Penulisan artikel penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perlunya
pengembangan model dan metode pembelajaran yang berlandaskan HOTS di perguruan tinggi dalam rangka mempersiapkan mahasiswa agar nantinya dapat berkontribusi secara positif pada pengembangan masyarakat 5.0. Metode penelitian adalah deskriptif analitis dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap 30 mahasiswa di dua Perguruan Tinggi di Jakarta. Hasil penelitian menunjukan telah terjadi kontradiksi antara keharusan melaksanakan belajar secara daring yang menuntut keterampilan digital mahasiswa untuk lebih berkembang lagi dengan kebutuhan pengembangan HOTS. Kemampuan digital yang menjadi syarat kualitas manusia pada era industri 4.0 harus tetap dilengkapi dengan kemampuan cara berpikir yang problem solving, kritis, kreatif dan inovatif. Untuk kedepannya bisa memproyeksikan masyarakat 5.0. Kata kunci : Masyarakat 5.0, Model Pembelajaran, HOTS, Proyeksi
ABSTRACT
Writing this research article aims to explain the need to develop
learning models and methods based on HOTS in higher education, in order they can really contribute positively to the development of society 5.0. The research method is descriptive analytical by conducting observations and interviews with 30 students at two universities in Jakarta. The results of the study show that there was a contradiction between the necessity to carry out online learning which requires students' digital skills to be further developed, and the need for HOTS development in the learning process. Digital capabilities that are a requirement for human quality in the industrial era 4.0 must still be equipped with the ability to think, which is problem solving, critical, creatives and innovative. For the future can projection society 5.0.
Keyword : Society 5.0, Learning Model, HOTS, Projection
94 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022
1. PENDAHULUAN kompleks, berpikir kritis, dan kreativitas. Kemampuan mendengarkan secara aktif Belum selesai upaya untuk yang dibutuhkan sampai tahun 2015, mewujudkan industri 4.0 urgensi diprediksi akan menghilang dari sepuluh terbentuknya masyarakat 5.0 menghadang kemampuan tersebut. (Santoso, 2019) didepan mata dan tidak terhindarkan lagi. Merebaknya pandemi di 2019 telah Perkembangan peradaban masyarakat diera mendorong sistem pembelajaran yang harus ke-empat menuntut kesejajaran antara dilaksanakan secara daring untuk semua industri 4.0 dengan masyarakat 5.0 karena tingkatan. Memaksa kita untuk Masyarakat 5.0 adalah suatu konsep mensegerakan digitalisasi dalam proses masyarakat yang berpusat pada manusia pembelajaran. Berbagai permasalahan (human-centered) dan berbasis teknologi timbul dan menjadi urgent untuk segera (technology based), konsep ini lahir sebagai diselesaikan terkait kebutuhan pendidikan pengembangan dari revolusi industri 4.0 masyarakat kita, tidak hanya menyangkut yang dinilai berpotensi mendegradasi peran bagaimana pendidikan dapat dilaksanakan manusia. Melalui Masyarakat 5.0, dengan baik tetapi juga apakah hasil dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) capaiannya sudah sesuai dengan kebutuhan akan mentransformasi big data yang masyarakat industry 4.0, sementara bentuk dikumpulkan melalui internet pada segala masyarakat ideal yang dicitakan pada bidang kehidupan (the Internet of Things) masyarakat 5.0 sudah menjadi tantangan menjadi suatu kearifan baru, yang akan didepan mata. didedikasikan untuk meningkatkan Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk kemampuan manusia membuka peluang- menggambarkan dan menjelaskan model peluang bagi kemanusiaan. Masyarakat 5.0 pembelajaran yang ideal dan tepat untuk merupakan jawaban atas tantangan yang mendapatkan capaian dan hasil pendidikan muncul akibat era Revolusi Industri 4.0 yang diperlukan dalam membangun yang dibarengi disrupsi dengan ditandai masyarakat 5.0, yaitu peradaban dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian, masyarakat teknologi dan informasi yang kompleksitas, dan ambiguitas. Masyarakat mengedepankan aspek kemanusiaan. yang mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan 2. METODOLOGI memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet Penelitian ini merupakan jenis penelitian on Things (internet untuk segala sesuatu), deskriptif analitis. Pengumpulan data Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), sebagai penunjang penulisan artikel ini Big Data (data dalam jumlah besar), dan dilakukan dengan cara observasi dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup wawancara pada 30 mahasiswa selama manusia. perkuliahan di semester Ganjil 2020-2021 Konsep masyarakat 5.0 sebenarnya sudah di dua perguruan tinggi di Jakarta. Untuk bergulir cukup lama. Konsep ini muncul mengetahui berbagai permasalahan belajar dalam “Basic Policy on Economic and secara daring dan mencari tahu apakah FiscalManagement and Reform 2016” yang metode pembelajaran selama belajar secara merupakan bagian inti dari rencana strategis daring bisa memberikan capaian maksimal yang diadopsi Kabinet Jepang, Januari hasil pembelajaran. Analisa data yang 2016. Masyarakat 5.0 akan dilengkapi dengan studi literature serta menyeimbangkan pembangunan ekonomi komparasi dengan pembelajaran luring dan menyelesaikan masalah sosial. Dalam dilakukan untuk dapat menjelaskan forum ekonomi dunia dirumuskan sepuluh bagaimana model pembelajaran yang ideal kemampuan yang harus dimiliki guna dan tepat dalam upaya mengembangkan menghadapi super smart society tersebut. Pendidikan masyarakat 5.0. Tiga kemampuan tertinggi yang dibutuhkan adalah kemampuan memecahkan masalah
Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022 95
3. LANDASAN TEORI Selanjutnya data besar ini dianalisis oleh kecerdasan buatan atau artificial Teori Perubahan Sosial intelligence (AI), dan hasil analisisnya diumpankan kembali ke manusia dalam Samuel Koenig (dalam Ariefa ruang fisik dengan berbagai bentuk, seperti Afianingrum, 2011: 10) menyatakan bahwa Drone delivery, Home-automation/ Smart perubahan sosial adalah terjadinya Home, Smart Farming, Medical Care atau modifikasi-modifikasi pada pola-pola Autonomous Vehicle. Pada babak kehidupan manusia. berikutnya AI telah melebihi kemampuan Perubahan sosial dapat terjadi karena manusia dibanyak hal dan proses ini banyak faktor, salah satunya adalah karena membawa nilai baru bagi industri dan pengaruh budaya masyarakat lain, yang masyarakat dengan cara yang tidak dipercepat karena adanya kontak dengan terbayangkan sebelumnya. (Mayasari- masyarakat lain, perkembangan sistem Timesindonesia, 2019) Pendidikan formal kearah yang lebih baik, Tantangan dunia Pendidikan menjadi serta adanya orientasi masa depan dengan semakin kompleks dalam kontribusinya memperbaiki dan meningkatkan nilai mengembangkan masyarakat 5.0 karena kehidupannya. (Nanang Martono. 2012: 17- kita dihadapkan pada perubahan yang cepat 19) Sementara pada teori perubahan linear dan non-linear. Kemajuan teknologi di era dijelaskan bahwa masyarakat akan revolusi industry 4.0 berdampak pada senantiasa berubah dan berkembang adanya otomatisasi di semua bidang dengan menuju pada satu titik, dimana perubahan lompatan besar pemanfaatan teknologi masyarakat bisa diarahkan dan komunikasi dan informasi. Era VUCA direncanakan. (Etzioni-Halevy dan Etzioni, (volatility, uncertainty, Complexity dan dalam Sunarto, 2000) ambiguity) telah menggeser kemampuan utama yang dibutuhkan individu untuk survive dan berperan serta dalam 4. HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat 5.0, dimana anak-anak masa depan tidak cukup hanya diinput berbagai Inovasi dalam Masyarakat 5.0 adalah ilmu pengetahuan tetapi juga upaya mencapai masyarakat berwawasan pengembangan cara berpikir yang canggih. dimana ke depannya mampu memecah rasa Hasil wawancara menunjukan bahwa stagnasi karena adanya percepatan 80% mahasiswa mengalami kebosanan teknologi dan informasi. Diharapkan dengan pelaksanaan pembelajaran secara masyarakat tetap dapat saling menghormati daring, karena hanya mendengarkan dosen dan menghargai satu sama lain, setiap orang yang berusaha memberi penjelasan dapat memimpin kehidupan yang aktif, berbagai materi dan beban tugas yang kreatif dan menyenangkan. Transformasi menumpuk. Kesempatan berdiskusi sangat teknologi dan nilai ini akan membantu minim baik dengan dosen maupun teman manusia untuk menjalani kehidupan yang sekelas, karena walaupun didukung dengan lebih bermakna ditengah perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang peradaban yang serba cepat dan canggih. cukup canggih namun tetap terdapat berbagai keterbatasan. 35% mahasiswa Bagaimana Masyarakat 5.0 bekerja? mengatakan excited untuk mengikuti Dalam masyarakat informasi masa lalu pembelajaran daring karena sesuatu yang (Society 4.0), orang akan mengakses baru buat mereka, 65% menganggap belajar layanan cloud (database) di dunia maya daring adalah hal yang biasa. Hambatan melalui internet untuk mencari, mengambil, utama dalam pembelajaran daring adalah dan menganalisis informasi serta data. Pada ketersediaan divice (masih cukup banyak proses berikutnya, dalam Masyarakat 5.0, mahasiswa yang tidak memiliki laptop) sejumlah besar informasi dari sensor di belajar daring walaupun bisa diakses ruang fisik terakumulasi di dunia maya. menggunakan HP (selular phone) namun
96 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022
dirasa agak kurang nyaman dan tantangan Revolusi industri 4.0 dan efektifitasnya, saluran internet dan quota Masyarakat 5.0 dalam dunia pendidikan internet (pendapat dari 90% mahasiswa diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau yang diwawancara). Semua mahasiswa lebih dikenal dengan istilah 4C (Creativity, yang diwawancara sepakat lebih menyukai Critical Thingking, Communication, kuliah secara luring karena lebih Collaboration). Yang dapat menjadi memotivasi sementara teknologi indikator keberhasilan Pendidikan adalah komunikasi dan informasi yang sudah kemampuan 6 literasi dasar seperti literasi sedemikian canggih lebih dimanfaatkan data yaitu kemampuan untuk membaca, untuk melengkapi data dan informasi terkait analisis, dan menggunakan informasi (big penerapan ilmu yang didapatkan. data) di dunia digital. Kemudian literasi Kemampuan apakah yang dibutuhkan teknologi, memahami cara kerja mesin, untuk mempersiapkan mahasiswa kita aplikasi teknologi (coding, artificial menjadi manusia-manusia yang dapat intelligence, machine learning, engineering berkontribusi dan berperan aktif dalam principles, biotech). Dan terakhir adalah pengembangan masyarakat 5.0, adalah cara literasi manusia yaitu humanities, berpikir untuk beradaptasi di masa depan, komunikasi, & desain (Dwi Nurani, 2021) yaitu kemampuan berpikir analitis, kritis, Sri Andjani (2020), seorang mahasiswa dan kreatif, yaitu cara berpikir tingkat tinggi dari perguruan tinggi ternama, melalui (HOTS: Higher Order Thinking Skills). tulisannya di Kompasiana sepakat bahwa Berpikir yang bukan biasa-biasa saja, tapi perlu tiga kemampuan utama untuk dapat berpikir secara kompleks, berjenjang, dan berperan aktif dalam masyarakat 5.0 yaitu sistematis. kemampuan dalam memecahkan masalah Dalam proses pembelajaran dimasa yang kompleks, kemampuan untuk bisa pandemi ini telah terjadi kontradiktif antara berpikir secara kritis, dan kemampuan keharusan melaksanakan belajar secara untuk berkreativitas, dan Pendidikan daring yang menuntut keterampilan digital bertanggung jawab untuk memenuhi mahasiswa untuk lebih berkembang lagi kebutuhan ketiga kemampuan ini. Dengan dengan kebutuhan pengembangan HOTS. membekali anak-anak muda kita cara Karena kemampuan HOTS ini lebih dapat berpikir HOTS. Dimana menurutnya untuk dilatih dalam proses pembelajaran di kelas, bisa mengembangkan cara berpikir HOTS yang dapat memberikan ruang kepada ini adalah melalui pengajaran yang mahasiswa untuk menemukan konsep mengenalkan dan memberikan pengalaman pengetahuan berbasis aktivitas didunia dan perasaan secara langsung didunia nyata. nyata dan cenderung dapat mendorong Hasil pengamatan Suryadi (2020), mahasiswa untuk membangun kreativitas melihat bahwa fakta yang diketahui dan berpikir kritis. Dosen bisa menerapkan bersama Institusi Pendidikan yang berbagai model pembelajaran yang sesuai dikategorikan unggulan di Indonesia pun dengan kebutuhan HOTS, seperti discovery belum menerapkan sistem industri 4.0 dan learning, project-based learning, problem- society 5.0 ini. Mulai dari sistem based learning, dan inquiry learning. pendidikannya, cara berinteraksi pendidik Kesemua model ini merupakan model dan yang terdidik, serta pemupukan pembelajaran yang mampu melatih dan paradigma berpikir modern. Perubahan mengembangkan nalar kritis mahasiswa. yang perlu segera untuk dilakukan adalah Untuk menghadapi era society 5.0 pendidik harus meng-upgrade kompetensi dibutuhkan adanya perubahan paradigma pengajaran menuju 4.0, mengembangkan Pendidik, yaitu pergeseran dari peran kemampuan digital mahasiswa dan sebagai learning material provider menuju memanfaatkan potensinya dengan berbagai pada peran sebagai fasilitator, tutor, cara, baik metode, media, dan proses penginspirasi dan pembelajar sejati yang pembelajarannya. Pembelajaran dengan memotivasi untuk mewujudkan ‘merdeka pendekatan HOTS sudah sepatutnya di belajar’. Selanjutnya untuk menjawab
Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022 97
implementasikan dalam pembelajaran mencapai suatu tujuan atau memperoleh Pendidikan 4.0. jawaban solusi yang mungkin untuk suatu HOTS adalah pengembangan dari situasi yang membingungkan sehingga Taksonomi Bloom yaitu sebuah struktur keterampilan berpikir tingkat tinggi hierarki yang mengidentifikasi (HOTS) adalah mencakup berpikir kritis, keterampilan dari tingkat paling rendah ke berpikir kreatif, problem solving, dan tingkat paling tinggi. Diambil dari nama membuat keputusan. seorang peneliti yaitu Benjamin Samuel HOTS dalam pembelajaran bukan Bloom. berperan sebagai sebuah metode pembelajaran melainkan lebih sebagai landasan untuk menentukan metode dan model pembelajaran yang sesuai dan tepat HOTS sehingga menghasilkan capaian pembelajaran berupa kemampuan yang tidak hanya memahami tetapi juga menganalisis, mengevaluasi, menilai serta LOTS SsS kreatif-inovatif membantu memecahkan berbagai persoalan masyarakat. Model pembelajaran seperti Inquiry Learning, discovery learning, project-based learning, problem-based learning, adalah model- model pembelajaran yang akan membuat Gambar 1. Struktur Tingkatan mahasiswa terbiasa dengan HOTS. Taksonomi Bloom Model pembelajaran inquiry learning adalah model pembelajaran yang Sesuai standar internasional yang memfasilitasi mahasiswa untuk ditetapkan oleh OECD, TIMMS dan PISA, mengajukan pertanyaan, melakukan HOTS didefinisikan sebagai kemampuan penyelidikan atau pencarian, eksperimen untuk menerapakan pengetahuan, hingga penelitian secara mandiri untuk keterampilan dan nilai dalam membuat mendapatkan pengetahuan yang mereka penalaran dan refleksi dalam memecahkan butuhkan. Yang menarik dalam suatu masalah, mengambil keputusan, dan pembelajaran model ini adalah bila mampu menciptakan sesuatu yang bersifat mahasiswa tidak berminat untuk bertanya inovatif. (Arifin Nugroho, 2018: 16-17) maka dosen bisa melempar pertanyaan Istilah HOTS sendiri pertama kali ditengah penjelasan yang diberikan diperkenalkan oleh Brookhart yang sehingga memancing perdebatan dan mendefinisikan HOTS sebagai model serta mendorong mahasiswa untuk mengeksplore metode untuk mentrasfer pengetahuan, lebih jauh lagi tentang sebuah berpikir kritis, dan memecahkan masalah. permasalahan. HOTS bukan sekedar model soal, tetapi Model pembelajaran discovery learning juga mencakup model pembelajaran. HOTS adalah model pembelajaran dengan adalah tujuan akhir yang dicapai melalui melakukan obervasi, klasifikasi, pendekatan, proses dan metode pengukuran, prediksi, penentuan, dan pembelajaran. (Fuaddilah Ali sofyan, 2019: inferensi, sebagai cognitive process untuk 3) Selanjutnya Lewis dan Smith (dalam sampai kepada discovery itu sendiri yaitu Ridwan Abdullah Sani, 2019: 2) the mental process of assimilating concepts menjelaskan bahwa berpikir tingkat tinggi and principles in the mind. Dengan akan terjadi jika seseorang memiliki memberikan stimulus dalam bentuk informasi yang disimpan dalam ingatan dan pertanyaan yang harus dijawab dengan memperoleh informasi baru, kemudian penjelasan yang comprehensive atau menghubungkan dan menyusun serta memberikan tugas untuk mengumpulkan mengembangkan informasi tersebut untuk data dan menganalisanya.
98 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022
Model pembelajaran problem-based Persoalan lainnya adalah, bahkan sampai learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis mereka ditetapkan sebagai sarjana mereka Masalah (PBM) meliputi pengajuan tetap belum mengetahui apa yang menjadi pertanyaan atau masalah, memusatkan pada pashion, minat dan tujuan hidupnya keterkaitan antar disiplin, penyelidikan kedepan. Menyedihkan, sehingga akhirnya autentik, kerjasama dan menghasilkan mereka hanya dapat mencoba melamar karya serta peragaan. Untuk pekerjaan secara serabutan, trial and eror, mengembangkan keterampilan berpikir dan gambling, untung-untungan, berharap ada pemecahan masalah. (Ibrahim, 2002: 5) yang mau memperkerjakan mereka apapun Dengan pendekatan pembelajaran pada jenis pekerjaannya. Dunia kerja masih sulit masalah autentik sehingga mahasiswa dapat untuk mengidentifikasi individu yang menyusun pengetahuannya sendiri, benar-benar punya minat dan bakat yang menumbuh kembangkan keterampilan yang mencerminkan kemampuan seseorang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan sesuai nilai kesarjanaannya. mahasiswa dan meningkatkan kepercayaan Yang perlu segera disadari kemudian diri sendiri (menurut Arends dalam Abbas, adalah dalam proses pembelajaran tidak 2000:13). cukup hanya menjejalkan buku dan teori Model pembelajaran project-based kepada mahasiswa namun yang terpenting learning adalah salah satu model adalah memberi kesempatan kepada pembelajaran student centered yang mahasiswa untuk merasakan dan menyerap menggunakan proyek atau kegiatan nyata banyak pengalaman sesuai bidang ilmu sebagai inti pembelajaran. Dalam yang dipelajari. Sehingga mereka dapat pembelajaran project-based learning berhasil menjadi lulusan yang kompeten, mahasiswa akan melakukan eksplorasi, lengkap memiliki hard skills dan soft skills penilaian, interpretasi, sintetis, dan sesuai yang dibutuhkan. pengolahan informasi lainnya untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar yang sangat dekat dengan pekerjaan nyata di HOTS lapangan. Persoalan yang sungguh mengkhawatirkan dan memprihatinkan saat Model Model Model problem- ini adalah minimnya kemampuan inquiry & based project- discovery based learning mahasiswa dalam mengenali problem- learning learning problem sosial yang ada disekitarnya. Ini terbukti ketika mereka masuk pada tugas akhir menyusun skripsi, mereka akan Metode pembelajaran yang kebingungan menentukan masalah dan memberikan stimulus untuk melatih cara materi penelitiannya, alih-alih mencari tahu berpikir dan problem solving berbagai perkembangan disekitarnya mereka memilih untuk mempelajari skripsi Gambar 2. Model Pembelajaran Berbasis seniornya di perpustakaan dan hasilnya HOTS sudah bisa ditebak, permasalahan yang tidak lagi up to date. Hal ini terjadi karena Mengacu pada model pembelajaran mereka tidak terbiasa diajak berdiskusi berbasis HOTS, dalam penerapannya tentang berbagai permasalahan yang sedang HOTS tidak hanya sebagai landasan dalam menjadi fenomena dan harus dihadapi menentukan metode pembelajaran bersama. Tidak diberikan latihan untuk melainkan juga menjadi tujuan dan mengidentifikasi persoalan masyarakat indikator keberhasilan pembelajaran, yaitu sesuai bidangnya, kurang meng-update mahasiswa yang terlatih mengembangkan perkembangan berbagai permasalahan. cara berpikir yang mampu memecahkan Bahkan diera kemudahan komunikasi dan persoalan, mengatasi kesulitan, kreatif dan informasi seperti sekarang. inovatif. Tugas dosen adalah aktif
Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022 99
memberikan stimulus baik dengan aware, Kritis, kreatif dan inovatif, dimana mengembangkan pertanyaan-pertanyaan hanya dapat diwujudkan bila setiap individu yang membangun pemikiran, membuka memiliki kemampan berpikir sampai pada forum diskusi, menawarkan project yang level HOTS. inovatif sebagai tugas belajar dan pengembangan diri mahasiswa, serta 5. KESIMPULAN mendorong mahasiswa untuk aware (memiliki kesadaran) dan kritis terhadap Ketika kemajuan teknologi adalah berbagai permasalahan dilingkungannya. sebuah keniscayaan, maka hendaknya Maka selanjutnya mahasiswa dan dosen peradaban manusia adalah menuju pada bersama-sama adalah individu-individu kebaikan dan kesejahteraan. Dimana yang berwawasan luas, kritis, kreatif dan manusia tidak boleh kehilangan sisi inovatif. kemanusiaannya. Harus dipertahankan Cara berpikir manusia yang kritis dan bahwa manusialah yang menguasai memiliki kesadaran terhadap teknologi bukan sebaliknya manusia lingkungannya adalah merupakan dikuasai oleh teknologi. Maka pada perwujudan kearifan pada diri seseorang. perkembangannya manusia harus dapat Cara berpikir manusia yang kritis, kreatif mempertahankan eksistensi dirinya dengan dan inovatif harus terus dilatih dan mengembangkan cara-cara berpikir yang distimulus dengan banyak pengalaman manusiawi, didalam upayanya terus sehingga dapat terus berkembang dengan mengembangkan peradaban dan teknologi baik. Maka dibutuhkan metode bagi kemudahan kehidupan manusia. pembelajaran yang memberikan banyak Proyeksi masyarakat 5.0 tidak akan lepas kesempatan untuk terus menggali dan dari peran dunia Pendidikan yang mampu menambah pengalaman, serta berdiskusi mengimplementasikan model dan metode untuk menambah wawasan dan membuka pembelajaran yang tetap mengedepankan cara berpikir yang seluas-luasnya. fungsi dan peran penting manusia di alam Sementara untuk menumbuhkan kesadaran semesta ini. Manusia yang penuh kearifan, akan lingkungan (awareness) dapat dilatih punya cara berpikir yang problem solving, dengan terus meng-update berbagai kritis, kreatif dan inovatif. permasalahan yang berkembang di masyarakat, memahami dan mempelajarinya serta berusaha memberikan DAFTAR PUSTAKA penyelesaian dan memprediksi bagaimana kedepannya. Ariefa Afianingrum, 2011. Jurnal Sesuai dengan penggambaran pada Perubahan Sosial dan Pendidikan, Taksonomi Bloom, kemampuan lulusan FIP.UNY perguruan tinggi diharapkan tidak berhenti pada LOTS (Lower Order Thinking Skills), Abbas, Nurhayati. 2000.Pengembangan mengingat, memahami dan Perangkat Pembelajaran mengaplikasikan, tetapi harus dapat terus Matematika Berorientasi Model berkembang mencapai level berikutnya Pembelajaran Berdasarkan pada tataran HOTS (Higher Order Thinking Masalah (ProblemBased skills), mampu menganalisis, mengevaluasi, Instruction). Program Studi menilai dan berkreasi. Dalam Pendidikan Matematika Program memproyeksikan masyarakat 5.0 sebagai pascasarjana. UNESA super smart society, dimulai dengan mendorong masyarakat untuk Andjani, Sri. 2020. Melalui Pendidikan mengembangkan dan memiliki kemampuan persiapkan diri hadapi society-5-0. secara digital di berbagai bidang kehidupan https://www.kompasiana.com/ser sesuai kebutuhan masyarakat industry 4.0, ianjani/5cebf08faa3ccd3c0e630b namun tetap smart dalam cara berpikir, 44/
100 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022
Ibrahim. 2000. “Pembelajaran Berbasis Sani, Ridwan Abdullah, 2019. Masalah” Pembelajaran Berbasis HOTS http:www.wordpress.com. (Tanggerang: Tira Smart).
Martono, Nanang. 2012 Sosiologi Santoso, Kurniawan adi. Pendidikan untuk
Perubahan Sosial. Jakarta:PT Raja menyambut masyarakat 5.0. Senin, Grafindo Persada 11 Mar 2019 20:09 WIB
Nugroho, R. Arifin. (2018). HOTS (https://www.alinea.id/kolom/pendid
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi: ikan- untuk-menyambut-masyarakat- Konsep, Pembelajaran, Penilaian, 5-0-b1XcI9ijL) dan Soal-Soal. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Nurani, dwi. 2021. Menyiapkan Pendidik Profesional di Era Society 5.0 https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/det ail/
Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 1 Maret 2022 101