PENDAHULUAN .
3. Delegasi Wewenang.
Pendelegasian wewenang lebih bersifat umum jika dibandingkan dengan pemberian
perintah. Dengan pendelegasian wewenang ini, maka melimpahkan sebagian dari wewenang
yang dimiliki kepada bawahan.
2.3 Tujuan pengarahan
a. Menjamin kontinuitas perencanaan
b. Membudayakan prosedur standar
c. Menghindari kemangkiran yang tidak berarti
d. Membina disiplin
e. Membina motivasi yang terarah
Menurut Soebagio Atmodiwirio , pengarahan merupakan proses pelaksanaan kerja
nyata seorang bawahan yang dibimbing untuk mencapai tujuan umum.
Namun, fungsi penggerakan/pengarahan/directing adakalanya disamakan dengan fungsi
motivasi. Menurut Prof. Dr.Oemar Hamalik, dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
proses dan keberhasilan program pelatihan. Hal ni diperlukan sehubungan dengan adanya
pembagian tugas dan tanggung jawab serta kewenangan tadi, sehingga terjadi peningkatan
kegiatan personal, yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan keberhasilan program ini.
Sedangkan, menurut T.Hani Handoko, fungsi pengarahan (leading) secara sederhana adalah
untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus
mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan gaya, kualitas, dan kekuasaan pemimpin serta
kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin.
Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lainleading, directing,
motivating, actuating atau lainnya.
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek
abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam
organisasi.
pengendalian.
bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien
dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat
sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah
laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang
berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam
Manajemen adalah mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Ini berarti
pimpinan menyuruh para bawahanya untuk mengerjakan sebagian dari tugas-tugasnya dalam
mencapai tujuan perusahaan pimpinanan dalam membina kerjasama, mengarahkan dan
mendorong gairah kerja para bawahanya, perlu memahami tingkah laku manusia. Tingkah
laku manusia dapat kita ketahui dengan mempelajari psikologi, sosiologi, antropologi,
psikologi sosial, dan psikologi manajemen.
Manusia dalam berkelompok mempunyai latar belakang yang heterogen seperti jenis
kelamin, umur, pendidikan, agama, kebudayaan, kepentingan, dsb. Tetapi disamping
perbedaan ini juga terdapat persamaan, seperti kebutahan (needs) untuk makan, minum,
keamanan, keturunan atau biologis. Persamaan kebutuhan inilah yang membentuk kerjasama
dan hidup yang berkelompok. needs (kebutuhan) adalah yang diperlukan oleh setiap orang,
sedang wants (keinginan) adalah yang ditentukan oleh cita-cita seseorang.
Hubungan manusiawi adalah hubungan antara orang orang yang di lakukan dalam suatu
organisasi. Jadi bukan hubungan dalam arti kekeluargaan. Dalam kehidupan berkelompok
atau organisasi ini harus di dasarkan atas kebutuhan, kepentingn, hormat menghormati, saling
membutuhkan dan kerja sama di antara semu pihak untuk mencapai tujuan. Kerja sama ini
akan terbentuk dan terjalin dengan baik, jika ada pengetahuan tentang kebersamaan, saling
menuntungkan dan adanya kesediaan mengorbankan diri dari kepentinganya masing-masing.
Jadi hubungan manusiawi atau social ini tercipta dan terbina dengan baik, jika dilakukan
secara manusiawi, saling membutuhkan, saling menguntungkan, hormat menghormati, cinta
mencintai dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
3. Komunikasi (communition)
Komunikasi merupakan hal yang paling terpenting dalam manajemen, karna proses
manajemen baru terlaksana jika komunikasi berlangsung atau di lakukan. Di berikannya
perintah, laporan, informasi, berita, saran dan menjalin hubungan hubungan hanya dapat di
lakukan dengan komunikasi saja, tanpa komunikasi oroses manajemen tidak terlaksana.
4. Kepemimpinan (leadership)
Ini penting. Bahkan sangat penting. Untuk dipelajari oleh manajemen. Khususnya
manajemen puncak. Atau pihak yang punya bawahan. Sukses tidaknya pengarahan: terserah
pemimpinnya. Terserah kepemimpinnya. Pemimpin adalah orangnya. Kepemimpinan: gaya
memimpinnya. Gaya mengarahkannya, gaya koordinasinya, gaya membina anak buahnya.
Agar mereka mau melakukan apa yang diinginaknnya. Harus tahu: kapan tegas, kapan
santun. Harus mengerti: kapan instruksi, kapan motivasi. Pengalaman sangat berpengaruh
terhadap sifat kepemimpinan seseorang.
2.6 motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat orang bertindak atau berperilaku dengan
cara-cara motivasi yang mengacu pada sebab munculnya sebuah perilaku, seperti faktor-
faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi
dapat diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status, kekuasaan dan pengakuan yang
lebih tinggi bagi setiap individu. Motivasi justru dapat dilihat sebagai basis untuk mencapai
sukses pada berbagai segi kehidupan melalui peningkatan kemampuan dan kemauan.
Menurut Wardan (2020:109) “Motivasi adalah usaha atau kegiatan manajer untuk dapat
menimbulkan atau meningkatkan semangat dan kegairahan kerja dari para pekerja-pekerja
atau karyawan-karyawannya”. Mohtar (2019:20) “Motvasi adalah dorongan kerja yang
timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan”.
Sutrisno (2016:110) “Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi
tertentu yang dihadapinya. Karena itulah, terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang
ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi yang sama. Bahkan, seseorang akan
menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu
yang berlainan pula”.
Berdasarkan menurut para ahli maka peneliti menyimpulkan bahwa mootivasi adalah suatu
dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu. Arti motivasi juga dapat didefinisikan sebagai semua hal yang
menimbulkan dorongan atau semangat di dalam diri seseorang untuk mengerjakan sesuatu.
1. Level paling rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT ( Achievemen t Motivation
Training ) . Kenapa level ini dikatakan paling rendah, karena pembakaran semangat
dan motivasi di level ini hanya akan mempengaruhi peserta saat duduk dan menyimak
motivasi yang diberikan oleh trainer (pemberi motivasi), setelah itu pengaruhnya
tidak akan sekuat dan seberpengaruh saat disampaikan oleh trainer.
2. Level Mindset. Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri sendiri untuk
menciptakan semangat dan motivasi untuk diri sendiri. Level ini lebih tinggi daripada
sebelumnya, karena pada level ini kita sudah mampu mengatur apa-apa saja yang
menjadi bahan bakar semangat dan alasan untuk melakukan sesuatu.
3. Level Skill dan Job. Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah mengetahui apa yang
mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya dalam pekerjaan, maka kita akan secara
otomatis mendapat semangat dan alasan untuk menghasilkan yang terbaik dalam
sasaran kita (job).
4. Dan level yang tertinggi adalah Level Power (Energi). Kenapa disebut level tertinggi,
karena pada level ini, seseorang yang telah mengatur mindset-nya, mampu
melaksanakan job (pekerjaan)nya dengan baik, ia akan menjadi energy untuk yang
lainnya. Artinya, disaat energinya habis, ia tahu kapan dan bagaimana seharusnya ia
mengisi ulang energinya. Sedangkan disaat energinya sudah terisi penuh, ia mampu
menyalurkan energy untuk orang lain.
Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
5. ProsesMotivasi
1. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian
para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
2. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak
hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
3. Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan
harus mengetahui apa yang akan Diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya
supaya insentif tersebut diperolehnya.
4. Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan.
Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan
perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.
Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya
penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu
karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan
bantuan kendaraan kepada salesman.
6. Team Work
Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan
perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak
bagian
Pemimpin di suatu organisasi memiliki peran kuat dalam membangun dan menumbuhkan
semangat motivasi dikalangan karyawan. Seorang pemimpin yang bijaksana tidak akan
melakukan pemaksaan konsep motivasi kepada para karyawanya yang bersangkutan. Karena
dasar dari pemahaman motivasi adalah menghargai proses tercapainya tujuan-tujuan yang
diharapkan pada kata proses tersebut pemimpin dituntut untuk dapat melihat bahwa goal yang
diperoleh dengan proses. Seorang pemimpin yang tidak menghargai proses artinya pemimpin
tersebut belum layak untuk disebut sebagai seorang pemimpin atau pemimpin tersebut tidak
menempatkan diri sebagai pemimpin aspiratif. Pemimpin menyadari aspiratif. Namun lebih
sebagai pemimpin yang menerapkan konsep paksaan (coercive power) dalam memerintahkan
karyawanya. Dalam memerintah para karyawanya. Pemimpin menyadari dengan memiliki
karyawan yang berkualitas tersebut sering
Meninggalkan tempat kerja. Maka persoalan akan timbul bagi pimpinan adalah jika ia
mengeluarkan karyawan tersebut. Maka artinya jika itu dilakukan dibutuhkan biaya (cost)
dan waktu (time) untuk merekrut kembali karyawan baru yang memiliki kualitas kerja seperti
karyawan tersebut, plus ditambah biaya pelatihan (training) yang harus diberikan kepada
karyawan baru tersebut sebelum ia mulai bertugas.
Oleh karena itu, dalam mewujudkan suatu pekerjaan terlaksana dengan baik, dan orang-orang
yang berkualitas masih tepat bekerja dengan motivasi tinggi seseorang pemimpin dengan
kepemilikan gaya kepemimpinan yang ada mampu mewujudkan semua itu tetap berjalan
sempurna dalam konteks ini sebaiknya seorang pemimpin menerapkan suatu gaya
kepemimpinan yang merupakan penggabungan dari dua gaya kepemimpinan tersebut adalah
Adalah suatu bagian yang saling berkaitan yang saling terkait satu sama lain. Peningkatan
motivasi kerja akan mempengaruhi peningkatan produktivitas, dan begitu juga sebaliknya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi, pegertian pengarahan itu adalah suatu proses pembimbingan, pemberi petunjuk, dan
intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya
dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada
tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Fungsi pengarahan juga dapat
diartikan adalah fungsi manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam proses
manajemen. Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada.
Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai.
Di dalam pengarahan yang di lakukan oleh pemimpin tak terlepas pula peranan motivasi
yang menjadi penggerak di dalam organisasi, untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Usman,Husaini.2008. Manajemen : Teori Praktik & Riset Pendidikan Jakarta : Bumi Aksara
Hal. 211-233
Hasibuan, Malayu S.P. 2011 Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi
Aksara. Hal 183-216
Fahmi, Irham 2011. Manajemen : Teori, Kasus dan Solusi. Bandung : Alfabeta. Hal 142-157