Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Isu-Isu Kontenporer ; Potret Bisnis Di Era Digital Dalam Prespektif Etika

DOSEN PEMBIMBING

Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H., M.Ag.

NIPT : 201910011579

DISUSUN OLEH

Zaidan Nazih

NIM : 200501110270

UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puja
dan puji kami panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah Etika bisnis ini.

Saya sangat berterima kasih kepada bapak Prof. Dr. H Muhammad Djakfar, S.H., M.Ag. selaku
dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis yang telah memberikan tugas pembuatan makalah ini,
sehingga hal itu bermanfaat untuk meningkatkan bakat dalam bidang penulisan kami, juga tak lupa
berterima kasih karena sudah meluangkan waktu untuk membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini.

Kami sangat sadar didalam makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan yang mugkin
memang belum sepenuhnya kita pahami, sehingga kritikan, saran, dan masukan yang baik dan
bersifat membangun semangat kami sangat kami harapkan agar kedepannya kami bisa termotivasi
untuk terus belajar, mencoba, dan berusaha memperbaiki kesalahan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era digital merujuk pada periode di mana teknologi digital, khususnya internet, memiliki
dampak besar pada hampir semua aspek kehidupan manusia. Era ini ditandai dengan
perubahan yang luas dari teknologi digital, transformasi digital dalam berbagai industri. Hal
ini dalam Bisnis di era digital merujuk pada kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi digital dan internet. Dalam bisnis era digital, perusahaan
menggunakan teknologi untuk memfasilitasi operasi mereka, berinteraksi dengan pelanggan,
dan mencapai pasar yang lebih luas.
Perkembangan teknologi telah membawa dampak yang signifikan terhadap system
perekonomian, baik nasional, regional maupun global. Revolusi industri pertama pada tahun
(1760-1840) disusul revolusi kedua (1840-1950) dan revolusi ketiga sejak tahun 1950.2 yang
disebut dengan era kebangkitan ekonomi berbasis informasi.1 Teknologi adalah sebuah benda
mati yang penggunaan nya sangatlah bergantung pada moralitas manusia dibalik teknologi itu
sendiri. Sebuah teknologi dapat mengahsilkan sebuah produk yang bermanfaat atau justru
merugikan, tentu hal ini ditentukan oleh pengerak nya atau kualitas manusia yang
mengoprasikan (the mand behund the gun).2 Dalam hal ini para pelaku bisnis agar mampu
bersaing dengan para pelaku bisnis agar mampu bersaing dengan para pelaku bisnis lain dalm
penggunaan teknologi dengan ditunjang oleh sumber daya manusia terampil yang memedai.
Perkembangan teknologi informasi sekarang bukan lagi sebagai kebutuhan yang
mendukung, namun sebuah kebutuhan mendasar bagi perilaku bisnis di era digital sekarang.
Aktivitas ekonomi dalam pengertian luas merupakan semua bentuk usaha yang dilakukan
manusia dalam bentuk materi atau non materi, intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang
berkaitan dengan keduniawian atau keakhiratan.3 Hal ini fenomena dalam bisnis era digital ada
beberapa oknum yang menyalahgunakan di zaman era digital ini. Oleh sebab itu makalah ini

1
Muhammad Djakfar. Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal.(Malang: UIN-Maliki Press).2019. Hal.
197
2
Muhammad Djakfar. Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal.(Malang: UIN-Maliki Press).2019. Hal.
197
3
Muhammad Djakfar. Hukum Bisnis Membangun Wacana Integrasi Perundangan Nasional dengan Syariah.
Malang:UIN Maliki-Press. 2016. hal.148
memberikan penjelasan mengenai Isu-Isu Kontenporer Potret Bisnis Di Era Digital Dalam
Prespektif Etika.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu bisnis di era digital ?
2. Bagaimana bisnis di era digital menurut prespektif etika bisnis?
3. Bagaimana isu-isu kontemporer bisnis di era digital dalam prespektif etika bisnis?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bisnis di era digital menurut para ahli,
isu-isu kontemporer bisnis di era digital, bisnis di era di gital menurut prespektif etika bisnis
dan menghasilkan tulisan yang baik dan mudah dipahami. sehingga pembaca juga tidak akan
kesulitan memahami makalah ini juga dengan isi makalah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bisnis Era digital
Di zaman sekarang yang dikenal dengan sebutan era globalisasi yang didominasi oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi telah membawa perubahan besar terhadap
kehidupan masyarakat dalam banyak segi. Perubahan itu membawa kemajuan yang begitu luar
biasa, dari segi perkembangan ilmu maupun teknologi yang menjadikan planet buni ini kian
menyempit, seakan akan antar daerah dan antar bangsa bukan lagi menjadi halangan untuk
melakukan komunikasi dan mengakses informasi secara cepat. Di era industri 4.0 perkembangan
teknologi begitu cepat masyarakat tidak asing lagi dengan internet, semua yang diinginkan bisa
dicari lewat internet, Menggunakan fasilitas website,blog dan media social berpengaruh terhadap
strategi bisnis di era digital.

Usaha digital saat ini bukan lagi menjadi sesuatu yang asing bagi kalangan milenial baik
diindonesia maupun dunia international. Perkembangan ekonomi dunia sangat dipengaruhi oleh
kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat dan dinamis. Definisi usaha digital adalah usaha
yang dijalankan menggunakan jaringan teknologi komputerisasi yang dapat ditemukan setiap
orang, sedangkan informasi yang akan disampaikan atau dijual biasanya menggunakan media
website.4 Digitalisasi teknologi yang telah diterapkan di berbagai bidang telah merubah beragam
bentuk kegiatan dalam kehiduapan sehari-hari baik di lingkungan bisnis,pemerintah,hingga
kehidupan social dalam masyarakat. Adapun menurut para ahli Tapscott (1994) merupakan
pencetus ekonomi digital yang pertama kali dan menyatakan proses tranformasi teknologi dan
strategi bisnis pada berbagai aspek yaitu proses bisnis, produksi dan pemasaran produk dan jasa,
struktur dan tujuan perusahaan, dan kompetisi bisnis. Ekonomi digital akan mempercepat
pertumbuhan perekonomian nasional.5 Mishkin, et al. (2013) mencantumkan bahwa teknologi
finansial merupakan perpaduan antara teknologi informasi dengan jasa keuangan yang mampu
merubah model bisnis dan memberikan kemudahan memasuki industri.6 Ilman, Nurjihadi, Dariani

4
Hetty Karunia Tunjungsari, Ginta Ginting. Kewirausahaan di Era Digital.(Tenggerang Selatan:Universitas
Terbuka).2020. hal.1.1
5
Muhammad hasan, dkk. Kewirausahaan. (bandung:CV.Media Sains Indonesia).2021.hal. 170
6
Muhammad hasan, dkk. Kewirausahaan. (bandung:CV.Media Sains Indonesia).2021.hal. 174
(2019) dan Sianturi (2017) menyatakan bahwa perspektif ekonomi digital merupakan konsep
aktivitas ekonomi yang berbasis teknologi digital.7

Wirauasaha memiliki sejarah sebelum di masa sekarang yakni dari periode abad pertama
yang di motori oleh marcopolo, dalam masa ini system perdaganagan memiliki pihak pasif dan
pihak aktif, yakni pemodal dan pihak yang menggunakan modal untuk berdagang dengan
mengelilingi lautan. Abad pertengahan pada masa ini dilekatkan pada actor dan seorang yang
mengatur proyek besar, namun system ini menggunakan sumber daya yang diberikan biasanya
diberikan oleh pemerintah. Abad 17 tahun 1755 Richard Cantillon memperkenalkan konsep
wirausaha, Richard Cantillon menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang
pengambil risiko, dengan melihat perilaku mereka, yakni membeli pada harga yang tetap, namun
menjual dengan harga yang tidak pasti. Abad 18 pada masa ini wirausaha tidak dilekatkan pada
pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausaha akan
membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Abad 19 Pada abad ke-19,
wirausaha didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan
untuk meningkatkan pertambahan nilai personal. Pada abad 20 ini perubahan zaman era digital
yakni inovasi dan teknologi berbasis digital melekat erat pada wirausaha di masa ini.8

2.2 Bisnis Era digital Menurut Prespektif Etika Bisnis


Etika bisnis menganut metode-metode dan tujuan etika normatif terhadap kebutuhan-
kebutuhan spesifik suatu jenis jenis pertimbangan moral tertentu, yaitu pertimbangan yang
menyangkut kebijakan bisnis, norma, dan nilai bisnis.9 Menurut Hanna dan Kazim (2021), etika
digital adalah sebuah usaha untuk mengarahkan perilaku manusia dalam desain dan penggunaan
teknologi digital secara umum.10Etika bisnis diarahkan untuk mencari cara menyelaraskan
kepentingan strategis perusahaan dengan perminntaan moral. Kepentingan strategis tidak
seluruhnya terpisah dari perasaan moral tetapi didalam kepentingannya itu terkandung akibat-

7
Muhammad hasan, dkk. Kewirausahaan. (bandung:CV.Media Sains Indonesia).2021.hal. 174
8
Hetty Karunia Tunjungsari, Ginta Ginting. Kewirausahaan di Era Digital.(Tenggerang Selatan:Universitas
Terbuka).2020. hal.1.6-1.7
9
Muhammad Djakfar. Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal.(Malang: UIN-Maliki Press).2019. Hal.
84
10
Heru Wijayanto Aripradon,dkk. Integrasi Etika Digital dalam Budaya pada Perusahaan yang Melakukan Work-
From-Home (WFH) di Masa Pandemi. Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI) Vol. 4, No. 2,
(2021). hal.58
akibat yang bermanfaat secara moral yang harus dinilai secara hati hati.11 Etika dalam bisnis
merupakan mutlak yang dilakukan, maju mundurnya sebuah bisnis dilihat dari perilaku konsumen
akan membeli barang melalui transaksi e-commerce, yakni etika bisnis yang baik dalam transaksi
e-commarce dikaitkan dengan pemberian data yang nantinya akan berdampak pada kepercayaan
konsumen.12 Dalam etika bisnis memiliki prinsip yang dapat diterapkan dan jika dihubungkan
dengan transaksi e-commerce. Adapun prinsip etika bisnis dalam transaksi e-commarce;13

• Prinsip pertama, otonom merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak
bedasarkan kesadarannya, dalam transaksi e-commerce memiliki tanggung jawab
bedasarkan kesadarannya sendiri, tanggung jawab ini meliputi terhadap dirinya sendiri,
pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masayarakat. Dalam etika bisnis yang
harus diterapkan oleh setiap pelaku usaha termasuk dalam transaksi e-commerce.
• Prinsip kedua, kejujuran, dalam etika bisnis cukup pentig karena menjamin kelanggengan
sebuah bisnis. Sebab dalam bisnis transaksi e-commerce pelaku usaha tidak bertemu
langsung dengan konsumen.
• Prinsip ketiga, berbuat baik (beneficence) dan tidak berbuat jahat (non maleficence),
kewajiban moral dalam pelaku usaha yang juga mencakup hak pemenuhan konsumen.
Penerapan dalam transaksi e-commerce harus dilakukan pemenuhan hak konsumen yang
mendasar seperti yang sudah ada dalam undang-undang nomer 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen.
• Prinsip keempat, keadilan dalam bisnis yang memiliki hak kewajiaban dan harus seimbang,
begitupula dalam transaksi e-commaerce keadilan dibutuhkan unruk bisa melakukan
transaksi e-commerce dengan baik.
• Prinsip kelima, prinsip hormat pada diri sendiri, dalam transaksi e-commerce diperlukan
prinsip hormat, sebab pelaku usaha memilki kewajiban moral tersebut terhadap konsumen.

11
Muhammad Djakfar. Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal.(Malang: UIN-Maliki Press).2019. Hal.
84
12
Wilma Laura Sahetapy.ETIKA BISNIS DALAM E-COMMERCE. Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 2 No. 2.2017.
hal. 182
13
Wilma Laura Sahetapy.ETIKA BISNIS DALAM E-COMMERCE. Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 2 No. 2.2017.
hal. 175-177
Etika bisnis Islam adalah norma-norma etika yang berbasiskan Al-Quran dan Hadist yag
harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktivitas bisnisnya.14 Islam menjelaskan bahwa
transaksi apapun dan bagaimana kreasinnya selama tidak mengandung hal-hal yang
menyebabkan terjadinya kerugian pada salah satu phak dan mengikuti secara syariat islam.
pola transaksi e-commerce ini, ada sebuah pola transaksi dalam khazanah Islam klasik yang
secara substantif tidak berbeda dengan e-commerce ini, yaitu ba 'i salam. Pada pola transaksi
as-salam ada tiga unsur utama yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu adanya sighat transaksi,
pelaku transaksi (rabb as-salam, seller dan al-muslam ilaih, customer) dan objek transaksi (ra’s
almdl). Sighat dimaksud sebagai bentuk telah terjadinya kesepakatan transaksi (ijab-qabul)
antar kedua belah pihak.15 Dalam hal ini penerapan e-commarce adanya ijab qobul diwujudkan
melalui media chatting, video, conference, e-mail atau langsung melalui website merchat.

Adapun dalam al quran yang menjelaskan bahwa meskipun perwakilan itu bukan menjadi
syarat dan rukun dari sah tidaknya transaksi,namun menjadi anjuran yang penting untuk
dilakukan demi rasa aman dan nyaman dalam berinteraksi. Sebagaimana firman Allah swt
dalam surat al-kahfi ayat 19.16

َ ‫س ۤا َءلُ ْوا بَ ْينَ ُه ْم قَا َل قَ ۤا ِٕىل ِم ْن ُه ْم َك ْم لَبِثْت ُ ْم قَالُ ْوا لَبِثْنَا يَ ْو ًما ا َ ْو بَ ْع‬
‫ض يَ ْوم قَالُ ْوا َربُّكُ ْم ا َ ْعلَ ُم بِ َما لَ ِبثْت ُ ْم فَا ْبعَث ُ ْْٓوا‬ َ َ ‫َوك َٰذلِكَ بَعَثْ ٰن ُه ْم ِليَت‬
‫ف َو َل يُ ْشع َِرن ِب ُك ْم ا َ َحدًا‬ ْ ‫ط َعا ًما فَ ْليَأْتِكُ ْم ِب ِر ْزق ِم ْنهُ َو ْليَتَلَط‬
َ ‫ا َ َحدَكُ ْم ِب َو ِرقِكُ ْم ٰهذ ِْٓه اِلَى ا ْل َم ِد ْينَ ِة فَ ْليَ ْنظُ ْر اَيُّ َها ْٓ ا َ ْز ٰكى‬

Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah seorang
di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada
(di sini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi), “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama
kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa
uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian
makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan
halmu kepada siapa pun.

17

14
Muhammad Djakfar. Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal.(Malang: UIN-Maliki Press).2019. Hal.
22
15
Muhammad Rusli,Muh. Rifki Alisyah. PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DI ZAMAN DIGITAL (STUDI PADA
BUKALAPAK.COM) Volume 1 Nomor 1 Maret 2021. Hal. 579
16
Muhammad Rusli,Muh. Rifki Alisyah. PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DI ZAMAN DIGITAL (STUDI PADA
BUKALAPAK.COM) Volume 1 Nomor 1 Maret 2021. Hal. 580
17
Website https://www.merdeka.com/quran/al-kahf/ayat-19
Keadilan dalam islam merupakan nilai paling asasi yakni mnegakkan keadilan dan
memberantas kezaliman tujuan utama dari risalah para Rasul-nya (QS 57;25) terdapat pada
surat al hadid ayat 25.18

َ ‫اس بِا ْل ِقسْطِ َوا َ ْنزَ ْلنَا ا ْل َح ِد ْيدَ فِ ْي ِه بَأْس‬


‫ش ِديْد و َمنَافِ ُع‬ ُ ‫ب َوا ْل ِميْزَ انَ ِليَقُ ْو َم الن‬
َ ‫ت َوا َ ْنزَ ْلنَا َمعَ ُه ُم ا ْل ِك ٰت‬
ِ ‫س ْلنَا ُرسُلَنَا بِا ْلبَيِ ٰن‬
َ ‫لَقَدْ ا َ ْر‬
َ ‫ّللا قَ ِوي‬
‫ع ِزيْز‬ َ ٰ ‫ب اِن‬ِ ‫ص ُره َو ُرسُلَه بِا ْلغَ ْي‬ ُ ‫ّللاُ َم ْن ي ْن‬ ٰ ‫اس َو ِليَ ْعلَ َم‬
ِ ‫لِلن‬

Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan
bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan
besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui
siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa.

2.3 Isu-Isu Kontemporer Bisnis Era Digital


Dengan adanya penggunaan teknologi di era sekarang banyak sisi positif yang dapat
diraih, tetapi tentu saja banyak sisi negatif yang perlu di antisipasi oleh beberapa pihak yang
berkepentigan. Dari aspek negatif inilah yang menjadi alasan krusial betapa urgentnya kajian etika
dalam era teknologi agar dapat memberi pencerahan kepada masyarakat sekaligus sebagai upaya
antisipasi dimasa akan mendatang. Beberapa alasan kursial antara lain;19

• Pertama, semakin longgarnya sebuah ikatan moral dikalangan masyarakat (krisis moral).
perlu disadari dengan perkembangan teknologi di era sekarang masyarakat secara global
sudah tidak lagi peduli dengan ikatan norma baik bersumber dari peraturan perundangan
yang berlaku (hukum positif). Dengan kata lain mereka dengan berani melakukan bisnis
kotor yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, apalagi nilai ketuhanan (teologis)
• Kedua, kelemahan posisi tawar menawar konsumen dimata produsen. Dalam hal ini yang
dimaksud konsumen termasuk didalamnya pemirsa televisi yang jumlanya sedemikian
besar meliputi strata social. Sebuah media elektroonik dahsyat pengaruhnya terhadap
tayang-tayangan kurang faedah, seperti halnya mempertontonkan gaya hidup mewah
membuat pemirsa bergaya hidup materialistic.

18
Ivan R. Santoso. Ekonomi islam. (Gorontalo: UNG press). 2016. Hal. 24
19
Muhammad Djakfar. Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal.(Malang: UIN-Maliki Press).2019. Hal.
200-202
• Ketiga, maraknya transaksi online yang rentan penympangan antara lain dalam bentuk
online (e-commerce). Transaksi model ini dengan sendirinya pasti lebih efisiensi dan
efektif, tetapi rentan terjadinya praktik penyimpangan yang sulit diperdiksi sebelumnya
karena antar pihak pelaku belum kenal kualitas moral masing – masing. Hal ini sering
terjadi penyimpangan dalam hal data dari pihak konsumen yang disalah gunakan oleh
pelaku usaha dan hal ini juga menyalahi dalam prinsip etika dalam bisnis.
• Keempat, perdagangan bebas yang sulit dihindari oleh berbagai bangsa telah menyeret
dunia bisnis masuk ke dalam arena persaingan yang sedemikian ketat. Dalih untuk
memenang kan persaingan para kompetitor bukanlah tidak mungkin antar pelaku
melakukan penyimpangan etis secara sitematis yang sulit dipantau oleh konsumen.

Dalam hal ini isu yang sering terjadi di era digital ini para pelaku oknum menyalahgunakan
data pribadi dari konsumen, e-commerce juga menimbulkan isu kekhawatiran konsumen akan
tanggung jawab mengenai data pribadi yang telah terekam dan terkumpul dalam perusahaan e-
commerce. Data pribadi tersebut berupa nama identitas konsumen, kata sandi, nomor kartu
debit dan kredit, percakapan di surel, serta informasi yang berkaitan dengan permintaan para
konsumen. Pada penelitian yang berjudul “Perilaku Belanja Online di Indonesia : Studi Kasus
pada Perusahaan e-commerce ” disebutkan beberapa kasus mengenai kebocoran data pribadi
yang pernah terjadi. Misalnya, pada tahun 2019, terjadi kasus kebocoran data pribadi dari
perusahaan e-commerce Tokopedia. Data pribadi yang terjual ini berupa alamat surel, nomor
telepon, dan alamat tempat tinggal dijual dengan harga 234 dolar AS. Masih di tahun yang
sama, e-commerce Bukalapak juga mengalami kebocoran data sebanyak kurang lebih 13 juta
data pribadi pengguna telah dicuri oleh peretas profesional dengan julukan gnosticplayers.
Data yang telah dicuri tersebut terdiri dari surel, nama pengguna, rincian pembelanjaan,
alamat IP, serta kata sandi akun.
Kasus kebocoran data pribadi dari perusahaan e-commerce ini masih terus berlanjut
hingga 2020. Dilansir dari Kompas.com, tahun 2020 tepatnya bulan Mei, e-
commerce Tokopedia kembali mengalami kebocoran data pribadi. Data pribadi yang dijual
mencakup alamat surel, nama pengguna, jenis kelamin, lokasi, nama lengkap pengguna,
nomor ponsel, dan kata sandi. Namun, pihak Tokopedia mengklaim bahwa informasi milik
pengguna tetap terlindungi. Walaupun informasi penting masih tetap aman, pihak ShopBack
tetap menganjurkan pengguna untuk mengganti kata sandi demi keamanan akun. 20

kasus seperti kebocoran data Tokopedia, terdapat dampak serius pada privasi dan keamanan
pengguna. Hal ini yang terjadi pada Tokopedia dapat dihubungkan dengan penyimpangan dalam
etika. Etika melibatkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur tindakan dan
keputusan individu dan organisasi.

1. Prinsip Otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak
berdasarkan kesadarannya sendiri. Otonomi mengandaikan adanya tanggung jawab dan
dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri,
pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.21 Teori otonomi menekankan
pentingnya memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada individu sehingga
mereka dapat membuat keputusan yang informan. Dalam kasus kebocoran data, jika
perusahaan tidak memberikan informasi yang cukup kepada pengguna tentang bagaimana
data mereka akan digunakan dan dilindungi, hal ini melibatkan pelanggaran terhadap
otonomi. Individu memiliki hak untuk mengetahui bagaimana data pribadi mereka akan
digunakan dan memberikan persetujuan dengan sadar.
2. Utilitarianisme, Teori utilitarianisme ini berfokus pada mencapai kebaikan yang maksimal
untuk jumlah orang yang paling banyak.22 Dalam konteks kebocoran data pribadi,
pendekatan utilitarianisme akan mengevaluasi apakah tindakan perusahaan (seperti
langkah-langkah keamanan yang diambil) menghasilkan manfaat maksimal bagi pengguna
dan masyarakat pada umumnya.
3. Hak asasi manusia, Etika hak asasi ini berfokus pada penghormatan terhadap hak individu
dan kewajiban perusahaan untuk melindungi privasi dan keamanan data pengguna. 23

20
Website https://sistem-informasi-s1.stekom.ac.id/informasi/baca/Keamanan-Big-Data-E-
Commerce/aebacae9bb57b1f210695d6acf2943fdbde93b65
21
Wilma Laura Sahetapy.ETIKA BISNIS DALAM E-COMMERCE. Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 2 No. 2.2017.
hal. 175
22
Hendy Juni Ar Rasyid,dkk. Menjelajahi Etika: Tinjauan Literatur Terbaru tentang Prinsip-prinsip Etika, Konflik
Moral, dan Tantangan dalam Kehidupan Kontemporer. Jurnal Manajemen dan Ekonomi Bisnis Vol.3, No.2.2023
hal.231
23
Hendy Juni Ar Rasyid,dkk. Menjelajahi Etika: Tinjauan Literatur Terbaru tentang Prinsip-prinsip Etika, Konflik
Moral, dan Tantangan dalam Kehidupan Kontemporer. Jurnal Manajemen dan Ekonomi Bisnis Vol.3, No.2.2023
hal.232
Dalam kasus kebocoran data, perusahaan yang tidak melindungi dengan baik data pribadi
melanggar hak privasi dan mengkhianati kepercayaan pengguna, sehingga melibatkan
pelanggaran etika hak asasi.
4. Keadilan, Teori etika keadilan menekankan pentingnya memperlakukan semua pihak
dengan adil dan setara yakni keadilan dalam bisnis yang memiliki hak kewajiaban dan
harus seimbang, begitupula dalam transaksi e-commaerce.24 Dalam konteks kebocoran
data, jika perusahaan tidak mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi
data pribadi pengguna, hal ini dapat dianggap sebagai ketidakadilan terhadap pengguna.
Perusahaan bertanggung jawab untuk menjaga kesetaraan perlakuan terhadap data
pengguna dan memastikan bahwa tindakan mereka adil dan tidak merugikan.

Etika bisnis yang baik dalam transaksi e-commerce dikaitkan dengan pemberian
data yang nantinya akan berdampak pada kepercayaan konsumen.penerapan bagi pelaku
usaha dalam mengatasi penyimpangan di era digital dengan tidak meninggalkan prinsip
etika, yakni dalam bentuk tanggung jawab kepada manusia, antara lain dalam bisnis para
pelaku memperhatikan hak-hak dan kewajiban konsumen secara proposional (tawazun)
dan berkeadilan, trasnparansi bagi konsumen, saling menolong (ta’awun), saling mencintai
(tarahum), memberikan pelayanan dengan prima dan sikap bijak lainnya.25

24
Wilma Laura Sahetapy.ETIKA BISNIS DALAM E-COMMERCE. Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 2 No. 2.2017.
hal. 176
25
Muhammad Djakfar. Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal.(Malang: UIN-Maliki Press).2019. Hal.
209
BAB III
PENUTUP
Pentingnya etika dalam bisnis di era digital mencerminkan pentingnya menjaga nilai-nilai
moral dan menghormati hak individu dalam penggunaan teknologi. Perusahaan yang mengadopsi
etika yang baik tidak hanya memastikan keberlanjutan bisnis jangka panjang, tetapi juga
membangun hubungan yang kuat dengan konsumen dan masyarakat secara umum. perspektif etika
memainkan peran yang sangat penting. Kemajuan teknologi dalam lingkungan digital membawa manfaat
yang besar, namun juga menimbulkan tantangan etis yang perlu diatasi. Perlindungan privasi dan keamanan
data pribadi menjadi prioritas utama, dengan perusahaan diharapkan menjaga integritas dan kerahasiaan
informasi pengguna. Transparansi dan keterbukaan dalam pengumpulan dan penggunaan data, serta
penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dengan prinsip etika, menjadi tuntutan yang harus
dipenuhi.

Hal ini tanggung jawab sosial perusahaan juga harus diperhatikan dalam lingkungan
digital, dengan mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan bisnis. Dengan
mengadopsi etika yang baik dalam bisnis di era digital, perusahaan dapat membangun reputasi
yang kuat, mempertahankan kepercayaan konsumen, dan mendorong keberlanjutan jangka

panjang dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang.


DAFTAR PUSTAKA
Djakfar Muhammad. 2016. Hukum Bisnis Membangun Wacana Integrasi Perundangan Nasional
dengan Syariah. Malang:UIN Maliki Press
Djakfar Muhammad. 2019. Etika Bisnis Dalam Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal.
Malang:UIN-Maliki Press
Prihatminingtyas, Budi, Etika Bisnis Suatu Pendekatan dan Aplikasinya Terhadap Stakholders
Malang: CV IRDH, 2019
Hasan, Muhammad, dkk, Kewirausahaan. Kota bandung; CV MEDIA SAINS INDONESIA, 2021
Karunia, Hetty, ginting, ginta, kewirausahaan di Era Digital. Tanggerang selatan; Universitas
Terbuka, 2020
Wilma laura.2017. Etika Bisnis Dalam E-commerce. Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai Vol. 2
No. 2
Heru Wijayanto Aripradono, Surya Tjahyadi, dkk.2021. Integrasi Etika Digital dalam Budaya pada
Perusahaan yang Melakukan Work-From-Home (WFH) di Masa Pandemi. Journal of
Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI) Vol. 4, No. 2
Hendy Juni Ar Rasyid, dkk.2023. Menjelajahi Etika: Tinjauan Literatur Terbaru tentang Prinsip-
prinsip Etika, Konflik Moral, dan Tantangan dalam Kehidupan Kontemporer. Jurnal
Manajemen dan Ekonomi Bisnis Vol.3, No.2
Muhammad Rusli, Muh. Rifki Alisyah.2021. PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DI ZAMAN
DIGITAL (STUDI PADA BUKALAPAK.COM) ats-tsarwah Volume 1 Nomor 1
Santoso, R ivan, ekonomi islam gorontalo: UNG press, 2016
https://sistem-informasi-s1.stekom.ac.id/informasi/baca/Keamanan-Big-Data-E-
Commerce/aebacae9bb57b1f210695d6acf2943fdbde93b65

Al-Qur'an Surat Al-Kahf Ayat ke-19 | merdeka.com

Anda mungkin juga menyukai