Anda di halaman 1dari 8

Proyeksi Masyarakat 5.

0 Melalui Model Pembelajaran


Berlandaskan HOTS Di Perguruan Tinggi

Wijayanti1, Susi Yunarti2, Dian Harmaningsih3

Universitas Persada Indonesia YAI


Jl. Diponegoro no. 74 Jakarta Pusat

E-mail : Wijayanti21866@yahoo.co.idˡ, susiyunarti@gmail.com2,


harmaningsihdian@gmail.com3

ABSTRAK

Penulisan artikel penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perlunya


pengembangan model dan metode pembelajaran yang berlandaskan HOTS di
perguruan tinggi dalam rangka mempersiapkan mahasiswa agar nantinya
dapat berkontribusi secara positif pada pengembangan masyarakat 5.0.
Metode penelitian adalah deskriptif analitis dengan melakukan observasi dan
wawancara terhadap 30 mahasiswa di dua Perguruan Tinggi di Jakarta. Hasil
penelitian menunjukan telah terjadi kontradiksi antara keharusan
melaksanakan belajar secara daring yang menuntut keterampilan digital
mahasiswa untuk lebih berkembang lagi dengan kebutuhan pengembangan
HOTS. Kemampuan digital yang menjadi syarat kualitas manusia pada era
industri 4.0 harus tetap dilengkapi dengan kemampuan cara berpikir yang
problem solving, kritis, kreatif dan inovatif. Untuk kedepannya bisa
memproyeksikan masyarakat 5.0.
Kata kunci : Masyarakat 5.0, Model Pembelajaran, HOTS, Proyeksi

ABSTRACT

Writing this research article aims to explain the need to develop


learning models and methods based on HOTS in higher education, in order
they can really contribute positively to the development of society 5.0. The
research method is descriptive analytical by conducting observations and
interviews with 30 students at two universities in Jakarta. The results of the
study show that there was a contradiction between the necessity to carry out
online learning which requires students' digital skills to be further developed,
and the need for HOTS development in the learning process. Digital
capabilities that are a requirement for human quality in the industrial era 4.0
must still be equipped with the ability to think, which is problem solving,
critical, creatives and innovative. For the future can projection society 5.0.

Keyword : Society 5.0, Learning Model, HOTS, Projection

94 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022


1. PENDAHULUAN kompleks, berpikir kritis, dan kreativitas.
Kemampuan mendengarkan secara aktif
Belum selesai upaya untuk yang dibutuhkan sampai tahun 2015,
mewujudkan industri 4.0 urgensi diprediksi akan menghilang dari sepuluh
terbentuknya masyarakat 5.0 menghadang kemampuan tersebut. (Santoso, 2019)
didepan mata dan tidak terhindarkan lagi. Merebaknya pandemi di 2019 telah
Perkembangan peradaban masyarakat diera mendorong sistem pembelajaran yang harus
ke-empat menuntut kesejajaran antara dilaksanakan secara daring untuk semua
industri 4.0 dengan masyarakat 5.0 karena tingkatan. Memaksa kita untuk
Masyarakat 5.0 adalah suatu konsep mensegerakan digitalisasi dalam proses
masyarakat yang berpusat pada manusia pembelajaran. Berbagai permasalahan
(human-centered) dan berbasis teknologi timbul dan menjadi urgent untuk segera
(technology based), konsep ini lahir sebagai diselesaikan terkait kebutuhan pendidikan
pengembangan dari revolusi industri 4.0 masyarakat kita, tidak hanya menyangkut
yang dinilai berpotensi mendegradasi peran bagaimana pendidikan dapat dilaksanakan
manusia. Melalui Masyarakat 5.0, dengan baik tetapi juga apakah hasil dan
kecerdasan buatan (artificial intelligence) capaiannya sudah sesuai dengan kebutuhan
akan mentransformasi big data yang masyarakat industry 4.0, sementara bentuk
dikumpulkan melalui internet pada segala masyarakat ideal yang dicitakan pada
bidang kehidupan (the Internet of Things) masyarakat 5.0 sudah menjadi tantangan
menjadi suatu kearifan baru, yang akan didepan mata.
didedikasikan untuk meningkatkan Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk
kemampuan manusia membuka peluang- menggambarkan dan menjelaskan model
peluang bagi kemanusiaan. Masyarakat 5.0 pembelajaran yang ideal dan tepat untuk
merupakan jawaban atas tantangan yang mendapatkan capaian dan hasil pendidikan
muncul akibat era Revolusi Industri 4.0 yang diperlukan dalam membangun
yang dibarengi disrupsi dengan ditandai masyarakat 5.0, yaitu peradaban
dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian, masyarakat teknologi dan informasi yang
kompleksitas, dan ambiguitas. Masyarakat mengedepankan aspek kemanusiaan.
yang mampu menyelesaikan berbagai
tantangan dan permasalahan sosial dengan 2. METODOLOGI
memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir
di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet Penelitian ini merupakan jenis penelitian
on Things (internet untuk segala sesuatu), deskriptif analitis. Pengumpulan data
Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), sebagai penunjang penulisan artikel ini
Big Data (data dalam jumlah besar), dan dilakukan dengan cara observasi dan
robot untuk meningkatkan kualitas hidup wawancara pada 30 mahasiswa selama
manusia. perkuliahan di semester Ganjil 2020-2021
Konsep masyarakat 5.0 sebenarnya sudah di dua perguruan tinggi di Jakarta. Untuk
bergulir cukup lama. Konsep ini muncul mengetahui berbagai permasalahan belajar
dalam “Basic Policy on Economic and secara daring dan mencari tahu apakah
FiscalManagement and Reform 2016” yang metode pembelajaran selama belajar secara
merupakan bagian inti dari rencana strategis daring bisa memberikan capaian maksimal
yang diadopsi Kabinet Jepang, Januari hasil pembelajaran. Analisa data yang
2016. Masyarakat 5.0 akan dilengkapi dengan studi literature serta
menyeimbangkan pembangunan ekonomi komparasi dengan pembelajaran luring
dan menyelesaikan masalah sosial. Dalam dilakukan untuk dapat menjelaskan
forum ekonomi dunia dirumuskan sepuluh bagaimana model pembelajaran yang ideal
kemampuan yang harus dimiliki guna dan tepat dalam upaya mengembangkan
menghadapi super smart society tersebut. Pendidikan masyarakat 5.0.
Tiga kemampuan tertinggi yang dibutuhkan
adalah kemampuan memecahkan masalah

Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022 95


3. LANDASAN TEORI Selanjutnya data besar ini dianalisis oleh
kecerdasan buatan atau artificial
Teori Perubahan Sosial intelligence (AI), dan hasil analisisnya
diumpankan kembali ke manusia dalam
Samuel Koenig (dalam Ariefa ruang fisik dengan berbagai bentuk, seperti
Afianingrum, 2011: 10) menyatakan bahwa Drone delivery, Home-automation/ Smart
perubahan sosial adalah terjadinya Home, Smart Farming, Medical Care atau
modifikasi-modifikasi pada pola-pola Autonomous Vehicle. Pada babak
kehidupan manusia. berikutnya AI telah melebihi kemampuan
Perubahan sosial dapat terjadi karena manusia dibanyak hal dan proses ini
banyak faktor, salah satunya adalah karena membawa nilai baru bagi industri dan
pengaruh budaya masyarakat lain, yang masyarakat dengan cara yang tidak
dipercepat karena adanya kontak dengan terbayangkan sebelumnya. (Mayasari-
masyarakat lain, perkembangan sistem Timesindonesia, 2019)
Pendidikan formal kearah yang lebih baik, Tantangan dunia Pendidikan menjadi
serta adanya orientasi masa depan dengan semakin kompleks dalam kontribusinya
memperbaiki dan meningkatkan nilai mengembangkan masyarakat 5.0 karena
kehidupannya. (Nanang Martono. 2012: 17- kita dihadapkan pada perubahan yang cepat
19) Sementara pada teori perubahan linear dan non-linear. Kemajuan teknologi di era
dijelaskan bahwa masyarakat akan revolusi industry 4.0 berdampak pada
senantiasa berubah dan berkembang adanya otomatisasi di semua bidang dengan
menuju pada satu titik, dimana perubahan lompatan besar pemanfaatan teknologi
masyarakat bisa diarahkan dan komunikasi dan informasi. Era VUCA
direncanakan. (Etzioni-Halevy dan Etzioni, (volatility, uncertainty, Complexity dan
dalam Sunarto, 2000) ambiguity) telah menggeser kemampuan
utama yang dibutuhkan individu untuk
survive dan berperan serta dalam
4. HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat 5.0, dimana anak-anak masa
depan tidak cukup hanya diinput berbagai
Inovasi dalam Masyarakat 5.0 adalah ilmu pengetahuan tetapi juga
upaya mencapai masyarakat berwawasan pengembangan cara berpikir yang canggih.
dimana ke depannya mampu memecah rasa Hasil wawancara menunjukan bahwa
stagnasi karena adanya percepatan 80% mahasiswa mengalami kebosanan
teknologi dan informasi. Diharapkan dengan pelaksanaan pembelajaran secara
masyarakat tetap dapat saling menghormati daring, karena hanya mendengarkan dosen
dan menghargai satu sama lain, setiap orang yang berusaha memberi penjelasan
dapat memimpin kehidupan yang aktif, berbagai materi dan beban tugas yang
kreatif dan menyenangkan. Transformasi menumpuk. Kesempatan berdiskusi sangat
teknologi dan nilai ini akan membantu minim baik dengan dosen maupun teman
manusia untuk menjalani kehidupan yang sekelas, karena walaupun didukung dengan
lebih bermakna ditengah perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang
peradaban yang serba cepat dan canggih. cukup canggih namun tetap terdapat
berbagai keterbatasan. 35% mahasiswa
Bagaimana Masyarakat 5.0 bekerja? mengatakan excited untuk mengikuti
Dalam masyarakat informasi masa lalu pembelajaran daring karena sesuatu yang
(Society 4.0), orang akan mengakses baru buat mereka, 65% menganggap belajar
layanan cloud (database) di dunia maya daring adalah hal yang biasa. Hambatan
melalui internet untuk mencari, mengambil, utama dalam pembelajaran daring adalah
dan menganalisis informasi serta data. Pada ketersediaan divice (masih cukup banyak
proses berikutnya, dalam Masyarakat 5.0, mahasiswa yang tidak memiliki laptop)
sejumlah besar informasi dari sensor di belajar daring walaupun bisa diakses
ruang fisik terakumulasi di dunia maya. menggunakan HP (selular phone) namun

96 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022


dirasa agak kurang nyaman dan tantangan Revolusi industri 4.0 dan
efektifitasnya, saluran internet dan quota Masyarakat 5.0 dalam dunia pendidikan
internet (pendapat dari 90% mahasiswa diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau
yang diwawancara). Semua mahasiswa lebih dikenal dengan istilah 4C (Creativity,
yang diwawancara sepakat lebih menyukai Critical Thingking, Communication,
kuliah secara luring karena lebih Collaboration). Yang dapat menjadi
memotivasi sementara teknologi indikator keberhasilan Pendidikan adalah
komunikasi dan informasi yang sudah kemampuan 6 literasi dasar seperti literasi
sedemikian canggih lebih dimanfaatkan data yaitu kemampuan untuk membaca,
untuk melengkapi data dan informasi terkait analisis, dan menggunakan informasi (big
penerapan ilmu yang didapatkan. data) di dunia digital. Kemudian literasi
Kemampuan apakah yang dibutuhkan teknologi, memahami cara kerja mesin,
untuk mempersiapkan mahasiswa kita aplikasi teknologi (coding, artificial
menjadi manusia-manusia yang dapat intelligence, machine learning, engineering
berkontribusi dan berperan aktif dalam principles, biotech). Dan terakhir adalah
pengembangan masyarakat 5.0, adalah cara literasi manusia yaitu humanities,
berpikir untuk beradaptasi di masa depan, komunikasi, & desain (Dwi Nurani, 2021)
yaitu kemampuan berpikir analitis, kritis, Sri Andjani (2020), seorang mahasiswa
dan kreatif, yaitu cara berpikir tingkat tinggi dari perguruan tinggi ternama, melalui
(HOTS: Higher Order Thinking Skills). tulisannya di Kompasiana sepakat bahwa
Berpikir yang bukan biasa-biasa saja, tapi perlu tiga kemampuan utama untuk dapat
berpikir secara kompleks, berjenjang, dan berperan aktif dalam masyarakat 5.0 yaitu
sistematis. kemampuan dalam memecahkan masalah
Dalam proses pembelajaran dimasa yang kompleks, kemampuan untuk bisa
pandemi ini telah terjadi kontradiktif antara berpikir secara kritis, dan kemampuan
keharusan melaksanakan belajar secara untuk berkreativitas, dan Pendidikan
daring yang menuntut keterampilan digital bertanggung jawab untuk memenuhi
mahasiswa untuk lebih berkembang lagi kebutuhan ketiga kemampuan ini. Dengan
dengan kebutuhan pengembangan HOTS. membekali anak-anak muda kita cara
Karena kemampuan HOTS ini lebih dapat berpikir HOTS. Dimana menurutnya untuk
dilatih dalam proses pembelajaran di kelas, bisa mengembangkan cara berpikir HOTS
yang dapat memberikan ruang kepada ini adalah melalui pengajaran yang
mahasiswa untuk menemukan konsep mengenalkan dan memberikan pengalaman
pengetahuan berbasis aktivitas didunia dan perasaan secara langsung didunia nyata.
nyata dan cenderung dapat mendorong Hasil pengamatan Suryadi (2020),
mahasiswa untuk membangun kreativitas melihat bahwa fakta yang diketahui
dan berpikir kritis. Dosen bisa menerapkan bersama Institusi Pendidikan yang
berbagai model pembelajaran yang sesuai dikategorikan unggulan di Indonesia pun
dengan kebutuhan HOTS, seperti discovery belum menerapkan sistem industri 4.0 dan
learning, project-based learning, problem- society 5.0 ini. Mulai dari sistem
based learning, dan inquiry learning. pendidikannya, cara berinteraksi pendidik
Kesemua model ini merupakan model dan yang terdidik, serta pemupukan
pembelajaran yang mampu melatih dan paradigma berpikir modern. Perubahan
mengembangkan nalar kritis mahasiswa. yang perlu segera untuk dilakukan adalah
Untuk menghadapi era society 5.0 pendidik harus meng-upgrade kompetensi
dibutuhkan adanya perubahan paradigma pengajaran menuju 4.0, mengembangkan
Pendidik, yaitu pergeseran dari peran kemampuan digital mahasiswa dan
sebagai learning material provider menuju memanfaatkan potensinya dengan berbagai
pada peran sebagai fasilitator, tutor, cara, baik metode, media, dan proses
penginspirasi dan pembelajar sejati yang pembelajarannya. Pembelajaran dengan
memotivasi untuk mewujudkan ‘merdeka pendekatan HOTS sudah sepatutnya di
belajar’. Selanjutnya untuk menjawab

Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022 97


implementasikan dalam pembelajaran mencapai suatu tujuan atau memperoleh
Pendidikan 4.0. jawaban solusi yang mungkin untuk suatu
HOTS adalah pengembangan dari situasi yang membingungkan sehingga
Taksonomi Bloom yaitu sebuah struktur keterampilan berpikir tingkat tinggi
hierarki yang mengidentifikasi (HOTS) adalah mencakup berpikir kritis,
keterampilan dari tingkat paling rendah ke berpikir kreatif, problem solving, dan
tingkat paling tinggi. Diambil dari nama membuat keputusan.
seorang peneliti yaitu Benjamin Samuel HOTS dalam pembelajaran bukan
Bloom. berperan sebagai sebuah metode
pembelajaran melainkan lebih sebagai
landasan untuk menentukan metode dan
model pembelajaran yang sesuai dan tepat
HOTS sehingga menghasilkan capaian
pembelajaran berupa kemampuan yang
tidak hanya memahami tetapi juga
menganalisis, mengevaluasi, menilai serta
LOTS
SsS kreatif-inovatif membantu memecahkan
berbagai persoalan masyarakat. Model
pembelajaran seperti Inquiry Learning,
discovery learning, project-based learning,
problem-based learning, adalah model-
model pembelajaran yang akan membuat
Gambar 1. Struktur Tingkatan mahasiswa terbiasa dengan HOTS.
Taksonomi Bloom Model pembelajaran inquiry learning
adalah model pembelajaran yang
Sesuai standar internasional yang memfasilitasi mahasiswa untuk
ditetapkan oleh OECD, TIMMS dan PISA, mengajukan pertanyaan, melakukan
HOTS didefinisikan sebagai kemampuan penyelidikan atau pencarian, eksperimen
untuk menerapakan pengetahuan, hingga penelitian secara mandiri untuk
keterampilan dan nilai dalam membuat mendapatkan pengetahuan yang mereka
penalaran dan refleksi dalam memecahkan butuhkan. Yang menarik dalam
suatu masalah, mengambil keputusan, dan pembelajaran model ini adalah bila
mampu menciptakan sesuatu yang bersifat mahasiswa tidak berminat untuk bertanya
inovatif. (Arifin Nugroho, 2018: 16-17) maka dosen bisa melempar pertanyaan
Istilah HOTS sendiri pertama kali ditengah penjelasan yang diberikan
diperkenalkan oleh Brookhart yang sehingga memancing perdebatan dan
mendefinisikan HOTS sebagai model serta mendorong mahasiswa untuk mengeksplore
metode untuk mentrasfer pengetahuan, lebih jauh lagi tentang sebuah
berpikir kritis, dan memecahkan masalah. permasalahan.
HOTS bukan sekedar model soal, tetapi Model pembelajaran discovery learning
juga mencakup model pembelajaran. HOTS adalah model pembelajaran dengan
adalah tujuan akhir yang dicapai melalui melakukan obervasi, klasifikasi,
pendekatan, proses dan metode pengukuran, prediksi, penentuan, dan
pembelajaran. (Fuaddilah Ali sofyan, 2019: inferensi, sebagai cognitive process untuk
3) Selanjutnya Lewis dan Smith (dalam sampai kepada discovery itu sendiri yaitu
Ridwan Abdullah Sani, 2019: 2) the mental process of assimilating concepts
menjelaskan bahwa berpikir tingkat tinggi and principles in the mind. Dengan
akan terjadi jika seseorang memiliki memberikan stimulus dalam bentuk
informasi yang disimpan dalam ingatan dan pertanyaan yang harus dijawab dengan
memperoleh informasi baru, kemudian penjelasan yang comprehensive atau
menghubungkan dan menyusun serta memberikan tugas untuk mengumpulkan
mengembangkan informasi tersebut untuk data dan menganalisanya.

98 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022


Model pembelajaran problem-based Persoalan lainnya adalah, bahkan sampai
learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis mereka ditetapkan sebagai sarjana mereka
Masalah (PBM) meliputi pengajuan tetap belum mengetahui apa yang menjadi
pertanyaan atau masalah, memusatkan pada pashion, minat dan tujuan hidupnya
keterkaitan antar disiplin, penyelidikan kedepan. Menyedihkan, sehingga akhirnya
autentik, kerjasama dan menghasilkan mereka hanya dapat mencoba melamar
karya serta peragaan. Untuk pekerjaan secara serabutan, trial and eror,
mengembangkan keterampilan berpikir dan gambling, untung-untungan, berharap ada
pemecahan masalah. (Ibrahim, 2002: 5) yang mau memperkerjakan mereka apapun
Dengan pendekatan pembelajaran pada jenis pekerjaannya. Dunia kerja masih sulit
masalah autentik sehingga mahasiswa dapat untuk mengidentifikasi individu yang
menyusun pengetahuannya sendiri, benar-benar punya minat dan bakat yang
menumbuh kembangkan keterampilan yang mencerminkan kemampuan seseorang
lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan sesuai nilai kesarjanaannya.
mahasiswa dan meningkatkan kepercayaan Yang perlu segera disadari kemudian
diri sendiri (menurut Arends dalam Abbas, adalah dalam proses pembelajaran tidak
2000:13). cukup hanya menjejalkan buku dan teori
Model pembelajaran project-based kepada mahasiswa namun yang terpenting
learning adalah salah satu model adalah memberi kesempatan kepada
pembelajaran student centered yang mahasiswa untuk merasakan dan menyerap
menggunakan proyek atau kegiatan nyata banyak pengalaman sesuai bidang ilmu
sebagai inti pembelajaran. Dalam yang dipelajari. Sehingga mereka dapat
pembelajaran project-based learning berhasil menjadi lulusan yang kompeten,
mahasiswa akan melakukan eksplorasi, lengkap memiliki hard skills dan soft skills
penilaian, interpretasi, sintetis, dan sesuai yang dibutuhkan.
pengolahan informasi lainnya untuk
menghasilkan berbagai bentuk belajar yang
sangat dekat dengan pekerjaan nyata di HOTS
lapangan.
Persoalan yang sungguh
mengkhawatirkan dan memprihatinkan saat Model Model Model
problem-
ini adalah minimnya kemampuan inquiry & based
project-
discovery based
learning
mahasiswa dalam mengenali problem- learning learning
problem sosial yang ada disekitarnya. Ini
terbukti ketika mereka masuk pada tugas
akhir menyusun skripsi, mereka akan Metode pembelajaran yang
kebingungan menentukan masalah dan memberikan stimulus untuk melatih cara
materi penelitiannya, alih-alih mencari tahu berpikir dan problem solving
berbagai perkembangan disekitarnya
mereka memilih untuk mempelajari skripsi Gambar 2. Model Pembelajaran Berbasis
seniornya di perpustakaan dan hasilnya HOTS
sudah bisa ditebak, permasalahan yang
tidak lagi up to date. Hal ini terjadi karena Mengacu pada model pembelajaran
mereka tidak terbiasa diajak berdiskusi berbasis HOTS, dalam penerapannya
tentang berbagai permasalahan yang sedang HOTS tidak hanya sebagai landasan dalam
menjadi fenomena dan harus dihadapi menentukan metode pembelajaran
bersama. Tidak diberikan latihan untuk melainkan juga menjadi tujuan dan
mengidentifikasi persoalan masyarakat indikator keberhasilan pembelajaran, yaitu
sesuai bidangnya, kurang meng-update mahasiswa yang terlatih mengembangkan
perkembangan berbagai permasalahan. cara berpikir yang mampu memecahkan
Bahkan diera kemudahan komunikasi dan persoalan, mengatasi kesulitan, kreatif dan
informasi seperti sekarang. inovatif. Tugas dosen adalah aktif

Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022 99


memberikan stimulus baik dengan aware, Kritis, kreatif dan inovatif, dimana
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan hanya dapat diwujudkan bila setiap individu
yang membangun pemikiran, membuka memiliki kemampan berpikir sampai pada
forum diskusi, menawarkan project yang level HOTS.
inovatif sebagai tugas belajar dan
pengembangan diri mahasiswa, serta 5. KESIMPULAN
mendorong mahasiswa untuk aware
(memiliki kesadaran) dan kritis terhadap Ketika kemajuan teknologi adalah
berbagai permasalahan dilingkungannya. sebuah keniscayaan, maka hendaknya
Maka selanjutnya mahasiswa dan dosen peradaban manusia adalah menuju pada
bersama-sama adalah individu-individu kebaikan dan kesejahteraan. Dimana
yang berwawasan luas, kritis, kreatif dan manusia tidak boleh kehilangan sisi
inovatif. kemanusiaannya. Harus dipertahankan
Cara berpikir manusia yang kritis dan bahwa manusialah yang menguasai
memiliki kesadaran terhadap teknologi bukan sebaliknya manusia
lingkungannya adalah merupakan dikuasai oleh teknologi. Maka pada
perwujudan kearifan pada diri seseorang. perkembangannya manusia harus dapat
Cara berpikir manusia yang kritis, kreatif mempertahankan eksistensi dirinya dengan
dan inovatif harus terus dilatih dan mengembangkan cara-cara berpikir yang
distimulus dengan banyak pengalaman manusiawi, didalam upayanya terus
sehingga dapat terus berkembang dengan mengembangkan peradaban dan teknologi
baik. Maka dibutuhkan metode bagi kemudahan kehidupan manusia.
pembelajaran yang memberikan banyak Proyeksi masyarakat 5.0 tidak akan lepas
kesempatan untuk terus menggali dan dari peran dunia Pendidikan yang mampu
menambah pengalaman, serta berdiskusi mengimplementasikan model dan metode
untuk menambah wawasan dan membuka pembelajaran yang tetap mengedepankan
cara berpikir yang seluas-luasnya. fungsi dan peran penting manusia di alam
Sementara untuk menumbuhkan kesadaran semesta ini. Manusia yang penuh kearifan,
akan lingkungan (awareness) dapat dilatih punya cara berpikir yang problem solving,
dengan terus meng-update berbagai kritis, kreatif dan inovatif.
permasalahan yang berkembang di
masyarakat, memahami dan
mempelajarinya serta berusaha memberikan DAFTAR PUSTAKA
penyelesaian dan memprediksi bagaimana
kedepannya. Ariefa Afianingrum, 2011. Jurnal
Sesuai dengan penggambaran pada Perubahan Sosial dan Pendidikan,
Taksonomi Bloom, kemampuan lulusan FIP.UNY
perguruan tinggi diharapkan tidak berhenti
pada LOTS (Lower Order Thinking Skills), Abbas, Nurhayati. 2000.Pengembangan
mengingat, memahami dan Perangkat Pembelajaran
mengaplikasikan, tetapi harus dapat terus Matematika Berorientasi Model
berkembang mencapai level berikutnya Pembelajaran Berdasarkan
pada tataran HOTS (Higher Order Thinking Masalah (ProblemBased
skills), mampu menganalisis, mengevaluasi, Instruction). Program Studi
menilai dan berkreasi. Dalam Pendidikan Matematika Program
memproyeksikan masyarakat 5.0 sebagai pascasarjana. UNESA
super smart society, dimulai dengan
mendorong masyarakat untuk Andjani, Sri. 2020. Melalui Pendidikan
mengembangkan dan memiliki kemampuan persiapkan diri hadapi society-5-0.
secara digital di berbagai bidang kehidupan https://www.kompasiana.com/ser
sesuai kebutuhan masyarakat industry 4.0, ianjani/5cebf08faa3ccd3c0e630b
namun tetap smart dalam cara berpikir, 44/

100 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022


Ibrahim. 2000. “Pembelajaran Berbasis Sani, Ridwan Abdullah, 2019.
Masalah” Pembelajaran Berbasis HOTS
http:www.wordpress.com. (Tanggerang: Tira Smart).

Martono, Nanang. 2012 Sosiologi Santoso, Kurniawan adi. Pendidikan untuk


Perubahan Sosial. Jakarta:PT Raja menyambut masyarakat 5.0. Senin,
Grafindo Persada 11 Mar 2019 20:09 WIB

Nugroho, R. Arifin. (2018). HOTS (https://www.alinea.id/kolom/pendid


Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi: ikan- untuk-menyambut-masyarakat-
Konsep, Pembelajaran, Penilaian, 5-0-b1XcI9ijL)
dan Soal-Soal. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia
Nurani, dwi. 2021. Menyiapkan Pendidik
Profesional di Era Society 5.0
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/det
ail/

Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022 101

Anda mungkin juga menyukai