Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN .

1.1 latar belakang


Salah satu permasalahan terpenting yang dihadapi oleh para pemimpin adalah
Bagaimana dapat meningkatkan efektivitas kerja sehingga dapat Mendukung
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut Schermerhorn (2002) Bahwa pimpinan
atau manajer yang baik adalah yang mampu menciptakan suatu Kondisi, dimana orang
secara individu atau kelompok dapat bekerja dan mencapai Efektivitas kerja yang
tinggi. Permasalahan dalam meningkatkan efektivitas kerja, erat hubungannya dengan
permasalahan bagaimana kemampuan seorang Pimpinan dapat memberikan
pengarahan dalam menyelesaikan pekerjaan. Apabila permasalahan tersebut
dilaksanakan dengan baik, maka organisasi bekerja secara optimal, sehingga dapat
mendukung dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan melihat begitu pentingnya fungsi manajemen di atas, maka hal yang Menjadi
sorotan utama dalam penelitian ini hanya dilihat dari segi pengarahan yang diberikan
oleh pimpinan kepada anggota organisasi. Tujuan utama dalam Pemberian arahan oleh
atasan kepada bawahan, yaitu guna mengkoordinir kegiatan Bawahan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan, agar pekerjaan tersebut dapat Terkoordinir kepada
suatu arah yaitu kepada tujuan perusahaan. Dengan adanya pengarahan, maka
kegiatan-kegiatan bawahan yang menyimpang dari rel dapat Diarahkan kepada relnya,
atau bawahan yang terlalu lambat dalam menyelesaikan Pekerjaan-pekerjaannya
dapat dibimbing kepada arah yang jelas. Selain itu, pemberian arahan yang diberikan
oleh pimpinan hanya bermaksud untuk menjalin hubungan Baik antara pimpinan
dengan bawahannya. Pengarahan merupakan Salah satu alat untuk berkomunikasi
antara pimpinan dengan bawahan, pimpinan Menyalurkan ide-idenya sedemikian
rupa, sehingga bawahan mengerti dengan baik Kemana kegiatan harus ditujukan.
Memberikan perintah kepada bawahan, juga Bermaksud memberikan pendidikan
kepada bawahan. Oleh karena itu tugas Memberikan perintah kepada bawahan harus
berhubungan erat dengan maksud Menambah pengetahuan bawahan yang menerima
perintah dari pimpinan.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana arti pengarahan dalam prespektif manajamen?
2. Bagaimana peranan pengarahan di dalam manajemen?
3. Bagaimana hubungan antara pengarahan dengan motivasi?
Bab 2
Pembahasan

2.1 Pengarahan (Directing)


Menurut Dr.Rohiat, M.Pd, Directing atau pengarahan diperlukan agar kegiatan yang
dilakukan oleh orang banyak pada waktu yang sama dapat berjalan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan dan terdapat pada jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang dapat menimbulkan pemborosan.
Koontz dan O’Donnel (1976 : 449) mengemukakan :
“Directing is the interpersonal aspect of managing by which subordinates are led to
understand and contribute effectively and efficiently to attainment of enterprise objectives,
directing involves guiding and leading subordinates.”
Koontz dan O’Donnel berpedapat bahwa melalui kegiatan pengarahan setiap orang
dalam organisasi diajak atau dibujuk untuk memberikan kontribusinya melalui kerjasama
dalam mencapai tujuan organisasi. Pengarahan meliputi pemberian petunjuk/memberi
gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sehingga para manajer harus
memotivasi staf dan personil organisasi agar secara sukarela mau melakukan kegiatan sebagai
manifestasi rencana yang dibuat.
Pada hakikatnya pengarahan ini mengandung kegiatan motivasi (motivating).
Kegiatan motivasi ini sebenarnya terdapat pada kegiatan directing sebagai sebuah fasilitas
atau sarana melakukan pengarahan terhadap para personel dalam organisasi.
Menurut L.M.Samryn.,Ak.,MM, Fungsi pengarahan dan motivasi meliputi proses
mobilitas mamusia dan sumber daya yang lain untuk melaksanakan rencana dan menjalankan
operas rutin. Dengan adanya rencana yang ditetapkan maka langkah selanjutnya adalah
mengarahkan dan memotivasi sumber daya manusia yang dilibatkan dalam pelaksanaan
rencana dimaksud. Termasuk dalam aktivitas ini adalah mengorganisasikan sumber daya
manusia yang tersedia sedemikian rupa dalam bentuk kelompok-kelompok kerja sehingga
memungkinkan menjalankan tugasnya secara optimal.
Menurut James A.F. Stoner, dkk, Leading (memimpin) adalah proses mengarahkan
dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau
seluruh organisasi. Memimpin itu meliputi mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi
karyawan untuk melaksanakan tugas yang penting. Hubungan dan waktu bersifat sentral untk
kegiatan memimpin. Sebenarnya, memimpin menyentuh hubungan manajer dengan setiap
orang yang bekerja dengan mereka. Para manajer memimpin untuk membujuk orang lain
supaya mau bergabung dengan mereka dalam mengejar masa depan yang muncul dari
langkah merencanakan dan mengorganisasikan. Dengan memciptakan yang tepat, manajer
membantu para karyawannya untuk bekerja sebaik mungkin. Natalie Arderson memimpin,
misalnya, ketika ia memuji Diane atas bantuannya dan mendorong Franco membuat desain
iklan.

