Anda di halaman 1dari 13

Margin : Jurnal Bisnis Islam dan Perbankan Syariah

Volume 2 Nomor 1 Februari 2023


EISSN: 2828-1802

Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis


Di Era Digital Ekonomi

Ananto Triwibowo1 , Muhammad Afani Adam2


1
Institut Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro Lampung
anantotriwibowo@metrouniv.ac.id
2
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ma’arif Kalirejo Lampung Tengah
afaniieadam@gmail.com

Abstrak : Ekonomi digital muncul dan berkembang pesat beriringan dengan kemajuan
teknologi, informasi dan komunikasi yang berkembang. Inilah sebabnya mengapa ekonomi
digital berusaha untuk memungkinkan usaha kecil dan menengah untuk memasuki dunia
bisnis dengan mudah dan praktis. Kebebasan dalam ekonomi digital membuat banyaknya
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku bisnis, hal ini harus diimbangi
dengan penerapan etika bisnis di dalamnya. Ada beberapa prinsip etika yang harus
diterapkan dalam bisnis. Berdasarkan lima aksioma etika bisnis Islam, maka segala aktivitas
bisnis baik menggunakan digital ekonomi maupun non digital tetap harus sesuai dengan etika
bisnis Islam dan tidak boleh melanggar dan bertentangan dengan prinsip syariah. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat praktek-praktek bisnis yang ada dan menggunakan ekonomi
digital sebagai sarana bisnis yang dijalankan, yang kemudian dilihat dan ditinjau dengan
menggunakan teori etika bisnis islam. Sehingga akan ditemukan semacam teori tentang
batasan (yang dilarang dan diperbolehkan) yang diberikan oleh etika bisnis islam dalam
melaksanakan bisnis melalui digital ekonomi. Metode penelitian yang digunakan kualitatif
deskriptif dengan menggunakan analisa studi pustaka. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang berasal dari kajian-kajian mengenai teori etika bisnis islam serta fenomena
bisnis digital yang ada di era saat ini. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktek bisnis di
era ekonomi digital masih termasuk ke dalam wilayah muamalah yang memiliki hukum asal
dibolehkan sampai adanya dalil atau nash yang melarang. Dalam praktek bisnis ini prinsip
kehatian-kehatian dan kejujuran menjadi prinsip utama yang harus dipenuhi, yang kemudian
juga diikuti dengan prinsip-prinsip etika bisnis islam yang lain.

Kata Kunci : Bisnis, Digital Ekonomi, Etika Bisnis Islam

PENDAHULUAN
Islam adalah agama sempurna yang tidak hanya mengatur hubungan antar manusia secara
horizontal tetapi juga secara vertikal. Hubungan vertikal mengacu pada hubungan antara
manusia dan penciptanya, sedangkan hubungan antara manusia dan manusia serta sesama
makhluk lainya melibatkan hubungan horizontal. Dalam islam hubungan antara manusia yang

Copyright@2023 Authors. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative
Commons Attribution License (http://creativecommons.org/license/by-sa/4.0/)
Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

satu dengan manusia lainya disebut dengan kegiatan mua’malah. Interkasi sesama manusia
yang di lakukan sehari hari telah diatur dalam islam dengan sistem mua’malah yang
berdasarkan pada kebolehan tingkah laku, yang dimana sistem ini berusaha mewujudkan
tujuan kehidupan manusia yakni tercapainya kesejahteraan dunia dan akhirat 1 . Dan untuk
mencapai tujuan kehidupan tersebut manusia dituntut untuk bisa menerapkan aturan-aturan
yang ada dalam islam dan menghindarkan diri dari larangan-larangan yang ada 2.
Salah satu interaksi sesama manusia yang tidak bisa untuk dielakkan dalam kehidupan sehari
hari adalah adanya praktek bisnis yang dilakukan antara satu sama yang lain. Praktik bisnis
diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk bisa
mendapatkan keuntungan terutama dalam bentuk materi. Banyak juga yang mengartikan
bahwa bisnis dikatakan sebagai transaksi perniagaan atau jual beli barang atau jasa untuk bisa
mendapatkan keuantungan3 . Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa kegitan bisnis tidak
bisa diterapkan hanya dengan satu orang saja, tetapi juga membutuhkan orang lain sebagai
orang yang akan meberikan keutungan kepada pelaku bisnis.
Perkembangan zaman yang juga diiringi dengan majunya perkembangan teknologi, dimana
segala aktivitas dirancang untuk memberikan kemudahan bagi manusia termasuk kemudahan
untuk memenuhi kebutuhan yang dapat diakses dengan sangat mudah. Diantaranya melalui
konvergensi teknologi computer dengan telekomunikasi serta media yang menyajikan
informasi dengan canggih dan mudah diperoleh telah membantu berkembangnya ekonomi
dengan sangat pesat4. Karena hal tersebut, mulailah bermuculan sistem perdagangan melalui
media elektronik atau e commerece yang merupakan suatu sistem mekanisme transaksi yang
menggunakan jaringan internet dengan media elektronik yang telah digunakan dengan baik
oleh negara maju maupun berkembang pada saat ini, sehingga meningkatkan efisiensi serta
mempercepat perkembangan bisnis karena tidak dapat dibatasi oleh batasan geografis sehingga
siapapun dapat menjangkaunya.
Ekonomi digital merupakan salah satu jenis kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi
media digital seperti internet, robotik, dan kecerdasan buatan manusia lainya atau atau
Artificial Intelligence (AI). Ekonomi digital saat ini mulai diminati oleh para pelaku bisnis
memiliki keungulan yang bisa memudahkan proses bisnis yang dilakukan, baik dari segi
1
Muhammad Rusli and Muh Rifki Alisyah, “PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DI ZAMAN DIGITAL
(STUDI PADA BUKALAPAK.COM),” n.d.
2
Sriayu Aritha Panggabean and Kaharuddin K, “ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM,”
Citra Justicia : Majalah Hukum dan Dinamika Masyarakat 22, no. 2 (September 7, 2021): 77–86,
https://doi.org/10.36294/cj.v22i2.2287.
3
Moch Endang Djunaeni, “ETIKA BISNIS SYARIAH,” Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syari’ah 7, no. 1 (February 15, 2016), https://doi.org/10.24235/amwal.v7i1.219.
4
Nila Dwi Aprilia, “PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL INDONESIA,” Ekonomi Pertahanan 7, no. 2
(August 28, 2021): 245–59.

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

produksi, pemasaran, distribusi dan lainya. Pemanfataan digital ini tentunya dengan harapan
supaya bisa menekan biaya produksi serta memaksimalkan produk dan penjualan hasil produk.
Digitalisasi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan UKM melalui
layanan belanja online dan e-banking virtual. Kehadiran transaksi keuangan digital juga
mendorong masyarakat dan organisasi untuk mengubah pola pikir mereka untuk membuat
keputusan dan transaksi keuangan yang lebih efektif dan efisien. Tetapi juga memiliki efek
negatif. Pertama, risiko otomatisasi, robotika, dan efisiensi online akan mengurangi atau
menghilangkan tenaga kerja yang memengaruhi hampir semua fungsi bisnis seperti keuangan
dan perbankan, operasi bata-dan-mortir, dan pusat perbelanjaan yang bersaing dengan
belanja elektronik dan media cetak. Iklan tradisional mulai bersaing dengan media sosial
digital. Yang kedua adalah kejahatan dunia maya keuangan dalam bentuk transaksi ilegal,
seperti pencucian uang, perdagangan narkoba, serangan peretas, atau peretas yang
melakukan penipuan keuangan dan penipuan internet melalui belanja online. Aktivitas iklan
atau promosi yang tidak bermoral atau tidak etis, peretasan adalah mengakses jaringan dengan
tujuan mencuri, mengubah, atau menghancurkan informasi. Ketiga, risiko penurunan daya
saing produksi dalam negeri akibat meningkatnya transaksi digital yang memudahkan akses
produk luar negeri5.
Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, terdapat 191 juta pengguna aktif media
sosial pada tahun 2022 yang menalami kenaikan hinggam 13,35% dari tahun sebelumnya 6. Di
sini para pelaku bisnis berinovasi untuk aktif beriklan di media sosial dan berperan sebagai
platform untuk mengupdate produk terbaru perusahaannya. Beberapa dari mereka sudah
terkenal di media sosial karena kepemimpinannya yang luar biasa. Namun kenyataannya,
penggunaan media sosial untuk manajemen bisnis bukannya tanpa kerugian. Masih banyak
pengguna yang tidak menjalankan bisnisnya secara etis. Performance adalah kesan yang
diperoleh konsumen atau calon konsumen ketika melihat atau menilai produk yang ditawarkan.
Seringkali, sebagian pebisnis menggunakan media sosial dengan tidak bijak tanpa
memperhatikan beberapa etika bisnis yang ada7.
Pentingnya penerapan etika bisnis dalam memanfaatkan ekonomi digital menjadi sebuah
keharusan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dan meminimlisir terjadinya resiko
dalam bisnis di era ekonomi digital. Etika bisnis juga bisa menjadi salah satu upaya untuk para

5
Eddy Soeryanto Soegoto and Muhammad Habibi Putera, “PENGARUH RISIKO PADA E-COMMERCE,”
Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia 16, no. 1 (February 6, 2022): 27–35,
https://doi.org/10.32815/jibeka.v16i1.215.
6
Data Indonesia, “Pengguna Media Sosial di Indonesia Capai 191 Juta pada 2022,” Dataindonesia.id,
accessed February 17, 2023, https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-capai-191-
juta-pada-2022.
7
PDSI KOMINFO, “Kementerian Komunikasi Dan Informatika,” Website Resmi Kementerian Komunikasi
dan Informatika RI, accessed February 17, 2023, https://kominfo.go.id/.

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

pelaku bisnis dalam mempertahankan usaha yang dijalankan 8 . Penerapan etika bisnis akan
menaikkan citra pelaku bisnis sehingga menarik minat para konsumen dan patner bisnis yang
lain untuk bekerjasama. Sumber etika bisnis yang dijalankan bisa berasal dari hukum positif,
hukum adat, serta norma dan nilai-nilai lain yang disepakati di tengah-tengah masyarakat.
Salah satu sumber etika bisnis yang dapat digunakan adalah agama islam. Islam merupakan
agama yang menjadi penunjuk hidup (way of live) bagi para pemeluknya dalam menjalani
kehidupan di dunia ini. Islam tidak hanya mengatur bagaimana hubungan antara manusia
dengan penciptanya yaitu Allah tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dan sesama
makhluk lainya, termasuk di dalamnya adalah mengatur tentang etika kehidupan bagi manusia
yang sering juga disebut dengan akhlaq9. Salah satu yang juga menjadi perhatian dalam islam
adalah tentang etika dalam berbisnis yang kemudian disebut dengan etika bisnis islam.
Etika bisnis islam merupakan seperangkat perilaku bisnis yang beretika (akhlaq al Islamiyah)
yang dibungkus dengan nilai-nilai syariah yang mengutamakan halal dan haram. Jadi, perilaku
etis adalah perilaku yang mengikuti perintah Allah dan menahan diri dari apa yang dilarang.
Dalam Islam, etika bisnis telah banyak dibahas dalam berbagai literatur, dan sumber yang
paling penting adalah Al-Quran dan Sunnah Turrasul.Pengusaha wajib bertindak etis dalam
kegiatannya. Kepercayaan, keadilan dan kejujuran adalah faktor terpenting untuk kesuksesan
di masa depan10. Ada beberapa prinsip dalam etika bisnis Islam yang merupakan aksioma etika
yang meliputi tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, ihsan dan tanggung jawab.
Dari permasalahan diatas mengenai maraknya praktek ekonomi digital sebagai sarana dalam
berbisnis, yang memberikan kemudahan dan kebebasan yang juga memberikan peluang untuk
terjadinya kecurangan dan permasalahan yang akan memberikan dampak negatif bagi orang
lain, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang praktek bisnis ekonomi digital yang
diperbolehkan dan dilarang dalam etika bisnis islam. Hasil dari penelitian ini diharap bisa
untuk memberikan kejelasan tentang batasan-batasan dalam etika bisnis islam di dalam praktek
ekonomi digital sehingga bisa menentukan prakek bisnis digital ekonomi yang bagaimana yang
diperbolehkan dan di larang dalam islam.

TELAH PUSTAKA
Telaah pustaka merupakan kajian mengenai penelitian terdahulu yang memilki keterkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Telaah pustaka dibutuhkan sebagai sebuah rancang

8
Fitri Amalia, “Etika Bisnis Islam: Konsep Dan Implementasi Pada Pelaku Usaha Kecil.,” Al-Iqtishad: Jurnal
Ilmu Ekonomi Syariah 6, no. 1 (January 28, 2014): 133–42.
9
Ananto Triwibowo et al., “Comparative Study of Hisbah Institutions and Consumer Protection Institutions In
Indonesia In A Review of Islamic Business Ethics,” International Journal of Islamic Economics 4, no. 02
(December 16, 2022): 121–35, https://doi.org/10.32332/ijie.v4i02.5554.
10
Amalia, “Etika Bisnis Islam.”

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

bangun penelitian baru untuk bisa menentukan pembaharuan pada penelitian ini jika
dibadingkan dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya, sudah terdapat
beberapa penelitian mengenai etika bisnis islam dan digital ekonomi. Diantara penelitian
tersebut sebagai berikut.
Penelitian Nasrullah dengan judul "Implementasi Etika Bisnis Islam Dan Transformasi Digital
Umkm Madura Dalam Mendukung Ketercapaian Sustainable Development Goals", Metode
penelitian ini adalah kualitatif dengan penelitian lapangan, analisis data menurut model Miles
dan Huberman, yang terdiri dari reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil
kajian menyimpulkan bahwa dalam praktiknya, pelaku UMKM lebih nyaman mempromosikan
usahanya melalui akun pemasaran dan media sosial pribadi, serta tidak terikat dengan website
marketplace pemda dalam menerapkan etika bisnis Islami, jujur, dan suka menolong. lainnya,
non-penipuan dan anti-monopoli, telah diterapkan, tetapi UMKM menentang sertifikasi halal
untuk makanan olahan yang mereka jual11.
Penelitian riskun iqbal dengan judul "Digital Marketing Perspektif Etika Bisnis Islam" hasil
dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ada sembilan etika pemasaran yang dapat diperoleh
pemasar syariah dalam melakukan kegiatan pemasaran yang bermakna dan tetap berada dalam
koridor syariah, yaitu (a) kepribadian spiritual, (b) perilaku kebaikan dan kasih sayang, (c)
praktik bisnis yang jujur, (d) layanan . rendah hati, (e) menepati janji dan tidak curang, (f) jujur
dan dapat dipercaya, (g) berpikiran terbuka, (h) tidak menyalahgunakan, (i) tidak membayar
suap12.
Penelitian Mabarroh Azizah dengan judul "Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi
Jual Beli Daring Di Toko Online Shopee" Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan
penerapan etika bisnis Islami pada toko online Shopee. Jenis penelitian ini adalah penelitian
hukum normatif atau normatif. Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis. Data
mentah merupakan bahan penelitian berupa aturan, etika bisnis islami, dan konsep
terdokumentasi jual beli online. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi pustaka, dokumen dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan
menggunakan cara berpikir induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penerapan etika
bisnis Islami dalam praktik jual beli toko online Shopee tidak menerapkan etika bisnis Islami.

11
Nasrulloh Nasrulloh, “Implementasi Etika Bisnis Islam Dan Transformasi Digital UMKM Madura Dalam
Mendukung Ketercapaian Sustainable Development Goals,” JES (Jurnal Ekonomi Syariah) 7, no. 1 (February 28,
2022): 63–75, https://doi.org/10.30736/jesa.v7i1.183.
12
Riskun Iqbal, “DIGITAL MARKETING PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM,” JURNAL MUBTADIIN
8, no. 02 (November 23, 2022), https://journal.an-nur.ac.id/index.php/mubtadiin/article/view/603.

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

Karena masih ada orang yang berbohong dan mengirimkan gambar yang tidak sesuai dengan
gambar aslinya 13.
Proceding atas Shinta Maharani, Miftahul Ulum dengan judul "Ekonomi Digital: Peluang Dan
Tantangan Masa Depan Terhadap Ekonomi Syariah Di Indonesia" Kajian ini dilakukan untuk
menganalisis dampak ekonomi digital terhadap kemungkinan masa depan ekonomi Islam.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jumlah populasi yang tidak
terbatas, pengambilan sampel secara acak menggunakan kuesioner sebagai instrumen
penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi diharapkan dapat meningkatkan
sektor pertumbuhan ekonomi syariah di masyarakat Indonesia, dengan harapan melalui
ekonomi syariah dapat menjadi sarana inklusi keuangan dalam ekonomi digital, seperti; (a)
keterjangkauan platform non bank, (b) Penyampaian layanan keuangan syariah kolaborasi
yang kuat antar merchant melalui ekonomi digital, (c) perluasan digital perbankan syariah dan
(d) media Otoritas Pengatur Pengembangan Keuangan Syariah, dan (e) jenjangnya tidak lagi di
level UMKM tetapi pada tingkat start-up perusahaan. Upaya mendorong kewirausahaan,
inovasi dan pertumbuhan ekonomi dapat menjadi peluang untuk memperluas akses khususnya
inklusi keuangan syariah. Selain itu, ekonomi digital diharapkan dapat menjadi sarana berbagi
informasi untuk meningkatkan layanan publik dan/atau sosial, serta munculnya teknologi baru
diharapkan dapat menciptakan peluang untuk memberikan layanan yang berkualitas, cepat, dan
terjangkau14.
Jika dilihat maka pembaharuan pada penelitian ini terletak pada pembahasan mengenai
batasan-batasan yang akan di perhatikan dalam melaksanakan praktek ekonomi digital dalam
bisnis dengan menggunakan nilai-nilai yang ada pada etika bisnis islam.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi kepustakaan, dengan
menggunakan metode kualitatif untuk memperoleh informasi deskriptif. Teknik content
analisis isi adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan kesimpulan dari
sebuah teks. Dengan kata lain, analisis isi adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
mengungkap pemikiran yang terbuka dan tersembunyi dari penulis, tetapi penelitian
kepustakaan menggunakan jenis dan sumber data sekunder yang diperoleh dari temuan

13
Mabarroh Azizah, “PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DARING
DI TOKO ONLINE SHOPEE,” Humani (Hukum dan Masyarakat Madani) 10, no. 1 (May 22, 2020): 83–96,
https://doi.org/10.26623/humani.v10i1.1848.
14
Shinta Maharani and Miftahul Ulum, “EKONOMI DIGITAL: PELUANG DAN TANTANGAN MASA
DEPAN TERHADAP EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA,” Conference on Islamic Studies FAI 2019, no. 0
(February 13, 2020): 1–11, https://doi.org/10.30659/cois.v0i0.7981.

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

penelitian, artikel dan buku referensi yang berhubungan dengan topik terkait. Bahan penelitian
ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan.
Sumber bahan penelitian ini diambil dari data sekunder dan dikumpulkan dari perpustakaan
dengan megumpulan buku, jurnal-jurnal yang berliterasi dengan digital ekonomi dan etika
bisnis islam, serta sumber-sumber lainya yang relevan dengan penelitian ini, serta
memperhatikan fenomena-fenomena dalam praktek bisnis dengan menggunakan digital
ekonomi. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa dan disajikan dalam bentuk
deskriptif.

PEMBAHASAN
Bisnis Merupakan Kegiatan Muamalah yang Diperbolehkan
Bisnis merupakan kegiatan yang terorganisasi karena melibatkan banyak kegiatan. Secara
etimologi menjelaskan bahwa bisnis berarti seseorang atau kelompok yang sibuk dan
menghasilkan uang. Alternatifnya, itu bisa berarti proses menghasilkan keuntungan bagi
seseorang atau kelompok. Seseorang atau kelompok memulai bisnis dengan mengatur input
mereka seperti memelihara inventaris mereka dan kemudian menyelesaikan output dengan
membuat atau memenuhi pesanan. Kata tadayantum, yang ditulis dalam bahasa Arab merujuk
pada transaksi bisnis seperti jual beli, sewa menyewa, membayar utang, dan kegiatan keuangan
lainnya. Istilah ini sering digunakan dalam Al-Qur'an untuk merujuk pada kegiatan bisnis
yang berbeda. Surah At-Taubah 111 berisi pesan ayat 111. Kitab suci ini menginformasikan
umat Islam bahwa menyerahkan semua harta duniawi memberi Allah hak untuk memiliki
segalanya.15.
Bisnis dalam al-Qur'an yang baik, diambil dari istilah tijarah, al-bai, isytara, tadayantum, tidak
hanya menjelaskan bisnis material tetapi juga immaterial. Pengusaha muslim seperti pebisnis
harus bekerja secara profesional dan tetap tunduk kepada Allah Swt. Dalam konteks ini,
Alquran menawarkan keuntungan melalui pertukaran yang tidak sempat mewujudkan
kerugian, yaitu tijarah dan tabura.
Syariah memiliki landasan yang kokoh bagi kehidupan di dunia dan akhirat berupa
kebijaksanaan dan kebahagiaan manusia. Syari'ah adalah kata yang digunakan dalam bahasa
Syari'ah untuk jalan yang lurus atau jalan yang menuju ke mata air yang ingin diminum.
Syaikh Aal Qardawiy mendefinisikan syariah sebagai interpretasi hukum yang sangat luas dan
inklusif. Ini mencakup aspek ekonomi, keluarga, ibadah bahkan pengelolaan air. Hermawan
Kartajaya dan Syakir Sula menegaskan bahwa bisnis syariah adalah bisnis universal yang

15
Sohari Sahrani Ru’fah Abdullah, Fiqih Muamalah (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011).

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

kohesif dengan fokus pada hak pembeli dan penjual. Bisnis syariah menjunjung tinggi banyak
aspek perdagangan tradisional namun tetap komprehensif. 16 . Universal artinya setiap orang
dapat menerapkan syariah kapanpun dan dimanapun. Allah menetapkan Al-Qur'an sebagai
solusi atas universalitas yang dirasakan dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Tidak ada
perbedaan yang dibuat antara Muslim dan non-Muslim dalam hal ekonomi atau interaksi
sosial17.
Menurut ide ini, bisnis berbasis syariah mengikuti hukum agama Islam. Mereka mensyaratkan
setiap aspek operasi mereka halal atau legal Islami dan ilegal. Semua operasi bisnis harus
tunduk kepada Allah, yang mendorong para pekerja untuk memandang pekerjaan mereka
sebagai ibadah. Ini adalah cara bagi komunitas Muslim untuk mengekspresikan pengabdian
agama mereka melalui keberhasilan usaha bisnis mereka.18.

Analisis Terhadap Praktek Bisnis Digital Ekonomi Dalam Etika Bisnis Islam
Tanpa disadari saat ini teknologi informasi telah memasuki berkembang dan menciptakan
suatu babak baru yang telah mengusik berbagai sudut kehidupan masyarakat global, apalagi
dalam lingkup transaksi perdagangan. Pada masa canggih ini, dimana dulu jika ingin
melakukan suatu aktivitas jual beli harus bertemu secara langsung jika pada zaman sekarang
semua itu sudah mulai ditinggalkan, dan teralihkan oleh suatu kegiatan yang secara elektronik
atau biasa dikenal dengan e-commerce. Walaupun penerapannya belum sampai ke semua
wilayah namun secara perlahan e-commerce akan menjadi elemen yang penting dalam
kehidupan di masyarakat ini. Apalagi saat adanya virus covid-19, yang mana pemerintah
memaksa masyarakat untuk berdiam diri dirumah. Keadaan ini memaksa masyarakat dimana
yang awalnya buta akan digital menjadi open akan digital. Keadaan ini juga di manfaatkan
oleh pembisnis apalagi guna memperluas bisnisnya.
Berkat ekonomi digital, kegiatan ekonomi meningkat dari manual menjadi sepenuhnya digital.
Agar aktivitas sehari-hari lebih praktis dan cepat. Kemudahan yang ditawarkan ekonomi
digital dapat membuka peluang bisnis yang sangat besar di berbagai bidang. Pertama di sektor
retail, dimana bermunculan berbagai online shop dan marketplace yang memudahkan dalam
berbelanja. Seperti Shope, Lazada. Kedua, layanan transportasi tidak tertinggal dari
perkembangan ekonomi digital. Sekarang sudah banyak layanan transportasi digital seperti
GO-JEK dan GRAB. Layanan ini lebih mudah dan efisien menghubungkan penyedia jasa

16
Ariyadi Ariyadi, “Bisnis Dalam Islam: Business in Islam,” Jurnal Hadratul Madaniyah 5, no. 1 (June 1,
2018): 13–26, https://doi.org/10.33084/jhm.v5i1.158.
17
Ru’fah Abdullah, Fiqih Muamalah.
18
Ariyadi, “Bisnis Dalam Islam.”

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

transportasi seperti tukang ojek dan pengemudi taksi dengan konsumen. Jika kita ingin pergi
ke suatu tempat, kita tidak perlu repot mencari ojek atau stand ojek, kita cukup memesannya
dengan smartphone kita. Yang ketiga dalam sistem pembayaran. Contoh sistem pembayaran
dan dompet digital adalah OVO, DANA, dll. Selain kegunaannya sebagai dompet digital untuk
menyimpan uang, juga berguna untuk melakukan pembayaran seperti tagihan listrik, asuransi
dan tagihan lainnya. Keempat, dalam investasi, perkembangan ekonomi digital memudahkan
investasi.
Setiap hari, berbagai aktivitas bisnis banyak bermunculan dalam kehidupan masyarakat.
Banyaknya jumlah pelaku bisnis dan beragamnya motivasi dan orientasi bisnis, serta semakin
kompleksnya masalah bisnis terkadang membuat para pelaku bisnis terikat untuk melakukan
yang terbaik untuk mencapai tujuan mereka, terutama jika tujuannya hanya untuk mengejar
keuntungan. dan untung. .Kemudian perilaku negatif sering muncul dan akhirnya menjadi
kebiasaan perilaku bisnis Jika demikian, tidak jarang perusahaan dicap kotor akibat
kebohongan, pengkhianatan, patah kata, penipuan, dll. Dunia bisnis merupakan interaksi
antara berbagai jenis orang yang berpotensi menjerumuskan pelaku ke dalam hal-hal yang
dilarang. Baik karena kebutuhan ekonomi, sendiri atau dalam pergaulan yang tidak sah
dengan orang lain, atau karena persaingan yang sengit, dia melakukan apa yang dilarang oleh
agama Perilaku ini bukanlah perilaku seorang pengusaha yang baik dan penting seperti yang
diajarkan oleh Islam Kegiatan bisnis Islam tidak boleh sembarangan. Islam memberikan
pedoman dalam melakukan kegiatan bisnis, dengan mempertimbangkan pentingnya masalah
ini dan mengingat banyak orang yang terjerumus ke dalam kasus bisnis ini Oleh karena itu,
seorang muslim yang ingin menjadi pengusaha harus mengetahui hukum Islam dan aturan
yang mengatur muamalah Dengan cara ini dia bisa memilih antara halal dan haram, bahkan
yang samar-samar atau meragukan19.
Dalam etika Islam, selama tidak ada riba, kezaliman, monopoli dan penipuan, bisnis online
diperbolehkan. Bahaya riba (riba) dijelaskan dalam Al-Qur'an, antara lain dalam (QS. Al
Baqarah [2]:ayat 275 yang artinya "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba." (Al Baqarah: 275). Rasulullah bersabda bahwa jual beli itu sah selama kalian saling
menyukai (Antaradin). Karena jual beli atau berbisnis (misalnya online) berdampak positif
karena dianggap praktis, cepat dan mudah. Al Bai' (jual beli) dalam ayat ini termasuk transaksi
online. Namun, jual beli melalui internet, baik diperbolehkan maupun tidak, harus memenuhi
syarat-syarat tertentu. Tidak melanggar ketentuan hukum agama, seperti larangan transaksi
19
Maksudin Maksudin, “ETIKA BISNIS DALAM PERSFEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM,” El-Ecosy :
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam 2, no. 2 (September 5, 2022): 135–53,
https://doi.org/10.35194/eeki.v2i2.2513.

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

dagang, penipuan dan monopoli. Ada kesepakatan antara pengesahan (Alimdha') atau
pembatalan (Fasakh). Jika bisnis online tidak mematuhi syarat dan ketentuan di atas,
"larangan" hukum mungkin tidak dapat ditegakkan. Kepentingan dan perlindungan negara
dalam bisnis dan perusahaan harus dilindungi oleh negara atau pejabat yang berwenang.
Nabi Muhammad memberikan contoh tentang etika menjalankan bisnis. Beberapa prinsip
bisnis antara lain menerapkan nilai kejujuran terlebih dahulu. Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh al-Quzwani, Nabi mengatakan bahwa tidak masuk akal bagi umat Islam
untuk menjual barang-barang berstigmatisasi kecuali mereka menjelaskan stigma tersebut.
Kedua, menerapkan sikap ta'awun (gotong royong). Menurut Islam, pengusaha tidak hanya
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, tetapi juga berbuat baik dengan memberikan barang
atau jasa kepada mereka yang membutuhkan. Ketiga, jangan terlibat dalam penipuan.
Keempat, jangan memihak urusan orang lain dengan mengorbankan usahanya. Kelima, tidak
menimbun dan menyimpan barang dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan
keuntungan ketika harga barang naik. Keenam, tidak ada monopoli Penjelasan Al-Syirbiny
tentang pelarangan monopoli adalah bahwa monopoli dilarang karena dimaksudkan untuk
mempermalukan rakyat. Ketujuh, hanya menjual produk yang murni dan legal. Kedelapan,
jangan terlibat dalam bisnis riba. Sembilan, berbisnis tanpa paksaan. Kesepuluh, bersikap adil
kepada karyawan20.
Hindari bahaya, penipuan dan kehancuran bagi masyarakat dan negara. Bisnis online sama
halnya dengan bisnis offline. Ada yang legaldan ada yang ilegal. Aturan dasar berbisnis online
sama dengan akad jual beli dan akad assalam yang diperbolehkan dalam Islam. Bisnis online
dilarang karena beberapa alasan: Sistemnya ilegal, sama seperti uang dan perjudian. Perjudian
itu tabu baik di darat maupun di udara (online); barang/jasa yang diperdagangkan dilarang
seperti narkoba, video porno, pornografi internet, pelanggaran hak cipta, dan kemungkinan
zina dengan wisatawan. Fatwa tersebut menyatakan bahwa menonton film porno adalah dosa;
karena melanggar perjanjian atau mengandung unsur penipuan.
Maka setelah dianalisis, bisnis digital diperbolehkan oleh Islam. Selama perilaku bisnisnya
sesuai dengan syarat dan ketentuan etika bisnis Islam dan tidak melanggar larangan dalam
hukum Syariah. Dalam hal terjadi praktik bisnis yang melanggar salah satu dari dalam etika
bisnis islam maka hukumnya haram dan tidak diperbolehkan. Jika bisnis online tidak
mematuhi syarat dan ketentuan di atas, "larangan" hukum mungkin tidak dapat ditegakkan.
Kepentingan dan perlindungan Negara dalam bisnis dan perusahaan harus dilindungi oleh

20
Nasrulloh, “Implementasi Etika Bisnis Islam Dan Transformasi Digital UMKM Madura Dalam Mendukung
Ketercapaian Sustainable Development Goals.”

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

Negara atau pejabat yang berwenang. Hindari bahaya, penipuan dan kehancuran bagi
masyarakat dan negara. Bisnis online sama halnya dengan bisnis offline.

KESIMPULAN
Etika bisnis Islam didasarkan pada kode moral Al-Qur'an dan As-Sunnah, yang harus
digunakan siapa saja sebagai acuan dalam menjalankan bisnis. Islam menjelaskan bahwa setiap
transaksi dan cara terjadinya, selama tidak mengandung sesuatu yang merugikan salah satu
pihak yang bertransaksi dan barang yang diperjualbelikan bukanlah barang yang dilarang dan
dilarang oleh hukum agama (hukum Islam). Ekonomi digital adalah ekonomi yang dilakukan
oleh media digital berupa media internet yang pengaruhnya menguntungkan pengguna. Istilah
ekonomi digital pertama kali dikemukakan oleh Don Tapscott dalam buku “Digital Economy”
yang diterbitkan pada tahun 1994. Ekonomi digital telah meningkatkan kegiatan ekonomi dari
manual menjadi sepenuhnya digital. Membuat aktivitas sehari-hari lebih praktis dan cepat.
Kemudahan yang diberikan oleh ekonomi digital dapat membuka peluang bisnis yang luas di
berbagai bidang.
Seiring berjalannya waktu, aktivitas transaksional mulai dilakukan secara online melalui
website dan aplikasi di handphone dengan menggunakan internet yang menjadi sangat mudah
diakses oleh semua kalangan. Contoh platform digital adalah Shopee, Lazada, Blibli,
Tokopedia, dll.Semuanya memiliki sisi positif dan negatifnya dan hal negatif dari kemajuan
perdagangan atau biasa disebut e-commerce adalah munculnya situs judi online dan
munculnya beberapa aplikasi untuk meminjam uang secara online dengan bunga tinggi dan
menyebabkan banyak masalah muncul. Ekonomi digital mengikuti etika bisnis yang
dicontohkan Nabi Muhammad. Namun karena beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab,
terdapat beberapa aspek yang belum dilakukan seperti pelapak tidak jujur, pelapak tidak
melindungi hak konsumen, pembeli tidak ramah atau menggunakan bahasa yang tidak sopan;
pembeli tidak melindungi hak pembeli atau konsumen. Mereka tidak dapat menanggapi
keluhan pelanggan dan penjual dengan cepat dan akurat. Dengan ekonomi digital, niat dan
tekad pengusahaakan menjadi kenyataan.

DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Fitri. “Etika Bisnis Islam: Konsep Dan Implementasi Pada Pelaku Usaha Kecil.” Al-
Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah 6, no. 1 (January 28, 2014): 133–42.
Aprilia, Nila Dwi. “PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL INDONESIA.” Ekonomi
Pertahanan 7, no. 2 (August 28, 2021): 245–59.

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

Ariyadi, Ariyadi. “Bisnis Dalam Islam: Business in Islam.” Jurnal Hadratul Madaniyah 5, no.
1 (June 1, 2018): 13–26. https://doi.org/10.33084/jhm.v5i1.158.
Azizah, Mabarroh. “PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL
BELI DARING DI TOKO ONLINE SHOPEE.” Humani (Hukum dan Masyarakat
Madani) 10, no. 1 (May 22, 2020): 83–96. https://doi.org/10.26623/humani.v10i1.1848.
Djunaeni, Moch Endang. “ETIKA BISNIS SYARIAH.” Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syari’ah 7, no. 1 (February 15, 2016). https://doi.org/10.24235/amwal.
v7i1.219.
Indonesia, Data. “Pengguna Media Sosial di Indonesia Capai 191 Juta pada 2022.”
Dataindonesia.id. Accessed February 17, 2023. https://dataindonesia.id/digital/
detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-capai-191-juta-pada-2022.
Iqbal, Riskun. “DIGITAL MARKETING PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM.” JURNAL
MUBTADIIN 8, no. 02 (November 23, 2022). https://journal.an-nur.ac.id/index.php/
mubtadiin/article/view/603.
KOMINFO, PDSI. “Kementerian Komunikasi Dan Informatika.” Website Resmi Kementerian
Komunikasi dan Informatika RI. Accessed February 17, 2023. https://kominfo.go.id/.
Maharani, Shinta, and Miftahul Ulum. “EKONOMI DIGITAL: PELUANG DAN
TANTANGAN MASA DEPAN TERHADAP EKONOMI SYARIAH DI
INDONESIA.” Conference on Islamic Studies FAI 2019, no. 0 (February 13, 2020): 1–
11. https://doi.org/10.30659/cois.v0i0.7981.
Maksudin, Maksudin. “ETIKA BISNIS DALAM PERSFEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM.” El-
Ecosy : Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam 2, no. 2 (September 5, 2022): 135–53.
https://doi.org/10.35194/eeki.v2i2.2513.
Nasrulloh, Nasrulloh. “Implementasi Etika Bisnis Islam Dan Transformasi Digital UMKM
Madura Dalam Mendukung Ketercapaian Sustainable Development Goals.” JES
(Jurnal Ekonomi Syariah) 7, no. 1 (February 28, 2022): 63–75. https://doi.org/
10.30736/jesa.v7i1.183.
Panggabean, Sriayu Aritha, and Kaharuddin K. “ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF
HUKUM ISLAM.” Citra Justicia : Majalah Hukum dan Dinamika Masyarakat 22, no.
2 (September 7, 2021): 77–86. https://doi.org/10.36294/cj.v22i2.2287.
“PENGARUH RISIKO PADA E-COMMERCE | Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia.”
Accessed February 17, 2023. https://jurnal.stie.asia.ac.id/index.php/jibeka/article/
view/215.
Ru’fah Abdullah, Sohari Sahrani. Fiqih Muamalah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Rusli, Muhammad, and Muh Rifki Alisyah. “PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DI

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65


Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis Di Era Digital Ekonomi

ZAMAN DIGITAL (STUDI PADA BUKALAPAK.COM),” n.d.


Soegoto, Eddy Soeryanto, and Muhammad Habibi Putera. “PENGARUH RISIKO PADA E-
COMMERCE.” Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia 16, no. 1 (February 6, 2022):
27–35. https://doi.org/10.32815/jibeka.v16i1.215.
Triwibowo, Ananto, Dimas Pratomo, Nur Sya’adi, and Muhammad Afani Adam.
“Comparative Study of Hisbah Institutions and Consumer Protection Institutions In
Indonesia In A Review of Islamic Business Ethics.” International Journal of Islamic
Economics 4, no. 02 (December 16, 2022): 121–35. https://doi.org/10.32332/
ijie.v4i02.5554.
Yunita Rahayu, Muhammad Iqbal Fasa, and Suharto. “Implementasi Etika Bisnis Islam dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Pedagang.” Islamic Economics and Finance Journal 1,
no. 1 (February 18, 2022): 1–12. https://doi.org/10.55657/iefj.v1i1.4.

Ananto Triwibowo, Muhammad Afani Adam https://doi.org/10.58561/margin.v2i1.65

Anda mungkin juga menyukai