Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Sistem Informasi Manajemen

Era Disrupsi dan Era Industri 4.0

Disusun oleh :

Anindya Dala Ade (1702518028)

D3 A Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu :

Rizki Firdausi Rachmadania, SE., M.SM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Revolusi digital dan era disrupsi teknologi merupakan istilah lain dari industri
4.0. Disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi
pencatatan di semua bidang. Industri 4.0 dikatakan era disrupsi teknologi karena
otomatisasi dan konektivitas di sebuah bidang akan membuat pergerakan dunia industri
dan persaingan kerja menjadi tidak linear. Salah satu karaterisitik unik dari industri 4.0
adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence . Salah satu bentuk
pengaplikasian tersebut adalah penggunaan robot untuk menggantikan tenaga manusia
sehingga lebih murah, efektif, dan efisien. Kemajuan teknologi memungkinkan
terjadinya otomatisasi hampir disemua bidang. Teknologi dan pendekatan baru yang
menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah
pola hidup dan interaksi manusia (Tjandrawinata, 2016: 31). Industri 4.0 sebagai fase
revolusi industri mengubah pola hidup manusia dalam skala ruang lingkup,
kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya. Manusia bahkan
akan hidup dalam ketidakpastian global, oleh karena itu manusia harus memiliki respon
yaitu kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah sangat cepat. Respon
tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai dari
sektor publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan industri
4.0 dapat dikelola menjadi peluang. Pengagguran di Indonesia salah satunya disebabkan
oleh rendahnya keahlian khusus dan soft skill yang dimiliki. Permasalahan
pengangguran dan daya saing sumber daya manusia menjadi tantangan yang nyata bagi
Indonesia Peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi perhatian semua
pihak, terlebih dalam suasana revolusi industri yang terjadi saat ini. Masyarakat
membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk menghadapi persaingan bebas, oleh
karena itu pendidikan memegang peranan penting bagi peningkatan kualitas sumber
daya yang dimiliki. Para pelaku pembangunan pendidikan harus berupaya untuk
menaikkan derajat mutu pendidikan Indonesia agar dapat bersaing dalam pasar tenaga
kerja dengan menyesuaikan relevansi pembangunan pendidikan sesuai perkembangan
zaman. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa, dalam pengertian sederhana makna pendidikan merupakan usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.

1.2. Rumusan Masalah


Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang akan
dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan era disrupsi dan indutri4.0
2. Bagaimana pergerakan organisasi /perusahaan untuk menghadapi era disrupsi dan
industri 4.0

1.3. Tujuan Penulisan


Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester matakuliah Sistem Informasi
Manajemen
BAB II

ISI

2.1. Era Disrupsi

Era Disrupsi adalah era banyaknya perubahan. Dampaknya beragam, mulai


terganggu, hingga punah, namun juga banyak yang terbantu dengan adanya perubahan
atau inovasi. Disrupsi dipandang sebagai era semua orang berlomba menciptakan
inovasi. Siapa yang tak berani berinovasi dan mengikuti zaman, kelak akan tertinggal.

Secara Bahasa, disrupsi artinya hal tercabut dari akarnya. Era internet
memunculkan digitalisasi di segala bidang kehidupan. Di era disrupsi ini menginisiasi
lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih kreatif dan inovatif . cakupan
perubahannya luas, mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, social, masyarakat,
hingga pendidikan.

Revolusi industri 4.0 telah mendorong inovasi-inovasi teknologi yang


memberikan dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap kehidupan
masyarakat. Perubahan-perubahan tak terduga menjadi fenomena yang akan
sering muncul pada era revolusi indutsri 4.0. Menurut Prof Rhenald Kasali (2017),
disrupsi tidak hanya bermakna fenomena perubahan hari ini tetapi juga
mencerminkan makna fenomena perubahan hari esok. Prof Clayton M. Christensen,
ahli administrasi bisnis dari Harvard Business School, menjelaskan bahwa era
disrupsi telah mengganggu atau merusak pasar-pasar yang telah ada sebelumnya
tetapi juga mendorong pengembangan produk atau layanan yang tidak terduga
pasar sebelumya, menciptakan konsumen yang beragam dan berdampak terhadap
harga yang semakin murah. Dengan demikian, era disrupsi akan terus melahirkan
perubahan-perubahan yang signifikan untuk merespon tuntutan dan kebutuhan
konsumen di masa yang akan datang. Perubahan di era disrupsi menurut Prof
Kasali (2017) pada hakikatnya tidak hanya berada pada perubahan cara atau strategi
tetapi juga pada pada aspek fundamental bisnis. Domain era disrupsi merambah dari
mulai struktur biaya, budaya hingga pada ideologi industri. Implikasinya,
pengelolaan bisnis tidak lagi berpusat pada kepemilikan individual, tetapi
menjadi pembagian peran atau kolaborasi atau gotong royong.

2.2. Era Industri 4.0

Era industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi
otomatisasi dengan teknologi cyber. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah
masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-
fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. Tren ini telah
mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan
gaya hidup manusia itu sendiri. Singkatnya, revolusi 4.0 menanamkan teknologi cerdas
yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.

2.2.1. Prinsip Rancangan Industri 4.0


revolusi industri 4.0 memiliki empat prinsip yang memungkinkan setiap
perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan berbagai skenario
industri 4.0, diantaranya adalah:

1. Interoperabilitas (kesesuaian); kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan


manusia untuk terhubung dan saling berkomunikasi satu sama lain melalui
media internet untuk segalanya (IoT) atau internet untuk khalayak (IoT).
2. Transparansi Informasi; kemampuan sistem informasi untuk menciptakan
salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital
dengan data sensor.
3. Bantuan Teknis; pertama kemampuan sistem bantuan untuk membantu
manusia mengumpulkan data dan membuat visualisasi agar dapat membuat
keputusan yang bijak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk
membantu manusia melakukan berbagai tugas yang berat, tidak
menyenangkan, atau tidak aman bagi manusia.
4. Keputusan Mandiri; kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat
keputusan dan melakukan tugas semandiri mungkin.
2.3. Keterampilan yang harus dimiliki organisasi/perusahaan di Era Industri dan
Era Disrupsi
Revolusi industri keempat, kata Schwab, lebih penting, dan konsekuensinya
lebih dalam, daripada periode sejarah manusia sebelumnya. Dia menguraikan teknologi
utama yang mendorong revolusi ini dan membahas dampak besar yang diharapkan pada
pemerintah, bisnis, masyarakat sipil, dan individu. Schwab juga menawarkan ide-ide
berani tentang bagaimana memanfaatkan perubahan ini dan membentuk masa depan
yang lebih baik. di mana teknologi memberdayakan orang daripada menggantikannya;
kemajuan melayani masyarakat bukannya mengacaukannya; dan di mana inovator
menghargai batas-batas moral dan etika daripada melintasinya. Kita semua memiliki
kesempatan untuk berkontribusi dalam mengembangkan kerangka kerja baru yang
memajukan kemajuan.

Dalam menghadapi era revolisi 4.0 ini memerlukan keterampilan yaitu:

1. Complex problem solving, merupakan kemampuan penyeleasaian masalah kompleks


dengan dimulai dari melakukan identifikasi, menentukan elemen utama masalah,
melihat berbagai kemungkinan sebagai solusi, melakukan aksi/tindakan untuk
menyelesaikan masalah, serta mencari pelajaran untuk dipelajari dalam rangka
penyelesaian masalah. 

2. kemampuan berpikir kritis, adalah kemampuan untuk berpikir masuk akal, kognitif


dan membentuk strategi yang akan meningkatkan kemungkinan hasil yang diharapkan.
Berpikir kritis juga bisa disebut berpikir dengan tujuan yang jelas, beralasan, dan
berorientasi pada sasaran. 

3. kreatifitas, adalah kemampuan dan kemamuan untuk terus berinovasi, menemukan


sesuatu yang unik serta bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Creativity disini
dapat juga diartikan mengembangkan sesuatu hal yang sudah ada sehingga dapat
menjadi lebih baik. 

4. People management, adalah kemampuan untuk mengatur, memimpin dan


memanfaatkan sumber daya manusia secara tepat sasaran dan efektif. 

5. Coordinating with other, Kemampuan untuk kerjasama tim ataupun bekerja dengan


orang lain yang berasal dari luar tim. 
6. kecerdasan emosional, adalah kemampuan seseorang untuk mengatur, menilai,
menerima, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. 

7. Judgment and decision making, adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan atas


situasi yang dihadapi serta kemampuan untuk mengambil keputusan dalam kondisi
apapun, termasuk saat sedang berada di bawah tekanan. 

8. Service orientation, adalah keinginan untuk membantu dan melayani orang lain
sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan memiliki service
orientation, kita akan selalu berusaha memberikan yang terbaik pada pelanggan tanpa
mengharapkan penghargaan semata. 

9. Kemampuan berbicara, bernegosiasi, dan meyakinkan orang dalam aspek


pekerjaan. Tidak semua orang secara alamiah memiliki kemampuan untuk mengadakan
kesepakatan yang berbuah hasil yang diharapkan, namun hal ini dapat dikuasai dengan
banyak latihan dan pembiasaan diri. 

10. fleksibilitas kognitif, adalah kemampuan untuk menyusun secara spontan suatu


pengetahuan, dalam banyak cara, dalam memberi respon penyesuaikan diri untuk secara
radikal merubah tuntutan situasional.  Nah, itu dia sepuluh kemampuan yang
dibutuhkan di Revolusi Industri 4.0
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar
terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan
adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta
memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup menjadi
lebih mudah dan murah.
Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif. Peran
manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Untuk itu
organisasi atau perusahaan harus memiliki skill dan harus terus mengikuti
perkembangan zaman dengan berinovasi atau menciptakan suatu hal yang dapat
diterima di era industry 4.0 ini.

3.2 Saran

Kita harus berusaha untuk terus-menerus meningkatkan


kemampuan belajar, ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan era
industri 4.0, sehingga kita akan mempunyai daya saing yang lebih kuat. Kita
tentu berharap industri 4.0 tetap dalam kendali. Harus tercipta kesadaran
bersama baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, bahwa
perubahan besar dalam industri 4.0 adalah keniscayaan yang tidak bisa
dihindari. Dengan segala potensi yang ada kita harus menjadi pelaku aktif
yang mendapat manfaat atas perubahan besar itu. Tantangan ke depan
adalah meningkatkan skill
DAFTAR PUSTAKA

https://www.komunikasipraktis.com/2018/11/pengertian-era-disrupsi.html
Kasali, R. (2017). Meluruskan Pemahaman soal Disruption.
(https://money.kompas.com/read/2017/05/05/073000626/meluruskan.pemahaman.s
oal.disruption.?page=all)
Era Revolusi Industri 4.0 (2018).
(
https://fe.uai.ac.id/http-belmawa-ristekdikti-go-id-2018-01-17-era
revolusi-industri-4-0perlu-persiapkan-literasi-data-teknologi-dan-sumber daya-
manusia/)

https://teknologi.id/insight/keterampilan-yang-perlu-kamu-miliki-untuk menghadapi
revolusi-industri-4-0/
Schwab, K. (2017). The fourth industrial revolution. Crown Business Press.

Anda mungkin juga menyukai