Menurut Dr.H.B Siswanto, M.Si, Pengarahan adalah suatu proses pembimbingan,


pemberian petunjuk, dan intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
2.2 Jenisnya Pengarahan

Jenis pengarahan terdiri dari 3 yaitu :


1. Orientasi
Adalah cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar kegiatan
usaha dapat dilaksanakan dengan baik. Biasanya orientasi ini dilakukan kepada pegawai baru
dengan tujuan untuk memberikan pengenalan dan pengertian tentang masalah yang terjadi di
suatu perusahaan.Tapi orientasi bisa juga diterapkan untuk pegawai lama yang kadang-
kadang lupa atau tidak selalu ingat. Tujuannya adalah agar mereka selalu memahami
peranannya.
2. Perintah
Ini yang paling umum dilakukan sebagai seorang pimpinan perusahaan. Definisi perintah
adalah permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan
atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jenis – jenis perintah yaitu:
a. Perintah Umum dan Khusus
Perintah umum mempunyai sifat luas, sedangkan perintah khusus bersifat mendetail.
Penggunaan perintah ini tergantung kepada preferensi, kemampuan untuk meramalkan
keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh karyawan.
b. Perintah Lisan dan Tertulis
Pada jenis perintah ini disesuaikan dengan kemampuan pegawai atau bawahan.
Contohnya: Jika seorang pemimpin memberikan tugas yang sedikit rumit dan perlu
pemahaman yang agak lama, maka gunakanlah perintah tertulis. Perintah tertulis bisa
menghindari adanya salah tafsir. Tapi jika sedang dalam keadaan mendesak, perintah lisan
akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Jadi, perintah lisan
hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah. Prakteknya.
c. Perintah Formal dan Informal
Perintah formal adalah perintah yang diberikan kepada pegawai atau bawahan sesuai
dengan tugas yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi. Sedangkan perintah informal
lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.

3. Delegasi Wewenang.
Pendelegasian wewenang lebih bersifat umum jika dibandingkan dengan pemberian
perintah. Dengan pendelegasian wewenang ini, maka melimpahkan sebagian dari wewenang
yang dimiliki kepada bawahan.
2.3 Tujuan pengarahan
a. Menjamin kontinuitas perencanaan
b. Membudayakan prosedur standar
c. Menghindari kemangkiran yang tidak berarti
d. Membina disiplin
e. Membina motivasi yang terarah
Menurut Soebagio Atmodiwirio , pengarahan merupakan proses pelaksanaan kerja
nyata seorang bawahan yang dibimbing untuk mencapai tujuan umum.
Namun, fungsi penggerakan/pengarahan/directing adakalanya disamakan dengan fungsi
motivasi. Menurut Prof. Dr.Oemar Hamalik, dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
proses dan keberhasilan program pelatihan. Hal ni diperlukan sehubungan dengan adanya
pembagian tugas dan tanggung jawab serta kewenangan tadi, sehingga terjadi peningkatan
kegiatan personal, yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan keberhasilan program ini.
Sedangkan, menurut T.Hani Handoko, fungsi pengarahan (leading) secara sederhana adalah
untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus
mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan gaya, kualitas, dan kekuasaan pemimpin serta
kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin.
Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lainleading, directing,
motivating, actuating atau lainnya.
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek
abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam
organisasi.

2.4. Fungsi Pengarahan

Dalam fungsi penggerakan, manajer memiliki deskripsi pekerjaan sebagai berikut :


a. Memberi tahu dan menjelaskan tujuan kepada para bawahan.
b. Mengelola dan mengajak ara bawahan untuk bekerja semaksimal
mungkin.
c. Membimbing bawahan untuk mencapai standar operasional (pelaksanaan).
d. Mengembangkan bawahan guna merealisasikan kemungkinan sepenuhnya.
e.Memberikan orang hak untuk mendengarkan.
f.Memuji dan memberikan sanksi secara adil.
g. Memberi hadiah melalui penghargaan dan pembayaran untuk
pekerjaan yangdiselesaikan dengan baik.

h. Memperbaiki usaha penggerakan dipandang dari sudut hasil

pengendalian.

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para

bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien

dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat

sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah

laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang

berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam

melakukan pengarahan yaitu :

a. Prinsip mengarah kepada tujuan

b. Prinsip keharmonisai dengan tujuan

c. Prinsip kesatuan komando

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud


agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari
prinsip-prinsip di atas. lalu.pokok-pokok masalah yang dipelajari pada fungsi pengarahan
atau directing adalah:

1. Tingkah laku manusia (human behavior)

Manajemen adalah mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Ini berarti
pimpinan menyuruh para bawahanya untuk mengerjakan sebagian dari tugas-tugasnya dalam
mencapai tujuan perusahaan pimpinanan dalam membina kerjasama, mengarahkan dan
mendorong gairah kerja para bawahanya, perlu memahami tingkah laku manusia. Tingkah
laku manusia dapat kita ketahui dengan mempelajari psikologi, sosiologi, antropologi,
psikologi sosial, dan psikologi manajemen.

Manusia dalam berkelompok mempunyai latar belakang yang heterogen seperti jenis
kelamin, umur, pendidikan, agama, kebudayaan, kepentingan, dsb. Tetapi disamping
perbedaan ini juga terdapat persamaan, seperti kebutahan (needs) untuk makan, minum,
keamanan, keturunan atau biologis. Persamaan kebutuhan inilah yang membentuk kerjasama
dan hidup yang berkelompok. needs (kebutuhan) adalah yang diperlukan oleh setiap orang,
sedang wants (keinginan) adalah yang ditentukan oleh cita-cita seseorang.

2. manusiawi (human relation)

Hubungan manusiawi adalah hubungan antara orang orang yang di lakukan dalam suatu
organisasi. Jadi bukan hubungan dalam arti kekeluargaan. Dalam kehidupan berkelompok
atau organisasi ini harus di dasarkan atas kebutuhan, kepentingn, hormat menghormati, saling
membutuhkan dan kerja sama di antara semu pihak untuk mencapai tujuan. Kerja sama ini
akan terbentuk dan terjalin dengan baik, jika ada pengetahuan tentang kebersamaan, saling
menuntungkan dan adanya kesediaan mengorbankan diri dari kepentinganya masing-masing.
Jadi hubungan manusiawi atau social ini tercipta dan terbina dengan baik, jika dilakukan
secara manusiawi, saling membutuhkan, saling menguntungkan, hormat menghormati, cinta
mencintai dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.

3. Komunikasi (communition)

Komunikasi merupakan hal yang paling terpenting dalam manajemen, karna proses
manajemen baru terlaksana jika komunikasi berlangsung atau di lakukan. Di berikannya
perintah, laporan, informasi, berita, saran dan menjalin hubungan hubungan hanya dapat di
lakukan dengan komunikasi saja, tanpa komunikasi oroses manajemen tidak terlaksana.

4. Kepemimpinan (leadership)

Ini penting. Bahkan sangat penting. Untuk dipelajari oleh manajemen. Khususnya
manajemen puncak. Atau pihak yang punya bawahan. Sukses tidaknya pengarahan: terserah
pemimpinnya. Terserah kepemimpinnya. Pemimpin adalah orangnya. Kepemimpinan: gaya
memimpinnya. Gaya mengarahkannya, gaya koordinasinya, gaya membina anak buahnya.
Agar mereka mau melakukan apa yang diinginaknnya. Harus tahu: kapan tegas, kapan
santun. Harus mengerti: kapan instruksi, kapan motivasi. Pengalaman sangat berpengaruh
terhadap sifat kepemimpinan seseorang.

2.5 Karakteristik dari Pengarahan :

1. Fungsi pervasif, pengarahan diperlukan dalam semua tingkatan organisasi


setiap manajer memberikan bimbingan dan inspirasi kepada bawahannya.

2. Kegiatan terus-menerus, pengarahan adalah kegiatan yang berkesinambungan


karena terjadi terus menerus sepanjang kehidupan organisasi.

3. Faktor manusia, mengarahkan adalah fungsi yang berhubungan dengan


bawahan oleh karena itu hal ini berkaitan dengan faktor manusia. faktor
manusia sangat kompleks tidak dapat di prediksi perilaku yang akan
dilakukannya.

4. Kegiatan kreatif, fungsi pengarahan membantu mengkonversi rencana


menjadi kinerja.

5. Fungsi eksekutif, fungsi pengarahan dilakukan oleh semua manajer dan


eksekutif di semua tingkat diseluruh kegiatan dalam organisasi, bawahan
menerima instruksi dari atasannya.

2.6 motivasi

2.6.1 Pengertian motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat orang bertindak atau berperilaku dengan
cara-cara motivasi yang mengacu pada sebab munculnya sebuah perilaku, seperti faktor-
faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi
dapat diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status, kekuasaan dan pengakuan yang
lebih tinggi bagi setiap individu. Motivasi justru dapat dilihat sebagai basis untuk mencapai
sukses pada berbagai segi kehidupan melalui peningkatan kemampuan dan kemauan.

Menurut Wardan (2020:109) “Motivasi adalah usaha atau kegiatan manajer untuk dapat
menimbulkan atau meningkatkan semangat dan kegairahan kerja dari para pekerja-pekerja
atau karyawan-karyawannya”. Mohtar (2019:20) “Motvasi adalah dorongan kerja yang
timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan”.

Sutrisno (2016:110) “Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi
tertentu yang dihadapinya. Karena itulah, terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang
ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi yang sama. Bahkan, seseorang akan
menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu
yang berlainan pula”.

Berdasarkan menurut para ahli maka peneliti menyimpulkan bahwa mootivasi adalah suatu
dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu. Arti motivasi juga dapat didefinisikan sebagai semua hal yang
menimbulkan dorongan atau semangat di dalam diri seseorang untuk mengerjakan sesuatu.

Ada beberapa level (tingkatan) dalam motivasi, yaitu:

1. Level paling rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT ( Achievemen t Motivation
Training ) . Kenapa level ini dikatakan paling rendah, karena pembakaran semangat
dan motivasi di level ini hanya akan mempengaruhi peserta saat duduk dan menyimak
motivasi yang diberikan oleh trainer (pemberi motivasi), setelah itu pengaruhnya
tidak akan sekuat dan seberpengaruh saat disampaikan oleh trainer.

2. Level Mindset. Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri sendiri untuk
menciptakan semangat dan motivasi untuk diri sendiri. Level ini lebih tinggi daripada
sebelumnya, karena pada level ini kita sudah mampu mengatur apa-apa saja yang
menjadi bahan bakar semangat dan alasan untuk melakukan sesuatu.

3. Level Skill dan Job. Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah mengetahui apa yang
mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya dalam pekerjaan, maka kita akan secara
otomatis mendapat semangat dan alasan untuk menghasilkan yang terbaik dalam
sasaran kita (job).
4. Dan level yang tertinggi adalah Level Power (Energi). Kenapa disebut level tertinggi,
karena pada level ini, seseorang yang telah mengatur mindset-nya, mampu
melaksanakan job (pekerjaan)nya dengan baik, ia akan menjadi energy untuk yang
lainnya. Artinya, disaat energinya habis, ia tahu kapan dan bagaimana seharusnya ia
mengisi ulang energinya. Sedangkan disaat energinya sudah terisi penuh, ia mampu
menyalurkan energy untuk orang lain.

2.6.2. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.


 Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
 Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
 Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
 Mengefektifkan pengadaan karyawan.
 Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
 Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
 Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
 Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
 Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

5. ProsesMotivasi

Bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian
para karyawan dimotivasi kearah tujuan.

2. Mengetahui kepentingan

Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak
hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
3. Komunikasi efektif

Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan
harus mengetahui apa yang akan Diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya
supaya insentif tersebut diperolehnya.

4. Integrasi tujuan

Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan.
Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan
perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.
Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya
penyesuaian motivasi.

5. Fasilitas

Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu
karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan
bantuan kendaraan kepada salesman.

6. Team Work

Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan
perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak
bagian

Motivasi dan kepemimpinan

Pemimpin di suatu organisasi memiliki peran kuat dalam membangun dan menumbuhkan
semangat motivasi dikalangan karyawan. Seorang pemimpin yang bijaksana tidak akan
melakukan pemaksaan konsep motivasi kepada para karyawanya yang bersangkutan. Karena
dasar dari pemahaman motivasi adalah menghargai proses tercapainya tujuan-tujuan yang
diharapkan pada kata proses tersebut pemimpin dituntut untuk dapat melihat bahwa goal yang
diperoleh dengan proses. Seorang pemimpin yang tidak menghargai proses artinya pemimpin
tersebut belum layak untuk disebut sebagai seorang pemimpin atau pemimpin tersebut tidak
menempatkan diri sebagai pemimpin aspiratif. Pemimpin menyadari aspiratif. Namun lebih
sebagai pemimpin yang menerapkan konsep paksaan (coercive power) dalam memerintahkan
karyawanya. Dalam memerintah para karyawanya. Pemimpin menyadari dengan memiliki
karyawan yang berkualitas tersebut sering
Meninggalkan tempat kerja. Maka persoalan akan timbul bagi pimpinan adalah jika ia
mengeluarkan karyawan tersebut. Maka artinya jika itu dilakukan dibutuhkan biaya (cost)
dan waktu (time) untuk merekrut kembali karyawan baru yang memiliki kualitas kerja seperti
karyawan tersebut, plus ditambah biaya pelatihan (training) yang harus diberikan kepada
karyawan baru tersebut sebelum ia mulai bertugas.

Oleh karena itu, dalam mewujudkan suatu pekerjaan terlaksana dengan baik, dan orang-orang
yang berkualitas masih tepat bekerja dengan motivasi tinggi seseorang pemimpin dengan
kepemilikan gaya kepemimpinan yang ada mampu mewujudkan semua itu tetap berjalan
sempurna dalam konteks ini sebaiknya seorang pemimpin menerapkan suatu gaya
kepemimpinan yang merupakan penggabungan dari dua gaya kepemimpinan tersebut adalah

a. Middle of the road management: Penyelesaian pekerjaan yang cukupdan


moral yang memuaskan adalah sasaran gaya ini.
b. Team management: yaitu pemimpin memberikan saran produksi danmoral
dengan mengkoordinasikan dan memadukan kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan.

Motivasi dan produktivitas

Adalah suatu bagian yang saling berkaitan yang saling terkait satu sama lain. Peningkatan
motivasi kerja akan mempengaruhi peningkatan produktivitas, dan begitu juga sebaliknya.

Produktivitas dalam kohler’s Dictionary for Accountant 1983 (dikutip Mulyono,1993)


didefinisikan sebagai hasil yang didapat dari proses produksi dengan menggunakan satu atau
lebih faktor produksi. Secara umum pengertian produktifitas dikemukakan orang dengan
menunjukan kepada rasio output terhadap input sedangkan output bisa terdiri dari penjualan (
sale), earnings (pendapatan), market shaer dan kerusakan (deftes).
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi, pegertian pengarahan itu adalah suatu proses pembimbingan, pemberi petunjuk, dan
intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya
dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada
tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Fungsi pengarahan juga dapat
diartikan adalah fungsi manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam proses
manajemen. Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada.
Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai.

Di dalam pengarahan yang di lakukan oleh pemimpin tak terlepas pula peranan motivasi
yang menjadi penggerak di dalam organisasi, untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Usman,Husaini.2008. Manajemen : Teori Praktik & Riset Pendidikan Jakarta : Bumi Aksara
Hal. 211-233

Hasibuan, Malayu S.P. 2011 Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi
Aksara. Hal 183-216

M. Manullang, “Dasar-Dasar Manajemen”. Gadjah Mada University Press P.O.BOX.14 :


Bulaksumur, Yogyakarta, 2008, hlm. 159

Fahmi, Irham 2011. Manajemen : Teori, Kasus dan Solusi. Bandung : Alfabeta. Hal 142-157

Maman Ukas. 2004 Manajemen : Konsep, Prinsip dan Aplikasi.

Bandung : Agnini.Robbins, Stephen P., Coulter,Mary. 2002.

Management, Prentice Hall International Inc Cullen John B. 2002.

Multinational Management, South, Western, Ohio Pidarta, Made.

2004 Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka CiptaFatah, Nanang. 2001.

Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja


Dr. T. Hani Handoko, M.B.A. MANAJEMEN. Yogyakarta: BPFE

Hsibuan, Drs. H. Malaya S.p. Manajemen Dasar Pengertian Masalah.


PT Bumi Aksara Jakarta Nasution, Aman Hakim. (2006). Manajemen
Industri. PKK : ISBN.
http://shasy-makalahku.blogspot.com/2011/05/makalah-manajemen-
directing-akutansi.html
http://artikel-jurnal-manajemen.blogspot.com/2012/05/directing-
dikatakan-sebuah-proses.html
http://fastkaya.blogspot.com/2010/12/pengertian-directing-dalam-
manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai