seorang manajer harus mengerti tanggung jawab
dan tugasnya sebagai manajer, dan juga mendalami keahlian-keahlian manajemen yang
diantaranya:
a. Technical skill
Dapat mengaplikasikan pengetahuan, metode atau teknik spesifik dalam
bidang spesialisasi tertentu. Keahliannya merujuk pada keahlian apa yang
dikuasai dalam melakukan suatu pekerjaan, biasanya dalam hal keahlian fisik.
b. Conceptual skill
Kemampuan untuk memandang persoalan/topik secara keseluruhan serta
menganalisis dan memprediksi persoalan yang akan terjadi ke depannya.
c. Human relation
Dapat mengarahkan dan mengontrol agar orang-orang yang ada dalam
perusahaan dapat bekerja sesuai rencana lewat komunikasi yang baik dan benar.
d. Decision making
13
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, 187.

10
Dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, mengumpulkan data dan
memutuskan alternatif terbaik untuk menentukan solusi suatu permasalahan
keputusan terhadap suatu hal dalam perusahaan.
e. Time management
Dapat mengalokasikan atau menggunakan waktunya dengan cara paling
efektif dan efisien.
f. Technological skill
Berupa kemampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi.
3. Tingkatan Manajemen
Tingkatan manajer secara hirarki beserta keahlian yang harus dimiliki :
a. First line manager
Tingkatan manajer paling rendah yang tidak membawahi manajer lainnya.
Tugasnya berurusan langsung dengan tenaga kerja, melakukan pembagian tugas
dan merealisasikan rencana. Contohnya adalah staff dan karyawan, supervisor,
mandor. Memiliki technical skill, human relation skill, dan time management.
b. Midlle manager
Penghubung antara first line manager dan top manager, bertanggung jawab
mengatur, menilai, memberi motivasi dan memastikan tercapainya suatu tujuan.
Contohnya kepala divisi, kepala cabang, manajer wilayah dsb. Keahlian
manajemen yang harus dimilikinya adalah human relation skil, technical skilll
dan time management.
c. Top manager
Merencanakan kegiatan, menyusun strategi perusahaan dan mengarahkan
para manajer yang lainnya untuk melakukan suatu pekerjaan. Contohnya
direktur utama, wakil direktur, CEO, CIO, CFO keahlian yang haus dimilikinya
adalah Conceptual skill, decision making, technological skill, time management,
human relation skill.
4. Manajemen sebagai ilmu dan seni
Manajemen sebagai ilmu dan seni harus memiliki kualitas yang dimiliki terhadap
ilmu dan seni dari dirinya

1. Sebagai ilmu
Dipelajari melalui pendidikan dan pelatihan serta adanya tahapan sistematis
dalam melakukannya.
2. Sebagai seni
Dilatih melalui pengalaman dalam menghadapi persoalan atau keadaan
serta menuntu kreativitas dan keterlibatan dalam melakukan suatu pekerjaan.

E. Motivasi Dan Kepemimpinan Dalam Manajemen

Tingkah laku seseorang di pengaruhi serta di rangsang oleh keinginan. Kebutuhan,


tujuan, dan kepuasannya. Rangsangan timbul dari diri sendiri dan dari luar. Rangsangan
ini akan menciptakan motif dan motivasi yang mendorong orang bekerja untuk
memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya. Motif dapat di artikan sebagai
Driving Force yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku dan berbuat untuk tujuan
tertentu.

11
1. Motivasi
Perspektif pengharapan mengenai Motivasi menurut Nadler & Lawler memiliki 4
asumsi dasar diantarnya:14
a. Perilaku sangat ditentukan oleh kombinasi dari berbagai faktor individu dan
berbagai faktor lingkungan.
b. Perilaku individu dalam organisasi senantiasa ditentukan oleh kesadaran dari
keputusan setiap individu.
c. Individu memiliki keragaman kebutuhan, pengharapan dan tujuan.
d. Masing-masing individu cenderung akan berperilaku berdasarkan pilihan alternatif
perilaku yang terkait dengan harapan mereka.
Tiga komponen utama dalam perspektif pengharapan di antaranya:
1) Pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-performance
expectancy).
2) Dorongan terhadap motivasi (valence).
3) Pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan (effort-performance
expectancy).
2. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan merupakan intisari manajemen. LEADER adalah Orangnya,
sedangkan leadership ialah gaya atau style seorang manajer untuk mengarahkan,
mengkoordinasi, dan membina parabawahannya agar mau berkerja sama dan bekerja
produktif mencapai tujuan perusahaan.
Kepemimpinan juga berarti:15
a) Seni mempengaruhi sikap dan mengarahkan pendapat orang dengan dasar
kepatuhan, kepercayaan, hormat dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai
tujuan bersama.
b) Orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin dan
produktivitas dalam mencapai tujuan bersama.
c) Kekuasaan yang melibatkan hubungan dengan orang lain.
d) Pemberi kemudahan yang membantu melancarkan pencapaian tujuan.

14
Husaini Usman, Manajemen, 92.
15
Ibid., 95-96.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Directing merupakan suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha anggota-


anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan-tujuan
pribadi dan kelompoknya.

Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu system akan mampu meramalkan
perilaku dari bawahannya. Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas, akan mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya, yang selanjutnya akan menentukan
efektifitas manajer.

Kepemimpinan atau Leadership merupakan pengakuan pemimpin mengarahkan dan


mempengaruhi para bawahannya agar mau bekerja dengan baik dalam membantunya. Gaya
kepemimpinan mana yang terpilih seharusnya yang akan diterima oleh semua pihak (stakeholders)
sehingga akan tercipta kondisi yang mendukung gairah dalam menjalankan tugas.

Bila terjadi suatu kontak yang agak luas dengan pegawai-pegawai lain, maka hubungan
tersebut juga dijelaskan dan terjadi pengenalan pribadi di antara semua pihak. Selanjutnya, bila
membutuhkan bantuan pelayanan, pegawai baru itu perlu mengetahui bentuk-bentuk pelayanan
tersebut dan cara memanfaatkan.

Tingkah laku seseorang di pengaruhi serta di rangsang oleh keinginan. Kebutuhan, tujuan,
dan kepuasannya. Rangsangan timbul dari diri sendiri dan dari luar. Rangsangan ini akan
menciptakan motif dan motivasi yang mendorong orang bekerja untuk memperoleh kebutuhan
dan kepuasan dari hasil kerjanya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Basri. Bisnis Pengantar. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2005.


Handoko, T. Hani. Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 1984.
Siamat, Dahlan. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia, 1997.
Terry, George R. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Intermedia, 1993.
Usman, Husaini. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Winardi. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990.
Ahmad Zanni, “Manajemen Dalam Sosial Masyarakat”, Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Jakarta, Vol.3, No.1, 2008.

Muhtarom, Muhammad. “Asas-asas Manajemen: Suatu Landasan Dalam Pembentukan


Manajemen,” Jurnal Suhuf, Vol.3, No.1, 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai